Istri Simpanan Sang Idola

Istri Simpanan Sang Idola

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-22
Oleh:  Ingflora  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
65Bab
633Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Takdir mempertemukan mereka dengan cara yang tidak sempurna. Walau telah jadi artis idola, Erick Hayes atau dikenal sebagai Erick Ardian tidak begitu saja puas dengan hidupnya. Ketika sang pacar, Tarra Lalita, Go Internasional, ia juga ingin mengganti image-nya yang seorang playboy dan artis film dewasa menjadi artis film religi. Namun sejak itulah masalah dimulai. Erick dipertemukan dengan seorang author online berjilbab bernama pena Dara Jamila. Namun wanita itu menolak tokoh utama novelnya diperankan oleh Erick. Pertemuan demi pertemuan membuat keduanya saling benci, tapi sebuah kecelakaan membuat Erick harus bertanggung jawab menikahi Dara yang bernama asli Kaemila Andjani karena lumpuh dan hilang ingatan. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Mampukah Kae sembuh, dan maukah ia menerima Erick sebagai suaminya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Awal Yang Salah

Dalam gegas Erick melewati jalan sempit yang dipenuhi penumpang di kanan kiri hingga ia sampai ke tujuan. Namun, alangkah terkejutnya ia, seorang wanita berjilbab tengah duduk di kursi yang seharusnya jadi miliknya. Erick bertelak pinggang. "Hei, Mbak atau Ibu-Saya tidak tahu ya, tapi kenapa duduk di kursiku?!" tanyanya dengan suara tajam. Wanita bertubuh sedikit gemuk itu menoleh. Walaupun pipinya sedikit tembam, wajahnya terlihat manis dengan kulit putih bersih. Ia merengut walau sempat kaget dengan siapa ia bicara. Tentu saja. Siapa yang tak kenal Erick Adrian, seorang aktor indo yang tengah naik daun. Wajahnya yang bak patung Yunani dengan iris mata sedikit kebiruan, tengah berdiri di hadapan. Melihat dibentak seperti itu, sang wanita sebal bukan main. Untung, seorang Pramugari buru-buru datang menengahi. Ia menarik wanita itu agar berdiri dan meminta maaf pada Erick. "Eh, maaf, Mas. Pesawat Mbak ini delayed karena rusak, sehingga ia terpaksa ditransfer ke sini. Karena kelas ya

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
65 Bab

1. Awal Yang Salah

Dalam gegas Erick melewati jalan sempit yang dipenuhi penumpang di kanan kiri hingga ia sampai ke tujuan. Namun, alangkah terkejutnya ia, seorang wanita berjilbab tengah duduk di kursi yang seharusnya jadi miliknya. Erick bertelak pinggang. "Hei, Mbak atau Ibu-Saya tidak tahu ya, tapi kenapa duduk di kursiku?!" tanyanya dengan suara tajam. Wanita bertubuh sedikit gemuk itu menoleh. Walaupun pipinya sedikit tembam, wajahnya terlihat manis dengan kulit putih bersih. Ia merengut walau sempat kaget dengan siapa ia bicara. Tentu saja. Siapa yang tak kenal Erick Adrian, seorang aktor indo yang tengah naik daun. Wajahnya yang bak patung Yunani dengan iris mata sedikit kebiruan, tengah berdiri di hadapan. Melihat dibentak seperti itu, sang wanita sebal bukan main. Untung, seorang Pramugari buru-buru datang menengahi. Ia menarik wanita itu agar berdiri dan meminta maaf pada Erick. "Eh, maaf, Mas. Pesawat Mbak ini delayed karena rusak, sehingga ia terpaksa ditransfer ke sini. Karena kelas ya
Baca selengkapnya

2. Profesional

Wanita berjilbab itu kini memutar tubuhnya menghadap sang pria bule dengan wajah dingin. "Sehebat-hebatnya kamu, orang hanya ingin melihat kamu di atas ranjang," ucapnya ketus. "Hei, jaga mulutmu, ya! Itu hanya peran, bukan sungguhan!" "Bukan sungguhan? Oya? Apa kamu tidak bersentuhan? Melihat tubuhnya? Tidak merasakan hal yang aneh ketika berada dalam satu ranjang?" Dara bertubi-tubi menjejalinya dengan pertanyaan yang menyindir dan pedas. Sempat terdiam sambil menelan ludah karena kalimat wanita ini seperti menelan jangi dirinya, Erick geram. "Ini hanya pekerjaan. Aku berusaha profesional!" tangkisnya lugas. "Mmh! Profesional?" Ejek sang wanita, melipat tangan di dada. "Jadi kalau kamu diminta untuk disorot tanpa pakaian, apa kamu akan melakukannya? Bagaimana bisa ada orang pintar membodohimu dengan kalimat 'profesional', dan dengan uang yang banyak sehingga kamu tunduk padanya?""Ini bukan masalah uang. Ini semata-mata pekerjaan," elak Erick lirih. Seketika, ia lelah menerangk
Baca selengkapnya

3. Kecelakaan

Sebuah mobil yang berlari kencang, berhenti mendadak, tapi bukan berarti bisa menghindari tabrakan. Tubuh sang wanita sempat terpelanting ke kaca depan mobil sebelum akhirnya menggelinding jatuh ke trotoar. Sopir ojol yang melihat kejadian itu, kaget. Ia kabur bersama motornya demi menghindari masalah. Pengendara mobil tentu saja syok. Ia tak lain adalah Erick. Sempat bingung harus berbuat apa, akhirnya ia mencoba turun. 'A-aku menabrak orang? Jelas-jelas aku lihat orang itu mental ke kaca mobilku, tapi apa dia baik-baik saja?' Perlahan Erick bergerak ke depan. Ia sedikit gemetar karena ia belum pernah menabrak orang sebelumnya dan ia khawatir akan keadaannya. Sesosok tubuh tergeletak tepat di depan mobil. Tubuh itu tertelungkup, tapi ia yakin itu perempuan karena memakai jilbab. Yang anehnya, ia melihat orang itu punya pakaian yang sama dengan seseorang yang ditemuinya hari ini. Benarkah? Eh .... Masih dalam kebingungan, ia berjongkok. Tubuh itu belum bergerak. Hari sudah mulai g
Baca selengkapnya

4. Akting

"Me-nikah?" Kae membulatkan matanya yang sayu. Erick memulai aktingnya, memasang wajah sedih dan mulai membuat kedua netranya berkaca-kaca. "Maafkan aku, Kae. Aku yang membuatmu begini. Saat kau ngambek, kau berlari keluar dari mobil dan tidak melihat ada mobil yang sedang melaju kencang. Kau tertabrak mobil itu. Dibanding mengejar mobil itu, aku lebih memilih membawamu ke rumah sakit, Kae. Maafkan aku." Pria bule itu menundukkan kepala agar terlihat penuh penyesalan. Wanita itu melongo mendengar pengakuan Erick. Semua makin terlihat membingungkan. Ia tidak tahu harus bagaimana menanggapi ini semua. Pria itu sendiri, sedang memikirkan strategi berikutnya. Ia melakukan dengan mulus di hadapan dokter dan suster yang kebetulan ada di sana. Keduanya terharu melihat kesungguhan dan tanggung jawab yang coba Erick emban. Sang pria mengeratkan genggaman, dan kembali menatap ke arah kedua netra Kae dengan sendu. "Kau bilang kau tak mau pacaran, kau ingin menikah saja, tapi waktu itu aku ta
Baca selengkapnya

5. Sholat

"Kamu laki-laki, Bang. Kepala keluarga. Kamu harusnya menuntun istrinya ke jalan yang benar. Kalau aku masuk neraka, Abang yang diminta pertanggungjawabannya lho!""Lho, kok aku? Sendiri-sendirilah!" Pria itu terbangun karena kesal. "Aku istri Abang!""Apa hubungannya?" Mulut pria bule itu merengut. "Di dalam agama islam, dosa istri, suami yang tanggung," ucap Kae tegas. "Enak aja ....""Ini bener, Bang!"Erick menatap istrinya yang berada di sampingnya. Kantuknya tiba-tiba hilang karena dongkol, tapi mendengar kata-kata Kae membuatnya tertegun sesaat. "Ck!" Ia mengusap kasar wajahnya. "Iya ...." Jawabnya dengan malas. Pria itu kemudian mengangkat sedikit punggung sang istri karena ingin menarik tangannya tapi kemudian .... "Ah!""Kenapa, Bang?" Kae memperhatikan lengan Erick yang terlihat kaku sebelah dan mata suaminya itu terpejam menahan sakit. "Tanganku kram!"Sang istri meraih lengan pria itu dan memijitnya pelan. "Kram ya."Netra Erick sedikit terbuka walaupun ia masih memame
Baca selengkapnya

6. Mandi

Otak pria bule itu berpikir cepat. Apakah ia harus berterus terang atau berbohong? Ia kemudian memulainya dengar suara yang dipelankan. "Sangkal saja. Aku di sini sibuk dengan pekerjaan baruku. Tolong tangani ya?""Oh, begitu. Ok. Baiklah."Setelah mematikan ponselnya ia kembali masuk ke dalam kamar. Erick kini sudah berada di rumah dan Kae berada di kamarnya. Diperhatikannya sang istri begitu senang dengan barang-barang yang dibawa Nina dan Bona. Nina memperlihatkan barang-barang yang dibawa, sedang Bona yang merapikan pakaian di dalam lemari. "Bang, ini mukenanya bagus banget. Bahannya lembut." Kae menyentuh bahan mukena dan mengusapkannya ke wajah. Senyumnya terukir seiring ia merasakan kelembutan bahan mukena itu di pipinya. "Oh, syukurlah kalau kau suka," sahut Erick senang. "Barang-barang lainnya akan datang lewat pengiriman," imbuh Nina dari samping. "Ada lagi?" tanya sang pria yang meletakkan kedua tangan di saku celananya sambil sedikit membungkuk, membuat Nina seketika s
Baca selengkapnya

7. Di Rumah

Membantunya mandi saja, Kae sudah berdecak kagum dengan garis-garis di tubuh sang suami, apalagi berganti pakaian. Pria itu seperti tidak ingat ada seseorang wanita yang wajahnya merah padam melihat seluruh lekuk tubuhnya. "Kae, aku mau pergi kerja dulu ya?""Ke mana, Bang?""Pabrik.""Abang kerja di pabrik?""Mau lihat pekerja dulu.""Oh." Namun kemudian. "Abang mandor?"Pria itu tersenyum lebar dan mendatangi Kae di ranjang, membuat wanita itu sedikit berdebar karena terkejut. Kancing baju yang belum dipasang seluruhnya membuat Kae bisa melihat lagi garis bahu pria itu yang atletis. Apalagi bau aroma parfum maskulin yang menyeruak lembut. Pria itu baru saja memakainya sebelum mengenakan kemeja. "Bukan. Abang pemiliknya." Setelah itu ia mengancingkan baju kemejanya. "Oh ...." Kae mencoba membantu. Ia meraih kancing berikutnya sehingga sang pria hanya diam dan membiarkan Kae menyelesaikan sisanya. Erick begitu senang sang istri merapikan bajunya. Diperhatikannya gerakan mata Kae yan
Baca selengkapnya

8. Mimpi

Kae begitu senang melihat berbagai macam pedagang tersebar di pinggir jalan. Bahkan ia memperhatikan salah satu toko yang menarik perhatiannya. "Bang, kita ke sana ya?""Apa? Toko itu?" Erick melihat ke arah mana telunjuk istrinya diarahkan. "Iya."Pria bule itu mendorong kursi roda Kae menyebrangi jalan sambil memperhatikan kendaraan yang lewat dan melihat kiri kanan, sebab kendaraan sedang banyak. Kemudian mereka masuk ke toko tersebut. Saat itu sedang tidak banyak pengunjung, tapi tetap saja kedatangan mereka menjadi perhatian karena Erick yang bule dan juga ... tentu saja, artis. Beberapa pengunjung berbisik-bisik. 'Ah, aku lupa bawa kacamata hitamku,' gumam pria itu. Ia berusaha tak peduli dan mendorong kursi roda sesuai keinginan sang istri. "Bang, mau lihat yang itu," tunjuk Kae. Keduanya mendatangi sebuah rak kue dan roti. Kae sedikit curiga melihat banyak orang di sekeliling berbisik dan menatap ke arahnya. 'Kenapa mereka menatap ke arahku? Apa karena aku naik kursi roda?
Baca selengkapnya

9. Kebun Teh

Semua karyawan di lantai itu melihat Erick mendorong kursi roda menuju lift. Baru kali itu mereka melihat pemilik perusahaan yang baru, membawa istrinya. Tadinya mereka tidak percaya bule itu punya istri karena mereka tahu pria itu memang masih lajang, tapi mendengar kemarin pemilik menyatakan dirinya sudah menikah, mereka heran. Sebab sehari-hari Erick tidak pernah terlihat berhubungan dengan wanita mana pun. Bahkan sejak dulu. Ya, perusahaan itu adalah milik ayah Erick. Sejak ayahnya pindah ke Amerika ikut kakak laki-lakinya yang sudah menikah, sang ayah memberikan perusahaan itu pada Erick. Hanya saja, pria itu tak pernah mengurusnya. Untung perusahaan berjalan dengan sistem yang bagus, sehingga tanpa ada pemiliknya pun perusahaan tetap berjalan. Semua karyawan menatap ke arah Kae yang bercadar. Berbagai dugaan muncul karena Erick yang terkenal ramah tapi berkepribadian tertutup, disukai banyak wanita. Namun sulit bagi mereka untuk mendekati Erick karena sikap misteriusnya ini. K
Baca selengkapnya

10. Terapi

Para pemetik teh terkejut mendengarnya. Terutama gadis itu. Ia telah sempat memarahi Kae hingga wajahnya tegang. Sang gadis tak menyangka, wanita yang berada di dalam saung itu adalah istri pemilik kebun teh tempat ibunya bekerja. Ketika Erick hendak membuka pintu mobil, gadis berkepang dua itu buru-buru meletakkan bawaannya di saung dan mengejar pria itu. Gadis itu membantu Erick membuka pintu. "Terima kasih." Sang pria mendudukkan istrinya ke dalam mobil dan menutup pintu. Beberapa pemetik teh mendekat. Mereka melihat iba pada Erick dan Kae. Mereka tidak tahu bos mereka punya istri lumpuh. "Sakit apa, Pak?""Apa kecelakaan?""Eh ...." Erick tersenyum. "Do'akan saja biar cepat sembuh, ya?" Kemudian ia naik ke mobil. Satu-satu orang mulai berdatangan keluarga yang membawa makanan untuk pekerja teh, tapi para pemetik teh pandangannya hanya tertuju pada mobil Erick. Mereka mengiringi mobil hingga bergerak menjauh. Mereka juga melambaikan tangan. "Cepat sembuh ya, Bu!""Semoga cepa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status