Laura Arsyilla terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak dicintai nya karena suatu paksaan dari keluarga. Sehingga pernikahan tersebut membuat kehidupan Laura berubah drastis. Akankah pernikahan tanpa cinta itu akan bertahan? Sedangkan Laura mempunyai seorang lelaki yang akan menikahinya setelah kembali dari perantauan.
View MoreBab: 45 Pagi harinya sebelum berangkat ke kantor, Alvaro mengecek kondisi sang istri terlebih dahulu dan memastikan jika keadaan Laura sudah mulai membaik, Alvaro ingin mengambil cuti lagi, namun kali ini ada rapat dadakan yang harus dihadiri oleh dirinya. "Mas," panggil Laura yang terbangun setelah merasakan sentuhan hangat dari tangan suaminya itu. "Iya sayang, kamu sudah baikan?" tanya Alvaro. Laura tersenyum, "Sudah mas, aku sudah merasakan lebih baik dari pada sebelumnya, terimakasih ya mas, karena sudah berada di sisiku di saat aku membutuhkan sandaran." "Kamu tidak perlu berterimakasih, sudah tugas dan kewajibanku sebagai seorang suami untuk mendampingi mu," Kata Alvaro sambil mengusap lembut kepala Laura. Tangan Laura terulur begitu saja untuk memperbaiki dasi sang suami, "Aku sudah tidak apa-apa mas, semangat ya kerjanya." "Maaf, untuk hari ini mas harus ke kantor karena ada rapat dadakan, kamu mas tinggali dirumah sama mama gapapa kan?" tanya Alvaro. "Ga
Bab: 44 Setibanya di rumah sakit, Laura langsung ditangani oleh dokter dan mulai memeriksa kondisi Laura. "Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Alvaro dengan khawatir." "Istri anda baik-baik saja pak, ibu Laura hanya pingsan karena merasa kelelahan, selain itu ibu Laura juga merasa stres belakangan ini." "Untuk ibu hamil hindari stres dan jaga pola makan teratur, jangan terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan," ujar sang dokter. "Baik dok, apakah istri saya sudah diperbolehkan untuk pulang?" "Silahkan pak, istri bapak sudah diperbolehkan untuk pulang." "Alhamdulillah." Jordan menghela nafas lega mendengar jika adiknya baik-baik saja. Alvaro dan Jordan segera masuk keruang rawat Laura. "Sayang," panggil Alvaro. Laura dengan tatapan yang lemah menatap suaminya dan juga sang Abang, wajahnya tampak pucat dan ia merasa sedang tidak memiliki tenaga. "M-mas," lirih Laura. Alvaro menggenggam tangan istrinya, "Semua baik-baik saja, kamu yang tenang ya sayang.
Bab: 43 "Baik pak, laporan sudah kami terima dan segera kami proses secepatnya." "Baik pak, segera ditindak lanjuti proses penangkapan ibu Sintiya," kata Alvaro mantap. Setelah melaporkan dan menyerahkan bukti tentang kejahatan Sintiya, Alvaro segera meninggalkan tempat tersebut. "Gimana mas? sudah dilaporkan?" tanya Laura yang menunggu suaminya di dalam mobil, Laura sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan setelah melihat kondisi ibu kandungnya, ia masih merasa shock. "Sudah, kamu tenang ya sayang. Kita akan kerumah mama tiri kamu,untuk memberi sedikit kejutan untuknya." Laura mengangguk setuju, "Baik mas, kita akan kesana. Bang Jordan juga akan menyusul." Alvaro kembali menyetir mobilnya, kali ini tujuannya ke rumah Sintiya, di sepanjang perjalanan Laura terus saja termenung, tidak ada satu patah katapun yang keluar dari bibirnya. Sesekali Alvaro melirik sekilas pada istrinya, ia tahu betul suasana hati sang istri sedang tidak baik-baik saja saat ini. Alvaro me
Bab: 42 Keesokan harinya, Laura tampak terburu-buru, begitu pula dengan Alvaro, mereka akan pergi kerumah sakit jiwa, Laura tampak tidak sabaran ingin bertemu dengan sang ibu, sedangkan di depan rumah, Jordan sudah menunggu kedatangan mereka berdua. "Sayang, hati-hati jalannya, jangan lari-lari," Tegur Alvaro. "Mas, aku udah gak sabaran pengen ketemu mama, kata mas Raka mama dalam keadaan tidak baik-baik saja." "Tenang ya sayang, kita akan segera kesana, jangan terlalu stres karena itu tidak baik bagi kandungan kamu." "Iya, Mas," jawab Laura. Alvaro dan Laura segera pergi dengan satu mobil yang sama, sedangkan Jordan mengikuti mobil Alvaro dari belakang, Tidak dapat di pungkiri jika Jordan sangat emosional setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, bahwa dalang dibalik semua ini adalah mama Sintiya, sosok wanita yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri selama ini, orang yang disayanginya, meskipun mereka tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Sintiya, namun Sint
Bab: 41 Laura menatap kepergian Raka dengan perasaan merasa bersalah, sedih sekaligus merasa terharu atas pengorbanan Raka. Sebelum Raka benar-benar pergi dari rumahnya, Raka menatap lama Laura dengan lengkungan senyum di bibirnya yang sempat ia paksakan bersamaan dengan air mata yang jatuh, Laura membalas senyumannya dengan lambaian tangan, sebelum Raka benar-benar pergi. Perlahan mobil Raka mulai menghilang dari pandangan Laura. Setelah kepergian Raka, Laura tampak termenung dengan tatapan yang kosong. Namun tiba-tiba saja Alvaro muncul dan merangkul pundak istrinya dan membawanya kedalam dekapan. "Kamu sedih kehilangannya hm? kamu masih mencintainya?" tanya Alvaro dengan penuh kelembutan namun ia merasakan kecemburuan melihat Laura dan Raka berbicara, terlebih Laura menangisi kepergian Raka. "Mas, kamu cemburu ya?" tanya Laura mendongak menatap wajah suaminya itu. "Bohong jika aku berkata tidak cemburu." Laura tersenyum tenang, "Mas.. cemburu boleh, karena dengan kam
Bab: 40 "Ounch.." Laura meringis dan tampak kesusahan berjalan, Alvaro langsung saja menggendong sang istri, ia tidak akan pernah membiarkan Laura berjalan untuk hari ini. Ia bertekad akan memanjakan sang istri. "Mas, ini semua gara-gara —" perkataan Laura terpotong. "Iya sayang, gara-gara aku kan? aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku ini. Aku tidak akan membiarkan kamu berjalan, biar aku saja yang menggendongmu kemana pun kamu pergi," kata Alvaro yang membuat Laura tersipu malu. Tok tok tok "Siapa?" tanya Alvaro dengan suara tegas. "Ini Kiki pak bos, di ruang tamu ada nyonya." "Baiklah, aku akan segera kesana." "Baik, pak bos." "Tuh kan mas, mama kesini, aku ke susahan jalannya," kata Laura yang tampak merengek. "Seperti janji ku kepadamu, kamu ikut temui mama? atau biar aku aja yang turun sendirian?" tanya Alvaro. "Tentu saja aku ingin menemui mama, Mas." "Baiklah, seperti janjiku kepadamu." Alvaro langsung menggendong Laura dan membawanya turun m
Bab: 39 "Mas..." panggil Laura yang kemudian menyusul sang suami. "Iya sayang," jawab Alvaro dengan lembutnya sambil menatap wajah sang istrinya yang begitu cantik. "eum... gimana menurut kamu tentang Bella? apakah kamu tidak nyaman dengan keberadaannya disini?" tanya Laura dengan penuh hati-hati. Alvaro yang berbaring akhirnya duduk menepi di pinggir kasur, lalu menepuk-nepuk pinggir kasur, berharap Laura juga ikutan duduk di sampingnya. Laura yang paham apa yang dimaksud Alvaro langsung tersenyum, lalu segera duduk di samping sang suami. Melihat Laura yang paham, Alvaro tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri dengan kepalanya ia sandarkan di pundak Laura. Satu tangannya, kemudian berpindah ke pinggang Ramping Laura, ia mengelus rambut halus sang istri dengan penuh kelembutan. "Aku tidak nyaman dengan sikap Bella sayang, tidak nyaman bukan berarti aku suka, namun perasaan ini untuknya sudah tidak ada lagi yang tersisa meskipun hanya s
Bab: 38 Sesampainya di rumah, Laura langsung mencari tahu, siapa orang yang menerornya, Laura segera mengecek cctv rumah, sementara Jordan sudah pulang sejak tadi. Laura mulai mengotak Atik laptopnya, ia mulai melihat kejadian tersebut. Namun hanya terlihat benda yang dilemparkan, sedangkan orangnya tidak terlihat, orang tersebut memakai pakaian serba hitam dan menutup kepalanya dengan Hoodie hitam. Laura menjedanya, lantas memperhatikan postur badan orang tersebut. "Postur tubuhnya seperti tidak asing, sepertinya dia seorang pria," gumam Laura pelan. "Dan kenapa seakan orang itu ingin aku mengetahui tentang kematian ibu ku, ada apa sebenarnya? apakah ia mengetahui sesuatu tentang ibuku? lalu siapa dia?" batin Laura bertanya-tanya sambil memikirkan dibalik tujuan sosok serba hitam itu. "Ada yang tidak beres, aku harus memberi tahunya kepada bang Jordan." Laura segera meraih ponselnya dan memberitahukan apa yang sedang ia lihat sekarang kepada Jordan. ** Sementara it
Bab: 37 Setelah keberangkatan Alvaro, Laura langsung bergegas menuju ke kamar mandi, ia akan membersihkan dirinya di pagi hari agar dapat merilekskan tubuhnya yang sempat kaku. Tanpa berlama-lama di kamar mandi, Laura segera saja keluar dan memakaikan pakaiannya, Tiba-tiba saja terdengar bunyi suara pecahan kaca yang membuat Laura terlonjak kaget. Prang! "Astaghfirullah." kaget Laura yang baru saja selesai menyisir rambutnya. Mendengar seperti bunyi pecahan kaca yang berserakan dan terdengar berasal dari balkon kamarnya, segera saja Laura memakai hijabnya dan langsung mencari sumber suara tersebut. Laura sedikit kaget melihat belingan kaca yang berserakan. "Siapa yang melakukan ini?" gumam Laura. Laura berjalan hati-hati dan mencoba mengutip kaca yang berserakan, tiba-tiba saja ia menemukan batu yang besar dan ditempelkan kertas dengan tali. "Apa ini?" lirihnya yang mengambil kertas tersebut dari batu, Laura segera membuka kertas tersebut dan membaca isinya. "J
Bab 1 Suasana di rumah Tante Eliza tampak begitu megah dan mewah. Hari ini adalah hari yang spesial, pernikahan Bella, sepupu Laura, akan segera dilangsungkan.Laura menatap Bella dengan kagum, lalu tersenyum lembut."Masya Allah, Bella, kamu cantik sekali hari ini. Semoga pernikahanmu lancar dan langgeng sampai jannah," ucapnya dengan tulus.Namun, berbeda dengan Laura yang tampak antusias, Bella justru memasang ekspresi gelisah. Ia menghela napas kasar, lalu menatap sepupunya dengan mata berkaca-kaca."Laura, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini," bisiknya dengan suara bergetar.Laura terkejut. Ia menatap Bella penuh kebingungan."Apa yang kamu katakan, Bella? Jangan main-main dengan pernikahan!" tegurnya.Bella semakin panik. Ia menggenggam tangan Laura erat-erat."Aku tidak mencintainya, Laura! Mama memaksaku menikah dengan Alvaro. Aku mohon, bantu aku menggagalkan pernikahan ini. Aku ingin pergi dari sini!" desaknya dengan putus asa.Laura menggeleng, mencoba men...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments