Bab 3
Dag dig dug Detak jantung Laura semakin berdetak kencang dan tak karuan. Alvaro menatap gadis cantik yang menundukkan kepalanya sambil memilinkan ujung hijabnya itu. Kiki semakin merasakan kecemasan yang mendalam, takut ia salah dalam hal ini, namun diluar dugaan. Alvaro langsung saja menarik tangan Laura dengan penuh kelembutan. "Ikut saya," pinta Alvaro yang membawa Laura masuk ke kamar. kiki menghela nafas lega dan mengelus dadanya, Kiki tampak tersenyum malu-malu. "udah gak sabar ya pak?" tanya Kiki dengan sedikit tengil. Cetakk 'Awww' pekik Kiki mengusap jidatnya Alvaro menyentil jidat Kiki karena merasa geram dengan bocah berusia 18 tahun yang menjadi asisten rumah tangganya. "Apaan ki?" tanya Alvaro "Itu loh pak, anu.. apa ya." jawab kiki yang kebingungan ingin melanjutkan perkataannya. "Anak kecil jangan mikir yang macam-macam, lakukan tugas mu dengan baik," ucap Alvaro "Ba-baik pak Al," ucapnya sedikit takut melihat tatapan tajam Alvaro. "Kamu boleh tinggalkan tempat ini," ucap Alvaro datar. "Siap pak bos." ucap kiki sambil membuat gerakan hormat kepada majikan nya itu. "Mainnya jangan galak-galak pak bos," lanjut kiki yang kemudian langsung kabur dari hadapan Alvaro dan Laura. Alvaro geleng-geleng kepala melihat kelakuan Kiki yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri. Setelah kepergian kiki, Alvaro langsung menutup pintu kamarnya, sedangkan Laura tampak khawatir dan sedikit takut dengan sorot tajam Alvaro. Alvaro berjalan ke arah nakas, dan membuka laci nakas tersebut, lalu mengambil kertas dan pulpen. butuh waktu dalam tiga menit ia menuliskan sesuatu dikertas tersebut. Terakhir, ia tempelkan materai dibawah kertas isi perjanjian tersebut. "Silahkan di baca dan kemudian tanda tangan disurat ini," ucap Alvaro sambil menyodorkan lembaran kertas tersebut kepada Laura. Laura mengambil surat tersebut dari tangan Alvaro dan kemudian membacanya dengan penuh teliti. Ia membaca point-point penting yang Alvaro tuliskan dalam kertas tersebut. "Akan bercerai setelah tiga bulan pernikahan. Tidur berpisah kamar. Tidak saling mencampuri urusan pribadi. Bebas melakukan apa saja, asalkan tidak merugikan sepihak. Terakhir, nafkah akan dipenuhi selama menjadi istrinya sebagai tanda ucapan terimakasih karena telah menyelamatkan harga dirinya dan keluarganya dari pernikahan itu, kecuali nafkah batin. Rumah ini akan di urus kepemilikan nya atas nama Laura sebagai hadiah mahar darinya, anggap saja karena kebaikan Laura yang telah bersedia menikah dengannya, demi menyelamatkan harga diri mereka di depan semua orang," lirih Laura yang membaca isi surat perjanjian tersebut. "Apakah ini seperti pernikahan kontrak? Maaf, Maksud ku, apakah ini seperti perjanjian kontrak?" Tanya Laura "Yap! lebih tepat nya seperti itu," jawab Alvaro "Baiklah, apa yang harus aku lakukan selama tiga bulan dirumah ini?" "Tidak perlu terburu-buru, kiki akan memberitahu kamu nantinya," ucap Alvaro yang kemudian menghubungi kiki kembali melalui ponselnya. "Siapkan kamar sebelah, dia akan menginap disana," kata varelino yang memberi perintah dan langsung memutuskan panggilan nya tanpa ingin mendengar bantahan Kiki. Tidak lama kemudian, kiki langsung muncul dan membawa koper Laura kembali sesuai dengan perintah Alvaro, "Bu bos, ayo kita pindah ke kamar sebelah, hawa disini sepertinya tidak mengenakkan," celetuk kiki yang kemudian langsung membawa Laura pergi dari kamar Alvaro. Alvaro menatap kepergian Laura dan kiki, ia menghembuskan nafasnya, "Untuk sementara waktu, biarlah berjalan dengan semestinya, ini terlalu rumit. Bahkan wanita yang aku cintai saja, dengan teganya membatalkan pernikahan kami dihari akad," batin Alvaro merasa sakit mengingat hal tersebut. Kemudian Alvaro membuka ponsel nya dan langsung memblokir nomor Bella. Seperti nya, hari ini adalah hari yang begitu banyak pengalaman dan pelajaran bagi seorang Alvaro, wanita mana lagi yang harus ia percaya? jika seorang wanita yang ia cintai saja dengan teganya mengecewakan hati nya! Apalagi orang lain? bahkan dengan tidak punya perasaan, Bella tega membatalkan pernikahan mereka yang telah disepakati dengan keputusan bersama. Sepertinya akan sulit bagi Alvaro untuk jatuh cinta kembali, kecuali jika takdir harus membawanya kembali dalam bahtera cinta yang begitu tulus. ** Sementara dikediaman Eliza, Plak! Plak! Eliza menampar Bella sang putri, karena telah berani mempermalukan dirinya dan menjatuhkan harga dirinya dihadapan khalayak ramai. "Dasar anak kurang ajar kamu bella! Mama sudah memperingatkan kamu jauh-jauh hari, jika kamu ragu untuk menikah dengan Alvaro beritahu kepadanya jauh-jauh hari sebelum hari akad!" ucap Eliza penuh dengan amarah. "Puas kamu? puas kamu telah mempermalukan mama dan juga keluarga kita karena ulah kamu sendiri hah?" bentak Eliza. "Katakan! kenapa kamu harus membatalkan pernikahan ini secara dadakan hah?" Ucap Eliza penuh dengan emosi "Selain aku tidak mencintainya, Andy juga sudah kembali, dia ingin melamar ku, Ma. Bukankah sudah dari dulu aku katakan, jika aku mencintai Andy! hanya saja saat itu, ia menghilang tanpa kabar, ternyata dia menghilang karena dalam masa tugasnya! " ungkap Bella. "Jika kamu mencintai Andy, kenapa kamu tidak bertekad untuk menunggunya pulang setelah selesai dari masa tugasnya hah? " tanya Eliza penuh kekecewaan terhadap Bella. Sesaat Bella terdiam, dan melanjutkan perkataannya, "Saat itu, aku takut Andy tidak serius dengan perkataan nya. Karena tidak ada pilihan lain, ketika Alvaro menyatakan cinta kepadaku, aku langsung menerima cintanya. Aku akui, aku salah dalam hal ini, Ma." "Namun, aku juga tidak dapat membohongi perasaan ku, jika aku butuh perhatian dari sosok lelaki seperti Alvaro. Meskipun rasanya berat menerima cinta Alvaro, aku tetap menerimanya, karena aku begitu kesal kepada Andy yang menghilang tanpa kabar," ungkap Bella "Dan ketika dia mengajak kamu untuk menikah? kamu tidak menolaknya sama sekali?" tanya Eliza yang tidak habis fikir dengan jalan pikiran Bella. Eliza menggelengkan kepala nya, sambil terkekeh kesal "Lelucon macam apa ini yang kau mainkan Bella?" ucap Eliza tertawa miris "Lelucon kata mama? lebih baik tidak menikah dari pada menderita seumur hidup! aku tidak bisa menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai, Ma. menikah itu seumur hidup. Dan lihatlah pernikahan mama dan papa, dari pernikahan kalian saja, aku bisa mengambil pengalaman dan pelajaran, jika menikah tanpa cinta maka akan berujung kepada perpisahan!" ucap bela dengan lantang "jadi anak broken home itu capek, Ma. Hidupku berantakan, aku menjalani kehidupan seperti sendirian, aku juga yang mengurus kedua adik ku, sedangkan mama? mama sudah menikah lagi, dan papa? papa tidak pernah peduli dengan kehidupan kami. Jadi wajar dong jika aku ingin mencari pasangan yang saling mencintai satu sama lain," ucap nya dengan air mata yang mulai mengalir. "Dan di saat aku sedang kesusahan, mood ku yang hancur dan berantakan, hanya Alvaro yang selalu ada untuk ku, Ma. jadi wajar saja jika saat itu aku mengiyakan permintaan Alvaro tanpa berpikir panjang, karena dia sudah banyak membantu kehidupanku, dan rasanya sangat tidak wajar jika aku menolak keinginan Alvaro yang sudah begitu baik kepadaku." "Aku akui, jika aku memang bukan yang terbaik bagi Alvaro, karena aku sadar jika aku tidak pantas bersanding dengan seorang Alvaro Zayn Argantara." "Justru itu, aku memilih Laura untuk menggantikan posisi ku. Dan aku yakin Laura adalah pilihan yang tepat untuk lelaki sebaik Alvaro. Laura tidak hanya cantik di luar saja, namun dia gadis baik-baik yang memiliki sifat lemah lembut, penyayang dan baik hatinya," ujar Bella. "Aku yakin, tidak sulit bagi seorang Alvaro untuk jatuh cinta kembali kepada sosok perempuan seperti Laura, " ucap Bella penuh keyakinan "Apakah kamu bodoh hah? bagaimana mungkin kamu menyerahkan Alvaro begitu saja kepada Laura? selain Laura sudah memiliki calon pendampingnya sendiri, apakah kamu rela lelaki setampan, mapan dan baik seperti Alvaro menjadi milik orang lain hah? Terutama Laura sepupu kamu, " bentak Eliza merasa tidak ikhlas. "Sadar Bella, sadar! kamu sedang di butakan cinta oleh Andy, jika Andy hanya ingin bermain-main saja dengan kamu, mama harap kamu jangan menyesal dikemudian hari!" ucap Eliza dengan tegas dan langsung berlalu pergi begitu saja. Seketika Bella terdiam, dan langsung beranjak ke kamarnya, dia terlalu lelah dengan situasi ini, seketika tanda tanya besar mulai muncul di hatinya, "Apakah menyerahkan Alvaro kepada Laura adalah hal yang tepat? atau sebaliknya?" batin Bella 'Arghhhh' Bela mengerang frustasi dan mulai mengacak-acak tempat tidurnya, pikirannya mulai kacau saat ini mengingat perkataan sang mama. "Bagaimana jika Laura bahagia? Sementara aku menderita?" BatinnyaBab 4 Pagi hari, matahari tampak malu-malu menampilkan dirinya yang berselimuti awan. Perlahan, cahaya nya mulai memantulkan bayangan yang sempurna dipagi hari. sementara itu, selesai melaksanakan sholat subuh, Laura ingin membereskan dan mulai melakukan aktivitas Bersih-bersih rumah. Rasanya, tidak mungkin bagi Laura tinggal dirumah ini tanpa melakukan aktivitas sama sekali. Meskipun Alvaro telah menetapkan asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumah.Setelah berpikir sejenak, Laura memutuskan untuk membantu Kiki beres-beres rumah dari pada berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apapun. "Bu bos ngapain? bu bos mah mending diem aja duduk manis disitu, biarkan urusan pekerjaan rumah, kiki yang urus. Ok, Bu bos ku yang cantik," ucap kiki sambil tersenyum menampilkan jejeran giginya. "Tapi—" ucapan Laura terpotong "Tidak ada tapi-tapian bu bos, biar kiki si yang paling cantik jelita nan mempesona ini yang akan membereskan pekerjaan rumah," ucap kiki yang kemudian men
Bab 5 Mobil mewah berjenis Alphard putih berhenti tepat di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti, "Ayo, sayang" ajak Melisa merangkul pundak Laura, sedangkan yoga berjalan dibelakang mereka. Laura menatap takjub gedung yang berdiri megah dihadapannya ini, yang bertuliskan "AL company" "Ini perusahaan siapa, Ma?" tanya Laura yang belum mengetahui sama sekali. Melisa tersenyum lembut, "Nanti kamu bakal tau sayang. Ayo, kita masuk," Melisa mengajak menantu kesayangannya. Laura sedikit canggung dengan situasi seperti ini, untuk pertama kalinya ia memasuki perusahaan sebesar ini, sebelumnya Laura adalah seseorang yang begitu tertutup, setelah lulus dari SMA Laura tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Laura yang merupakan sibungsu dari kedua bersaudara, tepat di hari kelulusan SMA, ayah dari Laura meninggal dunia. selama ini Laura hanya menemani sang mama dirumah. Untuk penghasilan sehari-hari, Laura h
Bab 1 Suasana di rumah Tante Eliza tampak begitu megah dan mewah. Hari ini adalah hari yang spesial, pernikahan Bella, sepupu Laura, akan segera dilangsungkan.Laura menatap Bella dengan kagum, lalu tersenyum lembut."Masya Allah, Bella, kamu cantik sekali hari ini. Semoga pernikahanmu lancar dan langgeng sampai jannah," ucapnya dengan tulus.Namun, berbeda dengan Laura yang tampak antusias, Bella justru memasang ekspresi gelisah. Ia menghela napas kasar, lalu menatap sepupunya dengan mata berkaca-kaca."Laura, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini," bisiknya dengan suara bergetar.Laura terkejut. Ia menatap Bella penuh kebingungan."Apa yang kamu katakan, Bella? Jangan main-main dengan pernikahan!" tegurnya.Bella semakin panik. Ia menggenggam tangan Laura erat-erat."Aku tidak mencintainya, Laura! Mama memaksaku menikah dengan Alvaro. Aku mohon, bantu aku menggagalkan pernikahan ini. Aku ingin pergi dari sini!" desaknya dengan putus asa.Laura menggeleng, mencoba men
Bab 2 Suasana dikediaman Eliza yang merupakan Tante dari Laura Arsyilla seketika berubah menjadi tegang. Hawa memanas seakan menyelimuti di ruangan tersebut. Mendengar permintaan sang tante, seakan bahu Laura ikut meluruh, ia tidak bisa menerima permintaan yang cukup sulit untuk dipenuhi olehnya. Eliza bersimpuh dan memohon dihadapan Laura. Segera saja Laura mencegah Eliza agar tidak bersujud dan bersimpuh seperti itu dihadapannya, terutama dihadapan semua orang. "Tante mohon Laura, Terimalah pernikahan ini, keselamatan karir Bella ada pada mereka, kamu sendiri mendengarkannya bukan? bagaimana keinginan mereka untuk mencari pengantin pengganti untuk putranya saat ini! Harapan tante cuma kamu satu-satunya, Laura!" ucap Eliza memohon dan menangis dihadapan Laura. Sesaat, Laura tampak berpikir, Bella hanya mempunyai seorang adik lelaki dan juga seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMP, sangat tidak mungkin bagi Laura mengusulkan pernikahan tersebut untuk anak yang ma
Bab 5 Mobil mewah berjenis Alphard putih berhenti tepat di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti, "Ayo, sayang" ajak Melisa merangkul pundak Laura, sedangkan yoga berjalan dibelakang mereka. Laura menatap takjub gedung yang berdiri megah dihadapannya ini, yang bertuliskan "AL company" "Ini perusahaan siapa, Ma?" tanya Laura yang belum mengetahui sama sekali. Melisa tersenyum lembut, "Nanti kamu bakal tau sayang. Ayo, kita masuk," Melisa mengajak menantu kesayangannya. Laura sedikit canggung dengan situasi seperti ini, untuk pertama kalinya ia memasuki perusahaan sebesar ini, sebelumnya Laura adalah seseorang yang begitu tertutup, setelah lulus dari SMA Laura tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Laura yang merupakan sibungsu dari kedua bersaudara, tepat di hari kelulusan SMA, ayah dari Laura meninggal dunia. selama ini Laura hanya menemani sang mama dirumah. Untuk penghasilan sehari-hari, Laura h
Bab 4 Pagi hari, matahari tampak malu-malu menampilkan dirinya yang berselimuti awan. Perlahan, cahaya nya mulai memantulkan bayangan yang sempurna dipagi hari. sementara itu, selesai melaksanakan sholat subuh, Laura ingin membereskan dan mulai melakukan aktivitas Bersih-bersih rumah. Rasanya, tidak mungkin bagi Laura tinggal dirumah ini tanpa melakukan aktivitas sama sekali. Meskipun Alvaro telah menetapkan asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumah.Setelah berpikir sejenak, Laura memutuskan untuk membantu Kiki beres-beres rumah dari pada berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apapun. "Bu bos ngapain? bu bos mah mending diem aja duduk manis disitu, biarkan urusan pekerjaan rumah, kiki yang urus. Ok, Bu bos ku yang cantik," ucap kiki sambil tersenyum menampilkan jejeran giginya. "Tapi—" ucapan Laura terpotong "Tidak ada tapi-tapian bu bos, biar kiki si yang paling cantik jelita nan mempesona ini yang akan membereskan pekerjaan rumah," ucap kiki yang kemudian men
Bab 3 Dag dig dugDetak jantung Laura semakin berdetak kencang dan tak karuan. Alvaro menatap gadis cantik yang menundukkan kepalanya sambil memilinkan ujung hijabnya itu. Kiki semakin merasakan kecemasan yang mendalam, takut ia salah dalam hal ini, namun diluar dugaan. Alvaro langsung saja menarik tangan Laura dengan penuh kelembutan. "Ikut saya," pinta Alvaro yang membawa Laura masuk ke kamar. kiki menghela nafas lega dan mengelus dadanya, Kiki tampak tersenyum malu-malu. "udah gak sabar ya pak?" tanya Kiki dengan sedikit tengil. Cetakk'Awww' pekik Kiki mengusap jidatnyaAlvaro menyentil jidat Kiki karena merasa geram dengan bocah berusia 18 tahun yang menjadi asisten rumah tangganya. "Apaan ki?" tanya Alvaro "Itu loh pak, anu.. apa ya." jawab kiki yang kebingungan ingin melanjutkan perkataannya. "Anak kecil jangan mikir yang macam-macam, lakukan tugas mu dengan baik," ucap Alvaro "Ba-baik pak Al," ucapnya sedikit takut melihat tatapan tajam Alvaro. "Kamu boleh
Bab 2 Suasana dikediaman Eliza yang merupakan Tante dari Laura Arsyilla seketika berubah menjadi tegang. Hawa memanas seakan menyelimuti di ruangan tersebut. Mendengar permintaan sang tante, seakan bahu Laura ikut meluruh, ia tidak bisa menerima permintaan yang cukup sulit untuk dipenuhi olehnya. Eliza bersimpuh dan memohon dihadapan Laura. Segera saja Laura mencegah Eliza agar tidak bersujud dan bersimpuh seperti itu dihadapannya, terutama dihadapan semua orang. "Tante mohon Laura, Terimalah pernikahan ini, keselamatan karir Bella ada pada mereka, kamu sendiri mendengarkannya bukan? bagaimana keinginan mereka untuk mencari pengantin pengganti untuk putranya saat ini! Harapan tante cuma kamu satu-satunya, Laura!" ucap Eliza memohon dan menangis dihadapan Laura. Sesaat, Laura tampak berpikir, Bella hanya mempunyai seorang adik lelaki dan juga seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMP, sangat tidak mungkin bagi Laura mengusulkan pernikahan tersebut untuk anak yang ma
Bab 1 Suasana di rumah Tante Eliza tampak begitu megah dan mewah. Hari ini adalah hari yang spesial, pernikahan Bella, sepupu Laura, akan segera dilangsungkan.Laura menatap Bella dengan kagum, lalu tersenyum lembut."Masya Allah, Bella, kamu cantik sekali hari ini. Semoga pernikahanmu lancar dan langgeng sampai jannah," ucapnya dengan tulus.Namun, berbeda dengan Laura yang tampak antusias, Bella justru memasang ekspresi gelisah. Ia menghela napas kasar, lalu menatap sepupunya dengan mata berkaca-kaca."Laura, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini," bisiknya dengan suara bergetar.Laura terkejut. Ia menatap Bella penuh kebingungan."Apa yang kamu katakan, Bella? Jangan main-main dengan pernikahan!" tegurnya.Bella semakin panik. Ia menggenggam tangan Laura erat-erat."Aku tidak mencintainya, Laura! Mama memaksaku menikah dengan Alvaro. Aku mohon, bantu aku menggagalkan pernikahan ini. Aku ingin pergi dari sini!" desaknya dengan putus asa.Laura menggeleng, mencoba men