Share

Perjanjian kontrak

Penulis: Kakesa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 10:57:25

Bab 3

Dag dig dug

Detak jantung Laura semakin berdetak kencang dan tak karuan. Alvaro menatap gadis cantik yang menundukkan kepalanya sambil memilinkan ujung hijabnya itu.

Kiki semakin merasakan kecemasan yang mendalam, takut ia salah dalam hal ini, namun diluar dugaan. Alvaro langsung saja menarik tangan Laura dengan penuh kelembutan. "Ikut saya," pinta Alvaro yang membawa Laura masuk ke kamar.

kiki menghela nafas lega dan mengelus dadanya, Kiki tampak tersenyum malu-malu. "udah gak sabar ya pak?" tanya Kiki dengan sedikit tengil.

Cetakk

'Awww' pekik Kiki mengusap jidatnya

Alvaro menyentil jidat Kiki karena merasa geram dengan bocah berusia 18 tahun yang menjadi asisten rumah tangganya.

"Apaan ki?" tanya Alvaro

"Itu loh pak, anu.. apa ya." jawab kiki yang kebingungan ingin melanjutkan perkataannya.

"Anak kecil jangan mikir yang macam-macam, lakukan tugas mu dengan baik," ucap Alvaro

"Ba-baik pak Al," ucapnya sedikit takut melihat tatapan tajam Alvaro.

"Kamu boleh tinggalkan tempat ini," ucap Alvaro datar.

"Siap pak bos." ucap kiki sambil membuat gerakan hormat kepada majikan nya itu. "Mainnya jangan galak-galak pak bos," lanjut kiki yang kemudian langsung kabur dari hadapan Alvaro dan Laura.

Alvaro geleng-geleng kepala melihat kelakuan Kiki yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

Setelah kepergian kiki, Alvaro langsung menutup pintu kamarnya, sedangkan Laura tampak khawatir dan sedikit takut dengan sorot tajam Alvaro.

Alvaro berjalan ke arah nakas, dan membuka laci nakas tersebut, lalu mengambil kertas dan pulpen. butuh waktu dalam tiga menit ia menuliskan sesuatu dikertas tersebut.

Terakhir, ia tempelkan materai dibawah kertas isi perjanjian tersebut.

"Silahkan di baca dan kemudian tanda tangan disurat ini," ucap Alvaro sambil menyodorkan lembaran kertas tersebut kepada Laura.

Laura mengambil surat tersebut dari tangan Alvaro dan kemudian membacanya dengan penuh teliti. Ia membaca point-point penting yang Alvaro tuliskan dalam kertas tersebut.

"Akan bercerai setelah tiga bulan pernikahan. Tidur berpisah kamar.

Tidak saling mencampuri urusan pribadi. Bebas melakukan apa saja, asalkan tidak merugikan sepihak. Terakhir, nafkah akan dipenuhi selama menjadi istrinya sebagai tanda ucapan terimakasih karena telah menyelamatkan harga dirinya dan keluarganya dari pernikahan itu, kecuali nafkah batin. Rumah ini akan di urus kepemilikan nya atas nama Laura sebagai hadiah mahar darinya, anggap saja karena kebaikan Laura yang telah bersedia menikah dengannya, demi menyelamatkan harga diri mereka di depan semua orang," lirih Laura yang membaca isi surat perjanjian tersebut.

"Apakah ini seperti pernikahan kontrak? Maaf, Maksud ku, apakah ini seperti perjanjian kontrak?" Tanya Laura

"Yap! lebih tepat nya seperti itu," jawab Alvaro

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan selama tiga bulan dirumah ini?"

"Tidak perlu terburu-buru, kiki akan memberitahu kamu nantinya," ucap Alvaro yang kemudian menghubungi kiki kembali melalui ponselnya.

"Siapkan kamar sebelah, dia akan menginap disana," kata varelino yang memberi perintah dan langsung memutuskan panggilan nya tanpa ingin mendengar bantahan Kiki.

Tidak lama kemudian, kiki langsung muncul dan membawa koper Laura kembali sesuai dengan perintah Alvaro, "Bu bos, ayo kita pindah ke kamar sebelah, hawa disini sepertinya tidak mengenakkan," celetuk kiki yang kemudian langsung membawa Laura pergi dari kamar Alvaro.

Alvaro menatap kepergian Laura dan kiki, ia menghembuskan nafasnya, "Untuk sementara waktu, biarlah berjalan dengan semestinya, ini terlalu rumit. Bahkan wanita yang aku cintai saja, dengan teganya membatalkan pernikahan kami dihari akad," batin Alvaro merasa sakit mengingat hal tersebut. Kemudian Alvaro membuka ponsel nya dan langsung memblokir nomor Bella.

Seperti nya, hari ini adalah hari yang begitu banyak pengalaman dan pelajaran bagi seorang Alvaro, wanita mana lagi yang harus ia percaya? jika seorang wanita yang ia cintai saja dengan teganya mengecewakan hati nya! Apalagi orang lain? bahkan dengan tidak punya perasaan, Bella tega membatalkan pernikahan mereka yang telah disepakati dengan keputusan bersama.

Sepertinya akan sulit bagi Alvaro untuk jatuh cinta kembali, kecuali jika takdir harus membawanya kembali dalam bahtera cinta yang begitu tulus.

**

Sementara dikediaman Eliza,

Plak!

Plak!

Eliza menampar Bella sang putri, karena telah berani mempermalukan dirinya dan menjatuhkan harga dirinya dihadapan khalayak ramai.

"Dasar anak kurang ajar kamu bella! Mama sudah memperingatkan kamu jauh-jauh hari, jika kamu ragu untuk menikah dengan Alvaro beritahu kepadanya jauh-jauh hari sebelum hari akad!" ucap Eliza penuh dengan amarah.

"Puas kamu? puas kamu telah mempermalukan mama dan juga keluarga kita karena ulah kamu sendiri hah?" bentak Eliza.

"Katakan! kenapa kamu harus membatalkan pernikahan ini secara dadakan hah?" Ucap Eliza penuh dengan emosi

"Selain aku tidak mencintainya, Andy juga sudah kembali, dia ingin melamar ku, Ma. Bukankah sudah dari dulu aku katakan, jika aku mencintai Andy! hanya saja saat itu, ia menghilang tanpa kabar, ternyata dia menghilang karena dalam masa tugasnya! " ungkap Bella.

"Jika kamu mencintai Andy, kenapa kamu tidak bertekad untuk menunggunya pulang setelah selesai dari masa tugasnya hah? " tanya Eliza penuh kekecewaan terhadap Bella.

Sesaat Bella terdiam, dan melanjutkan perkataannya,

"Saat itu, aku takut Andy tidak serius dengan perkataan nya. Karena tidak ada pilihan lain, ketika Alvaro menyatakan cinta kepadaku, aku langsung menerima cintanya. Aku akui, aku salah dalam hal ini, Ma."

"Namun, aku juga tidak dapat membohongi perasaan ku, jika aku butuh perhatian dari sosok lelaki seperti Alvaro. Meskipun rasanya berat menerima cinta Alvaro, aku tetap menerimanya, karena aku begitu kesal kepada Andy yang menghilang tanpa kabar," ungkap Bella

"Dan ketika dia mengajak kamu untuk menikah? kamu tidak menolaknya sama sekali?" tanya Eliza yang tidak habis fikir dengan jalan pikiran Bella.

Eliza menggelengkan kepala nya, sambil terkekeh kesal "Lelucon macam apa ini yang kau mainkan Bella?" ucap Eliza tertawa miris

"Lelucon kata mama? lebih baik tidak menikah dari pada menderita seumur hidup! aku tidak bisa menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai, Ma. menikah itu seumur hidup. Dan lihatlah pernikahan mama dan papa, dari pernikahan kalian saja, aku bisa mengambil pengalaman dan pelajaran, jika menikah tanpa cinta maka akan berujung kepada perpisahan!" ucap bela dengan lantang

"jadi anak broken home itu capek, Ma. Hidupku berantakan, aku menjalani kehidupan seperti sendirian, aku juga yang mengurus kedua adik ku, sedangkan mama? mama sudah menikah lagi, dan papa? papa tidak pernah peduli dengan kehidupan kami. Jadi wajar dong jika aku ingin mencari pasangan yang saling mencintai satu sama lain," ucap nya dengan air mata yang mulai mengalir.

"Dan di saat aku sedang kesusahan, mood ku yang hancur dan berantakan, hanya Alvaro yang selalu ada untuk ku, Ma. jadi wajar saja jika saat itu aku mengiyakan permintaan Alvaro tanpa berpikir panjang, karena dia sudah banyak membantu kehidupanku, dan rasanya sangat tidak wajar jika aku menolak keinginan Alvaro yang sudah begitu baik kepadaku."

"Aku akui, jika aku memang bukan yang terbaik bagi Alvaro, karena aku sadar jika aku tidak pantas bersanding dengan seorang Alvaro Zayn Argantara."

"Justru itu, aku memilih Laura untuk menggantikan posisi ku. Dan aku yakin Laura adalah pilihan yang tepat untuk lelaki sebaik Alvaro. Laura tidak hanya cantik di luar saja, namun dia gadis baik-baik yang memiliki sifat lemah lembut, penyayang dan baik hatinya," ujar Bella.

"Aku yakin, tidak sulit bagi seorang Alvaro untuk jatuh cinta kembali kepada sosok perempuan seperti Laura, " ucap Bella penuh keyakinan

"Apakah kamu bodoh hah? bagaimana mungkin kamu menyerahkan Alvaro begitu saja kepada Laura? selain Laura sudah memiliki calon pendampingnya sendiri, apakah kamu rela lelaki setampan, mapan dan baik seperti Alvaro menjadi milik orang lain hah? Terutama Laura sepupu kamu, " bentak Eliza merasa tidak ikhlas.

"Sadar Bella, sadar! kamu sedang di butakan cinta oleh Andy, jika Andy hanya ingin bermain-main saja dengan kamu, mama harap kamu jangan menyesal dikemudian hari!" ucap Eliza dengan tegas dan langsung berlalu pergi begitu saja.

Seketika Bella terdiam, dan langsung beranjak ke kamarnya, dia terlalu lelah dengan situasi ini, seketika tanda tanya besar mulai muncul di hatinya, "Apakah menyerahkan Alvaro kepada Laura adalah hal yang tepat? atau sebaliknya?" batin Bella

'Arghhhh'

Bela mengerang frustasi dan mulai mengacak-acak tempat tidurnya, pikirannya mulai kacau saat ini mengingat perkataan sang mama.

"Bagaimana jika Laura bahagia? Sementara aku menderita?" Batinnya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Suasana baru

    Bab 4 Pagi hari, matahari tampak malu-malu menampilkan dirinya yang berselimuti awan. Perlahan, cahaya nya mulai memantulkan bayangan yang sempurna dipagi hari. sementara itu, selesai melaksanakan sholat subuh, Laura ingin membereskan dan mulai melakukan aktivitas Bersih-bersih rumah. Rasanya, tidak mungkin bagi Laura tinggal dirumah ini tanpa melakukan aktivitas sama sekali. Meskipun Alvaro telah menetapkan asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan rumah.Setelah berpikir sejenak, Laura memutuskan untuk membantu Kiki beres-beres rumah dari pada berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apapun. "Bu bos ngapain? bu bos mah mending diem aja duduk manis disitu, biarkan urusan pekerjaan rumah, kiki yang urus. Ok, Bu bos ku yang cantik," ucap kiki sambil tersenyum menampilkan jejeran giginya. "Tapi—" ucapan Laura terpotong "Tidak ada tapi-tapian bu bos, biar kiki si yang paling cantik jelita nan mempesona ini yang akan membereskan pekerjaan rumah," ucap kiki yang kemudian men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Perayaan

    Bab 5 Mobil mewah berjenis Alphard putih berhenti tepat di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti, "Ayo, sayang" ajak Melisa merangkul pundak Laura, sedangkan yoga berjalan dibelakang mereka. Laura menatap takjub gedung yang berdiri megah dihadapannya ini, yang bertuliskan "AL company" "Ini perusahaan siapa, Ma?" tanya Laura yang belum mengetahui sama sekali. Melisa tersenyum lembut, "Nanti kamu bakal tau sayang. Ayo, kita masuk," Melisa mengajak menantu kesayangannya. Laura sedikit canggung dengan situasi seperti ini, untuk pertama kalinya ia memasuki perusahaan sebesar ini, sebelumnya Laura adalah seseorang yang begitu tertutup, setelah lulus dari SMA Laura tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Laura yang merupakan sibungsu dari kedua bersaudara, tepat di hari kelulusan SMA, ayah dari Laura meninggal dunia. selama ini Laura hanya menemani sang mama dirumah. Untuk penghasilan sehari-hari, Laura h

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Sekamar berdua

    Bab: 6 "Ka-kamu," katanya dengan gugup "Turun," ucapnya dengan ekspresi datar. Laura yang merasa malu, langsung saja mengangguk dan turun dari mobil. "Akhirnya, kita sampai juga." Ucap Melisa. Melisa langsung saja merangkul pundak menantunya itu, meskipun Laura masih merasa canggung dengan sang mama mertuanya. "Ayo, kita masuk ke villa." ucap Melisa. Baru saja Alvaro melangkahkan kaki, tiba-tiba saja ponselnya berdering, segera Alvaro meraih ponselnya di saku celana dan langsung menggeser icon hijau dilayar ponselnya. Sedangkan Laura, Melisa, dan Prayoga langsung saja masuk ke villa miliknya yang berada di puncak. Melisa mengajak Laura mengobrol agar Laura tidak merasa canggung dengannya. Meskipun Melisa mengobrol dengan Laura, namun rencana telah tersusun dan terancang rapi di kepalanya. Tidak lama kemudian Alvaro masuk ke villa menghampiri mereka yang sedang menunggu dirinya di villa sambil mengobrol ringan. "Anak lelaki tampan mama sudah datang, kalau begit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Rencana yang gagal

    Bab: 7 Laura duduk di tepi ranjangnya, ia mulai mengalihkan edaran pandangannya pada Alvaro, pria itu terlihat begitu sibuk di depan laptopnya, padahal mereka sedang berada di puncak, bisa-bisanya Alvaro masih menyelesaikan tugasnya yang di kantor. Laura yang merasa bosan, tidak sengaja mengamati sisi samping wajah Alvaro yang sedang berkutat dengan laptop, Laura akui wajah Alvaro begitu terpatri sempurna. hidungnya yang mancung, memiliki rahang yang tegas, manik mata kecoklatan, kulit sawo matang, pria bertubuh tinggi dan tegap itu benar-benar mencerminkan seorang pria dewasa yang gentleman. Tiba-tiba saja netra mereka saling bersobok, kedua insan itu lantas saling membuang muka sedetik setelahnya. "Shit!" umpat Alvaro tiba-tiba, namun matanya masih menatap layar laptopnya. Laura wanita berhijab itu mengeryit mendengar ucapan Alvaro yang jauh dari kata sopan, ia sedikit tersinggung dengan kata-kata itu. Laura lantas mengerucutkan bibirnya. "Sangat tidak ramah, bintang satu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Kedatangan Andy

    Bab: 8 "Andy, kamu udah pulang?" tanya Bella yang merasa kaget dan tidak percaya jika orang yang begitu dicintainya, akhirnya datang menemuinya. "Ya, ini aku Bella," kata Andy tersenyum kepada Bella. Bella dengan senang hati mempersilahkan Andy masuk kerumah, kebetulan Eliza juga datang menyambut kehadiran Andy, calon menantu. Andy pun langsung masuk dan duduk di kursi sofa ruang tamu, sedangkan Eliza langsung bangun hendak menyiapkan cemilan dan juga menghidangkan minuman. Bella tampak senang dengan mata yang berbinar menatap kekasih hatinya, "Andy, kenapa nggak ngabari aku, kalau kamu kesini?" tanya Bella menatap wajah tampan Andy. "Jika aku memberitahumu, bukan kejutan namanya." "Lagian kenapa kamu jarang banget ngabari aku? padahal aku begitu merindukanmu." "Maaf, aku sedang menjalankan tugasku sebagai Abdi negara di Papua. Tolong maklumi jika ponselku sering tidak aktif." Bella tampak menghembus nafas berat, "Baiklah." Tidak lama kemudian, Eliza membawaka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Hari sial Laura

    Bab: 9 "Dia tidur disini, aku harus tidur dimana?" gumamnya. "Tidak mungkin jika aku tidur di kamarnya, terkesan kurang sopan," ucapnya lagi yang merasa tidak enak jika masuk ke kamar orang lain, meskipun rumah ini adalah miliknya. "kak, bangun. Ini kamar aku," kesal Laura yang membangunkan Alvaro, namun Alvaro tidak ingin beranjak bangun sama sekali. "Eh, malah tidur lagi." Rasanya Laura sudah tidak punya tenaga, untuk membangunkan Alvaro lebih lama lagi, matanya sudah mulai mengantuk akibat menangis, karena tidak mungkin tidur di kasur bersama Alvaro, akhirnya Laura memilih tidur di lantai kamar saja. Pasalnya Alvaro memborong tempat tidur sendirian, tidak memberi ruang untuk Laura tidur sama sekali, meskipun masih siang hari, namun kantuk mulai menguasai mereka. Laura mengambil selimut tebal sebagai alas untuk tidur, dan mengambil satu bantal lagi yang tidak digunakan oleh Alvaro. Laura langsung berbaring di lantai berlapiskan selimut, dan mulai memejamkan ked

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Kekonyolan Laura

    Bab: 10 Alvaro memainkan ponselnya di ruang tamu, sesekali ia melirik sudut kiri atas ponselnya, dan waktu ternyata sudah menunjukkan jam tujuh malam. Ia berdecak kesal, bayangan tadi sore di kamar Laura masih terlintas di kepalanya. Sebisa mungkin Alvaro membuang jauh-jauh bayangan tadi sore itu, agar tidak terus kepikiran nantinya. Sebenarnya Alvaro ingin memanggil Laura, karena ada hal yang ingin ia bahas, namun ia merasa tidak enak kepada Laura setelah kejadian tadi sore. Tidak ada cara lain, akhirnya Alvaro memanggil Kiki. "Ki, Kiki.." panggil Alvaro "Iya pak bos, Kiki hadir untukmu pak bos," jawab Kiki yang langsung berlari tergopoh menghampiri sang Tuan. "Panggil Laura untuk menemui saya di ruang tamu, sekarang juga, nggak pake lama!" titah Alvaro "Siap pak bos," ucap Kiki tersenyum sambil menatap Alvaro penuh selidik. "Jangan aneh-aneh pikiran kamu, Ki," sela Alvaro yang tahu betul isi pikiran asisten rumah tangganya itu. "I-iya pak, Kiki gak mikir macem-

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Tidur dalam pelukan

    Bab: 11 Suasana malam semakin larut, kebetulan hujan sangat deras, petir saling bersahutan dengan suara yang begitu keras, membuat Laura tidak dapat tidur dengan tenang dan merasa ketakutan, Laura memang sedikit penakut. Dulunya ketika petir dan hujan serta angin kencang, sang ayah selalu menemaninya tidur, namun jika sudah dewasa sebelum menikah, maka ia akan menginap dikamar sang ibu dan tidur sampai cuaca di luar benar-benar aman. Setelah cuaca di luar aman, ia akan kembali dan tidur di kamarnya sendiri. Namun berbeda halnya dengan sekarang, ia merasa ketakutan sendiri, berharap lampu tidak padam karena angin cukup kencang disertai hujan, dan petir. "Tidak mungkin aku meminta kak Al untuk menemaniku, dikiranya aku mengambil kesempatan," lirihnya dengan suara ketakutan. Laura duduk sambil memeluk dirinya sendiri di tepi kasur, tiba-tiba saja terlintas Kiki di pikirannya, "sebaiknya aku numpang tidur di kamar kiki, atau aku ajak Kiki aja tidur di kamarku," batin Laura.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Membujuk Laura yang ngambek

    Bab: 48 Deg! "Sayang, jangan pergi.. mas nggak tau, kalau kamu kesini, maaf ya," ucap Alvaro dengan penuh rasa bersalah karena telah membuat istrinya bersedih. Laura langsung berbalik dan menatap wajah suaminya itu, "Biarkan aku pergi mas, katanya kamu lagi sibuk." "Tidak ada istilah sibuk untuk kamu, karena kamu adalah prioritasku. Jangan ngambek ya sayang, mas cinta banget sama kamu." "Ta-tapi aku mau pergi saja mas," kata Laura yang merasa tidak lagi mood untuk mengantarkan makanan siang untuk suaminya. "Sayang, aku minta maaf ya. Aku pikir orang lain yang datang, dan aku tidak punya schedule pertemuan hari ini, eh tau-taunya istri mas yang cantik ini datang." "Sekarang, ikut mas ya," ucap Alvaro yang kemudian melihat rantang yang dibawa istrinya itu. Alvaro mengambilnya, "Pasti istri mas, sudah bersusah payah memasaknya, ayo kita makan sayang," bujuk Alvaro. "Pasti masakannya enak banget, karna yang bikinnya penuh cinta dan kasih sayang untuk suaminya." Laura m

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    kejutan kecil

    Bab: 47 Beberapa hari telah berlalu, selama itu Sofiya semakin menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang lebih baik, sehingga saat ini Sofiya sudah bisa tersenyum dan bersikap seperti pada umumnya, hanya saja ia akan histeris jika mengingat masa lalu yang begitu kelam baginya, ia akan histeris saat bayangan itu mulai menghampirinya, dan Laura akan menenangkannya kembali. "Ma," panggil Laura yang menghampiri ibunya. "Iya nak," jawab Sofiya dengan lembutnya. "Laura izin pergi sebentar ya, mama baik-baik disini ya, aku hanya ingin ke kantor mas Al sebentar, mau anterin makanan." "Iya sayang, pergilah temui suami kamu, mama tidak apa-apa disini." "Iya ma, aku sudah meminta Kiki untuk menemani mama," ucap Laura yang kemudian langsung mencium wajah cantik sang ibu. "Kiki, kalau ada apa-apa tolong kabari aku ya," kata Laura. "Siap Bu bos, Kiki akan menjaga ibu Sofiya dengan segenap jiwa dan raga Kiki untuk Bu bos," kata Kiki yang langsung cengengesan. "Baik Ki, aku pe

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Membawa pulang ibu

    Bab: 46 Hari ini Laura dan Melisa akan pergi kerumah sakit jiwa, tempat ibunya Laura dirawat, kali ini Laura bertekad akan mengeluarkan sang ibu dari rumah sakit jiwa dan akan merawatnya sendiri hingga kondisi ibunya menjadi lebih baik. Sofiya tidak gila hanya saja mungkin ia merasa stres dan terbebani atas apa yang menimpanya di masa lalu, apalagi Sintiya membawanya kerumah sakit jiwa agar membuat Sofiya semakin gila. "Bismillah," gumam Laura yang memasuki rumah sakit jiwa tersebut yang di dampingi oleh Melisa. Melisa senantiasa selalu berada di sisi Laura, ia akan menghibur menantunya disaat Laura merasa sedih, apalagi jika Alvaro sedang tidak berada di sisinya karena mengurus pekerjaan, maka Melisa lah yang akan menjadi sosok ternyaman bagi Laura. "Ayo sayang," ajak Melisa yang memasuki ruangan Sofiya dirawat. Laura mengangguk, lalu ia membuka pintu ruangan tersebut, tampak ibunya sedang menggendong dua boneka di sisi kiri dan kanannya, membuat hati Laura semakin menc

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Kesedihan Laura

    Bab: 45 Pagi harinya sebelum berangkat ke kantor, Alvaro mengecek kondisi sang istri terlebih dahulu dan memastikan jika keadaan Laura sudah mulai membaik, Alvaro ingin mengambil cuti lagi, namun kali ini ada rapat dadakan yang harus dihadiri oleh dirinya. "Mas," panggil Laura yang terbangun setelah merasakan sentuhan hangat dari tangan suaminya itu. "Iya sayang, kamu sudah baikan?" tanya Alvaro. Laura tersenyum, "Sudah mas, aku sudah merasakan lebih baik dari pada sebelumnya, terimakasih ya mas, karena sudah berada di sisiku di saat aku membutuhkan sandaran." "Kamu tidak perlu berterimakasih, sudah tugas dan kewajibanku sebagai seorang suami untuk mendampingi mu," Kata Alvaro sambil mengusap lembut kepala Laura. Tangan Laura terulur begitu saja untuk memperbaiki dasi sang suami, "Aku sudah tidak apa-apa mas, semangat ya kerjanya." "Maaf, untuk hari ini mas harus ke kantor karena ada rapat dadakan, kamu mas tinggali dirumah sama mama gapapa kan?" tanya Alvaro. "Ga a

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Kasih sayang Melisa

    Bab: 44 Setibanya di rumah sakit, Laura langsung ditangani oleh dokter dan mulai memeriksa kondisi Laura. "Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Alvaro dengan khawatir." "Istri anda baik-baik saja pak, ibu Laura hanya pingsan karena merasa kelelahan, selain itu ibu Laura juga merasa stres belakangan ini." "Untuk ibu hamil hindari stres dan jaga pola makan teratur, jangan terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan," ujar sang dokter. "Baik dok, apakah istri saya sudah diperbolehkan untuk pulang?" "Silahkan pak, istri bapak sudah diperbolehkan untuk pulang." "Alhamdulillah." Jordan menghela nafas lega mendengar jika adiknya baik-baik saja. Alvaro dan Jordan segera masuk keruang rawat Laura. "Sayang," panggil Alvaro. Laura dengan tatapan yang lemah menatap suaminya dan juga sang Abang, wajahnya tampak pucat dan ia merasa sedang tidak memiliki tenaga. "M-mas," lirih Laura. Alvaro menggenggam tangan istrinya, "Semua baik-baik saja, kamu yang tenang ya sayang.

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Tertangkap

    Bab: 43 "Baik pak, laporan sudah kami terima dan segera kami proses secepatnya." "Baik pak, segera ditindak lanjuti proses penangkapan ibu Sintiya," kata Alvaro mantap. Setelah melaporkan dan menyerahkan bukti tentang kejahatan Sintiya, Alvaro segera meninggalkan tempat tersebut. "Gimana mas? sudah dilaporkan?" tanya Laura yang menunggu suaminya di dalam mobil, Laura sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan setelah melihat kondisi ibu kandungnya, ia masih merasa shock. "Sudah, kamu tenang ya sayang. Kita akan kerumah mama tiri kamu,untuk memberi sedikit kejutan untuknya." Laura mengangguk setuju, "Baik mas, kita akan kesana. Bang Jordan juga akan menyusul." Alvaro kembali menyetir mobilnya, kali ini tujuannya ke rumah Sintiya, di sepanjang perjalanan Laura terus saja termenung, tidak ada satu patah katapun yang keluar dari bibirnya. Sesekali Alvaro melirik sekilas pada istrinya, ia tahu betul suasana hati sang istri sedang tidak baik-baik saja saat ini. Alvaro me

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Menemukan mama

    Bab: 42 Keesokan harinya, Laura tampak terburu-buru, begitu pula dengan Alvaro, mereka akan pergi kerumah sakit jiwa, Laura tampak tidak sabaran ingin bertemu dengan sang ibu, sedangkan di depan rumah, Jordan sudah menunggu kedatangan mereka berdua. "Sayang, hati-hati jalannya, jangan lari-lari," Tegur Alvaro. "Mas, aku udah gak sabaran pengen ketemu mama, kata mas Raka mama dalam keadaan tidak baik-baik saja." "Tenang ya sayang, kita akan segera kesana, jangan terlalu stres karena itu tidak baik bagi kandungan kamu." "Iya, Mas," jawab Laura. Alvaro dan Laura segera pergi dengan satu mobil yang sama, sedangkan Jordan mengikuti mobil Alvaro dari belakang, Tidak dapat di pungkiri jika Jordan sangat emosional setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, bahwa dalang dibalik semua ini adalah mama Sintiya, sosok wanita yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri selama ini, orang yang disayanginya, meskipun mereka tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Sintiya, namun Sint

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Bukti yang kuat.

    Bab: 41 Laura menatap kepergian Raka dengan perasaan merasa bersalah, sedih sekaligus merasa terharu atas pengorbanan Raka. Sebelum Raka benar-benar pergi dari rumahnya, Raka menatap lama Laura dengan lengkungan senyum di bibirnya yang sempat ia paksakan bersamaan dengan air mata yang jatuh, Laura membalas senyumannya dengan lambaian tangan, sebelum Raka benar-benar pergi. Perlahan mobil Raka mulai menghilang dari pandangan Laura. Setelah kepergian Raka, Laura tampak termenung dengan tatapan yang kosong. Namun tiba-tiba saja Alvaro muncul dan merangkul pundak istrinya dan membawanya kedalam dekapan. "Kamu sedih kehilangannya hm? kamu masih mencintainya?" tanya Alvaro dengan penuh kelembutan namun ia merasakan kecemburuan melihat Laura dan Raka berbicara, terlebih Laura menangisi kepergian Raka. "Mas, kamu cemburu ya?" tanya Laura mendongak menatap wajah suaminya itu. "Bohong jika aku berkata tidak cemburu." Laura tersenyum tenang, "Mas.. cemburu boleh, karena dengan kam

  • Istri Pengganti Untuk Tuan Presdir    Kepergian Raka dan menyerahkan bukti.

    Bab: 40 "Ounch.." Laura meringis dan tampak kesusahan berjalan, Alvaro langsung saja menggendong sang istri, ia tidak akan pernah membiarkan Laura berjalan untuk hari ini. Ia bertekad akan memanjakan sang istri. "Mas, ini semua gara-gara —" perkataan Laura terpotong. "Iya sayang, gara-gara aku kan? aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku ini. Aku tidak akan membiarkan kamu berjalan, biar aku saja yang menggendongmu kemana pun kamu pergi," kata Alvaro yang membuat Laura tersipu malu. Tok tok tok "Siapa?" tanya Alvaro dengan suara tegas. "Ini Kiki pak bos, di ruang tamu ada nyonya." "Baiklah, aku akan segera kesana." "Baik, pak bos." "Tuh kan mas, mama kesini, aku ke susahan jalannya," kata Laura yang tampak merengek. "Seperti janji ku kepadamu, kamu ikut temui mama? atau biar aku aja yang turun sendirian?" tanya Alvaro. "Tentu saja aku ingin menemui mama, Mas." "Baiklah, seperti janjiku kepadamu." Alvaro langsung menggendong Laura dan membawanya turun m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status