Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku

Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku

By:  Hana PangestuUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Tunanganku mempunyai kekasih impian yang kini mengidap penyakit mematikan, dia mengajukan satu permintaan. Memintaku menyerahkan pernikahan yang telah kupersiapkan kepada mereka, bahkan memintaku untuk menjadi saksi pernikahan mereka. Melihatnya mengenakan gaun pengantin yang aku jahit sendiri, memakai perhiasan yang kupilih dengan sedemikian rupa, bahkan menggandeng tangan tunanganku, melangkah menuju altar yang seharusnya menjadi milikku. Karena dia sudah sekarat, aku mencoba untuk menahan semuanya. Namun, dia semakin kelewatan. Dia bahkan ingin merebut gelang giok putih peninggalan ibuku, benar-benar keterlaluan! Di acara pelelangan, tunanganku melindunginya dan terus menaikkan harga, hingga harga gelang itu melonjak ke empat triliun. Aku yang sudah habis-habisan diperas oleh keluargaku, hanya bisa pasrah melihat harta warisan keluarga ibuku jatuh ke tangan mereka. Tiba-tiba, terdengar suara yang tenang dan elegan, "Enam triliun." Semua orang di ruangan terdiam. Pewaris misterius Billy Solene dari Keluarga Solene langsung membuat gebrakan besar, "Aku akan menghadiahkan barang lelang ini untuk Bu Nora." Akhirnya, aku mendapatkan kembali gelang itu dan mengucapkan terima kasih pada Billy Solene, "Pak Billy, aku akan segera mengembalikan enam triliun itu padamu." Billy mengernyit dan bertanya pelan, "Nora, kamu sudah nggak ingat denganku?" Aku bingung dan terdiam.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

Mereka bilang pernikahan adalah kuburan cinta, tapi bisa dikubur dengan tenang masih lebih baik daripada membusuk di alam liar.Setelah lebih dari dua bulan menjahit dengan susah payah, akhirnya aku berhasil menyelesaikan gaun pengantinku sendiri.Di bawah cahaya, gaun itu tampak putih bersih, elegan, berkilauan dan sangat indah.Aku membayangkan diriku mengenakan gaun ini beberapa hari lagi, melangkah menuju pria yang kucintai. Bahkan dalam mimpi, aku juga tak bisa menahan senyum.Dari usia sembilan belas hingga dua puluh lima tahun, enam tahun telah berlalu, cintaku akhirnya akan dikubur dengan tenang.Namun, siapa sangka, begitu aku terbangun, seketika semua mimpi itu hancur dan berubah menjadi ilusi."Kak Nora, pagi ini Pak Steve datang ke studio dan mengambil gaun pengantinmu. Dia bawa pulang, ya?" tanya Angel, asistenku dari balik telepon dengan penuh kebingungan.Aku baru saja bangun tidur, otakku masih setengah sadar. Mendengar itu, aku bertanya balik, "Steve ambil gaun pengant...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
50 Chapters
Bab 1
Mereka bilang pernikahan adalah kuburan cinta, tapi bisa dikubur dengan tenang masih lebih baik daripada membusuk di alam liar.Setelah lebih dari dua bulan menjahit dengan susah payah, akhirnya aku berhasil menyelesaikan gaun pengantinku sendiri.Di bawah cahaya, gaun itu tampak putih bersih, elegan, berkilauan dan sangat indah.Aku membayangkan diriku mengenakan gaun ini beberapa hari lagi, melangkah menuju pria yang kucintai. Bahkan dalam mimpi, aku juga tak bisa menahan senyum.Dari usia sembilan belas hingga dua puluh lima tahun, enam tahun telah berlalu, cintaku akhirnya akan dikubur dengan tenang.Namun, siapa sangka, begitu aku terbangun, seketika semua mimpi itu hancur dan berubah menjadi ilusi."Kak Nora, pagi ini Pak Steve datang ke studio dan mengambil gaun pengantinmu. Dia bawa pulang, ya?" tanya Angel, asistenku dari balik telepon dengan penuh kebingungan.Aku baru saja bangun tidur, otakku masih setengah sadar. Mendengar itu, aku bertanya balik, "Steve ambil gaun pengant
Read more
Bab 2
Aku kira dia akan marah dan mengataiku serakah. Tapi siapa sangka, dia hanya terdiam sejenak, lalu menjawab, "Baiklah, sampai jumpa malam ini."Tiga tahun lalu, kami berdua bersama-sama mendirikan merek fashion bernama Vezzo Studio yang kini berkembang pesat.Saat itu, Steve menyediakan modal, sementara aku berperan sebagai desainer. Bagiku, ini seperti mendapatkan segalanya tanpa mengeluarkan modal apapun.Sekarang, perusahaan ini bernilai triliunan dan siap untuk go public. Masa depannya sangat cerah, tapi demi bersama Dewita, dia rela memberikannya kepadaku begitu saja.Sepertinya mereka memang cinta sejati ...Aku bangun dan melihat seluruh ruangan penuh dengan dekorasi pernikahan. Rasanya begitu menusuk mata dan ingin membakarnya hingga tak tersisa.Aku memanggil beberapa orang dan memerintahkan mereka untuk mengemasi semua barang yang berhubungan dengan pria itu dari rumah ini.Syukurlah! Untungnya aku bersikeras untuk tidak tidur bersamanya sebelum malam pernikahan. Jika tidak,
Read more
Bab 3
Usai bicara, aku melemparkan kontrak itu tepat ke wajahnya, lalu berdiri dan mengusir mereka, "Aku mau istirahat, kalian minggat sekarang! Oh iya, jangan lupa bawa semua sampahmu pergi juga!"Aku masih tidak percaya, pria yang sudah kusukai sejak umur enam belas tahun, delapan tahun menyukainya, enam tahun berpacaran dan baru hari ini aku benar-benar melihat siapa dia sebenarnya!Aku harus berterima kasih pada Dewita. Jika bukan karena dia, aku pasti akan menikah dengan pria menjijikkan dan munafik ini. Hidupku pasti akan sangat menyedihkan!Sarah langsung marah karena ucapanku. Dia berdiri dan berkata, "Nora, ini semua salahmu! Kamu yang terlalu emosian! Lihatlah Dewita, dia begitu lembut, patuh, berpendidikan dan beretika. Setiap kali melihatku, dia selalu bersikap sopan, nggak seperti dirimu ... "Aku menahan rasa jijik yang hampir meluap dan kebetulan melihat anjing peliharaanku lewat di ruang tamu. Aku pun berbalik dan memanggilnya, "Bagel, gigit mereka!""Guk! Guk guk!" Bagel san
Read more
Bab 4
Steve membeku, tidak bersuara.Sari langsung meninggikan suara, "Akhirnya kata-katamu bisa lebih manusiawi. Kita ini satu keluarga, bukankah sudah seharusnya kakak mengalah untuk adiknya? Anggap saja ini hadiah pernikahan darimu untuk adikmu."Aku tertawa dingin, menatap ibu tiri ini, lalu tiba-tiba berkata lembut, "Kalau begitu, aku harus memberikan satu hadiah lagi.""Hadiah apa?" tanya Sari.Aku menjawab, "Sebuah peti mati untuk diletakkan di tempat pernikahan.""Nora Tira!" Sari langsung naik pitam, wajahnya memuram karena marah, menatapku dengan penuh kebencian.Aku tersenyum dan menjelaskan dengan lembut, "Di zaman dulu, saat seorang wanita menikah, biasanya keluarga memasukkan peti mati dalam mas kawin. Pada hari pernikahan, peti itu dibawa bersama pengantin ke rumah suaminya. Sebagai kakak, hadiah pernikahan yang kuberikan ini sangat sesuai dengan tradisi, 'kan?"Kata-kataku masuk akal, mereka bahkan tak bisa membantah, hanya bisa menahan amarah dan menelannya.Sama seperti saa
Read more
Bab 5
Aku tertawa sinis, mengalihkan pandangan ke jalan yang ramai. Setelah menenangkan diri beberapa saat, aku menoleh kembali dan menyindirnya, "Steve, aku bukan tempat daur ulang sampah. Nggak peduli seberapa besar aku mencintaimu dulu atau seberapa banyak aku berkorban untukmu, sejak hari kamu memilih untuk mengkhianatiku, kamu sudah nggak pantas menerima cintaku lagi."Aku berbalik hendak pergi, tetapi tak bisa menahan diri untuk menoleh lagi dan menambahkan, "Sekalipun semua pria di dunia ini lenyap, aku tetap nggak akan sudi melihatmu lagi, sungguh menjijikkan."Mungkin sikapku yang begitu tegas sedikit melukai hati Steve. Tiba-tiba, dia melangkah maju, meraih tanganku dan mulai memohon, "Nora, aku mencintaimu. Aku sangat menghargai enam tahun kebersamaan kita. Tapi, Dewita sudah mau meninggal, dia begitu menyedihkan dan malang. Permintaan terakhirnya sebelum meninggal hanyalah ... " "Lepaskan aku!""Nora, aku bersumpah, setelah Dewita ... "Aku tak membiarkannya menyelesaikan omong
Read more
Bab 6
"Nora, kalau sampai terjadi sesuatu pada Dewita, kamu harus tanggung jawab!" Steve memperingatkanku dengan wajah muramnya sebelum bergegas pergi, menggendong Dewita dalam pelukannya.Aku terpaku di tempat untuk waktu yang lama, pikiranku dipenuhi dengan ekspresi kejam dan kemarahan Steve padaku.Janji-janji setia di masa lalu kini terasa sangat menusuk. Sejak kapan dia berubah? Kenapa aku tidak menyadarinya sama sekali?Aku larut dalam kesedihan, sampai akhirnya Angel masuk dan bertanya dengan cemas apakah aku baik-baik saja. Barulah aku tersadar dari lamunan.Meratapi pria brengsek seperti itu tidak ada gunanya. Aku menguatkan diri dan kembali fokus pada pekerjaan.Menjelang siang, ponselku berdering.Melihat nama Sari di layar, aku langsung menolak panggilan itu.Tak lama kemudian, ponselku berdering lagi.Kali ini dari ayahku.Aku mulai curiga, apa mungkin Dewita sudah meninggal?Setelah ragu sejenak, akhirnya aku pun mengangkat telepon itu.Namun, begitu aku mendekatkan ponsel ke t
Read more
Bab 7
Aku menutupi mata yang perih dengan sapu tangan, menarik napas dalam-dalam, tak ingin tahu siapa yang duduk di sebelahku.Namun tiba-tiba, ayahku muncul dengan nada sangat hormat dan rendah hati, "Pak Billy, maaf atas ketidaknyamanannya, kursi VIP ada di sana, duduk di sana akan lebih nyaman.""Nggak perlu, aku duduk di sini saja," jawab pria yang dipanggil Billy itu dengan tenang, tapi tetap penuh wibawa.Ayahku masih ingin mengatakan sesuatu, tapi MC sudah memanggil masing-masing orang tua pengantin naik ke panggung. Sari segera datang dan menariknya pergi.Aku mendongak, menenangkan diri dan belum sempat mengembalikan sapu tangan itu, langsung terdengar suara menggema di seluruh aula, "Ayo, kita persilakan saksi pernikahan hari ini, Bu Nora Tira untuk naik ke atas panggung!"Seketika, lampu sorot menyala ke arahku. Aku terkejut dan tidak siap.Keributan yang tadinya memenuhi ruangan langsung mereda, membuat suasana sunyi senyap. Aku tahu, semua tamu terkejut dan heran. Ada yang mera
Read more
Bab 8
Dewita menatapku dengan mata berkaca-kaca, bahkan terisak saat mulai berbicara.Mendengar setengahnya saja, aku sudah paham. Dia sedang menjual kesedihan di depan semua orang, memainkan trik manipulasi!"Terima kasih kepada kakakku karena telah merestui cinta antara aku dan Kak Steve. Terima kasih karena dia telah membuat diriku bisa pergi dari dunia ini tanpa penyesalan. Aku berharap kalian nggak mengejek kakakku, dia adalah kakak terbaik di dunia."Dewita menangis saat mengucapkan kata-kata itu. Aula yang tadinya penuh dengan ejekan dan suara riuh mendadak sunyi. Semua tamu kini benar-benar serius menatap ke arah panggung. Tidak ada lagi yang tertawa dan mencemooh.Aku juga melirik ke arah para tamu. Entah hanya khayalanku atau tidak, tapi aku menangkap sosok seorang pria tampan dengan mata setajam bintang di malam hari. Bibir tipisnya melengkung.Dia seperti tersenyum, tapi tidak sepenuhnya. Seakan sama sekali tidak tersentuh oleh aksi dramatis Dewita.Dewita berbalik menatapku deng
Read more
Bab 9
Situasi di tempat resepsi mendadak menjadi kacau balau. Para tamu mengangkat ponsel mereka, sibuk merekam dan mengambil foto.Aku sendirian dan jelas berada dalam posisi yang lemah. Untungnya, orang tua Steve masih tahu malu, mereka buru-buru naik ke atas panggung untuk melerai."Pak Gaius! Bu Sari! Ini pernikahan anak-anak kita, banyak tamu yang melihat! Hentikan!""Jangan halangi aku! Aku harus menghajar anak durhaka ini hari ini! Dasar pembawa sial! Kelahiranmu hanya mendatangkan sial untukku!"Gaius benar-benar kehilangan kendali, wajahnya tampak ganas. Bahkan orang tua Steve tak sanggup menariknya pergi.Tiba-tiba, Sari berteriak, "Hentikan! Dewita pingsan! Cepat, tolong dia!"Gaius langsung terhenti. Dia menoleh dan tanpa pikir panjang mendorongku ke samping, lalu berlari ke arah putri kesayangannya. Dengan panik, dia berkata, "Apa yang terjadi? Cepat panggil ambulans!"Orang-orang yang tadi mengelilingiku langsung bubar. Semua berlari menuju pengantin yang kini tergeletak tak sa
Read more
Bab 10
Kenapa dia bisa datang ke pernikahan aku dan Steve?Aku benar-benar tak habis pikir, apa mungkin ada kesalahan?Tapi, mengingat orang itu jarang muncul di hadapan publik dan sekali muncul justru menyaksikan drama besar seperti ini, sepertinya perjalanannya kali ini tidak sia-sia.Tiba-tiba ponselku berdering, menarikku kembali dari pikiran yang berantakan.Dari ujung telepon, terdengar suara Wenny yang penuh kemarahan dan emosi, "Steve dan Dewita benar-benar menjijikkan! Aku hampir saja melempar ponselku saking kesalnya! Untung saja kamu nggak takut dan balas menyerang mereka! Mantap! Biar mereka kapok!"Aku menghela napas, bersandar di kursi dengan satu tangan menutupi dahi, "Jangan bilang ini sudah tersebar di seluruh media sosial?""Menurutmu? Drama langka seperti ini sulit ditemukan, bahkan sinetron paling dramatis pun nggak akan bisa mengalahkannya. Netizen sekarang terpecah jadi dua kubu, saling hujat dengan sengit."Aku memejamkan mata, kepalaku semakin sakit.Aku memang ingin m
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status