Aku menutupi mata yang perih dengan sapu tangan, menarik napas dalam-dalam, tak ingin tahu siapa yang duduk di sebelahku.Namun tiba-tiba, ayahku muncul dengan nada sangat hormat dan rendah hati, "Pak Billy, maaf atas ketidaknyamanannya, kursi VIP ada di sana, duduk di sana akan lebih nyaman.""Nggak perlu, aku duduk di sini saja," jawab pria yang dipanggil Billy itu dengan tenang, tapi tetap penuh wibawa.Ayahku masih ingin mengatakan sesuatu, tapi MC sudah memanggil masing-masing orang tua pengantin naik ke panggung. Sari segera datang dan menariknya pergi.Aku mendongak, menenangkan diri dan belum sempat mengembalikan sapu tangan itu, langsung terdengar suara menggema di seluruh aula, "Ayo, kita persilakan saksi pernikahan hari ini, Bu Nora Tira untuk naik ke atas panggung!"Seketika, lampu sorot menyala ke arahku. Aku terkejut dan tidak siap.Keributan yang tadinya memenuhi ruangan langsung mereda, membuat suasana sunyi senyap. Aku tahu, semua tamu terkejut dan heran. Ada yang mera
Baca selengkapnya