Dalang Dibalik Kematian Kakakku

Dalang Dibalik Kematian Kakakku

last updateLast Updated : 2025-01-21
By:  Heni Mulia Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
56Chapters
661views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Alina terpaksa harus menyamar sebagai sekretaris di perusahaan Yuda Prasetya, mantan suami kakaknya, untuk mengetahui alasan di balik meninggalnya sang kakak. Sebab, seminggu setelah meninggalnya Aira, segala akses tentang kakaknya itu begitu cepat terputus dan menghilang. Apalagi Aira dikabarkan meninggal karena terjatuh dari kamar mandi. Tentu saja Alina tidak percaya begitu saja, sehingga dia memutuskan untuk masuk ke dalam keluarga Yuda Prasetya. Di tengah penyamarannya itu, Alina harus berperang dengan perasaan yang rumit, karena banyak sekali kebohongan yang terungkap. Termasuk tentang keberadaan Dani, keponakannya yang ikut menghilang di hari kematian Aira.

View More

Chapter 1

BAB 1

Satu map yang jatuh dari meja membuat fokus gadis itu terpecah-belah. Entah mengapa, perasaan tak enak langsung menyeruak cepat hingga ke relung hatinya. Perempuan bernama Alina itu berusaha untuk mengambil lagi map yang jatuh ke sela meja, tapi bersamaan dengan itu sebuah pesan masuk ke ponselnya.

[Balaskan dendam Kakak kepada Yuda dan siapa pun yang berkaitan dengannya. Tolong jaga Dani untuk Kakak, Lin.]

Pesan itu membuat Alina langsung berdiri tak berkutik dan seketika membuatnya panik attack. Ia segera menghubungi nomor Aira, tapi nomor itu sudah tidak aktif.

"Kak Aira, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba mengirim pesan seperti ini?" Alina berujar sembari berdiri dengan cemas. Baru saja hendak kembali menelepon kakaknya, ia kembali dikagetkan dengan panggilan masuk dari seseorang.

"Halo. Kenapa, Bu?"

"Lin! Kakakmu, Lin! Aira.. Aira meninggal!" Isak tangis ibunya di seberang telepon membuat tubuh Aira bergetar hebat, terguncang begitu keras.

Tanpa pikir panjang, ia langsung bergegas ke lokasi yang dikirimkan oleh ibunya meski jarak kantornya dan rumah Aira memakan dua jam perjalanan. Sesampainya di sana, Alina mendapati bahwa jenazah Aira sudah dikebumikan tanpa menunggu pihak keluarga datang. 

Tindakan itu jelas membuat Alina sangat marah dan diselimuti emosi luar biasa. Bagaimana bisa kakak iparnya berperilaku demikian kepada keluarganya? Kepada Aira?

"Kak Airaaaaaa!" Liana berteriak mengamuk di pemakaman. "Aku nggak percaya kalau yang meninggal ini Kak Aira, Bu." Alina menggaruk gundukan tanah yang masih basah, sedangkan  air matanya meleleh deras.

"Lin, sudah. Ikhlaskan Kakak kamu. Dia sudah tenang," ucap ibunya. Air mata juga mengalir deras di kedua mata wanita paruh baya itu hingga membuatnya kesulitan untuk berdiri.

"Sampai mati aku tidak akan mengikhlaskan Kak Aira pergi." ujar Liana sembari terbayang akan pesan yang dikirim oleh sang kakak beberapa jam lalu. "Kalau Kak Aira memang meninggal dengan kondisi baik-baik saja, kenapa jenazahnya langsung dikebumikan tanpa menunggu kita datang? Kenapa, Bu!!?"

Sang Ibu memegang pundaknya, "Aira meninggal karena jatuh dari kamar mandi. Begitu kata saksi, Lin."

Alina menggeleng keras. Meski jatuh dari kamar mandi, kenapa langsung dikubur seperti ini?

Rasa menggelora dalam dadanya membuat jiwa Alina bergejolak. Perempuan muda itu lantas menggenggam tanah yang menutup tubuh kakaknya dan mengambil satu tarikan napas sebelum kemudian berdiri. "Aku gak percaya kalau Kak Aira meninggal akibat jatuh dari kamar mandi," ucapnya.

"Namun, keterangan dari keluarga kakak iparmu seperti itu, Lin. Ibu juga curiga, tapi kita tidak punya bukti apa-apa untuk membuktikannya!"

"Di mana rumah Kak Yuda?" tanyanya kepada sang Ibu. "Jawab aku, Bu! Selama ini kita tidak tahu siapa keluarga mereka, bahkan saat Kak Aira menikah dengan lelaki itu pun kita tidak diundang! Itu kenapa sampai saat ini pun kita tak pernah melihat wajah suaminya."

"Lin, kamu tenangkan diri dulu. Jangan memutuskan sesuatu saat sedang marah." ujar Ibu Alina yang turut menyusul anaknya berdiri.

"Tidak, Bu. Sekarang aku sudah dewasa. Jangan melarang apa yang aku anggap benar. Kasih aku alamatnya."

Sorot mata perempuan setengah baya itu melemah, lalu mengambil ponsel Liana dan menulis lengkap alamat rumah Aira yang sejak dulu ingin ia datangi.

Setelah alamat rumah kakaknya sudah dikantongi, Alina segera mengantar ibunya pulang dan  segera bergegas ke lokasi. Beberapa menit kemudian, ia sudah sampai. Dengan sesak ia memandang rumah mewah bercat putih itu. Ternyata di sini kakaknya tinggal.

Ada begitu banyak pertanyaan yang tersimpan di rumah yang begitu mewah ini. Alina turun dan langsung menggedor pintu gerbang.

“Yuda! Keluaar!! Di mana kau, brengsek!?" teriakan Alina membuat seorang penjaga datang. "kamu siapa? Mau apa datang ke sini?"

"Tidak penting siapa saya. Saya hanya mau ketemu dengan Yuda! Dia sudah memanipulasi kematian Aira!  Saya harus bertemu dengannya! Cepat suruh dia keluar!" ucap Liana lantang. Bahkan dia tak segan untuk berusaha menerobos masuk.

"Tunggu, Bu. Jika Anda menerobos dengan paksa begini, saya akan bertindak kasar!"

"Kalau begitu, suruh majikan kamu menemui saya! Bahkan saat Istrinya, Aira, meninggal, dia tidak ikut ke pemakaman! Dasar manusia biadab!!"

"Tenang dulu, Bu! Di sini tidak ada namanya Aira. Jadi tolong jangan berbuat ribut."

Alina kembali termangu, enak sekali mereka bilang bahwa di rumah ini tidak ada yang namanya Aira!

"Bacot! Kalian menolak lupa? Lalu istri Yuda, siapa namanya kalau bukan Aira?"

"Maaf, Ibu. Istri Pak Yuda hanya satu, yaitu Bu Valen. Jadi saya mohon Ibu pergi dari sini, jangan berbuat keributan kalau tidak mau berurusan dengan hukum!" ujar pria berseragam itu sembari langsung masuk dan mengunci gerbang.

"Bohong kalian!! Cepat bukaa!! Dasar kejam!! Begini cara kalian memperlakukan Kak Aira selama ini? Bajingan kamu, Yuda!"

Liana terjatuh dan terkapar. Linangan air mata seakan hujan badai yang mengguyur tubuhnya. Ternyata, begitu cepat akses keberadaan Aira di rumah ini terkunci. Jika seperti ini terus, tak ada gunanya perang dengan kata-kata.

"Aku bersumpah," lirih Liana dengan kepala tertunduk. "Aku akan membalas kalian, demi Kak Aira aku akan membalas kalian!"

Bersambung....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
56 Chapters
BAB 1
Satu map yang jatuh dari meja membuat fokus gadis itu terpecah-belah. Entah mengapa, perasaan tak enak langsung menyeruak cepat hingga ke relung hatinya. Perempuan bernama Alina itu berusaha untuk mengambil lagi map yang jatuh ke sela meja, tapi bersamaan dengan itu sebuah pesan masuk ke ponselnya.[Balaskan dendam Kakak kepada Yuda dan siapa pun yang berkaitan dengannya. Tolong jaga Dani untuk Kakak, Lin.]Pesan itu membuat Alina langsung berdiri tak berkutik dan seketika membuatnya panik attack. Ia segera menghubungi nomor Aira, tapi nomor itu sudah tidak aktif."Kak Aira, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba mengirim pesan seperti ini?" Alina berujar sembari berdiri dengan cemas. Baru saja hendak kembali menelepon kakaknya, ia kembali dikagetkan dengan panggilan masuk dari seseorang."Halo. Kenapa, Bu?""Lin! Kakakmu, Lin! Aira.. Aira meninggal!" Isak tangis ibunya di seberang telepon membuat tubuh Aira bergetar hebat, terguncang begitu keras.Tanpa pikir panjang, ia langs
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more
BAB 2
Rambut ikal Alina berkibar cantik seiring dengan tiupan angin yang ringan. Rok hitam yang disertai dengan kemeja putih membuat tubuh rampingnya terlihat begitu elegan. Saat ini, di tangannya ada beberapa berkas yang harus segera ia berikan kepada bosnya. Namun, Alina masih saja berdiri memandangi rumah megah yang baru beberapa hari lalu menjadi tempatnya mengamuk. Ia memang memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai sekretaris Yuda beberapa minggu lalu. Sebab, Liana menganggap posisi ini strategis untuk memata-matai kedua targetnya.Jujur, Alina masih bingung dan penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi tiga hari lalu usai pernikahan kedua Pak Yuda hingga membuat Aira mengirim pesan singkat itu? Alina yakin kematian kakaknya pasti berhubungan dengan kedua manusia sialan itu.Sejenak ia menarik napas panjang dan mulai berjalan memasuki rumah. Untuk saat ini Alina harus bisa menampakkan sopan dan tata krama yang baik agar diterima. Bukankah pertemuan pertama akan mempengaruhi hubungan me
last updateLast Updated : 2024-09-03
Read more
BAB 3
"Maaf sebelumnya, Anda siapa ya?” tanya perempuan di ambang pintu keheranan. “Perkenalkan saya Alina, sekretaris Pak Yuda di kantor." Seketika perempuan itu mundur mengenai kursi, terlihat jelas di matanya ada cermin kegelisahan. "Ada apa ya, Mbak? Kok bisa sampai ke sini?" tanyanya sambil meminta Alina untuk duduk. Alina akhirnya menceritakan maksud dan tujuannya ke sana. Ia berharap akan mendapat sedikit informasi terkait kejadian beberapa hari lalu di rumah yang atapnya bisa terlihat dari samping rumah Bu Gina. "Saya benar-benar tidak tahu tentang kematian Aira," jawabnya sedikit gemetar. "Saya, saya hanya tahu setelah suaminya menikah lagi, dia sering diperlakukan tidak baik, kadang teriakannya terdengar dari dinding kamar mandi saya." Alina mengepalkan tangan, seakan dadanya ingin pecah mendengar potongan kecil penderitaan Aira. "Hanya itu yang saya tahu, sebelum pernikahan suaminya dengan Bu Valen, kami sering bertemu untuk mengobrol tapi setelah suaminya menikah lagi, Ai
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more
BAB 4
Rambut ikal melewati bahu tergerai cantik, langkahnya anggun mendekati nomor meja yang sudah dipilihkan Yasa untuk mereka bertemu. Beberapa kali mencari, baru ia melihat lambaian tangan pria itu di bagian ujung cafe. Alina menghampiri dan akhirnya bertemu sosok pria yang sudah lama tak melihat senyum manisnya."Kenapa kamu menatapku seperti itu?""Aku terpesona," jawab lelaki dengan mata bulat itu tanpa mengalihkan pandangan."Ihhh gombal sekali."“Duduk dong, Sayang."Pria bernama Yasa menarik kursi untuk sang kekasih. Kini pandangannya tak lepas dari gadis yang ia kenal tiga tahun lalu. Wajah rupawan dan manis membuat lelaki itu punya daya tarik tersendiri."Kamu kok tambah cantik, Lin?" imbuhnya."Apaan sih, Yas. Stop ya, jangan ganggu aku dengan kalimat nggak ngefek kamu itu.""Memang benar, Sayang. Iya sudah jangan dipikirkan. Ini aku sudah pesan makan."Keduanya mengobrol lama usai makanan datang, terlihat jelas bahwa kedua sejoli itu tengah menikmati waktu yang terbuang. Alina
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more
BAB 5
Valen melangkah menuruni tangga, pagi itu makanan sudah memenuhi meja. Dia bagai putri kerajaan yang apa-apa saja selalu menyuruh orang lain dan hanya bisa bersolek. Kali ini ia sengaja berpakaian dinas untuk merayu suaminya.Tangan putih membelai lembut pundak Yuda, beralih ke wajah, ia pun meraba lembut kumis tipisnya. Namun, pria itu masih fokus ke layar HP, tak memperdulikan. Menyadari suami yang acuh membuat Valen menghentikan diri kemudian memasang wajah masam."Mas! Kamu sedang lihat apa sampai mengabaikanku?"Yuda berbalik dan mendapati wanita itu seperti kunti gentayangan, sama sekali tak terpesona. Seakan penglihatan dan hati pria itu sudah tersihir oleh Alina seorang."Kamu ngapain berpakaian seperti itu?""Aku sedang mengenang masa lalu. Dulu saat Aira masih hidup, aku sering menggoda kamu di depan dia dengan pakaian seperti ini, melihatnya cemburu dan sakit hati aku merasakan bahagia.""Sama sekali tidak lucu!""Kenapa, Mas? Kamu masih mencintai dia?"Yuda tak menggubris
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more
BAB 6
"Kita masuk ke ruangan! Apa kalian tidak malu dilihat oleh karyawan kalian di sini?" Alina mempersilahkan sepasang suami istri itu masuk. Pintu ditutup rapat-rapat. Di sana hanya ada mereka bertiga. Alina berpikir ketika suasana mereda Valen bisa berpikir jernih, nyatanya tanpa aba-aba ia mendekati Alina lalu menjambak rambutnya. "Sakit!" "Dasar perempuan tidak hau diri!" "Valen!" Yuda langsung menarik lengannya dan mendorong hingga terpental ke kursi. "Aaarrgggh," Alina memperbaiki rambutnya yang berantakan. "Mas! Kamu nggak sadar dia sudah pelet kamu?" "Diam! Apapun yang kamu bilang tidak akan merubah pendirianku untuk menikahi Alina." Sementara Alina pun kembali membulatkan mata, sepertinya ia sudah terlalu jauh masuk ke dalam hati pria itu. Tapi jika bukan dengan menikah dengannya, bagaimana ia bisa mengetahui insiden kematian Aira dengan jelas. Sudahlah, semua sudah terlanjur. Alina akan meneruskan permainan tanpa mundur. Ia tak akan menyerah sebelum dua bajingan ini men
last updateLast Updated : 2024-09-04
Read more
BAB 7
Ada rasa galau yang melanda gadis itu, pasalnya pernikahan dirinya dengan Yuda sudah ditentukan tanggal tapi ia belum berani untuk berkata jujur kepada Yasa. Pria yang selalu setia menunggunya beberapa tahun belakangan ini, tapi sekarang ia harus menelan pil pahit. Bukan bermaksud mengkhianati tapi memang takdir yang memaksanya. [Yas, aku mau bicara sama kamu. Bisa kita ketemu?] Beberapa menit kemudian baru ada balasan. [Boleh. Tapi aku sedang hadiri sidang salah satu mahasiswa bimbinganku. Bisa kita ketemu di kampus saja?] [Bisa. Sebentar lagi aku sampai.] [Makasih, Sayang kamu sudah ngerti.] Pandangan gadis itu menerawang. Pria seperti Yasa jarang ditemui, tak hanya memiliki kepedulian tinggi tapi dia juga humoris. Mobil itu sudah memasuki kampus, pun Alina sudah berada di tempat yang sudah dikirimkan Yasa. Ia sibuk sekali akhir-akhir ini. Duduk sendiri menghadap gedung Fakultas Teknik membuat gadis itu merasa tak tega jika harus berkata jujur pada Dimas, tapi akan lebih
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more
BAB 8
Alina masih bersembunyi menghadap ruangan Yuda, sangat jelas sekali bahwa Yasa memasuki ruangan itu. Tapi ada urusan apa ia bertemu Yuda?Alina tak bisa tinggal diam, sepertinya harus bertanya lagi ke Bu Nawang."Pak Yasa adalah pemilik perusahaan ini. Sementara Pak Yuda adalah tangan kanannya, begitu kurang lebih," jawab perempuan bernama Nawang."Apakah mereka memiliki hubungan keluarga?""Saya kurang tahu soal itu, Bu Alina, soalnya keluarga mereka sangat privasi di kantor ini."Gadis itu kembali mengangguk. Jika Yasa pemilik perusahaan kenapa ia harus bekerja sebagai dosen juga?Menepis kebimbangan, Alina malah dikejutkan dengan dibukanya pintu ruangan Pak Yuda. Paling mencengangkan ialah ketika melihat wajah lelaki itu babak belur, mata, pelipis, pipi hingga dagu memerah. Pun di belakang Yasa ikut keluar dengan mengibaskan tangan. Apa dia yang melakukan itu?"Bu Alina jangan kaget. Hal itu sudah biasa di sini," tukas Nawang.Kembali Alina harus berlayar di laut lepas, apa mungki
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more
BAB 9
"Ada apa, Bi? Kenapa Bibi terlihat pucat seperti itu?" Alina menatap tajam."Saya, saya....""Ada apa, Sayang?" Yasa menghampiri mereka."Ohh nggak, ini aku tanya masalah apa apa saja yang kamu suka.""Kamu kan sudah tahu semua kesukaan aku, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Lagi pula aku tidak pernah tinggal di sini. Ini rumah Yuda."Mampus mampus! Ngapain juga Alina beralasan klise seperti itu."Kan basa basi sama Bi Oni" tukasnya kemudian.Yasa tersenyum seadanya dan tak mempermasalahkan. Mereka berdua masuk kamar. Di sana sudah di desain sedemikian rupa ala pengantin baru."Ini kamar kita?" Keduanya saling pandang. Pasti ini kerjaan Yuda.Hasil dekorasi dari orang yang tersakiti ya begini. Hiasan penuh dengan gambar angsa, bebek atau bangkau? Tak kompeten."Pak Yuda dan istrinya lucu ya," tukas Alina duduk di kasur."Kamu kenapa peduli sekali sama laki-laki itu. Kamu suka sama dia?"Alina menaiki alis heran, kok Yasa jadi over thinking begini? "Kamu kenapa, Yas? Kok mendadak s
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more
BAB 10
Yuda melotot kaget sembari menghindar dari cakaran benda tajam itu. "Kamu gila?!" ucapnya dengan napas yang naik turun. "Kamu nggak apa-apa kan, Mas?" Valen menghampiri suaminya ikut was was akan tindakan Yasa tadi. "Saya gila?" Yasa menghentikan sarapan lantas berdiri. "Kalau kalian anggap seperti itu silahkan, tapi sekali lagi saya dengar kamu sebut nama istri saya dari mulut kotormu, siap siap bernasib sama dengan garpu ini!"Pria dengan setelan piyama bergegas naik meninggalkan mereka."Dasar lelaki gila, apa obatnya sudah habis?" gerutu istrinya."Sssttt, jangan tambah masalah.""Aku capek, Mas. Kita selalu saja jadi budak dia!""Sudah sudah. Aku berangkat dulu."Yuda bergegas pergi, sementara Yasa malah enggan untuk beranjak. Maklum pengantin baru memang tak mau jauh jauh dari istrinya. Bukankah begitu?"Yas, cepat mandi. Nanti kamu telat loh!" protes Alina yang terus saja dipeluk suami."Hari ini tidak usah masuk saja. Nanti aku tinggal kasih mereka tugas, beres!""Bukannya
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status