Klaus Alastair adalah seorang kesatria dengan elemen cahaya. Dirinya berada di Tim Eria bersama dengan tiga kesatria lainnya. Tim Eria merupakan tim terbaru yang dibentuk di Escalera, wilayah yang dikenal sebagai wilayah paling damai dan aman. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Ada organisasi bernama Blade yang ingin menghancurkannya sejak dahulu, hanya saja tidak banyak yang mengetahui rencana itu. Bersama Tim Elite, tim yang memiliki misi untuk membasmi Blade, Tim Eria berusaha menyelidiki dan melawan organisasi itu. Satu per satu lembaran mulai dibalik dan menunjukkan bahwa mereka selama ini memiliki keterikatan dengan Blade. Dengan kekuatannya, Klaus berusaha memberi cahaya—yang melebihi semua cahaya.
Lihat lebih banyakTim Eria sudah sampai di kantor pusat Escalera. Di hadapannya ada Herreros Edgarson, pemimpin ketiga di wilayah Escalera. Tim ini baru saja dibentuk hari ini dan langsung diberikan misi.
Saat ini, Tim Eria berisikan tiga anggota: Klaus, Felix, dan Feather. Ketiga anggota ini ditunjuk langsung oleh Herreros. Sebelumnya, mereka bertiga sudah dilatih secara khusus untuk menyerang dan melindungi diri. Kekuatan yang dimiliki ketiga anggota itu juga berbeda-beda. Sehingga, mereka bisa saling melengkapi.
Klaus yang memiliki nama panjang Klaus Alastair adalah seorang pemuda yang memiliki elemen cahaya. Rambutnya berwarna abu-abu gelap. Tatapan matanya tajam. Di antara semua rekannya, penampilannya adalah yang paling rapi.
Di sebelahnya adalah Felix Broclark, pemuda dengan elemen air. Wajahnya yang ceria dengan rambut kuning cerah membuatnya terlihat seperti anak kecil. Jantungnya terus berdetak karena ia tidak sabar untuk mulai menjalankan misi.
Kemudian, perempuan yang berdiri di paling ujung kanan adalah Feather Alecia yang menguasai penggunaan bermacam-macam senjata perang. Rambutnya yang panjang dengan warna hijau alpine itu diurai. Di punggungnya sudah ada pedang yang selalu ia bawa ke mana pun ia pergi.
“Hari ini adalah hari debut untuk Tim Eria,” kata Herreros. Suaranya sangat tegas dan berwibawa. Ini menunjukkan betapa tingginya posisinya. “Namun, ada satu anggota yang harus kalian jemput lebih dahulu.”
Mereka tampak lebih tenang dari sebelumnya. Setiap tim yang dibentuk di Escalera memang beranggotakan minimal empat orang. Pada awalnya, mereka merasa janggal karena hanya ada tiga orang yang dipanggil ke kantor pusat.
“Namanya Arias Ocleria.” Herreros menunjukkan foto pemuda berambut hitam yang namanya barusan disebut olehnya. “Ia tinggal di Yasle. Dia adalah anggota keempat kalian. Saya juga sudah menyampaikan pesan ini kepadanya.”
“Baik, Tuan,” jawab mereka bertiga.
“Lou, jelaskan sisanya,” perintah Herreros pada Lou Andreas, tangan kanannya.
Lou dengan ramah memperlihatkan sebuah peta kepada Tim Eria. Ia menunjuk sebuah daerah yang berada di perbatasan Escalera dan Rivera. “Ini adalah Yasle. Misi kalian juga dilakukan di tempat ini. Anggota keempat kalian, Arias Ocleria, akan memimpin misi kali ini.”
Ketiga anggota Eria mengangguk mengerti. Lou pun menggulung kembali peta itu.
“Seperti yang kalian sudah ketahui, Escalera memiliki hubungan yang kurang baik dengan Rivera. Sehingga, beberapa bulan sekali, Escalera mengirim tim ke Yasle untuk menjaga perdamaian. Untuk kali ini, tim kalian lah yang dipilih,” lanjut Lou. “Misi kalian berdurasi empat hari. Jika dalam empat hari itu tidak ada tanda bahaya, maka kalian boleh kembali ke Escalera.”
“Boleh kembali?” Klaus bertanya karena kalimat yang barusan ia tangkap itu terdengar sedikit ganjil.
“Jika ada tanda bahaya, tunggu perintah lanjutan dari pusat,” jawab Lou. “Jangan kembali sampai kami meminta kalian untuk kembali.”
“Baik, Tuan Lou.”
Setelah itu, mereka bertiga ditemani oleh Lou sampai keluar dari kantor pusat. Selama berjalan, Lou menjelaskan beberapa hal penting untuk misi pertama mereka.
“Arias akan menunggu kalian di Bukit Yasle. Mungkin setelah kalian sampai, kalian bisa segera menghampirinya. Jika kalian melihatnya, kalian pasti akan langsung tahu bahwa ia adalah Arias,” kata Lou lalu tersenyum. “Semoga berhasil di misi pertama kalian.”
Lou yang sudah selesai mengantarkan mereka sampai ke depan kantor pusat pun kembali ke hadapan Herreros. Wajah Lou yang awalnya berseri-seri saat bersama Tim Eria pun meredup.
“Kenapa Tuan memilih mereka?” tanya Lou pada Herreros. “Yasle juga sedang berada di keadaan yang tidak baik sekarang. Apa ini keputusan yang baik? Mereka masih sangat pemula.”
“Saya sengaja memilih mereka.”
“Misi ini dapat membahayakan nyawa mereka,” kata Lou. Ia menggigit bibirnya karena khawatir. “Saya bahkan merasa bersalah karena telah berbohong pada mereka tentang misi yang sebenarnya.”
“Apa kamu tidak melihat tatapan mata mereka, Lou?” tanya Herreros.
Lou memiringkan kepala. Alisnya naik. Ia tidak mengerti maksud dari atasannya itu.
“Klaus Alastair merupakan orang yang pendiam dan jarang mengasah kemampuan cahayanya. Jika ia berlatih keras, dia akan menjadi orang terhebat di Escalera dalam hal mengendalikan cahaya. Tatapan matanya tajam namun terlihat tidak peduli dengan sekitar. Meski begitu, ia sangat fokus dalam mendengarkan sebuah instruksi. Kemampuan analisisnya hebat dan sangat kritis.”
Lou mengambil empat kertas yang berisikan profil dari masing-masing anggota Tim Eria. Ia membandingkan catatan di profil itu dengan apa yang dikatakan oleh Herreros barusan.
“Kemudian, Feather Alecia—dia memiliki jurus rahasia yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu. Ia adalah pengguna senjata yang paling hebat di antara orang-orang yang seumurannya. Ia tidak menggunakan energi sama sekali. Sejak awal masuk sampai keluar dari ruangan ini, matanya tidak berhenti memperhatikan sekitar.”
“Felix Broclark … dia adalah pengguna elemen air. Meski kemampuannya dalam mengendalikan energi dan mempertahankan jurusnya itu masih lemah, saya yakin dia akan bisa meningkatkan dirinya. Meski elemennya adalah air, tatapan matanya berapi-api. Ia memang lebih lemah dari dua anggota yang lain. Tetapi, ia memiliki tekad yang lebih tinggi dari yang lainnya.”
“Kalau Arias Ocleria, jangan ditanya lagi. Ia adalah murid saya yang sangat saya banggakan. Tetapi, sepertinya kekuatannya menurun karena sudah cukup lama tidak digunakan. Ia cocok sebagai pemimpin. Kemampuannya dalam mengendalikan kayu sangat baik. Jika ia tidak kembali ke Yasle secara tiba-tiba, mungkin ia akan menjadi ketua dari Tim Elite.”
Lou menganggukkan kepalanya berkali-kali setelah mendengar penjelasan Herreros mengenai satu per satu anggota Eria. Herreros sebagai pemimpin Escalera memang bukan hanya diangkat karena kemampuannya dalam bertarung. Namun, kecerdasan otaknya sangatlah menjadi keunggulan dirinya. Mungkin tanpanya, Escalera tidak bisa semaju sekarang.
“Setelah mendengar penjelasan Tuan, saya menjadi sedikit tenang,” kata Lou sambil membaca ulang profil Tim Eria. “Benar kata Tuan, mereka semua memiliki potensi. Bahkan, mereka bisa mengalahkan Tim Elite.”
Tim Elite adalah tim paling tinggi di Escalera. Posisinya tepat berada di bawah Tuan Herreros, pemimpin Escalera. Mereka sudah tidak bisa diragukan lagi kemampuannya. Mereka juga merupakan murid yang diajarkan langsung oleh Herreros.
Tim Elite adalah kesatria. Mereka adalah penyerang sekaligus pelindung. Mereka ditugaskan untuk membasmi para musuh ataupun seseorang yang mengusik perdamaian. Misi Tim Elite terhitung misi rahasia. Hanya petinggi Escalera yang mengetahui informasi detail tentang misi mereka.
Atasannya itu tertawa renyah. “Kamu ini sering sekali meragukan keputusan saya, Lou. Percaya saja dengan apa yang saya lakukan. Misi ini juga untuk menguji kemampuan Tim Eria. Tetapi, ada satu tujuan tersirat lagi.”
“Apa itu, Tuan?”
“Saya ingin menarik Arias kembali. Saya berharap dengan adanya misi ini, ia menjadi ingin kembali ke Escalera dan menjadi anggota tetap Tim Eria.”
Mendengar nama Arias disebut, mata Lou pun membulat. Ia bahkan tidak terpikir soal itu. Ia mengira keberadaan Arias di misi ini hanyalah karena dirinya sudah hafal daerah Yasle. Ia sama sekali tidak sadar akan rencana Herreros.
“Tetapi, mengingat sikap Arias yang berpegang teguh pada pendiriannya, sepertinya agak sulit,” kata Lou.
“Benar. Namun, tidak ada yang tahu. Bisa saja para juniornya itu bisa membuat Arias ingin kembali bekerja dengan saya,” jawab Herreros. “Atau mungkin pertemuannya dengan Tim Elite setelah sekian lama, akan menggerakkan hatinya.”
“Kita tinggal menunggu kabar baik saja, Tuan.”
“Ah, membicarakan tentang Tim Elite, saya sudah mengutus mereka ke Yasle lebih dulu. Sehingga, jika ada sesuatu, mereka bisa membantu Tim Eria.”
“Kenapa Tuan tidak memberi tahu saya sebelumnya?” Lou mendengus. “Misi Tim Elite memang bersifat rahasia. Tetapi, saya masih memiliki hak untuk tahu sebagai tangan kanan seorang Tuan Herreros.”
“Sejujurnya, saya lupa memberi tahumu.” Herreros tertawa. “Sepertinya, saya sudah mulai dimakan oleh umur.”
Herreros sudah memimpin Escalera selama tiga puluh tahun. Perawakannya tua, namun ia masih sangat gesit. Rambutnya sudah mulai beruban dan kulitnya berkeriput. Di balik itu, kekuatannya tidak berkurang sama sekali. Ini juga berkat keputusannya untuk menjadi pelatih bagi calon petarung selama sepuluh tahun terakhir. Sehingga, kemampuannya selalu ia gunakan.
Dibanding wilayah lain, Escalera termasuk wilayah yang damai. Tidak ada perang, tidak ada ancaman, dan tidak ada bencana. Keadaan ini membuat Escalera bisa fokus ke pembangunan dan menjadi wilayah yang paling maju di antara yang lainnya.
Meski tidak ada ancaman, bukan berarti selamanya akan aman. Bisa saja ada sekelompok musuh yang menunggu Escalera mengalami penurunan dan menyerangnya di saat itu. Bisa saja ada organisasi yang membuat rencana sematang mungkin untuk menghancurkan Escalera dalam sekali hantaman. Semua situasi dapat terjadi dan Escalera tidak boleh lengah.
“Sudah bertemu dengan Pilav?” tanya Felix ketika Klaus kembali.Klaus menggeleng. “Dia sepertinya sudah pergi.”“Pergi ke mana?” tanya Nyridia.“Tidak tahu.” Klaus mengangkat bahunya.“Laki-laki memang secuek itu, ya?” gumam Nyridia.“Benar,” timpal Feather.“Bagaimana aku bisa menemukan laki-laki yang baik jika yang ada di sekitarku saja begini?” lanjut Nyridia.“Benar,” timpal Feather lagi.“Seleramu bahkan bukan laki-laki yang baik,” sindir Eugene.“Kau masih mengungkit soal itu?” tanya Nyridia kesal.“Siapa?” tanya Lou yang tidak tahu.“Roy Raven. Si Nyridia pernah naksir padanya,” jawab Eugene. “Cuma lihat dari tampangnya. Padahal tidak tahu baik buruknya bagaimana.”“Memangnya kenapa? Buktinya Seth sudah tampan, baik lagi,” balas Nyridia.“Aku juga bisa jadi contoh, tahu!” seru Eugene.“Apa? Kamu kebalikannya,” jawab Nyridia.“Apa maksudmu?!”“Apa mereka selalu begitu?” tanya Lou pada yang lain.Seth mengangguk. “Ya, selalu begitu.”Klaus hanya bisa menggelengkan kepalanya berka
Mata Pilav terbuka karena ada suara benturan di pintunya. Apa pun yang ada di luar sana, Pilav yakin bahwa pelakunya bukan manusia. Sehingga, ia segera bangkit dari kasurnya dan membuka pintu.“Ceodrin Receive.”Alih-alih memberikan pesan suara, ceodrin itu malah memberinya sebuah amplop putih. Pilav mengangkat satu alisnya karena tidak tahu tentang fungsi ceodrin yang bisa mengantarkan barang. Pilav menunduk untuk membaca tulisan tangan yang berada di luar amplop.Setelah menerima ini, hancurkan ceodrinnya.Pilav menatap ceodrin itu secara saksama. Ia sadar bahwa ceodrin itu terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Warnanya lebih pudar dari warna ceodrin pada umumnya. Namun, ukurannya lebih besar—mungkin untuk menyimpan barang.Di sisi lain, Pilav yakin bahwa pengirim ceodrin ini bukanlah orang yang asing baginya. Pengirimnya pasti sudah mengenalnya dengan baik, sampai tahu mengenai kemampuannya untuk menghancurkan benda mati.Jari telunjuknya menyentuh badan ceodrin. “Chaos.” Ceodri
Pilav berlari menghampiri tubuh Arias yang masih membeku. Eugene pun segera melelehkan esnya.“Pilav, jangan mendekat! Arias sudah terkena racun milik Trish,” ucap Seth. Meski sudah mendengar peringatan itu, Pilav tidak peduli. Ia memeluk tubuh Arias yang sudah kaku. Sesekali, ia menyisir rambut Arias. Ia tahu bahwa semuanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula. Namun, kenaifannya tetap memenuhi dirinya.Beberapa saat kemudian, mata Arias terbuka. Namun, mata ini bukanlah mata yang dikenal Pilav. Melihatnya yang sudah mulai berubah, Pilav tidak bisa menahan air matanya.Semua yang diucapkan Trish itu benar. Jarumnya beracun. Jarumnya lebih beracun daripada milik Tyra yang hanya bisa melumpuhkan. Jarumnya benar-benar bisa mengubah seseorang menjadi boneka. Perubahan diri Arias yang menjadi boneka itu membuat pergerakan Trish melambat. Berkat itu, Nyridia berhasil melakukan serangan penutup. Trish perlu menyalurkan energinya untuk boneka miliknya. Sayangnya, bahkan ketika Tris
Pilav menebas satu per satu boneka yang ada di dekatnya. Terlihat Lalia’s Pendant miliknya yang menyala—tanda bahwa liontin itu sedang aktif. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan jurus rahasia milik Kerajaan Alba.Sambil menekan liontin putih yang sedang menyala, Pilav memejamkan matanya. Muncul cahaya besar berwarna putih di hadapannya. Kemudian, cahaya itu terpecah belah dan berterbangan ke arah tujuh rekannya. Tidak butuh waktu lama hingga cahaya putih dari Lalia’s Pendant berubah menjadi sebuah tembok transparan yang mengelilingi satu per satu dari mereka.Jumlah boneka yang dimiliki Trish sudah menipis. Karena boneka yang digerakkan oleh Trish semakin sedikit, pergerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Benang-benang yang ia gunakan pun bertransformasi lagi. Gerakan benang milik Trish menjadi seratus kali lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan berhasil menciptakan arus angin yang tidak kalah kencang dari Pilav. Semua yang berada di medan perang memutuskan untuk me
“Apa kau merasa puas, Tuan Putri? Kau memanfaatkan orang-orang mati ini sebagai senjatamu juga,” ucap Trish.“Mereka semua adalah rakyatku. Mereka semua adalah orangku!” teriak Pilav kemudian mulai mendorong Trish dengan angin miliknya.Trish yang sempat lengah itu berusaha memberikan serangan balasan. Muncul jarum di bagian ujung beberapa benang yang ada di tangannya itu Pilav tertawa melihat perubahan itu. “Apakah kau sedang membuka kelas menjahit?” Tentu kalimat yang dilontarkannya itu berhasil mengubah ekspresi Trish.“Kau lihat jarum ini? Ini bukan jarum seperti milik Tyra. Jarum ini sungguh beracun dan bisa mengubahmu menjadi boneka dalam sekejap,” ucap Trish.“Sampai sekarang pun, kamu masih menyebut nama Tyra. Untuk apa? Karena kau merasa tersaingi olehnya?” balas Pilav.“Karena hari ini … kamu dan Tyra akan mati,” ucap Trish.Pilav menggeleng. “Kalau dua nama itu yang kamu sebut, tentu saja ucapanmu salah. Kamu yang mati.”Setelah mengatakan kalimat itu dengan tegas, muncul
Suara kaki kuda yang berpacu mengisi keheningan. Jarak yang mereka tempuh sudah cukup jauh. Kabar baiknya adalah mereka berhasil menemukan jejak kaki kuda lainnya. Kemungkinan besar, jejak itu adalah milik kuda Pilav. Seth sebagai pemimpin pasukan kavaleri kecil ini memutuskan untuk mengikuti jejak itu.Dilihat dari suasana sekitar, mereka sudah keluar dari Escalera. Untuk di mana lokasi tepatnya mereka berada sekarang, tidak ada yang tahu.Ketika langit sudah mulai gelap, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Seth menghentikan kudanya di tempat itu dan orang-orang yang ada di belakangnya mengikutinya. “Kita istirahat dulu untuk malam ini,” ucap Seth lalu turun dari kuda.“Tidak apa-apa kita istirahat? Sepertinya Pilav sudah sampai lebih dulu,” ucap Nyridia.“Dia juga pasti istirahat,” jawab Seth dengan tenang. “Kalau dia tidak istirahat—paling tidak, kudanya yang butuh istirahat.”“Masuk akal,” jawab Nyridia.Tim Elite mulai memasang tenda; Tim Eria menyiapkan makan malam. Mereka be
Tujuh ekor kuda sudah siap di pintu masuk Escalera. Selagi yang lain mempersiapkan diri untuk perang, Seth melaporkan semuanya kepada Herreros. Dia juga meminta izin untuk memimpin pertarungan antara Escalera dengan Blade.Perang ini terjadi di negeri lain. Dengan apa yang pernah terjadi di Rivera, tentu Herreros sedikit waswas. Namun, sekarang situasinya berbeda. Tidak akan ada yang protes mengenai pertarungan di Alba. Tidak akan ada seorang pemimpin yang menghampiri Escalera nanya untuk mempermasalahkan hal ini.Pada dasarnya, Alba memang sudah tidak ada. Pemimpin Alba pun merupakan boneka. Blade memang berani melakukan apa pun untuk memanipulasi dunia. Memalsukan sebuah kerajaan merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.Herreros awalnya ingin mengirim pasukan kesatria lain untuk membantu perang mereka nantinya. Tetapi, Seth menolak keras. Seth menekankan kepada Herreros bahwa perang ini bukanlah tanggung jawab Escalera. Penyebabnya adalah masalah pribadi. Seth dan lainn
Tim Elite terlihat gelisah. Di atas meja yang ada di tengah mereka sudah ada tiga cangkir teh. Tetapi, tidak ada yang menyentuhnya. Keadaan mereka seperti ini karena mereka berhasil mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.Pilav Yoedger menghilang.Hari ini seharusnya Tim Elite berkumpul untuk diskusi. Tetapi, sampai di waktu yang dijanjikan, Pilav belum juga datang. Sebelumnya, Pilav tidak pernah terlambat di setiap janji. Sekitar lima menit setelah waktu yang ditentukan itu tiba, Seth mengirim ceodrin kepada Pilav. Tetapi, tidak ada jawaban yang mereka dapatkan lagi setelah empat jam. Kini, anggota Tim Elite yang tersisa hanya bisa duduk sambil berharap mendapat kabar tentang Pilav.Tim Elite juga sudah menghampiri rumah Pilav. Dengan bantuan Lou, pintu rumahnya yang terkunci itu berhasil dibuka. Lou memang memiliki kunci cadangan untuk semua rumah para kesatria karena rumah tersebut berasal dari dana pusat. Tetapi, si pemilik rumah tidak ada di sana. Barang-barangnya juga masih lengk
Dengan kakinya yang jenjang, Pilav berjalan menuju Soleclar.“Saya Pilav Yoedger dari Tim Elite. Saya ingin menemui Tuan Edberg,” ucap Pilav pada penjaga yang bertugas menerima tamu. Padahal, penjaga itu belum mengucapkan sepatah kata pun.Penjaga itu terlihat kebingungan. Dari lagaknya, sepertinya penjaga itu merupakan kesatria yang baru saja bekerja di Soleclar.Mendengar permintaan Pilav, salah satu penjaga yang tidak jauh dari sana mendekatinya. “Ikut saya.”Pilav mengikuti langkah penjaga itu hingga mereka berdua sampai di depan ruangan Edberg.“Terima kasih,” ucap Pilav kemudian membuka pintu itu.Suasana ruangan itu terlihat sangat berbeda. Interiornya tidak ada yang berubah. Tetapi, karena pemiliknya sudah diganti, rasanya tempat itu sangat asing.Edberg duduk di sofanya dengan penuh angkuh. Saat melihat ada tamu yang datang, ia memberi sinyal kepada Pilav untuk duduk di hadapannya. Sejak kedatangannya hingga berada di hadapannya, Pilav terus ditatap sinis oleh Edberg.“Ada ap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen