Home / Fantasi / Beyond the Light / 6. Elite's Back

Share

6. Elite's Back

Author: Ines Dian
last update Last Updated: 2022-10-03 21:56:57

“Tuan Herreros, Tim Elite telah kembali.” Dipimpin oleh Seth, Tim Elite membungkuk kepada Herreros.

Sebelum menemui Herreros, Tim Elite sudah membawa Tyra ke Soleclar. Soleclar adalah bangunan penjara di Escalera yang terletak di bawah tanah. Soleclar dipimpin oleh jenderal utama Escalera, Bosley Moon. Penjagaannya sangat ketat dan hanya orang tertentu yang diperbolehkan untuk masuk.

Menurut keputusan jenderal utama, Tyra akan dipenjara seumur hidup. Sudah sejak lama Tyra berusaha menyerang Escalera. Ditambah lagi, ia berusaha kabur dan bersembunyi selama hampir dua tahun. Sebenarnya, hukuman mati merupakan solusi yang lebih baik untuk seorang pengacau seperti Tyra. Tetapi, penjara seumur hidup juga tidak jauh berbeda.

Tim Elite sudah berencana untuk membunuh Tyra ketika menemukannya. Namun, mereka sadar bahwa masih banyak yang belum terungkap di kasus ini. Mereka juga yakin bahwa Tyra memegang kunci penting. Itulah alasan Tyra tidak langsung dibunuh. Jika sudah ditemukan bukti yang lebih jelas, Tyra akan ditanyakan sebagai saksi.

Koin dan kaca. Pengguna logam dan pengguna kaca. Tidak ada yang pernah mendengar tentang kekuatan itu. Tidak ada juga data mengenai elemen tersebut. Kasus ini memang sangat unik. Juga, di antara sekian banyak wilayah, kenapa Yasle yang dipilih?

“Bagaimana?” tanya Herreros tidak sabaran. Ia sepertinya sudah menunggu jawaban ini sejak lama.

“Seperti yang sudah Tuan sampaikan, Tim Eria sangatlah memiliki potensi. Terutama pemuda bernama Klaus. Apa benar dia adalah orang yang baru pertama kali menjalankan misi?” Seth memiringkan kepalanya.

“Tentu saja misi ini adalah misi debutnya sebagai seorang petarung. Lalu, selain Klaus, apa yang kalian tangkap?”

“Satu-satunya perempuan yang di tim itu, Feather kalau tidak salah namanya,” sebut Pilav. “Ia observatif. Feather bisa mengingat apa yang sudah dia lihat secara spesifik. Mengingat ia bukan pengguna energi, kemampuannya dalam bertarung sangat menakjubkan.”

“Benar.” Herreros mengangguk. “Feather Alecia, tujuh belas tahun, dia adalah satu-satunya kesatria dengan nilai di atas rata-rata yang tidak memakai energi sama sekali. Dia masih belum mengetahui elemennya. Bisa saja, ia memang tidak memilikinya—dan bisa saja dia belum mengetahuinya.”

“Sebagai pengguna elemen alam, saya merasa bahwa Feather memiliki elemen alam juga. Namun, saya belum yakin,” kata Nyridia.

Herreros hanya menganggukkan kepalanya berkali-kali. Ia juga sudah menduga tentang itu. Orang yang memiliki elemen api, air, dan cahaya akan mudah dikenali. Tetapi, orang yang memiliki elemen alam sangat sulit. Itu karena di mana pun kita berdiri, pasti berdiri di atas tanah. Sehingga, tidak ada yang sadar energi itu aktif atau tidak.

“Apa Tuan tahu tentang Tyra?” tanya Seth. “Tuan hanya memberikan misi kepada kami untuk ke Yasle karena ada energi yang tidak normal. Tetapi, Tuan tidak menjelaskannya lebih detail.”

“Saya tidak tahu tentang itu. Ketika Pilav mengirimkan ceodrin, saya cukup terkejut. Saya kira, ini perilaku dari suatu kelompok. Ternyata, hanya ulah seorang Tyra,” jawab Herreros. “Kalian sudah membuat keputusan yang bagus untuk tidak membunuh Tyra. Banyak yang harus dijelaskan olehnya.”

“Apa Tuan tahu bahwa Tim Eria hampir saja mati jika tidak kami temukan?” tanya Pilav.

Tatapan Herreros menjadi dingin. “Itu risiko. Jika mereka sudah memutuskan untuk menjadi kesatria, artinya mereka sudah siap untuk mati.”

“Mereka pemula,” ucap Pilav. “Mereka tidak punya pengalaman apapun.”

“Karena itulah saya memberikan mereka pengalaman.”

Jawaban Herreros berhasil menghancurkan suasana. Pilav yang biasanya tenang itu tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Tiga rekannya yang lain juga merasa tidak nyaman. Mereka tidak percaya jika Herreros setidak peduli itu dengan para pemula.

Takut terjadi perdebatan, Seth pun angkat bicara. Ia membungkuk. “Baiklah. Sekarang, kami akan menemui Tyra untuk meminta keterangan darinya.”

***

“Pilav, kenapa kau terlihat sangat emosional tadi?” tanya Nyridia. “Tapi, aku setuju, sih. Tuan Herreros memang keterlaluan.”

“Aku hanya membayangkan bagaimana jika mereka benar-benar mati waktu itu. Escalera akan kehilangan empat kesatria yang berbakat.”

“Aku mengerti apa yang Pilav maksud,” kata Seth. “Keputusan Tuan Herreros memang sangat berbahaya. Tetapi, hasilnya sangat memuaskan.”

Mendengar itu, Pilav memberhentikan langkahnya. “Seth, apa kau bilang? Hasilnya sangat memuaskan? Kalau semua anak itu mati, apa memuaskan juga?” Pilav menatap Seth sebentar lalu kembali melihat ke depan. “Kau sama sekali tidak mengerti maksudku.”

“Pilav,” panggil Seth pelan. Namun, setelah memanggil namanya, ia tidak tahu harus menjelaskan apa. Ia hanya merasa bersalah. Jika ia tidak menjawab apa-apa, ia semakin merasa bersalah.

“Sudah, sudah.” Nyridia melerai. Kemudian, ia mengubah topik. “Kita harus menginterogasi Tyra, kan?”

“Aku sangat bingung dengan apa yang ada di pikiran Tyra. Dia sangat nyentrik. Siapa coba yang berpenampilan seperti itu di zaman sekarang? Apa dia hidup di zaman batu?” Eugene menguap. “Katanya, dia juga sulit untuk diajak bicara. Apa ada masalah dengan otaknya, ya?”

“Siapa yang mau interogasi dia?” tanya Nyridia. Namun, tatapan mata ketiga rekannya mengarah padanya. Dia pun langsung membulatkan matanya. “Hei! Aku menanyakan ini karena aku tidak mau.”

“Kenapa? Aku kira kamu mau ngajuin diri,” ucap Eugene.

“Ya, nggak, lah!” seru Nyridia. “Aku gak bisa ngebayangin kalo ngomong sama dia. Pas di gua aja, dia suka ketawa sendiri.”

“Anggap aja kamu lagi ngomong sama Eugene,” kata Pilav.

Mendengar ucapan Pilav, Eugene langsung menghentikan langkahnya. “Gak! Kenapa aku disamain kayak dia?!” Eugene memberikan gerakan yang berlebihan pada tangannya. Badannya yang besar sangat tidak cocok dengan tingkahnya yang seperti anak kecil tantrum.

Seth menghela napas. Ia berjalan lebih cepat dari mereka—tidak ingin dianggap berteman dengan tiga orang lainnya, terutama Eugene. Ia merasa malu melihat kelakuan temannya itu. “Aku yang akan melakukannya. Jangan ribut lagi.”

***

Sekarang Seth dan Tyra berhadapan. Penampilan Tyra sangat berbeda dengan sebelumnya. Rambut coklatnya hanya diikat kuda. Pakaiannya masih berwarna putih bersih. Namun, gaunnya sudah berubah menjadi seragam Soleclar.

“Kamu telah membuat keputusan yang tepat karena tidak membunuhku,” ucap Tyra.

“Siapa yang memberikan koin dan kaca kepadamu?” tanya Seth. Ia mengabaikan ucapan Tyra barusan. Tubuhnya yang tegak memberi kesan mengintimidasi kepada lawan bicaranya.

Tyra yang ada di hadapannya hanya terkikik. “Menurutmu siapa?”

“Siapa?” tanya Seth lagi. “Kau akan selamanya dikurung di sini. Kau akan membusuk di sini. Meski begitu, kau masih ingin melindungi orang yang ada di balik kasus ini?”

“Nah, aku selamanya dikurung di sini, membusuk di sini. Apa bedanya jika aku memberi tahu namanya atau tidak?” balas Tyra. Tidak bisa dipungkiri, jawaban Tyra adalah jawaban yang pintar.

“Oh, berarti memang ada orang di balik ini...” Seth mencatat itu di kertas yang ia sediakan di meja. “... dan kau juga mengetahui siapa orang itu.”

Wajah Tyra menjadi asam ketika Seth mengatakan itu. Padahal, ia sudah merasa bangga dengan jawabannya. Ia kira, ia akan menang. Semuanya memang tidak sesuai dugaannya. Seth yang pada dasarnya jauh lebih cerdas darinya itu berhasil membodohinya.Tyra sudah menggali kuburannya sendiri tanpa sadar.

“Kenapa jumlah kaca dan koin yang kau miliki itu tidak seimbang?” Seth melontarkan pertanyaan selanjutnya.

“Seimbang?”

“Koin yang kau miliki hanya lima buah. Tetapi, kacamu berjumlah lebih dari itu.”

Tyra tersenyum sambil melirik ke kiri dan kanan. Setelah itu, matanya menatap Seth seperti ingin memakannya. “Atas dasar apa kau mengatakan itu?”

Seth meletakkan kedua tangannya di atas meja kemudian merapatkannya. “Kami sudah membunuh lima monster kaca dan mengambil lima koinnya. Lalu, besoknya kami hanya menemukan kaca saja. Kaca itu tidak berubah bentuk menjadi monster — semuanya masih berupa kaca. Kenapa begitu? Apa kau sudah tidak memiliki koin?”

“Kenapa kau meminta koin dariku? Aku tidak memiliki uang.”

Kalimat itu tidak mengherankan jika keluar dari mulut Tyra. Sudah bukan rahasia lagi jika Tyra memiliki kepribadian yang unik. Orang-orang yang seharusnya menangkap Tyra dua tahun yang lalu juga tahu tentang ini. Pada buku catatan kriminal sudah dijelaskan bahwa dirinya sedikit sinting.

“Terima kasih atas keteranganmu hari ini.” Seth tersenyum sarkas. Ia menghentikan proses interogasi karena kegilaan Tyra sudah muncul kembali. “Besok aku akan kembali lagi untuk menanyakanmu beberapa hal. Sampai jumpa.”

Tyra kembali dituntun oleh petugas penjara ke selnya. Namun, ia memberhentikan langkahnya sebelum masuk ke sel. Ia berbalik sebentar. Matanya bertemu dengan Seth yang hendak meninggalkan tempat itu.

“Seth, menikah, yuk?”

Related chapters

  • Beyond the Light   7. New Path

    Tim Eria kembali ke Escalera sehari setelah Tim Elite. Sama seperti seniornya, Tim Eria juga menghampiri Herreros.“Tuan Herreros, Tim Eria sudah kembali,” ucap Arias kemudian mereka semua membungkuk.“Oh, Arias. Kau kembali ke sini.”“Iya, Tuan. Saya memutuskan untuk pergi ke Escalera untuk sementara. Saya mungkin akan kembali ke Yasle dalam waktu dekat.”Senyum pada wajah Herreros memudar. Matanya yang bulat pun menjadi sayu. Padahal, ia baru saja berpikir bahwa Arias akan kembali ke Escalera untuk selamanya. Tetapi, harapannya itu sirna.Herreros mengangguki ucapan Arias—menutupi rasa kecewanya. “Bagaimana misi pertama kalian?”“Kenapa Tuan membohongi kami?”Sebelum Arias membalas pertanyaan Herreros, Klaus sudah berbicara lebih dahulu. Arias merupakan orang yang taat dan hormat. Sehingga, melihat tingkah Klaus yang sedikit tidak sopan ini membuatnya panik.“Klaus .…” Arias menyebut nama Klaus dengan volume rendah. Klaus melirik dirinya sebentar, namun kembali menatap Herreros deng

    Last Updated : 2022-10-03
  • Beyond the Light   8. Blooming Day

    “Tuan Herreros, informasi yang saya dapatkan dari Tyra belum banyak. Apa Tim Elite harus menginvestigasinya?””“Tyra Edericka hanyalah kriminal biasa—seorang arsonist. Saya rasa, saya tidak perlu turun tangan,” jawab Herreros. “Lagi pula, sejak awal, misi ini adalah misi Tim Elite.”Seth berdeham. Ia sedikit ragu untuk menanyakan soal ini. “Tuan, soal Tyra … dia sering sekali berlaku sesuka dirinya. Harusnya, interogasi dapat dilakukan secara menyeluruh dalam dua atau tiga kali pertemuan. Tetapi, setiap pertemuan hanya bisa mendapat sedikit informasi. Pada pertemuan pertama, saya yang pergi lebih dahulu. Tetapi pertemuan kedua, ia yang meninggalkan saya. Entah saya harus mengadakan berapa kali pertemuan.”Herreros memandang wajah khawatir Seth. Ia tahu bahwa Seth sudah memberanikan diri untuk mengatakan itu semua. Seth bukanlah orang yang suka mengeluh dan mempermasalahkan sesuatu. Tetapi, tampaknya, lelaki itu sedang kebingungan.“Apa kau tahu berapa kali Tyra diinterogasi waktu peri

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   9. Big Explosion

    “Nama panjang?”“Tyra Edericka.”“Umur?”“Dua puluh tujuh.”“Asal?”“Desa Gowi, Escalera.”Seth memulai dengan pertanyaan basic. Ia memberi tanda centang kepada data yang sudah ada. Ia memastikan bahwa data Tyra di buku catatan kriminal tidak salah.“Kalau ada ledakan besar di Escalera, apa yang akan kau lakukan?” tanya Tyra tiba-tiba.Seth yang sedang menulis di kertas pun menghentikan aktivitasnya. Matanya tertuju pada Tyra yang baru saja melontarkan pertanyaan itu.“Tentu aku akan menyelamatkan para penduduk terlebih dahulu,” jawab Seth.Tyra menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, kau tidak akan menyelamatkan dirimu terlebih dahulu?”“Apa kau berpikir bahwa aku adalah orang yang egois?”“Tidak, bukan begitu.” Tyra menegakkan punggungnya. “Kalau kau tidak menyelamatkan dirimu dahulu, bagaimana kau bisa menyelamatkan orang lain?”Seth terdiam. Perkataan Tyra tidak salah. Andaikata dirinya tidak selamat, maka ia tidak akan bisa menyelamatkan yang lain. Menyelamatkan diri sendiri

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   10. Snake Bite

    Sesuai dengan permintaan Tyra, sekarang Klaus lah yang menginterogasinya. Klaus juga sudah briefing bersama Seth. Otaknya yang pintar itu dengan cepat mengolah informasi dari seniornya. Ia kurang lebih sudah paham dengan apa yang harus ia lakukan.“Hai, Klaus,” sapa Tyra dengan ramah.“Bagaimana kau tahu namaku?” tanya Klaus.“Kalian sudah membuat keputusan yang tepat karena tidak membunuhku,” ucap Tyra. Sebelumnya, ia sudah pernah mengatakan ini kepada Seth. Entah kenapa, ia mengulangi pernyataannya.“Ya, anggap saja begitu,” jawab Klaus tidak peduli. “Bagaimana kau tahu namaku?”Tyra merapikan rambutnya sebentar. Terlihat luka bekas gigitan ular pada lehernya saat ia menyangkutkan rambutnya di telinganya. Luka itu sangat kecil dan hanya terlihat beberapa detik sampai rambutnya kembali turun dan menutupinya.“Aku adalah pengagum rahasiamu,” jawab Tyra pada akhirnya.Mata Klaus menajam. Ia mulai berpikir bahwa Seth pasti sedang bahagia karena terlepas dari pekerjaan ini. Sekarang, dir

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   11. Discussion

    Klaus memejamkan matanya. Ia berusaha mengingat semua pembicaraannya dengan Tyra. Semua perkataan perempuan itu memang aneh. Apalagi, ketika ia tiba-tiba mengatakan ingin memegang tangan Klaus.“Klaus, kau mirip sekali dengan Seth. Tapi, kenapa kau terlihat gugup? Apa perlu aku genggam tanganmu? Ah, aku lupa kalau tanganku diikat.”Mata Klaus membesar ketika mengingat tentang itu. Ia ingat dengan jelas susunan kata Tyra. Tepat di saat itu, otaknya langsung bekerja. Kau bisa menggenggam tangan seseorang meski tanganmu diikat. Lengan dan jarimu masih bergerak bebas. Hanya pergelangan tanganmu yang diikat.Klaus mulai mengingat percakapan lainnya. Pikirannya penuh dengan kalimat. Pandangannya kosong. Sapaan darinya pasti tidak ada artinya. Pada awalnya, ia menghindari pertanyaanku. Kemudian, saat aku menunggu jawaban darinya, ia menggerakkan rambutnya. Di saat itu, aku bisa melihat luka gigitan ular. Apa dia sengaja melakukannya saat aku memusatkan perhatian padanya?Klaus menarik kata-k

    Last Updated : 2022-10-11
  • Beyond the Light   12. Caught in the Act

    Klaus sibuk mengacak-acak tumpukan barang yang ada di depannya. Padahal, pemilik rumah itu memperhatikannya dari sudut ruangan—meski hanya sebatas foto. Sudah sejak bulan lalu ia menggeledah tempat itu. Ia belum juga menemukan apa yang ia cari.“Di mana, sih?” oceh Klaus. Entah dia bertanya pada siapa. Ia adalah satu-satunya orang yang ada di dalam tempat itu.Suara pintu yang dibuka dengan kencang berhasil membuat Klaus tersentak.“Siapa di sana?!” teriak seseorang yang baru masuk.Sebuah cahaya mengepung Klaus. Ia pun segera menutupi matanya dengan tangannya karena terlalu silau.“Klaus Alastair dari Tim Eria?” Salah satu orang di sana mengenalinya. Mata Klaus membulat ketika mendengar suaranya.Cahaya dari berbagai sudut pun redup. Klaus bisa melihat pria yang familiar di depannya. Pria itu membawa lentera di tangannya.Awalnya, Klaus sedikit bingung, untuk apa membawa lentera di siang bolong seperti ini? Namun, ketika ia mengingat interior di tempat ini, ia pun mengerti: tidak ada

    Last Updated : 2022-10-11
  • Beyond the Light   13. Behind the Book

    “Arias, apa maksudnya? Klaus dipenjara?!” tanya Feather tidak terima.“Apa kalian tahu apa yang dia lakukan? Kalian dekat di akademi, kan?” tanya Arias.“Aku tidak tahu.” Feather menoleh ke arah Felix. “Apa kau tahu?”Felix menelan ludahnya. Ia merasa bahwa ia tidak boleh menjelaskan semuanya.“Felix, kau mengetahuinya,” ucap Arias. Itu pernyataan, bukan pertanyaan.“Klaus memiliki alasan yang kuat untuk melakukan itu,” jawab Felix. “Hanya itu yang bisa kukatakan.”“Di mana rumah Klaus? Aku harus memberi tahu keluarganya.”Ketika Arias hendak pergi, Felix segera menghadangnya. “Dia tidak punya keluarga.”Arias dan Feather memusatkan pandangan mereka ke arah Felix. Pernyataan yang dilontarkannya barusan membuat mereka terkejut bukan main.“Waktu kemarin, bukannya kau bilang kalo Klaus sedang ada urusan keluarga?” tanya Feather.“Maaf,” ucap Felix pelan. “Maaf karena aku sudah membohongi kalian berdua.”“Felix, kita satu tim,” ucap Feather. “Kau tahu kalau tim ini adalah tim seumur hidu

    Last Updated : 2022-10-11
  • Beyond the Light   14. Lost in Mind

    Lou terus saja mundar-mandir di ruangan Herreros. Ini membuat sang pemimpin tidak kuasa menahan rasa penasaran.“Apa yang sedang kau pikirkan, Lou?”Lou menghentikan langkahnya lalu membungkuk ke arah Herreros. “Maaf, Tuan. Saya sedang memikirkan bagaimana cara mengeluarkan Klaus dari penjara.”“Kenapa kau ingin ia keluar? Bukannya ia sudah mengakui tindakannya?” tanya Herreros. “Menggeledah barang di rumah Tuan Ritchie memang sangatlah salah.”“Apa Tuan berpikir bahwa Klaus adalah anak seperti itu?” tanya Lou.“Lalu, kenapa kau menangkapnya?” tanya Herreros. “Kaulah yang menangkap basah Klaus. Jika kau berpikir bahwa ia bukan anak seperti itu, kenapa kau menangkapnya sejak awal?”Wajah Lou menjadi panik. “Karena saya sedang bersama para pengawal. Jika saya sendirian, saya tidak akan menangkapnya. Saya juga mengira dia akan langsung menjelaskan alasannya. Tetapi, saya tidak menyangka ia akan tutup mulut seperti ini.”Herreros tertawa. “Tapi, untuk apa kau datang ke rumah Tuan Ritchie

    Last Updated : 2022-10-13

Latest chapter

  • Beyond the Light   57. Trust

    “Sudah bertemu dengan Pilav?” tanya Felix ketika Klaus kembali.Klaus menggeleng. “Dia sepertinya sudah pergi.”“Pergi ke mana?” tanya Nyridia.“Tidak tahu.” Klaus mengangkat bahunya.“Laki-laki memang secuek itu, ya?” gumam Nyridia.“Benar,” timpal Feather.“Bagaimana aku bisa menemukan laki-laki yang baik jika yang ada di sekitarku saja begini?” lanjut Nyridia.“Benar,” timpal Feather lagi.“Seleramu bahkan bukan laki-laki yang baik,” sindir Eugene.“Kau masih mengungkit soal itu?” tanya Nyridia kesal.“Siapa?” tanya Lou yang tidak tahu.“Roy Raven. Si Nyridia pernah naksir padanya,” jawab Eugene. “Cuma lihat dari tampangnya. Padahal tidak tahu baik buruknya bagaimana.”“Memangnya kenapa? Buktinya Seth sudah tampan, baik lagi,” balas Nyridia.“Aku juga bisa jadi contoh, tahu!” seru Eugene.“Apa? Kamu kebalikannya,” jawab Nyridia.“Apa maksudmu?!”“Apa mereka selalu begitu?” tanya Lou pada yang lain.Seth mengangguk. “Ya, selalu begitu.”Klaus hanya bisa menggelengkan kepalanya berka

  • Beyond the Light   56. Strange Ceodrin

    Mata Pilav terbuka karena ada suara benturan di pintunya. Apa pun yang ada di luar sana, Pilav yakin bahwa pelakunya bukan manusia. Sehingga, ia segera bangkit dari kasurnya dan membuka pintu.“Ceodrin Receive.”Alih-alih memberikan pesan suara, ceodrin itu malah memberinya sebuah amplop putih. Pilav mengangkat satu alisnya karena tidak tahu tentang fungsi ceodrin yang bisa mengantarkan barang. Pilav menunduk untuk membaca tulisan tangan yang berada di luar amplop.Setelah menerima ini, hancurkan ceodrinnya.Pilav menatap ceodrin itu secara saksama. Ia sadar bahwa ceodrin itu terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Warnanya lebih pudar dari warna ceodrin pada umumnya. Namun, ukurannya lebih besar—mungkin untuk menyimpan barang.Di sisi lain, Pilav yakin bahwa pengirim ceodrin ini bukanlah orang yang asing baginya. Pengirimnya pasti sudah mengenalnya dengan baik, sampai tahu mengenai kemampuannya untuk menghancurkan benda mati.Jari telunjuknya menyentuh badan ceodrin. “Chaos.” Ceodri

  • Beyond the Light   55. Parting

    Pilav berlari menghampiri tubuh Arias yang masih membeku. Eugene pun segera melelehkan esnya.“Pilav, jangan mendekat! Arias sudah terkena racun milik Trish,” ucap Seth. Meski sudah mendengar peringatan itu, Pilav tidak peduli. Ia memeluk tubuh Arias yang sudah kaku. Sesekali, ia menyisir rambut Arias. Ia tahu bahwa semuanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula. Namun, kenaifannya tetap memenuhi dirinya.Beberapa saat kemudian, mata Arias terbuka. Namun, mata ini bukanlah mata yang dikenal Pilav. Melihatnya yang sudah mulai berubah, Pilav tidak bisa menahan air matanya.Semua yang diucapkan Trish itu benar. Jarumnya beracun. Jarumnya lebih beracun daripada milik Tyra yang hanya bisa melumpuhkan. Jarumnya benar-benar bisa mengubah seseorang menjadi boneka. Perubahan diri Arias yang menjadi boneka itu membuat pergerakan Trish melambat. Berkat itu, Nyridia berhasil melakukan serangan penutup. Trish perlu menyalurkan energinya untuk boneka miliknya. Sayangnya, bahkan ketika Tris

  • Beyond the Light   54. Through the Dark

    Pilav menebas satu per satu boneka yang ada di dekatnya. Terlihat Lalia’s Pendant miliknya yang menyala—tanda bahwa liontin itu sedang aktif. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan jurus rahasia milik Kerajaan Alba.Sambil menekan liontin putih yang sedang menyala, Pilav memejamkan matanya. Muncul cahaya besar berwarna putih di hadapannya. Kemudian, cahaya itu terpecah belah dan berterbangan ke arah tujuh rekannya. Tidak butuh waktu lama hingga cahaya putih dari Lalia’s Pendant berubah menjadi sebuah tembok transparan yang mengelilingi satu per satu dari mereka.Jumlah boneka yang dimiliki Trish sudah menipis. Karena boneka yang digerakkan oleh Trish semakin sedikit, pergerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Benang-benang yang ia gunakan pun bertransformasi lagi. Gerakan benang milik Trish menjadi seratus kali lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan berhasil menciptakan arus angin yang tidak kalah kencang dari Pilav. Semua yang berada di medan perang memutuskan untuk me

  • Beyond the Light   53. Windy, Deadly

    “Apa kau merasa puas, Tuan Putri? Kau memanfaatkan orang-orang mati ini sebagai senjatamu juga,” ucap Trish.“Mereka semua adalah rakyatku. Mereka semua adalah orangku!” teriak Pilav kemudian mulai mendorong Trish dengan angin miliknya.Trish yang sempat lengah itu berusaha memberikan serangan balasan. Muncul jarum di bagian ujung beberapa benang yang ada di tangannya itu Pilav tertawa melihat perubahan itu. “Apakah kau sedang membuka kelas menjahit?” Tentu kalimat yang dilontarkannya itu berhasil mengubah ekspresi Trish.“Kau lihat jarum ini? Ini bukan jarum seperti milik Tyra. Jarum ini sungguh beracun dan bisa mengubahmu menjadi boneka dalam sekejap,” ucap Trish.“Sampai sekarang pun, kamu masih menyebut nama Tyra. Untuk apa? Karena kau merasa tersaingi olehnya?” balas Pilav.“Karena hari ini … kamu dan Tyra akan mati,” ucap Trish.Pilav menggeleng. “Kalau dua nama itu yang kamu sebut, tentu saja ucapanmu salah. Kamu yang mati.”Setelah mengatakan kalimat itu dengan tegas, muncul

  • Beyond the Light   52. Lone Survivor

    Suara kaki kuda yang berpacu mengisi keheningan. Jarak yang mereka tempuh sudah cukup jauh. Kabar baiknya adalah mereka berhasil menemukan jejak kaki kuda lainnya. Kemungkinan besar, jejak itu adalah milik kuda Pilav. Seth sebagai pemimpin pasukan kavaleri kecil ini memutuskan untuk mengikuti jejak itu.Dilihat dari suasana sekitar, mereka sudah keluar dari Escalera. Untuk di mana lokasi tepatnya mereka berada sekarang, tidak ada yang tahu.Ketika langit sudah mulai gelap, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Seth menghentikan kudanya di tempat itu dan orang-orang yang ada di belakangnya mengikutinya. “Kita istirahat dulu untuk malam ini,” ucap Seth lalu turun dari kuda.“Tidak apa-apa kita istirahat? Sepertinya Pilav sudah sampai lebih dulu,” ucap Nyridia.“Dia juga pasti istirahat,” jawab Seth dengan tenang. “Kalau dia tidak istirahat—paling tidak, kudanya yang butuh istirahat.”“Masuk akal,” jawab Nyridia.Tim Elite mulai memasang tenda; Tim Eria menyiapkan makan malam. Mereka be

  • Beyond the Light   51. The Bleak Chamber

    Tujuh ekor kuda sudah siap di pintu masuk Escalera. Selagi yang lain mempersiapkan diri untuk perang, Seth melaporkan semuanya kepada Herreros. Dia juga meminta izin untuk memimpin pertarungan antara Escalera dengan Blade.Perang ini terjadi di negeri lain. Dengan apa yang pernah terjadi di Rivera, tentu Herreros sedikit waswas. Namun, sekarang situasinya berbeda. Tidak akan ada yang protes mengenai pertarungan di Alba. Tidak akan ada seorang pemimpin yang menghampiri Escalera nanya untuk mempermasalahkan hal ini.Pada dasarnya, Alba memang sudah tidak ada. Pemimpin Alba pun merupakan boneka. Blade memang berani melakukan apa pun untuk memanipulasi dunia. Memalsukan sebuah kerajaan merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.Herreros awalnya ingin mengirim pasukan kesatria lain untuk membantu perang mereka nantinya. Tetapi, Seth menolak keras. Seth menekankan kepada Herreros bahwa perang ini bukanlah tanggung jawab Escalera. Penyebabnya adalah masalah pribadi. Seth dan lainn

  • Beyond the Light   50. Prelude of Change

    Tim Elite terlihat gelisah. Di atas meja yang ada di tengah mereka sudah ada tiga cangkir teh. Tetapi, tidak ada yang menyentuhnya. Keadaan mereka seperti ini karena mereka berhasil mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.Pilav Yoedger menghilang.Hari ini seharusnya Tim Elite berkumpul untuk diskusi. Tetapi, sampai di waktu yang dijanjikan, Pilav belum juga datang. Sebelumnya, Pilav tidak pernah terlambat di setiap janji. Sekitar lima menit setelah waktu yang ditentukan itu tiba, Seth mengirim ceodrin kepada Pilav. Tetapi, tidak ada jawaban yang mereka dapatkan lagi setelah empat jam. Kini, anggota Tim Elite yang tersisa hanya bisa duduk sambil berharap mendapat kabar tentang Pilav.Tim Elite juga sudah menghampiri rumah Pilav. Dengan bantuan Lou, pintu rumahnya yang terkunci itu berhasil dibuka. Lou memang memiliki kunci cadangan untuk semua rumah para kesatria karena rumah tersebut berasal dari dana pusat. Tetapi, si pemilik rumah tidak ada di sana. Barang-barangnya juga masih lengk

  • Beyond the Light   49. A Castle Full of Puppets

    Dengan kakinya yang jenjang, Pilav berjalan menuju Soleclar.“Saya Pilav Yoedger dari Tim Elite. Saya ingin menemui Tuan Edberg,” ucap Pilav pada penjaga yang bertugas menerima tamu. Padahal, penjaga itu belum mengucapkan sepatah kata pun.Penjaga itu terlihat kebingungan. Dari lagaknya, sepertinya penjaga itu merupakan kesatria yang baru saja bekerja di Soleclar.Mendengar permintaan Pilav, salah satu penjaga yang tidak jauh dari sana mendekatinya. “Ikut saya.”Pilav mengikuti langkah penjaga itu hingga mereka berdua sampai di depan ruangan Edberg.“Terima kasih,” ucap Pilav kemudian membuka pintu itu.Suasana ruangan itu terlihat sangat berbeda. Interiornya tidak ada yang berubah. Tetapi, karena pemiliknya sudah diganti, rasanya tempat itu sangat asing.Edberg duduk di sofanya dengan penuh angkuh. Saat melihat ada tamu yang datang, ia memberi sinyal kepada Pilav untuk duduk di hadapannya. Sejak kedatangannya hingga berada di hadapannya, Pilav terus ditatap sinis oleh Edberg.“Ada ap

DMCA.com Protection Status