Home / Fantasi / Beyond the Light / 4. Silver Coin

Share

4. Silver Coin

Author: Ines Dian
last update Last Updated: 2022-09-16 22:44:11

Tim Elite disambut dengan baik di rumah Arias. Mereka semua sudah mengenal Arias sehingga suasana tidak terlalu canggung. Paling tidak, ada yang bisa menghubungkan percakapan antara dua tim.

“Halo, Tim Eria,” sapa Seth ramah. “Mungkin kali ini bukan waktu kita untuk berkenalan lebih dalam. Kita harus menyelesaikan masalah ini lebih dahulu. Tidak apa-apa, kan?”

“Tentu, Seth,” jawab Arias.

“Arias, sepertinya tinggimu bertambah!” seru Nyridia lalu langsung mendekati Arias untuk mengukur perbedaan tinggi mereka.

“Bisa saja itu karena badanmu yang mengecil,” ucap Eugene yang dibalas dengan tatapan sinis dari Nyridia.

“Kalian berdua masih sering berkelahi?” tanya Arias.

“Dia selalu mencari masalah denganku,” jawab Nyridia sambil menunjuk Eugene. “Marahin!”

Arias hanya tertawa. Ia merasa bahagia karena teman-temannya tidak berubah sama sekali. Mereka semua masih sama.

“Ayo, semuanya berkumpul,” perintah Seth. Ucapan Seth memang sangat memiliki kekuatan. Tidak ada yang tidak mendengarkannya.

“Klaus, jawaban dari pertanyaanmu sebelumnya itu sudah bisa kamu dengar,” kata Seth. “Kita sekarang memiliki misi yang sama.”

Klaus mengangguk. “Aku akan mendengarkannya.”

Seth mengeluarkan peta wilayah Yasle dari balik jubahnya. Ia melebarkan peta itu di atas meja. Di atas meja itu sudah disediakan kuas dan tinta berwarna merah. Tujuh orang lainnya berdiri mengelilingi meja itu.

“Di sini adalah tempat aku dan Pilav menemukan golem. Lalu, kita membantu Tim Eria melawan Tyra yang palsu di sini.” Seth menandai tempat dengan kuas sambil berbicara. “Kemudian, menurut laporan Nyridia dan Eugene, terdapat monster ungu, goblin, dan golem di tiga tempat ini.”

Melihat tempat yang ditandai oleh Seth, membuat Klaus ingin menganalisisnya. Sejujurnya, jarak antara lokasi itu tidak terlalu jauh. Ia sendiri tidak tahu bagaimana situasi di tempat selain tempat ditemukannya Tyra karena ia belum menjelajahi yang lain. Jika ia membuat kesimpulan sebatas fakta ini, ia tidak akan bisa menemukan jawabannya.

“Semua makhluk yang kita lawan berubah menjadi kaca dan mengeluarkan sebuah koin. Makhluk-makhluk ini juga tidak akan benar-benar mati jika tubuhnya tidak hancur sepenuhnya. Sehingga, kita harus memastikan bahwa potongan tubuh mereka sudah berubah menjadi kaca.” Seth melihat satu per satu orang yang ada di sekelilingnya.

Mungkin inilah yang disebut “mode serius” oleh Arias sebelumnya. Seth menjelaskan dengan sangat tegas dan tidak ada yang bisa menyelak perkataannya. Semua orang di sana hanya bisa mendengarkan.

“Misi kita kali ini adalah membunuh semua makhluk kaca di Yasle dan mencari pelaku di balik monster-monster ini,” kata Seth mengakhiri penjelasannya. “Aku tahu bahwa Tim Eria dan Tim Elite memiliki perbandingan yang sangat jauh dalam pengalaman bertarung. Tetapi, selama Tuan Herreros mempercayai kalian, aku juga percaya pada kalian.”

Klaus mendengarkan semuanya secara seksama. Matanya terus mengarah ke lantai. Ia memfokuskan perhatian ke indera pendengarannya. Sejujurnya, banyak sekali yang ia pikirkan ketika mendengar penjelasan dari Seth. Banyak pertanyaan yang ia simpan di dalam kepalanya. Tetapi, mulutnya tidak kunjung terbuka.

“Di antara semua makhluk, hanya satu yang menyerupai manusia. Anehnya lagi, menyerupai Tyra. Apa mungkin Tyra adalah pelakunya?” tanya Arias.

“Poin yang bagus,” jawab Seth. “Aku juga memikirkan itu. Tetapi, Tyra bukanlah seorang ilmuwan gila yang membuat monster seperti ini. Ditambah lagi, ia tidak bisa mengendalikan kaca ataupun logam.”

“Tetapi, di antara semua manusia, kenapa harus Tyra? Apakah berarti Tyra ada hubungannya dengan makhluk ini?” tanya Feather.

“Benar. Mungkin kita bisa menyelidikinya melalui Tyra yang asli. Sebelum itu, kita harus mencari di mana keberadaannya.” Seth menyimpan peta itu di balik jubahnya lagi. “Dia berhasil bersembunyi hampir dua tahun. Tidak mungkin tempat persembunyiannya merupakan tempat yang mudah ditemukan.”

"Klaus," panggil Pilav tiba-tiba. "Menurutmu, di mana Tyra yang asli?"

Felix dan Feather terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Pilav yang ditujukan pada rekan mereka. Sedangkan sang pemilik nama itu terlihat tidak terkejut sama sekali. Klaus seperti sudah memiliki jawaban yang ia simpan di dalam kepalanya.

Klaus menjawab dengan datar, "Jika makhluk tadi sangat menyerupai Tyra, maka kemungkinan besar, keberadaannya tidak jauh dari sini."

"Kenapa kau bisa berpikir begitu?" tanya Pilav.

“Karena makhluk itu menggunakan jurus yang dimiliki oleh Tyra yang asli. Jurus itu juga bekerja seperti yang sesungguhnya. Jika makhluk itu adalah sebatas makhluk tiruan, tidak mungkin bisa mengendalikan energi. Kecuali, ada orang yang menggerakkannya, yaitu Tyra sendiri.”

“Tetapi, kembali lagi ke argumen awal. Tyra bukan pengendali kaca. Ia memiliki elemen pasir dan menyerang dengan duri. Lalu, bukan hanya Tyra yang menyerang. Monster yang lain juga menyerang dengan kekuatan sesungguhnya. Ya, meski mereka bukan manusia,” jawab Seth.

“Kamu,” panggil Pilav sambil menunjuk Feather. Targetnya berubah. Ia tidak menyebut namanya karena belum sempat bertukar nama. “Coba jelaskan situasi saat Tyra muncul.”

Feather terkejut. Namun, ia langsung jawab secara spontan, “Kami sedang menyusuri jalan setapak di dekat Bukit Yasle. Tyra itu langsung muncul dengan cepat. Kami bahkan tidak melihat dari arah mana ia datang.”

“Aku memikirkan sesuatu. Apa kamu memikirkan hal yang sama, Klaus?” Pilav kembali bertanya pada Klaus.

“Tyra muncul secara tiba-tiba .…” Klaus menunduk. Ia mengulang ucapan Feather barusan. Setelah itu, ia menatap Pilav. “Pada awalnya, makhluk itu hanya sebatas kaca. Kemudian, ia langsung berubah wujud menjadi Tyra. Setelah mati, makhluk itu kembali menjadi kaca.”

“Seth.” Pilav melirik Seth. Ia memanggil Seth supaya pria itu memberi tanggapan.

Seth menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Untuk saat ini, argumen itu akan menjadi teori dasar kita. Jika benar bahwa asal makhluk itu adalah kaca, maka ada banyak sekali makhluk kaca yang belum kita temui di daerah ini. Tepatnya, belum kita lihat.”

Klaus tampak menunduk lagi. Pilav yang menangkapnya itu pun langsung memancingnya untuk bicara. “Klaus, sampaikan saja apa yang sedang kau pikirkan.”

Kepala Klaus terangkat. Sejak tadi, memang banyak sekali yang ingin ia sampaikan. Otaknya itu cerdas. Namun, kemampuan berbicaranya sangat lemah. Jika tidak diminta untuk bicara, ia tidak akan mengatakan apapun. Ia hanya mengutarakan pendapat jika ia sudah yakin seratus persen tentang kebenarannya.

“Untuk sekarang, aku belum menemukan jalan untuk menemukan di mana lokasi makhluk kaca lainnya,” jawab Klaus. Semua mata menuju ke arahnya—menunggu lanjutannya. “Awalnya, aku berpikir dari titik yang paling sederhana. Aku bertanya pada diriku, apa yang aku bisa? Kemudian, aku memikirkan mengenai elemenku. Aku juga memikirkan apa yang bisa membuat sebuah benda yang tidak terlihat menjadi terlihat dengan adanya elemenku.”

“Aku memiliki elemen cahaya. Jika aku mengarahkan cahaya ke setiap arah, maka cahaya itu bisa dipantulkan. Dari sini, kita bisa mengetahui di mana keberadaan mereka sebelum mereka berubah wujud. Namun, kaca adalah benda yang tembus cahaya. Jika mereka adalah cermin, mungkin usaha ini akan berhasil.”

“Idemu menarik,” jawab Eugene. “Jika semua monster itu sebenarnya adalah cermin, mungkin kita akan mendapat jalan keluar yang jelas. Rupa makhluk itu yang menyerupai Tyra juga tidak mengherankan. Bisa saja cermin itu adalah bayangan dari orang yang ada di depannya. Tetapi, karena makhluk ini hanyalah kaca bening, semuanya jadi sulit dihubungkan.”

“Kemudian, dibanding fokus dengan kaca, bagaimana jika fokus ke bukti yang lain?” lanjut Klaus. “Sejak tadi, yang dibahas adalah makhluk kaca. Namun, tidak ada yang membawa potongan kaca itu untuk diteliti. Sedangkan, koin perak yang sudah ada bendanya di sini, tidak pernah dibahas.”

Mendengar itu, Pilav dan Nyridia mengeluarkan koin yang mereka simpan. Mereka menaruhnya di atas meja. Tim Eria yang belum pernah melihatnya itu pun langsung menyentuh koin itu.

Tiba-tiba, ada banyak duri yang keluar dari badan Feather. Feather yang sibuk menatap koin yang ada di tangannya itu tidak sadar sama sekali. Duri itu hanya mengelilingi dirinya — tidak menyerang ataupun bergerak.

“Feather!” seru Felix sambil menunjuk duri yang ada di sekeliling tubuh Feather. Duri itu sama seperti duri yang dihasilkan oleh Tyra.

Feather terkejut ketika melihatnya. Ia sendiri tidak merasakan apa-apa. Ia langsung menjatuhkan koin yang ia pegang ketika menyadarinya. Ketika koin itu terlepas, duri yang keluar dari tubuhnya pun langsung terjatuh ke lantai dan berubah menjadi pasir biasa.

“Apa yang terjadi?” tanya Feather bingung.

Klaus mengambil koin yang dijatuhkan Feather barusan. Kemudian, ia memberikannya kembali ke tangan Feather. Sesuai yang sudah ia duga, duri itu kembali muncul. Namun, kali ini durinya semakin banyak dan bisa bergerak secara asal. Untung saja, tidak ada yang terkena duri itu.

“Apa maksudnya ini?” Feather semakin bingung. Semua orang yang ada di ruangan itu hanya terdiam. Sepertinya, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaannya.

Klaus mengambil kembali koin itu dari tangan Feather. Duri yang awalnya aktif beterbangan itu, kini hancur dan menjadi gundukan pasir di lantai. Kali ini, Klaus menggilirkan koin itu ke satu per satu orang yang ada di sana. Namun, tidak ada yang terjadi. Koin itu hanya bereaksi saat berada di tangan Feather.

Keempat anggota Tim Elite memperhatikan gerakan Klaus. Mereka juga menunggu penjelasan Klaus yang hanya bergerak tanpa bicara apapun.

“Koin ini berisi energi. Kita sebagai pengguna energi tidak akan mendapatkan efek apapun karena kita bisa mengendalikan energi,” jelas Klaus. “Sedangkan, Feather yang belum mengaktifkan energi, membuat efek dari koin ini bereaksi. Yang barusan itu adalah koin Tyra. Jika Feather menyentuh koin yang lain, maka ia akan mendapatkan kekuatan yang sama seperti monster-monster itu.”

“Jadi, kesimpulannya?” tanya Seth.

“Koin ini yang membuat makhluk kaca itu bisa berubah wujud dan bahkan menyerang menyerupai yang asli. Melihat perubahan duri pada Feather yang semakin ganas ketika koinnya dilepaskan, menunjukkan bahwa koin ini akan melepaskan sebuah efek berserk ketika lepas dari tubuh.”

“Tepat sekali,” jawab Seth tersenyum. “Sejak tadi, aku sudah menunggu kalimat itu keluar dari mulutmu. Kami, Tim Elite, sebenarnya sudah mengetahui semuanya sebelum datang ke sini. Anggap saja sebagai ujian untuk Tim Eria.”

“Padahal, aku berharap kalian dapat berdiskusi untuk mencari jawaban. Tetapi, pria beruban ini menyapu semua jawabannya,” ucap Eugene.

Nyridia memukul bahu Eugene. “Itu abu-abu, Eugene! Kenapa kau terlalu terobsesi dengan uban? Rambutku yang berwarna silver indah ini juga dibilang uban. Lihat saja, kau pasti akan beruban di umur yang muda!”

Mendengar itu, Eugene reflek memegangi kepalanya. “Gak, gak mungkin!”

Related chapters

  • Beyond the Light   5. The Real Tyra

    “Earth Spirit!” Nyridia menyentuh tanah dengan telapak tangannya. Muncul retakan tanah yang cukup besar dan bercabang-cabang.Terdengar suara kaca yang pecah. Di ujung sana, terdapat kepingan kaca. Setelah makhluk itu sudah dipastikan pecah secara sempurna, Nyridia pun menyentuh tanah lagi. Tanah-tanah yang retak itu menyatu kembali secara alami. Tidak ada tanda-tanda kehancuran sama sekali.Nyridia menoleh ke arah Klaus yang tidak sempat melakukan apapun. “Ayo berkumpul dengan yang lain.”Pagi ini, Tim Eria dan Tim Elite dibagi ke empat lokasi. Di setiap lokasi, terdapat satu anggota Eria dan satu anggota Elite. Pembagian ini dipilih secara acak tanpa mempertimbangkan elemen ataupun kemampuan dari para anggota.Seth sempat berkata bahwa misi ini bahkan bisa diselesaikan oleh satu anggota Elite saja. Tetapi, mengingat bahwa Herreros mempercayakan Tim Eria kepada mereka, Seth harus memikirkan jalan yang terbaik.Jika empat lokasi itu sudah selesai diamankan, maka keempat tim harus berk

    Last Updated : 2022-10-03
  • Beyond the Light   6. Elite's Back

    “Tuan Herreros, Tim Elite telah kembali.” Dipimpin oleh Seth, Tim Elite membungkuk kepada Herreros.Sebelum menemui Herreros, Tim Elite sudah membawa Tyra ke Soleclar. Soleclar adalah bangunan penjara di Escalera yang terletak di bawah tanah. Soleclar dipimpin oleh jenderal utama Escalera, Bosley Moon. Penjagaannya sangat ketat dan hanya orang tertentu yang diperbolehkan untuk masuk.Menurut keputusan jenderal utama, Tyra akan dipenjara seumur hidup. Sudah sejak lama Tyra berusaha menyerang Escalera. Ditambah lagi, ia berusaha kabur dan bersembunyi selama hampir dua tahun. Sebenarnya, hukuman mati merupakan solusi yang lebih baik untuk seorang pengacau seperti Tyra. Tetapi, penjara seumur hidup juga tidak jauh berbeda.Tim Elite sudah berencana untuk membunuh Tyra ketika menemukannya. Namun, mereka sadar bahwa masih banyak yang belum terungkap di kasus ini. Mereka juga yakin bahwa Tyra memegang kunci penting. Itulah alasan Tyra tidak langsung dibunuh. Jika sudah ditemukan bukti yang l

    Last Updated : 2022-10-03
  • Beyond the Light   7. New Path

    Tim Eria kembali ke Escalera sehari setelah Tim Elite. Sama seperti seniornya, Tim Eria juga menghampiri Herreros.“Tuan Herreros, Tim Eria sudah kembali,” ucap Arias kemudian mereka semua membungkuk.“Oh, Arias. Kau kembali ke sini.”“Iya, Tuan. Saya memutuskan untuk pergi ke Escalera untuk sementara. Saya mungkin akan kembali ke Yasle dalam waktu dekat.”Senyum pada wajah Herreros memudar. Matanya yang bulat pun menjadi sayu. Padahal, ia baru saja berpikir bahwa Arias akan kembali ke Escalera untuk selamanya. Tetapi, harapannya itu sirna.Herreros mengangguki ucapan Arias—menutupi rasa kecewanya. “Bagaimana misi pertama kalian?”“Kenapa Tuan membohongi kami?”Sebelum Arias membalas pertanyaan Herreros, Klaus sudah berbicara lebih dahulu. Arias merupakan orang yang taat dan hormat. Sehingga, melihat tingkah Klaus yang sedikit tidak sopan ini membuatnya panik.“Klaus .…” Arias menyebut nama Klaus dengan volume rendah. Klaus melirik dirinya sebentar, namun kembali menatap Herreros deng

    Last Updated : 2022-10-03
  • Beyond the Light   8. Blooming Day

    “Tuan Herreros, informasi yang saya dapatkan dari Tyra belum banyak. Apa Tim Elite harus menginvestigasinya?””“Tyra Edericka hanyalah kriminal biasa—seorang arsonist. Saya rasa, saya tidak perlu turun tangan,” jawab Herreros. “Lagi pula, sejak awal, misi ini adalah misi Tim Elite.”Seth berdeham. Ia sedikit ragu untuk menanyakan soal ini. “Tuan, soal Tyra … dia sering sekali berlaku sesuka dirinya. Harusnya, interogasi dapat dilakukan secara menyeluruh dalam dua atau tiga kali pertemuan. Tetapi, setiap pertemuan hanya bisa mendapat sedikit informasi. Pada pertemuan pertama, saya yang pergi lebih dahulu. Tetapi pertemuan kedua, ia yang meninggalkan saya. Entah saya harus mengadakan berapa kali pertemuan.”Herreros memandang wajah khawatir Seth. Ia tahu bahwa Seth sudah memberanikan diri untuk mengatakan itu semua. Seth bukanlah orang yang suka mengeluh dan mempermasalahkan sesuatu. Tetapi, tampaknya, lelaki itu sedang kebingungan.“Apa kau tahu berapa kali Tyra diinterogasi waktu peri

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   9. Big Explosion

    “Nama panjang?”“Tyra Edericka.”“Umur?”“Dua puluh tujuh.”“Asal?”“Desa Gowi, Escalera.”Seth memulai dengan pertanyaan basic. Ia memberi tanda centang kepada data yang sudah ada. Ia memastikan bahwa data Tyra di buku catatan kriminal tidak salah.“Kalau ada ledakan besar di Escalera, apa yang akan kau lakukan?” tanya Tyra tiba-tiba.Seth yang sedang menulis di kertas pun menghentikan aktivitasnya. Matanya tertuju pada Tyra yang baru saja melontarkan pertanyaan itu.“Tentu aku akan menyelamatkan para penduduk terlebih dahulu,” jawab Seth.Tyra menganggukkan kepalanya berkali-kali. “Jadi, kau tidak akan menyelamatkan dirimu terlebih dahulu?”“Apa kau berpikir bahwa aku adalah orang yang egois?”“Tidak, bukan begitu.” Tyra menegakkan punggungnya. “Kalau kau tidak menyelamatkan dirimu dahulu, bagaimana kau bisa menyelamatkan orang lain?”Seth terdiam. Perkataan Tyra tidak salah. Andaikata dirinya tidak selamat, maka ia tidak akan bisa menyelamatkan yang lain. Menyelamatkan diri sendiri

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   10. Snake Bite

    Sesuai dengan permintaan Tyra, sekarang Klaus lah yang menginterogasinya. Klaus juga sudah briefing bersama Seth. Otaknya yang pintar itu dengan cepat mengolah informasi dari seniornya. Ia kurang lebih sudah paham dengan apa yang harus ia lakukan.“Hai, Klaus,” sapa Tyra dengan ramah.“Bagaimana kau tahu namaku?” tanya Klaus.“Kalian sudah membuat keputusan yang tepat karena tidak membunuhku,” ucap Tyra. Sebelumnya, ia sudah pernah mengatakan ini kepada Seth. Entah kenapa, ia mengulangi pernyataannya.“Ya, anggap saja begitu,” jawab Klaus tidak peduli. “Bagaimana kau tahu namaku?”Tyra merapikan rambutnya sebentar. Terlihat luka bekas gigitan ular pada lehernya saat ia menyangkutkan rambutnya di telinganya. Luka itu sangat kecil dan hanya terlihat beberapa detik sampai rambutnya kembali turun dan menutupinya.“Aku adalah pengagum rahasiamu,” jawab Tyra pada akhirnya.Mata Klaus menajam. Ia mulai berpikir bahwa Seth pasti sedang bahagia karena terlepas dari pekerjaan ini. Sekarang, dir

    Last Updated : 2022-10-07
  • Beyond the Light   11. Discussion

    Klaus memejamkan matanya. Ia berusaha mengingat semua pembicaraannya dengan Tyra. Semua perkataan perempuan itu memang aneh. Apalagi, ketika ia tiba-tiba mengatakan ingin memegang tangan Klaus.“Klaus, kau mirip sekali dengan Seth. Tapi, kenapa kau terlihat gugup? Apa perlu aku genggam tanganmu? Ah, aku lupa kalau tanganku diikat.”Mata Klaus membesar ketika mengingat tentang itu. Ia ingat dengan jelas susunan kata Tyra. Tepat di saat itu, otaknya langsung bekerja. Kau bisa menggenggam tangan seseorang meski tanganmu diikat. Lengan dan jarimu masih bergerak bebas. Hanya pergelangan tanganmu yang diikat.Klaus mulai mengingat percakapan lainnya. Pikirannya penuh dengan kalimat. Pandangannya kosong. Sapaan darinya pasti tidak ada artinya. Pada awalnya, ia menghindari pertanyaanku. Kemudian, saat aku menunggu jawaban darinya, ia menggerakkan rambutnya. Di saat itu, aku bisa melihat luka gigitan ular. Apa dia sengaja melakukannya saat aku memusatkan perhatian padanya?Klaus menarik kata-k

    Last Updated : 2022-10-11
  • Beyond the Light   12. Caught in the Act

    Klaus sibuk mengacak-acak tumpukan barang yang ada di depannya. Padahal, pemilik rumah itu memperhatikannya dari sudut ruangan—meski hanya sebatas foto. Sudah sejak bulan lalu ia menggeledah tempat itu. Ia belum juga menemukan apa yang ia cari.“Di mana, sih?” oceh Klaus. Entah dia bertanya pada siapa. Ia adalah satu-satunya orang yang ada di dalam tempat itu.Suara pintu yang dibuka dengan kencang berhasil membuat Klaus tersentak.“Siapa di sana?!” teriak seseorang yang baru masuk.Sebuah cahaya mengepung Klaus. Ia pun segera menutupi matanya dengan tangannya karena terlalu silau.“Klaus Alastair dari Tim Eria?” Salah satu orang di sana mengenalinya. Mata Klaus membulat ketika mendengar suaranya.Cahaya dari berbagai sudut pun redup. Klaus bisa melihat pria yang familiar di depannya. Pria itu membawa lentera di tangannya.Awalnya, Klaus sedikit bingung, untuk apa membawa lentera di siang bolong seperti ini? Namun, ketika ia mengingat interior di tempat ini, ia pun mengerti: tidak ada

    Last Updated : 2022-10-11

Latest chapter

  • Beyond the Light   57. Trust

    “Sudah bertemu dengan Pilav?” tanya Felix ketika Klaus kembali.Klaus menggeleng. “Dia sepertinya sudah pergi.”“Pergi ke mana?” tanya Nyridia.“Tidak tahu.” Klaus mengangkat bahunya.“Laki-laki memang secuek itu, ya?” gumam Nyridia.“Benar,” timpal Feather.“Bagaimana aku bisa menemukan laki-laki yang baik jika yang ada di sekitarku saja begini?” lanjut Nyridia.“Benar,” timpal Feather lagi.“Seleramu bahkan bukan laki-laki yang baik,” sindir Eugene.“Kau masih mengungkit soal itu?” tanya Nyridia kesal.“Siapa?” tanya Lou yang tidak tahu.“Roy Raven. Si Nyridia pernah naksir padanya,” jawab Eugene. “Cuma lihat dari tampangnya. Padahal tidak tahu baik buruknya bagaimana.”“Memangnya kenapa? Buktinya Seth sudah tampan, baik lagi,” balas Nyridia.“Aku juga bisa jadi contoh, tahu!” seru Eugene.“Apa? Kamu kebalikannya,” jawab Nyridia.“Apa maksudmu?!”“Apa mereka selalu begitu?” tanya Lou pada yang lain.Seth mengangguk. “Ya, selalu begitu.”Klaus hanya bisa menggelengkan kepalanya berka

  • Beyond the Light   56. Strange Ceodrin

    Mata Pilav terbuka karena ada suara benturan di pintunya. Apa pun yang ada di luar sana, Pilav yakin bahwa pelakunya bukan manusia. Sehingga, ia segera bangkit dari kasurnya dan membuka pintu.“Ceodrin Receive.”Alih-alih memberikan pesan suara, ceodrin itu malah memberinya sebuah amplop putih. Pilav mengangkat satu alisnya karena tidak tahu tentang fungsi ceodrin yang bisa mengantarkan barang. Pilav menunduk untuk membaca tulisan tangan yang berada di luar amplop.Setelah menerima ini, hancurkan ceodrinnya.Pilav menatap ceodrin itu secara saksama. Ia sadar bahwa ceodrin itu terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Warnanya lebih pudar dari warna ceodrin pada umumnya. Namun, ukurannya lebih besar—mungkin untuk menyimpan barang.Di sisi lain, Pilav yakin bahwa pengirim ceodrin ini bukanlah orang yang asing baginya. Pengirimnya pasti sudah mengenalnya dengan baik, sampai tahu mengenai kemampuannya untuk menghancurkan benda mati.Jari telunjuknya menyentuh badan ceodrin. “Chaos.” Ceodri

  • Beyond the Light   55. Parting

    Pilav berlari menghampiri tubuh Arias yang masih membeku. Eugene pun segera melelehkan esnya.“Pilav, jangan mendekat! Arias sudah terkena racun milik Trish,” ucap Seth. Meski sudah mendengar peringatan itu, Pilav tidak peduli. Ia memeluk tubuh Arias yang sudah kaku. Sesekali, ia menyisir rambut Arias. Ia tahu bahwa semuanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula. Namun, kenaifannya tetap memenuhi dirinya.Beberapa saat kemudian, mata Arias terbuka. Namun, mata ini bukanlah mata yang dikenal Pilav. Melihatnya yang sudah mulai berubah, Pilav tidak bisa menahan air matanya.Semua yang diucapkan Trish itu benar. Jarumnya beracun. Jarumnya lebih beracun daripada milik Tyra yang hanya bisa melumpuhkan. Jarumnya benar-benar bisa mengubah seseorang menjadi boneka. Perubahan diri Arias yang menjadi boneka itu membuat pergerakan Trish melambat. Berkat itu, Nyridia berhasil melakukan serangan penutup. Trish perlu menyalurkan energinya untuk boneka miliknya. Sayangnya, bahkan ketika Tris

  • Beyond the Light   54. Through the Dark

    Pilav menebas satu per satu boneka yang ada di dekatnya. Terlihat Lalia’s Pendant miliknya yang menyala—tanda bahwa liontin itu sedang aktif. Ia menggunakan kesempatan ini untuk menggunakan jurus rahasia milik Kerajaan Alba.Sambil menekan liontin putih yang sedang menyala, Pilav memejamkan matanya. Muncul cahaya besar berwarna putih di hadapannya. Kemudian, cahaya itu terpecah belah dan berterbangan ke arah tujuh rekannya. Tidak butuh waktu lama hingga cahaya putih dari Lalia’s Pendant berubah menjadi sebuah tembok transparan yang mengelilingi satu per satu dari mereka.Jumlah boneka yang dimiliki Trish sudah menipis. Karena boneka yang digerakkan oleh Trish semakin sedikit, pergerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Benang-benang yang ia gunakan pun bertransformasi lagi. Gerakan benang milik Trish menjadi seratus kali lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan berhasil menciptakan arus angin yang tidak kalah kencang dari Pilav. Semua yang berada di medan perang memutuskan untuk me

  • Beyond the Light   53. Windy, Deadly

    “Apa kau merasa puas, Tuan Putri? Kau memanfaatkan orang-orang mati ini sebagai senjatamu juga,” ucap Trish.“Mereka semua adalah rakyatku. Mereka semua adalah orangku!” teriak Pilav kemudian mulai mendorong Trish dengan angin miliknya.Trish yang sempat lengah itu berusaha memberikan serangan balasan. Muncul jarum di bagian ujung beberapa benang yang ada di tangannya itu Pilav tertawa melihat perubahan itu. “Apakah kau sedang membuka kelas menjahit?” Tentu kalimat yang dilontarkannya itu berhasil mengubah ekspresi Trish.“Kau lihat jarum ini? Ini bukan jarum seperti milik Tyra. Jarum ini sungguh beracun dan bisa mengubahmu menjadi boneka dalam sekejap,” ucap Trish.“Sampai sekarang pun, kamu masih menyebut nama Tyra. Untuk apa? Karena kau merasa tersaingi olehnya?” balas Pilav.“Karena hari ini … kamu dan Tyra akan mati,” ucap Trish.Pilav menggeleng. “Kalau dua nama itu yang kamu sebut, tentu saja ucapanmu salah. Kamu yang mati.”Setelah mengatakan kalimat itu dengan tegas, muncul

  • Beyond the Light   52. Lone Survivor

    Suara kaki kuda yang berpacu mengisi keheningan. Jarak yang mereka tempuh sudah cukup jauh. Kabar baiknya adalah mereka berhasil menemukan jejak kaki kuda lainnya. Kemungkinan besar, jejak itu adalah milik kuda Pilav. Seth sebagai pemimpin pasukan kavaleri kecil ini memutuskan untuk mengikuti jejak itu.Dilihat dari suasana sekitar, mereka sudah keluar dari Escalera. Untuk di mana lokasi tepatnya mereka berada sekarang, tidak ada yang tahu.Ketika langit sudah mulai gelap, mereka sampai di sebuah lahan kosong. Seth menghentikan kudanya di tempat itu dan orang-orang yang ada di belakangnya mengikutinya. “Kita istirahat dulu untuk malam ini,” ucap Seth lalu turun dari kuda.“Tidak apa-apa kita istirahat? Sepertinya Pilav sudah sampai lebih dulu,” ucap Nyridia.“Dia juga pasti istirahat,” jawab Seth dengan tenang. “Kalau dia tidak istirahat—paling tidak, kudanya yang butuh istirahat.”“Masuk akal,” jawab Nyridia.Tim Elite mulai memasang tenda; Tim Eria menyiapkan makan malam. Mereka be

  • Beyond the Light   51. The Bleak Chamber

    Tujuh ekor kuda sudah siap di pintu masuk Escalera. Selagi yang lain mempersiapkan diri untuk perang, Seth melaporkan semuanya kepada Herreros. Dia juga meminta izin untuk memimpin pertarungan antara Escalera dengan Blade.Perang ini terjadi di negeri lain. Dengan apa yang pernah terjadi di Rivera, tentu Herreros sedikit waswas. Namun, sekarang situasinya berbeda. Tidak akan ada yang protes mengenai pertarungan di Alba. Tidak akan ada seorang pemimpin yang menghampiri Escalera nanya untuk mempermasalahkan hal ini.Pada dasarnya, Alba memang sudah tidak ada. Pemimpin Alba pun merupakan boneka. Blade memang berani melakukan apa pun untuk memanipulasi dunia. Memalsukan sebuah kerajaan merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.Herreros awalnya ingin mengirim pasukan kesatria lain untuk membantu perang mereka nantinya. Tetapi, Seth menolak keras. Seth menekankan kepada Herreros bahwa perang ini bukanlah tanggung jawab Escalera. Penyebabnya adalah masalah pribadi. Seth dan lainn

  • Beyond the Light   50. Prelude of Change

    Tim Elite terlihat gelisah. Di atas meja yang ada di tengah mereka sudah ada tiga cangkir teh. Tetapi, tidak ada yang menyentuhnya. Keadaan mereka seperti ini karena mereka berhasil mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.Pilav Yoedger menghilang.Hari ini seharusnya Tim Elite berkumpul untuk diskusi. Tetapi, sampai di waktu yang dijanjikan, Pilav belum juga datang. Sebelumnya, Pilav tidak pernah terlambat di setiap janji. Sekitar lima menit setelah waktu yang ditentukan itu tiba, Seth mengirim ceodrin kepada Pilav. Tetapi, tidak ada jawaban yang mereka dapatkan lagi setelah empat jam. Kini, anggota Tim Elite yang tersisa hanya bisa duduk sambil berharap mendapat kabar tentang Pilav.Tim Elite juga sudah menghampiri rumah Pilav. Dengan bantuan Lou, pintu rumahnya yang terkunci itu berhasil dibuka. Lou memang memiliki kunci cadangan untuk semua rumah para kesatria karena rumah tersebut berasal dari dana pusat. Tetapi, si pemilik rumah tidak ada di sana. Barang-barangnya juga masih lengk

  • Beyond the Light   49. A Castle Full of Puppets

    Dengan kakinya yang jenjang, Pilav berjalan menuju Soleclar.“Saya Pilav Yoedger dari Tim Elite. Saya ingin menemui Tuan Edberg,” ucap Pilav pada penjaga yang bertugas menerima tamu. Padahal, penjaga itu belum mengucapkan sepatah kata pun.Penjaga itu terlihat kebingungan. Dari lagaknya, sepertinya penjaga itu merupakan kesatria yang baru saja bekerja di Soleclar.Mendengar permintaan Pilav, salah satu penjaga yang tidak jauh dari sana mendekatinya. “Ikut saya.”Pilav mengikuti langkah penjaga itu hingga mereka berdua sampai di depan ruangan Edberg.“Terima kasih,” ucap Pilav kemudian membuka pintu itu.Suasana ruangan itu terlihat sangat berbeda. Interiornya tidak ada yang berubah. Tetapi, karena pemiliknya sudah diganti, rasanya tempat itu sangat asing.Edberg duduk di sofanya dengan penuh angkuh. Saat melihat ada tamu yang datang, ia memberi sinyal kepada Pilav untuk duduk di hadapannya. Sejak kedatangannya hingga berada di hadapannya, Pilav terus ditatap sinis oleh Edberg.“Ada ap

DMCA.com Protection Status