Bagai kisah Cinderella, kehidupan Diani berubah setelah bertemu dengan Pangeran tampan. Suatu Ketika, Diani tertabrak oleh seorang pengusaha muda bernama Alvin. Alvin merupakan pewaris sekaligus Presiden Direktur K&B Grup, perusahaan yang di dirikan oleh Ayahnya. Berawal dari kecelakaan yang tidak di sengaja, Alvin harus merawat Bayi mungil nan lucu anak dari Diani. Sebuah takdir membawa Diani dan Alvin memiliki hubungan yang bertambah semakin dalam. Berbagai masalah muncul membuat hubungan antara Diani dan Alvin pasang surut. Bagaimana lika-liku perjalanan cinta Diani dan Alvin serta Bayi mungil yang selalu membawa kegembiraan bagi Mereka?
Lihat lebih banyakPak Jaya bukan orang yang begitu saja membiarkan putranya mendapatkan pasangan seenaknya. Dia bahkan telah secara detail mengetahui latar belakang dan asal usul Diani."Tapi Pih, Mamih sangat menyukai Diani dan Bagas. Alvin harus membawanya kembali atau Papih jangan wariskan apapun kepadanya, untuk amal saja semua harta Papih.""Tampaknya harus seperti itu, Alvin benar-benar sangat cemen terhadap wanita," balas Pak Jaya.Bu Karina hanya melotot ke arah Pak Jaya."Kenapa Mamih melotot ke Papih?" tanya Pak Jaya."Alvin cemen karena mengikuti sifat Papih," balas Bu Karina mengingat kembali masa lalu.Pak Jaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar, Papih dulu tidak berani mengatakan perasaan Papih kepada Mamih. Kalau bukan Mamih terlebih dahulu yang mengatakannya, Papih mungkin hanya bisa gigit jari, tidak pernah mengungkapkannya, Papih benar-benar Pemalu.""Untung Mamih memberanikan diri, kalau tidak Mamih akan menyesal seumur hidup jika tidak terlebih dahulu mengungkapkannya kepa
Di sisi lain, setelah merasa puas dengan foto-fotonya, Nanda kembali pergi dari dekat rumah yang sekarang menjadi milik Diani.Diani, Bagas, dan Alvin juga kembali ke rumah setelah puas melihat-lihat rumah baru Diani. Diani begitu kagum dan baru pernah merasakan sesenang itu mendapatkan sebuah hadiah yang sangat mewah dan mahal baginya.Saat malam harinya, Alvin mengetuk pintu kamar Diani. "Apa Kamu sudah tidur?"Diani membuka pintu kamarnya. "Mas Alvin ... ada apa Mas?""Izinkan Aku tidur di kamarmu," ucap Alvin tanpa malu.Diani berpikir sejenak, selama ini Mereka tidur satu kamar dan menjaga dirinya masing-masing."Baik Mas, tapi kamarku sedikit berantakan."Diani membolehkannya, menganggap itu malam terakhir Alvin dapat tertidur dengan pulas bersama dengan Bagas."Aku tidak akan tidur dan memandangi wajahmu sampai puas," batin Alvin.Malam itu, Alvin benar-benar tidak tidur. Dia memiringkan tubuhnya dengan tangan menahan kepala memandangi wajah Diani yang tertidur pulas. Jika saja
"Apa yang telah Mas Alvin sadari? Aku melihat kehidupan Mas Alvin sangat enak," tanya Diani masih penasaran.Mereka berdua duduk di tepi pantai memandangi lautan lepas."Aku harus memikirkan nasib puluhan ribu karyawan sama seperti Ayahku dulu, dan itu membuatku sedikit frustasi dan terus memikirkan pekerjaan," balas Alvin."Jika Aku begitu jenuh, Aku akan pergi ke sini, mengingat masa lalu sebelum menanggung beban berat pekerjaanku," lanjut Alvin."Ayu Kita bermain air dan lupakan sejenak tentang beban berat yang Mas Alvin tanggung! Kita sedang sedikit refresing di sini."Diani meminta Bagas dari Alvin, berlari kecil ke arah ombak air. Alvin hanya mengikutinya dari belakang."Kenapa Kamu ingin meninggalkan rumahku? Keberadaan Kalian juga telah membuatku melupakan beban berat yang Aku rasakan," gumam Alvin memandangi punggung Diani.Diani menyipratkan air ke Alvin membuat Dia tidak Terima dengan hal itu. Dia akan berganti melakukan hal itu kepada Diani, tetapi mengurungkan niatnya kar
Diani kembali mengendap-endap menuju ke dapur untuk memasak makanan malam bersama Bi Rahmi.Alvin membuka mata, bangun dari pura-pura tidur mengamati Diani yang mengendap-endap, "Dia benar-benar malu Aku melihatnya, apa perlu Aku melakukan hal yang sama agar impas?""Hadehhh ... apa yang ada di pikiranku, sejak bersama janda cantik sepertinya, Aku yang polos menjadi sedikit liar," lanjut Alvin bergumam.Diani seolah menghindar dari Alvin. begitupun dengan Alvin yang tidak mau Diani kehilangan muka jika berhadapan dengannya. Dia mulai sedikit mengerti tentang wanita.Keesokan harinya, Diani terpaksa menghadap Alvin untuk meminta izin ke Restoran."Aku akan mengantarmu," balas Alvin seperti sangat bersemangat setelah Diani meminta izin darinya."Mas Alvin harus berangkat kerja, Aku sendiri saja bersama Bagas.""Aku tidak akan masuk Kantor beberapa hari ini," jawab Alvin."Tapi Mas ... ""Tidak ada tapi-tapian." Alvin menarik tangan Diani menuju mobil dan sedikit memaksanya masuk ke mobi
"Asal Dianiku yang ini juga mendapatkan rumah, itu sudah cukup bagiku. Terimakasih atas bantuanmu, jika Restoranmu ingin melebarkan sayap lebih banyak ke luar Negeri, jangan sungkan untuk meminta bantuan apapun dariku." lanjut Alvin."Tidak, tidak. Aku tidak memerlukan apapun dari Tuan Alvin, tidak perlu sungkan dan berterimakasih, Restoran Kami senang melakukannya. Bahkan, Kami kemungkinan akan mengadakan acara serupa di kemudian hari karena ini ide yang bagus untuk lebih memperkenalkan nama Restoran Kami di kalangan masyarakat lebih luas lagi.""Apa yang harus Aku lakukan berikutnya? Apa Aku akan memberinya mobil? Apa Aku minta saja seseorang membuat kompetisi bayi yang lucu?" gumam Alvin setelah mematikan teleponnya.Sesampainya di rumah, Diani memberitahukan hal itu ke Alvin."Mas, Aku tadi mengikuti sebuah kompetisi memasak dan mendapatkan hadiah rumah, Aku juga akan segera mendapatkan pekerjaan. Aku akan segera keluar dari sini Mas," ucap Diani ke Alvin."Hadiah rumah dan pekerj
Alvin memikirkan ucapan Frans untuk membantu Diani secara diam-diam. Tapi Dia bingung harus melakukan apa agar Diani dan Bagas dapat hidup nyaman dan tercukupi setelah keluar dari rumahnya.Setelah beberapa saat Dia memikirkan hal itu, Dia sedikit tersenyum mendapatkan sebuah ide brilian baginya.Keesokan harinya tatkala Diani pergi ke pasar, Diani melihat sebuah kompetisi jalanan yang di adakan oleh sebuah Restoran besar berhadiah rumah untuk juara satu, dua, dan tiga. Siapapun bisa mengikuti acara kompetisi tersebut."Lihat itu! Sebuah Restoran besar mengadakan kompetisi, Aku akan ikut kompetisi itu, siapa tahu dapat hadiah rumah. Bagaimana denganmu?" ucap seorang wanita dengan temannya."Kamu saja yang ikut, suamiku bahkan selalu mengumpat dan mengejek rasa masakanku. Aku akan mendukungmu," balas temannya itu."Apa Aku ikut saja ya, suamiku selalu memuji masakanku. Tidak ada salahnya di coba," desah Pengunjung pasar yang lainnya."Aku ingin sekali ikut. Tapi, Suamiku akan mengomel
"Sialan ... apa temanmu istri dari Alvin? Dia Alvin Sanjaya Hadiningrat dari K&B grup? Aku baru mengingatnya. Kenapa Kamu bertindak bodoh seperti ini? Tamatlah riwayatku. Kamu benar-benar istri yang tidak berguna," bentak Gunawan setelah menyadari nama Alvin Sanjaya Hadiningrat.Diani yang terus memaksa ingin pulang terpaksa membuat Alvin tidak bisa berlama-lama di tempat itu.Alvin mulai menaiki panggung untuk menyapa orang-orang yang telah di undangnya."Terimakasih sudah mau hadir dalam acara ini. Tetapi, Aku tidak akan berlama-lama di sini. Aku telah mencatat siapa saja yang mau berkenan hadir dalam acara ini. Kedepannya, Jika Kalian memerlukan bantuan, Aku akan mempertimbangkan untuk membantu semampu yang Aku bisa. Mohon maaf karena Aku ada urusan yang mendesak," ucap Alvin di atas panggung."Kalian bisa melanjutkan acara ini tanpaku, orang-orang yang Aku undang merupakan orang-orang penting dan terpandang, Aku juga bermaksud memberi kesempatan bagi Kalian semua untuk saling meng
Diani tidak mau ikut karena Dia tidak merasa bersalah. Dia melirik ke arah teman-temannya yang begitu tega berbuat jahat kepadanya. Tetapi Mereka bersikap acuh tidak mempedulikan Diani yang mendapatkan tekanan dari Sang Supervisor"Ayu ikut atau Aku akan melaporkanmu karena tidak mau membayar!" Supervisor itu mencoba menarik tangan Diani agar mengikutinya."Aku yang akan membayarnya." Alvin dengan kostum Batman menghentikan tindakan Supervisor.Beberapa Pengawal ikut di belakang Alvin, Mereka kemudian menyebar ke beberapa penjuru Restoran untuk mengamankan jalannya acara yang di adakan oleh Alvin.Alvin melirik ke arah Diani dan mendekatinya. "Hentikan air mata tidak berguna itu!" perintah Alvin Mengusap wajah Diani dengan sapu tangannya, kemudian mengelus Bagas yang terlihat kelelahan dan tidak nyaman mengenakan kostum superhero."Mas, kenapa Mas Alvin berada di sini?"Diani entah kenapa membiarkan apa yang di lakukan Alvin. Dia merasa kedatangan Alvin bagaikan seorang pahlawan yang
"Tapi ini meja nomor 18, Aku hanya menyiapkan pesanan dari meja ini," balas Pelayan acuh dan menaruh makanan-makanan itu di meja tempat Diani."Tuan, Aku hanya menunggu teman-temanku di sini, bisakah Tuan membawa makanan-makanan ini kembali? Aku tidak merasa pernah memesannya, Aku juga tidak mampu untuk membayarnya.""Maaf tidak bisa, Aku hanya menjalankan prosedur, dimakan atau tidak, Kamu harus membayarnya sebelum keluar dari sini," balas Pelayan itu kemudian pergi meninggalkan Diani.Tidak berapa lama, Manager, Supervisor, dan beberapa Karyawan Restoran keluar dari ruangan Mereka ke lantai satu.Manager cabang Restoran Grand Galaxy terlihat panik. "Cepat-cepat! Hanya sepuluh menit tersisa sebelum orang-orang penting tiba di sini, Buatlah dekorasi di panggung seadanya, sebagus mungkin meskipun sederhana.""Siapkan juga keperluan acara! Aku tidak mau tahu, dalam sepuluh menit acara ini harus sudah siap," lanjut Sang Manager."Baik Pak" ucap beberapa orang mulai menata ruangan di lant
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen