Home / Romansa / Bayi Lucu Sang Janda Kembang / Terpaksa Merawat Bayi

Share

Terpaksa Merawat Bayi

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2022-08-19 18:08:13

Alvin duduk di meja kerja sementara Bagas tampak berseri-seri dan ceria menatap Alvin.

Alvin menelpon sekretarisnya Bella, "Halo Bel, batalkan semua jadwalku hari ini, Saya tidak masuk kerja! Carikan juga Baby Sitter, suruh datang ke rumah!" perintahnya.

"Baik Pak .... Apa? " Bella terhentak kaget, merasa ada yang salah dengan telinganya. "Baby Sitter?"

“Ya ... Baby Sitter, apa kamu tuli?” ucap Alvin kemudian menutup telponnya begitu saja.

"Kenapa Tuan Alvin butuh Baby Sitter? Mungkinkah Tuan Alvin akan mendirikan anak perusahaan yang berhubungan dengan dunia Baby Sitter atau Bayi?" gumam Bella.

Setelah menelpon Bella, Alvin menelpon Pengacaranya dan menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah yang baru saja menimpanya.

"Ahaha," tawa Bagas saat Alvin menengok ke arahnya, Bagas seakan serius menatap Alvin dari sofa.

Alvin menelan ludah, "Ada apa dengannya? senang sekali melihatku," gumam Alvin.

Alvin entah kenapa secara reflek menyembunyikan kepalanya di balik laptop, "Baaaaa," ucapnya memperlihatkan kembali mukanya ke Bagas.

"Ahaha," Bagas semakin riang seakan mendapatkan hiburan dari Alvin.

Alvin melakukan ciluk ba beberapa kali. “Ada apa denganku?” gumamnya sambil geleng-geleng kepala menyadari tingkah konyolnya dalam menggoda Bagas.

Tidak berselang lama, bau pesing tercium di ruangan kerja pribadi Alvin, "Bagas ... Kamu mengompol yah?" teriaknya.

Bagas menyeringai kemudian mulai cemberut karena merasa tidak nyaman setelah mengompol.

Alvin mendekati Bagas sambil menutup kedua lubang hidungnya, perutnya mual mencium bau pesing yang semakin menyengat, "Kamu benar-benar membuatku kesal."

"Eh ... Kamu meledekku?" umpat Alvin melihat Bagas memanyunkan lidahnya.

Alvin tidak kunjung menangani Bagas yang mengompol, membuat Bagas cemberut, dan sesenggukan.

"Kamu mau menangis, hah? Berhentilah bersikap seperti itu! tunggu sampai Bi Rahmi datang! Aku sudah sangat pusing mendengar tangisanmu, ditambah bau pesing yang kamu buat membuatku stres," gerutu Alvin.

Bagas menggeliat-geliat dan menangis setelah sekian lama tidak kunjung di bersihkan oleh Alvin.

"Halo Bel, apakah kamu tahu cara menangani Bayi yang mengompol?" Alvin menelpon Bella dengan headset bluetooth menempel di telinganya.

Bella gelagapan ditanya tentang hal yang tidak diketahui olehnya. Akan tetapi, sebagai bawahan yang penurut dan takut Alvin marah karena tidak bisa menjawab pertanyaannya, dia segera browsing dengan laptop, berusaha mencari tahu jawaban pertanyaan Alvin.

"Untuk menjaga keamanan bagi Bayi, produk popok harus sangat hati-hati di buat karena kulit bayi sangat sensitif. Popok harus nyaman, bahan yang di gunakan harus sangat lembut, berpori, dan berdaya serap tinggi. Teknologi terbaik saat ini berada di Jepang, Tuan," jawab Bella.

Bella mengira pertanyaan Alvin berhubungan dengan produk baru yang akan di luncurkan perusahaan K&B Grup atau anak cabang yang akan didirikan seperti produk popok bayi yang berhubungan dengan pertanyaan Alvin dan juga Baby Sitter.

"Jangan bertele-tele, aku bertanya tentang bagaimana cara menangani bayi yang mengompol, melepaskan popok, dan hal tentang bayi yang mengompol bukan untuk mendirikan perusahaan popok," maki Alvin.

Alvin sangat emosi mendapat jawaban Bella yang tidak berhubungan dengan maksud pertanyaannya.

Alvin menghela nafas, melihat-lihat popok yang di kenakan Bagas tidak begitu layak. "Berdaya serap tinggi apanya? apa memang aku harus mendirikan perusahaan popok?"

Bella segera mengetik ulang di laptopnya mencari hal yang di maksud oleh Alvin. Dia kemudian mulai menjelaskan dan membimbing Alvin sesuai dengan petunjuk hasil pencarian di laptopnya.

Alvin dengan susah payah menangani Bagas yang mengompol sesuai dengan petunjuk Bella yang sangat rumit baginya. Sesekali dia juga akan marah karena penjelasan Bella sangat berbelit dan tidak sesuai dengan penjelasan yang diinginkan olehnya.

Seorang Presiden Direktur sepertinya terpaksa harus menangani hal yang membuatnya sangat jijik dan menggelikan. Jika saja dunia tahu, dia mungkin akan mengurung dirinya selama berhari-hari karena telah melakukan hal yang begitu memalukan baginya yaitu menangani bayi yang mengompol.

"Kenapa Bi Rahmi lama sekali?" gerutu Alvin.

Alvin mondar-mandir di depan rumah menggendong Bagas yang sudah di bersihkan. Dia menunggu Bi Rahmi pulang membawa popok dan pakaian untuk Bagas.

Tidak berapa lama, Bi Rahmi pulang dengan membawa berbagai perlengkapan untuk Bagas. Alvin kemudian menyuruh Bi Rahmi mengenakan popok dan pakaian untuk Bagas.

Bi Rahmi yang tidak bisa melakukan perintah Alvin, meminta di pandu oleh Alvin. Alvin dengan sedikit jengkel memandu Bi Rahmi sambil menatap layar handphone miliknya. Bi Rahmi dan Alvin sangat hati-hati tidak ingin tubuh mungil dan lemah Bagas kenapa-napa karena kesalahan Mereka.

Seharian itu, Alvin di buat sangat kesal dengan Bagas. Baby Sitter yang datang juga tidak dapat membuatnya puas. Dia sudah menelpon Bella berulang kali untuk mengganti Baby Sitter, tetapi Bagas tetap saja terus menangis, Bagas tidak mau dengan yang lain kecuali Alvin.

Alvin terpaksa harus merawat dan terus bersama Bagas. Dia juga berbagi kamar tidur dengan Bagas. "Bagas ... Kamu tidur yang pulas yah! jangan mengompol! Aku sudah sangat lelah olehmu."

Alvin memandangi Bagas di tempat tidurnya. Tidak berapa lama, mereka berdua tertidur pulas.

Keesokkan harinya.

Alvin kembali tidak masuk ke kantornya. Dia bekerja dari rumah dan sesekali akan ditelpon oleh Bella jika ada hal yang mendesak.

Alvin berada di ruangan kerja pribadinya bersama Bagas yang dia dudukkan di sofa. Dia tampak melamun memikirkan hal yang membuatnya merasa sangat aneh yaitu dapat tidur sangat pulas pada malam hari.

Tok

Tok

Tok

"Masuk Bi, tidak di kunci," teriak Alvin mengira Bi Rahmi akan membawakan camilan untuknya dan camilan Bayi untuk Bagas.

"Tuan Alvin, Tuan besar dan Nyonya besar datang ke sini," ucap Bi Rahmi setelah memasuki ruangan kerja Alvin.

"Apa?" sentak Alvin kaget dan mulai panik, "Bibi, rawat Bagas sebentar, aku akan menemui mereka, jangan biarkan Bagas menangis!"

Bi Rahmi mendekati Bagas yang sedang bermain mainan yang dibelikan olehnya kemarin. Bagas tidak menyadari jika Alvin keluar dari ruangan itu, Bi Rahmi mencoba mengalihkan perhatian Bagas dan terus mengajaknya bermain.

"Kenapa Ayah dan Ibu datang kemari?" gumam Alvin sambil melangkah menuruni anak tangga.

"Alvin … kenapa kamu tidak masuk kantor? Kami berdua ke sana dan kamu tidak berada di sana. Apa kamu sudah malas bekerja, hah?" Bu Karina mengomeli Alvin.

"Tidak ada apa-apa Bu, Alvin hanya sedikit tidak enak badan. Lagian, Alvin juga bekerja dari rumah," jawab Alvin kemudian duduk di depan Ayah dan Ibunya.

"Sudahlah, tidak perlu mengomel mamih sayang! itu bukan tujuan kita datang kemari. Selama Alvin tidak melalaikan pekerjaannya tidak perlu di permasalahkan," ucap Pak Jaya menengahi.

"Memangnya apa tujuan Ayah dan Ibu?" Alvin mulai sedikit curiga melihat gelagat kedua orangtuanya.

"Kami akan menjodohkanmu dengan Nanda, Kali ini kamu tidak boleh menolak! Kamu sudah berusia 28 tahun, ayah Nanda juga terus mendesak Papih," terang Bu Karina.

Nanda merupakan putri dari rekan bisnis Pak Jaya dan sudah menyukai Alvin sangat lama.

"Tidak Yah, Bu ... Alvin tidak mau menikah dengan gadis itu. Berapa kalipun Ayah dan Ibu membahas perjodohan Alvin dengan Nanda, Alvin akan terus menolaknya," Alvin dengan tegas menolak Ayah dan Ibunya.

"Kali ini Ayah serius. Kamu harus mau atau Ayah Nanda akan membatalkan kontrak kerjasama dengan perusahaan kita," ujar Pak Jaya mencoba membujuk Alvin.

"Alvin akan mencari perusahaan lain untuk beker..., " Alvin mengerutkan kening, menghentikan ucapannya mendengar Bagas yang menangis kencang.

Oak

Oak

Oak

Bu Karina dan Pak Jaya tersentak kaget mendengar tangisan Bayi dari lantai dua. "Alvin ... Bayi siapa itu?"

Related chapters

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Anak di Luar Nikah?

    "I... i... itu... " "Apa kamu menyembunyikan Bayi di rumahmu?" Bu Karina memotong ucapan Alvin yang tergagap. "Ti ... tidak Bu, Alvin tidak menyembunyikan Bayi." Bu Karina tidak menggubris, melangkah mencari tempat sumber tangisan Bagas. Tak lama, Bu Karina kembali ke hadapan Alvin dan Pak Jaya dengan menggendong Bagas di pelukannya. "Alvin ... pantas saja selama ini kamu terus-menerus menolak perjodohanmu dengan Nanda. Ibu tidak percaya Kamu melakukan hal seperti ini di belakang ibu." Bu Karina memelototi Alvin. "Apa maksud ibu?" Alvin mengerutkan keningnya. "Sudah, sudah Mih, biarkan Alvin berbicara." Pak Jaya yang sangat sabar berusaha menengahi meskipun ada sedikit rasa kecewa di hatinya. "Alvin benar-benar sudah keterlaluan," Bu Karina berkaca-kaca, menahan air matanya yang akan menetes. Bu Karina kemudian memberikan Bagas kepada Alvin karena tubuh mungilnya terus menggeliat dari pelukannya. Bagas memberontak seolah ingin ke dekapan Alvin. "Ayah, Ibu ... apa yang sedang k

    Last Updated : 2022-08-20
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Diani Siuman

    Alvin tidak menghiraukan gosip dari beberapa karyawan, terus berjalan, memasuki lift yang ada di lobi kemudian menuju ke ruangannya yang berada di lantai paling atas. Bella yang duduk di depan ruangan Alvin bersama dengan beberapa anggota tim lain terhentak kaget melihat kedatangan Alvin bersama seorang Bayi dalam dekapannnya. "Selamat pagi Pak," sapa Bella berusaha menegakkan tubuhnya yang goyah seakan mau pingsan. "Belilah sesuatu untuk menghibur Bayi ini dan masuklah ke ruanganku!" perintah Alvin. "Baik Pak," balas Bella. Bella kemudian menelepon seseorang untuk membelikan sesuatu yang di tugaskan oleh Alvin. Bella bergegas masuk ke ruangan Alvin untuk menjelaskan pertemuan dengan klien. Dia juga menjelaskan segala sesuatu tentang yang terjadi di perusahaan saat Alvin tidak masuk kantor beberapa hari belakangan. Alvin duduk di depan Bagas di sofa, dan Bella duduk di samping Bagas saat melaporkan sesuatu kepada Alvin. "Apa kamu sudah menyuruh orang untuk membeli apa yang aku

    Last Updated : 2022-08-20
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Bekerja di Rumah Alvin

    Pak Jaya tersenyum idenya di terima oleh Bu Karina. Menurutnya, Bu Karina sangat memperhatikan dan menyukai Bagas. Selama beberapa hari belakangan, Bu Karina selalu saja membahas dan bertanya-tanya tentang Bagas dan Ibunya yang membuatnya pusing karena dia sendiri tidak mengetahui hal itu. Dengan Bu Karina mencari tahu sendiri, Pak Jaya berharap Bu Karina puas dengan rasa penasarannya dan dia tidak lagi mendapat pertanyaan-pertanyaan konyol dan aneh seputar Alvin, Bagas, dan Ibunya dari istrinya yang sedikit cerewet itu. Saat tengah malam, bunyi dering telepon terdengar nyaring di telinga Frans. Tut Tut Tut Frans menguap, masih mengantuk, dan menatap layar hpnya, "Aisss ... sial." "Kenapa?" umpat Frans kesal kepada orang yang menelponnya. "Aku tidak bisa tidur," ucap seseorang di ujung telepon yang ternyata adalah Alvin. Alvin memiliki sedikit gangguan tidur dan Frans sudah melakukan berbagai macam cara mengobati gangguan tidurnya itu. Tetapi, Alvin tetap saja tidak bisa tert

    Last Updated : 2022-08-21
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Tidur Saja Bersama!

    Kamar Diani dan Bagas berada di lantai dua sama seperti keberadaan kamar Alvin. Saat malam tiba, entah kenapa Bagas terus-menerus menangis. Diani sudah melakukan berbagai macam upaya, tetapi tetap saja tidak bisa menenangkan Bagas. “Bagas sayang … cup … cup … berhentilah menangis sayang!” Diani terus berusaha menghibur Bagas. Kemudian, dia menimang Bagas keluar dari kamarnya, berpikir agar Bagas tidak bosan di dalam kamar dan berhenti menangis. “Sayang … kenapa kamu terus menangis seperti ini? Cup … cup … cup.” Diani tampak frustasi menenangkan Bagas yang tidak seperti biasanya. Tidak ingin mengganggu tuan rumah, Diani melangkahkan kaki turun dari tangga, keluar rumah untuk berjalan-jalan di halaman. Alvin yang sedang berusaha menutup mata, mendengar Bagas yang terus menangis dari kamarnya. Dia bangun dari tidurnya kemudian mengamati Diani yang terus mencoba menghibur Bagas dari atas balkon kamarnya. “Ada apa dengan Bayi itu?” gumam Alvin. Setelah beberapa saat, Diani kembali m

    Last Updated : 2022-09-02
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Masakan Diani

    Diani, Alvin dan Bagaspun tertidur pulas di depan televisi. Keesokan harinya. “Mas, makanan apa yang ingin mas Alvin makan? Saya akan mencoba yang terbaik memasaknya,” tanya Diani. “Sama seperti kemarin, perusahaan jasa catering akan mengirim beberapa orang untuk memasak. Kamu tidak perlu memasak,” jawab Alvin. Selama ini, Bi Rahmilah yang memasak untuk Alvin, Heru dan Bondan. Sepeninggalan Bi Rahmi, Alvin meminta perusahaan jasa catering yang menangani karyawan K&B Grup mengirim beberapa koki untuk memasak di kediamannya. “Adakah pakaian yang akan Mas Alvin cuci? Saya akan mencucinya sebelum mulai membersihkan rumah dan halaman,” tanya Diani kembali. “Kamu juga tidak perlu melakukannya. Akan ada puluhan orang dari jasa cleaning service datang untuk mencuci dan membersihkan seluruh kediamanku,” balas Alvin. Setiap tiga hari sekali, beberapa orang dari perusahaan jasa cleaning service akan datang ke rumah Alvin untuk melakukan pekerjaan rumah. “Apa yang bisa saya kerjakan sebaga

    Last Updated : 2022-09-03
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Gadis Arogan

    "Papih ... Mamih begitu pusing, apa selera Alvin perempuan seperti itu? Dia bahkan pergi ke tempat yang bau, becek, kotor, dan menjijikkan, membuat mamih mual, ingin pingsan rasanya ... Darimana Alvin mendapatkan perempuan seperti itu? Bagaimana jika Dia sakit memakan makanan dari tempat seperti itu? Terus ... cucu Kita ... Perempuan itu membawanya juga, di tempat yang penuh polusi seperti itu, bagaimana jika Dia tumbuh menjadi anak yang sakit-sakitan?" gerutu Bu Karina tanpa tersendat setelah Dia pulang ke rumahnya. "Di luar sana, banyak perempuan yang mengantri menjadi istri Alvin. Apa Alvin sudah kerasukan? Alvin Sanjaya, Pewaris K&B grup, namanya di sorot oleh berbagai media, salah satu pengusaha muda tersukses dan tertampan di Negeri ini, menjadi panutan generasi muda, anak dari Jaya Hadiningrat dan Karina Ambarwati, memiliki anak dengan perempuan tidak jelas, udik, kampungan, dan norak? apa yang harus Mamih lakukan, Pih?" lanjutnya tanpa jeda terus mengomentari Alvin dan Diani.

    Last Updated : 2022-09-04
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Dendam Lama

    Keesokkan harinya, Diani kembali ke pasar dan kali ini membeli banyak kebutuhan dapur untuk beberapa hari ke depan. "Nona, Nyonya besar ada disini. Dia ingin melihat Bagas," lapor Bondan setelah Diani kembali dari pasar dengan membawa dua tas berisi sayur mayur dan lainnya. "Siapa Pak yang ingin melihat Bagas?" Diani bertanya-tanya tentang Nyonya besar yang Bondan maksud. "Nyonya besar Nona ... Ibu Tuan Alvin, Nenek Bagas," jawab Bondan. "Apa maksud Pak Bondan? Nenek Bagas?" Diani sangat kaget dan tidak habis pikir dengan ucapan Pak Bondan yang menurutnya ngelantur. Bondan mengerutkan kening, merasa heran melihat sikap melihat Diani. "Kenapa Nona Diani kaget seperti itu?" batin Bondan. "Pak Bondan ... apa maksud Pak Bondan?" ulang Diani bertanya melihat Pak Bondan tampak merenung. "Lebih baik Nona lekas menemui Nyonya Karina, Nyonya sudah menunggu cukup lama." "Baiklah Pak, Saya permisi dulu Pak." balas Diani. Diani kemudian pergi meninggalkan Bondan menuju ke Rumah. jarak a

    Last Updated : 2022-09-05
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Ingin Ibunya Kencan

    "Aku bukan kekasih Tuan Alvin Nyonya," bantah Diani tanpa lelah. "Berhentilah menyangkal! Kita banyak kegiatan setelah ini. Kita akan membeli pakaian untuk Bagas, ke salon, spa, dan banyak lagi yang ingin aku lakukan.” Bu Karina tidak peduli dengan bantahan Diani, kembali memilihkan beberapa pakaian dan memberikannya untuk Diani. Diani menghela nafas, tidak tahu harus bagaimana meyakinkan Bu Karina bahwa dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Alvin."Saat ini, aku hanya bisa menuruti kemauannya, suatu saat aku akan mengganti semua yang telah Bu Karina dan Mas Alvin berikan kepadaku dan juga Bagas," gumamnya. Diani tidak dapat berbuat apapun selain menuruti Bu Karina yang cerewet. Dia mencoba beberapa pakaian yang telah dipilihkan oleh Bu Karina. Hari itu, Diani dan Bagas diajak melakukan banyak kegiatan layaknya orang-orang kelas atas. Apa yang sudah di lakukan oleh Bu Karina merupakan impiannya sejak dulu bersama dengan menantu dan cucunya. Setelah semua yang diinginkan Bu Kari

    Last Updated : 2022-09-06

Latest chapter

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pernikahan Alvin dan Diani

    Benih cinta terus muncul diantara Alvin dan Diani. Mereka terus mendekatkan diri sehingga mulai saling mencintai. Ayah dan ibu Alvin yang mendukung hubungan mereka akhirnya menyuruh Alvin untuk menikahi Diani. Namun, halangan dan masalah terus muncul sehingga hubungan Alvin dan Diani dilanda kerusakan. Suseno juga terus membuat ulah agar hubungan Alvin dan Diani tidak berjalan lancar. Dengan kelicikannya dia terus membuat hubungan Alvin dan Diani renggang. Alvin yang mencintai Diani tidak diam saja melihat kelicikan Suseno. Dia terus menyelesaikan masalah-masalah yang dibuat oleh Suseno. Namun, Diani masih berpikir untuk menikah dengan Alvin. "Alvin, ibu ingin kamu merekrut Diani menjadi sekretarismu." Ibu Alvin menyuruhnya agar hubungan Alvin dan Diani semakin dekat. Jika Diani menjadi sekretaris Alvin, Diani akan sering bertemu dengannya dan cinta akan tumbuh kembali. "Baik bu, Alvin akan membicarakannya dengan Diani." Alvin yang mengetahui ibunya ingin mendekatkan diriny

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pria Mengagumkan

    Pak Jaya bukan orang yang begitu saja membiarkan putranya mendapatkan pasangan seenaknya. Dia bahkan telah secara detail mengetahui latar belakang dan asal usul Diani."Tapi Pih, Mamih sangat menyukai Diani dan Bagas. Alvin harus membawanya kembali atau Papih jangan wariskan apapun kepadanya, untuk amal saja semua harta Papih.""Tampaknya harus seperti itu, Alvin benar-benar sangat cemen terhadap wanita," balas Pak Jaya.Bu Karina hanya melotot ke arah Pak Jaya."Kenapa Mamih melotot ke Papih?" tanya Pak Jaya."Alvin cemen karena mengikuti sifat Papih," balas Bu Karina mengingat kembali masa lalu.Pak Jaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar, Papih dulu tidak berani mengatakan perasaan Papih kepada Mamih. Kalau bukan Mamih terlebih dahulu yang mengatakannya, Papih mungkin hanya bisa gigit jari, tidak pernah mengungkapkannya, Papih benar-benar Pemalu.""Untung Mamih memberanikan diri, kalau tidak Mamih akan menyesal seumur hidup jika tidak terlebih dahulu mengungkapkannya kepa

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Mimpi Indah

    Di sisi lain, setelah merasa puas dengan foto-fotonya, Nanda kembali pergi dari dekat rumah yang sekarang menjadi milik Diani.Diani, Bagas, dan Alvin juga kembali ke rumah setelah puas melihat-lihat rumah baru Diani. Diani begitu kagum dan baru pernah merasakan sesenang itu mendapatkan sebuah hadiah yang sangat mewah dan mahal baginya.Saat malam harinya, Alvin mengetuk pintu kamar Diani. "Apa Kamu sudah tidur?"Diani membuka pintu kamarnya. "Mas Alvin ... ada apa Mas?""Izinkan Aku tidur di kamarmu," ucap Alvin tanpa malu.Diani berpikir sejenak, selama ini Mereka tidur satu kamar dan menjaga dirinya masing-masing."Baik Mas, tapi kamarku sedikit berantakan."Diani membolehkannya, menganggap itu malam terakhir Alvin dapat tertidur dengan pulas bersama dengan Bagas."Aku tidak akan tidur dan memandangi wajahmu sampai puas," batin Alvin.Malam itu, Alvin benar-benar tidak tidur. Dia memiringkan tubuhnya dengan tangan menahan kepala memandangi wajah Diani yang tertidur pulas. Jika saja

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Sedikit Refresing

    "Apa yang telah Mas Alvin sadari? Aku melihat kehidupan Mas Alvin sangat enak," tanya Diani masih penasaran.Mereka berdua duduk di tepi pantai memandangi lautan lepas."Aku harus memikirkan nasib puluhan ribu karyawan sama seperti Ayahku dulu, dan itu membuatku sedikit frustasi dan terus memikirkan pekerjaan," balas Alvin."Jika Aku begitu jenuh, Aku akan pergi ke sini, mengingat masa lalu sebelum menanggung beban berat pekerjaanku," lanjut Alvin."Ayu Kita bermain air dan lupakan sejenak tentang beban berat yang Mas Alvin tanggung! Kita sedang sedikit refresing di sini."Diani meminta Bagas dari Alvin, berlari kecil ke arah ombak air. Alvin hanya mengikutinya dari belakang."Kenapa Kamu ingin meninggalkan rumahku? Keberadaan Kalian juga telah membuatku melupakan beban berat yang Aku rasakan," gumam Alvin memandangi punggung Diani.Diani menyipratkan air ke Alvin membuat Dia tidak Terima dengan hal itu. Dia akan berganti melakukan hal itu kepada Diani, tetapi mengurungkan niatnya kar

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Kuat Menggendongku?

    Diani kembali mengendap-endap menuju ke dapur untuk memasak makanan malam bersama Bi Rahmi.Alvin membuka mata, bangun dari pura-pura tidur mengamati Diani yang mengendap-endap, "Dia benar-benar malu Aku melihatnya, apa perlu Aku melakukan hal yang sama agar impas?""Hadehhh ... apa yang ada di pikiranku, sejak bersama janda cantik sepertinya, Aku yang polos menjadi sedikit liar," lanjut Alvin bergumam.Diani seolah menghindar dari Alvin. begitupun dengan Alvin yang tidak mau Diani kehilangan muka jika berhadapan dengannya. Dia mulai sedikit mengerti tentang wanita.Keesokan harinya, Diani terpaksa menghadap Alvin untuk meminta izin ke Restoran."Aku akan mengantarmu," balas Alvin seperti sangat bersemangat setelah Diani meminta izin darinya."Mas Alvin harus berangkat kerja, Aku sendiri saja bersama Bagas.""Aku tidak akan masuk Kantor beberapa hari ini," jawab Alvin."Tapi Mas ... ""Tidak ada tapi-tapian." Alvin menarik tangan Diani menuju mobil dan sedikit memaksanya masuk ke mobi

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pertama Kali Melihat

    "Asal Dianiku yang ini juga mendapatkan rumah, itu sudah cukup bagiku. Terimakasih atas bantuanmu, jika Restoranmu ingin melebarkan sayap lebih banyak ke luar Negeri, jangan sungkan untuk meminta bantuan apapun dariku." lanjut Alvin."Tidak, tidak. Aku tidak memerlukan apapun dari Tuan Alvin, tidak perlu sungkan dan berterimakasih, Restoran Kami senang melakukannya. Bahkan, Kami kemungkinan akan mengadakan acara serupa di kemudian hari karena ini ide yang bagus untuk lebih memperkenalkan nama Restoran Kami di kalangan masyarakat lebih luas lagi.""Apa yang harus Aku lakukan berikutnya? Apa Aku akan memberinya mobil? Apa Aku minta saja seseorang membuat kompetisi bayi yang lucu?" gumam Alvin setelah mematikan teleponnya.Sesampainya di rumah, Diani memberitahukan hal itu ke Alvin."Mas, Aku tadi mengikuti sebuah kompetisi memasak dan mendapatkan hadiah rumah, Aku juga akan segera mendapatkan pekerjaan. Aku akan segera keluar dari sini Mas," ucap Diani ke Alvin."Hadiah rumah dan pekerj

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Kompetisi Memasak

    Alvin memikirkan ucapan Frans untuk membantu Diani secara diam-diam. Tapi Dia bingung harus melakukan apa agar Diani dan Bagas dapat hidup nyaman dan tercukupi setelah keluar dari rumahnya.Setelah beberapa saat Dia memikirkan hal itu, Dia sedikit tersenyum mendapatkan sebuah ide brilian baginya.Keesokan harinya tatkala Diani pergi ke pasar, Diani melihat sebuah kompetisi jalanan yang di adakan oleh sebuah Restoran besar berhadiah rumah untuk juara satu, dua, dan tiga. Siapapun bisa mengikuti acara kompetisi tersebut."Lihat itu! Sebuah Restoran besar mengadakan kompetisi, Aku akan ikut kompetisi itu, siapa tahu dapat hadiah rumah. Bagaimana denganmu?" ucap seorang wanita dengan temannya."Kamu saja yang ikut, suamiku bahkan selalu mengumpat dan mengejek rasa masakanku. Aku akan mendukungmu," balas temannya itu."Apa Aku ikut saja ya, suamiku selalu memuji masakanku. Tidak ada salahnya di coba," desah Pengunjung pasar yang lainnya."Aku ingin sekali ikut. Tapi, Suamiku akan mengomel

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Hanya Seorang Janda

    "Sialan ... apa temanmu istri dari Alvin? Dia Alvin Sanjaya Hadiningrat dari K&B grup? Aku baru mengingatnya. Kenapa Kamu bertindak bodoh seperti ini? Tamatlah riwayatku. Kamu benar-benar istri yang tidak berguna," bentak Gunawan setelah menyadari nama Alvin Sanjaya Hadiningrat.Diani yang terus memaksa ingin pulang terpaksa membuat Alvin tidak bisa berlama-lama di tempat itu.Alvin mulai menaiki panggung untuk menyapa orang-orang yang telah di undangnya."Terimakasih sudah mau hadir dalam acara ini. Tetapi, Aku tidak akan berlama-lama di sini. Aku telah mencatat siapa saja yang mau berkenan hadir dalam acara ini. Kedepannya, Jika Kalian memerlukan bantuan, Aku akan mempertimbangkan untuk membantu semampu yang Aku bisa. Mohon maaf karena Aku ada urusan yang mendesak," ucap Alvin di atas panggung."Kalian bisa melanjutkan acara ini tanpaku, orang-orang yang Aku undang merupakan orang-orang penting dan terpandang, Aku juga bermaksud memberi kesempatan bagi Kalian semua untuk saling meng

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pertemuan Bisnis

    Diani tidak mau ikut karena Dia tidak merasa bersalah. Dia melirik ke arah teman-temannya yang begitu tega berbuat jahat kepadanya. Tetapi Mereka bersikap acuh tidak mempedulikan Diani yang mendapatkan tekanan dari Sang Supervisor"Ayu ikut atau Aku akan melaporkanmu karena tidak mau membayar!" Supervisor itu mencoba menarik tangan Diani agar mengikutinya."Aku yang akan membayarnya." Alvin dengan kostum Batman menghentikan tindakan Supervisor.Beberapa Pengawal ikut di belakang Alvin, Mereka kemudian menyebar ke beberapa penjuru Restoran untuk mengamankan jalannya acara yang di adakan oleh Alvin.Alvin melirik ke arah Diani dan mendekatinya. "Hentikan air mata tidak berguna itu!" perintah Alvin Mengusap wajah Diani dengan sapu tangannya, kemudian mengelus Bagas yang terlihat kelelahan dan tidak nyaman mengenakan kostum superhero."Mas, kenapa Mas Alvin berada di sini?"Diani entah kenapa membiarkan apa yang di lakukan Alvin. Dia merasa kedatangan Alvin bagaikan seorang pahlawan yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status