Share

Anak di Luar Nikah?

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-20 18:37:53

"I... i... itu... "

"Apa kamu menyembunyikan Bayi di rumahmu?" Bu Karina memotong ucapan Alvin yang tergagap.

"Ti ... tidak Bu, Alvin tidak menyembunyikan Bayi."

Bu Karina tidak menggubris, melangkah mencari tempat sumber tangisan Bagas. Tak lama, Bu Karina kembali ke hadapan Alvin dan Pak Jaya dengan menggendong Bagas di pelukannya.

"Alvin ... pantas saja selama ini kamu terus-menerus menolak perjodohanmu dengan Nanda. Ibu tidak percaya Kamu melakukan hal seperti ini di belakang ibu." Bu Karina memelototi Alvin.

"Apa maksud ibu?" Alvin mengerutkan keningnya.

"Sudah, sudah Mih, biarkan Alvin berbicara." Pak Jaya yang sangat sabar berusaha menengahi meskipun ada sedikit rasa kecewa di hatinya.

"Alvin benar-benar sudah keterlaluan," Bu Karina berkaca-kaca, menahan air matanya yang akan menetes.

Bu Karina kemudian memberikan Bagas kepada Alvin karena tubuh mungilnya terus menggeliat dari pelukannya. Bagas memberontak seolah ingin ke dekapan Alvin.

"Ayah, Ibu ... apa yang sedang kalian bicarakan? Apa kalian pikir Bayi ini anak Alvin?" Alvin berusaha menjelaskan kesalahpahaman kedua orang tuanya.

"Kamu jangan mengelak! Lihat! Bayi itu sangat senang di pelukanmu, dia pasti anak kamu di luar nikah," tunjuk Bu Karina ke Bagas.

"Siapa namanya?" tanya Bu Karina.

Alvin mengerutkan alisnya, "Bu ... Bagas bukan anak Alvin, Ibunya sedang dira .... "

"Oh ... jadi namanya Bagas, siapa Ibunya?" cecar Bu Karina tidak membiarkan Alvin mengelak.

"Mih, dengarkan dulu ucapan Alvin!" potong Pak Jaya.

Alvin menghela nafas, "Ibunya Bagas ... "

"Pih ... ayu pulang pulang! Mamih ingin menenangkan diri, bisa pingsan jika terus berada disini," Bu Karina yang tidak sabaran kembali tidak mau mendengarkan alasan apapun dari Alvin.

"Mulai sekarang, Bi Rahmi akan ikut dengan Ibu. Kamu ... urus saja Bagas dengan kekasihmu, Ibu akan datang lagi untuk melihatnya nanti.” Bu Karina berjalan keluar dari rumah Alvin.

Pak Jaya berdiri, menepuk pundak Alvin sambil memperhatikan Bagas dari dekat dan memperingatinya. "Untuk saat ini, jangan biarkan media tau atau saham perusahaan kita akan turun drastic," ujarnya kemudian menyusul Bu Karina.

Alvin hanya bisa menghela nafas, "Sudahlah, aku akan menjelaskan lagi nanti, atau ... Apa aku biarkan saja Ayah dan Ibu mengira seperti itu untuk saat ini? Aku juga tidak suka terus didesak dan dijodohkan dengan gadis itu," gumamnya mengingat Nanda yang sifatnya kekanakan.

Di dalam mobil.

"Papih seharusnya dengarkan ucapan Mamih! Papih sih tidak mau mengutus seseorang untuk mengawasi Alvin diam-diam saat Alvin mendesak untuk tinggal sendiri," Bu Karina terus mengomel dan memaki Alvin.

"Sudahlah Mih, jangan salahkan Papih, semua sudah terjadi. apa kita segera nikahkan saja Alvin dengan Ibu Bayi itu?" usul Pak Jaya.

"Mamih belum mengetahui ibu dari siapa itu nama Bayinya? Bagas ... Ya ... Bagas, bagaimana jika ibunya itu bukan wanita baik-baik?"

"Bi ... bagaimana wanita kekasih Alvin itu?" tanya Bu Karina kepada Bi Rahmi yang ikut dengan meraka.

"Bibi belum pernah melihat kekasih Tuan Alvin Nyonya. Tuan Alvin tidak pernah membawa seorang wanitapun ke rumah. Hanya Nona Nanda saja yang sering datang, itupun diacuhkan oleh Tuan Alvin, tidak mungkin juga Bagas anak dari Tuan Alvin dan Nona Nanda," jawab Bi Rahmi.

"Mamih, tenangkan diri dulu Mih, jangan terus mengomel! Mamih bisa mencari tahu nanti, Papih juga sangat penasaran dengan wanita itu. Bukankah Bagas juga terlihat sangat menggemaskan?” sahut Pak Jaya.

"Mamih juga memikirkan hal itu, Bagas sangat lucu dan menggemaskan. Tetapi, tetap saja Mamih sangat marah dengan Alvin, kita sudah gagal mendidiknya," desah Bu Karina.

Sepeninggalan Bi Rahmi, Alvin menjadi sangat kerepotan harus mengurus Bagas seorang diri. Dia tidak bisa fokus bekerja, ada saja masalah yang menghampiri, membuatnya beberapa hari tidak bisa masuk kantor.

Alvin sudah bolak-balik ke kantor polisi untuk mengetahui keluarga Bagas yang lain selain Diani. Tetapi, polisi mengatakan kalau Diani sudah tidak memiliki keluarga. Dia merupakan janda yang baru beberapa minggu bercerai dengan suaminya.

Bunyi dering telepon terdengar dari Bella, "Halo Pak, selamat pagi," sapa Bella setelah Alvin mengangkat teleponnya.

"Ya pagi," jawab Alvin sambil menguap.

"Hari ini akan datang klien yang sangat penting dari London. Saya ragu Bapak mau membatalkan jadwal penting yang satu ini," terang Bella di ujung telepon.

"Kamu siapkan saja pertemuan itu! Saya akan ke kantor," jawab Alvin kemudian menutup teleponnya.

Alvin melirik ke sampingnya, menatap ke Bagas yang sudah bangun dengan wajah berseri, Bagaspun tersenyum lucu dan imut.

Alvin sudah mulai terbiasa hidup dengan Bagas, dan entah kenapa, ketika bersama dengan Bagas dia dapat tertidur dengan sangat pulas, tidak seperti biasanya.

Alvin menggendong Bagas ke dapur untuk memasak sarapan pagi untuknya sendiri dan juga membuat bubur bayi untuk Bagas.

Keahlian memasak Alvin sangatlah baik. Jika saja para karyawan di kantor Alvin mengetahui keahlian memasaknya, mereka akan memuntahkan isi perut, tidak percaya bahwa Bos galak seperti Alvin sangat pandai memasak.

Alvin bersiap ke kantor setelah mengisi perutnya dan menyuapi Bagas.

Alvin sudah mendandani Bagas, akan tetapi dandanan Bagas terlihat sangat belepotan dengan bedak yang terlalu tebal. "Apa Aku benar-benar harus membawanya ke kantor?"

Alvin tidak punya pilihan selain membawa Bagas ke kantornya. Dia menggendong Bagas dengan gendongan Bayi di depan dada bidangnya.

Di Kantor K&B Grup.

Alvin berjalan memasuki lobi kantor diikuti oleh beberapa pengawal berperawakan tegap, berkacamata dan berjas hitam di belakangnya.

Resepsionis dan beberapa karyawan yang berlalu lalang melotot tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Semakin lama, semakin banyak yang melihat Alvin berjalan di lobi dengan menggendong Bagas. Sejenak kemudian, mereka mulai saling bergosip.

"Sabar, sabar, ini hanya sementara sampai ibunya siuman,” gumam Alvin.

"Bos tampan kita ternyata sudah memiliki anak," gerutu beberapa karyawan yang masih gadis.

"Apa itu anak Bos Alvin? Aku tidak pernah mendengarnya sudah menikah,’’ gumam karyawan lain.

"Memangnya siapa Kamu? orang rendahan seperti kita jangan harap akan diundang jika Bos Alvin menikah, haha,” kekeh lainnya.

"Bukankah kalau Bos menikah akan banyak media yang meliput? Apa Bayi itu anak di luar nikah?" beberapa karyawan mulai berasumsi negatif.

"Hussss … jaga mulutmu! lebih baik kita diam atau tamatlah riwayat kita jika sampai dipecat karena menyebarkan gosip yang tidak benar."

"Betul-betul … kita lebih baik diam, mau anak di luar nikah kek, bukan kek, tidak ada urusannya dengan kita."

"Bayi itu benar-benar lucu, apa ibunya tidak bisa mendandaninya? sangat belepotan sekali bedaknya."

"Hahaha, benar juga. Mau saja Si Bos sama perempuan seperti itu."

"Perempuannya pasti pemalas, masa Si Bos disuruh mengurusi Bayi, ada ada saja."

"Coba kalau aku adalah ibu Bayi itu, aku pasti akan merawat suami dan anakku dengan baik."

Bab terkait

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Diani Siuman

    Alvin tidak menghiraukan gosip dari beberapa karyawan, terus berjalan, memasuki lift yang ada di lobi kemudian menuju ke ruangannya yang berada di lantai paling atas. Bella yang duduk di depan ruangan Alvin bersama dengan beberapa anggota tim lain terhentak kaget melihat kedatangan Alvin bersama seorang Bayi dalam dekapannnya. "Selamat pagi Pak," sapa Bella berusaha menegakkan tubuhnya yang goyah seakan mau pingsan. "Belilah sesuatu untuk menghibur Bayi ini dan masuklah ke ruanganku!" perintah Alvin. "Baik Pak," balas Bella. Bella kemudian menelepon seseorang untuk membelikan sesuatu yang di tugaskan oleh Alvin. Bella bergegas masuk ke ruangan Alvin untuk menjelaskan pertemuan dengan klien. Dia juga menjelaskan segala sesuatu tentang yang terjadi di perusahaan saat Alvin tidak masuk kantor beberapa hari belakangan. Alvin duduk di depan Bagas di sofa, dan Bella duduk di samping Bagas saat melaporkan sesuatu kepada Alvin. "Apa kamu sudah menyuruh orang untuk membeli apa yang aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Bekerja di Rumah Alvin

    Pak Jaya tersenyum idenya di terima oleh Bu Karina. Menurutnya, Bu Karina sangat memperhatikan dan menyukai Bagas. Selama beberapa hari belakangan, Bu Karina selalu saja membahas dan bertanya-tanya tentang Bagas dan Ibunya yang membuatnya pusing karena dia sendiri tidak mengetahui hal itu. Dengan Bu Karina mencari tahu sendiri, Pak Jaya berharap Bu Karina puas dengan rasa penasarannya dan dia tidak lagi mendapat pertanyaan-pertanyaan konyol dan aneh seputar Alvin, Bagas, dan Ibunya dari istrinya yang sedikit cerewet itu. Saat tengah malam, bunyi dering telepon terdengar nyaring di telinga Frans. Tut Tut Tut Frans menguap, masih mengantuk, dan menatap layar hpnya, "Aisss ... sial." "Kenapa?" umpat Frans kesal kepada orang yang menelponnya. "Aku tidak bisa tidur," ucap seseorang di ujung telepon yang ternyata adalah Alvin. Alvin memiliki sedikit gangguan tidur dan Frans sudah melakukan berbagai macam cara mengobati gangguan tidurnya itu. Tetapi, Alvin tetap saja tidak bisa tert

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Tidur Saja Bersama!

    Kamar Diani dan Bagas berada di lantai dua sama seperti keberadaan kamar Alvin. Saat malam tiba, entah kenapa Bagas terus-menerus menangis. Diani sudah melakukan berbagai macam upaya, tetapi tetap saja tidak bisa menenangkan Bagas. “Bagas sayang … cup … cup … berhentilah menangis sayang!” Diani terus berusaha menghibur Bagas. Kemudian, dia menimang Bagas keluar dari kamarnya, berpikir agar Bagas tidak bosan di dalam kamar dan berhenti menangis. “Sayang … kenapa kamu terus menangis seperti ini? Cup … cup … cup.” Diani tampak frustasi menenangkan Bagas yang tidak seperti biasanya. Tidak ingin mengganggu tuan rumah, Diani melangkahkan kaki turun dari tangga, keluar rumah untuk berjalan-jalan di halaman. Alvin yang sedang berusaha menutup mata, mendengar Bagas yang terus menangis dari kamarnya. Dia bangun dari tidurnya kemudian mengamati Diani yang terus mencoba menghibur Bagas dari atas balkon kamarnya. “Ada apa dengan Bayi itu?” gumam Alvin. Setelah beberapa saat, Diani kembali m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Masakan Diani

    Diani, Alvin dan Bagaspun tertidur pulas di depan televisi. Keesokan harinya. “Mas, makanan apa yang ingin mas Alvin makan? Saya akan mencoba yang terbaik memasaknya,” tanya Diani. “Sama seperti kemarin, perusahaan jasa catering akan mengirim beberapa orang untuk memasak. Kamu tidak perlu memasak,” jawab Alvin. Selama ini, Bi Rahmilah yang memasak untuk Alvin, Heru dan Bondan. Sepeninggalan Bi Rahmi, Alvin meminta perusahaan jasa catering yang menangani karyawan K&B Grup mengirim beberapa koki untuk memasak di kediamannya. “Adakah pakaian yang akan Mas Alvin cuci? Saya akan mencucinya sebelum mulai membersihkan rumah dan halaman,” tanya Diani kembali. “Kamu juga tidak perlu melakukannya. Akan ada puluhan orang dari jasa cleaning service datang untuk mencuci dan membersihkan seluruh kediamanku,” balas Alvin. Setiap tiga hari sekali, beberapa orang dari perusahaan jasa cleaning service akan datang ke rumah Alvin untuk melakukan pekerjaan rumah. “Apa yang bisa saya kerjakan sebaga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-03
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Gadis Arogan

    "Papih ... Mamih begitu pusing, apa selera Alvin perempuan seperti itu? Dia bahkan pergi ke tempat yang bau, becek, kotor, dan menjijikkan, membuat mamih mual, ingin pingsan rasanya ... Darimana Alvin mendapatkan perempuan seperti itu? Bagaimana jika Dia sakit memakan makanan dari tempat seperti itu? Terus ... cucu Kita ... Perempuan itu membawanya juga, di tempat yang penuh polusi seperti itu, bagaimana jika Dia tumbuh menjadi anak yang sakit-sakitan?" gerutu Bu Karina tanpa tersendat setelah Dia pulang ke rumahnya. "Di luar sana, banyak perempuan yang mengantri menjadi istri Alvin. Apa Alvin sudah kerasukan? Alvin Sanjaya, Pewaris K&B grup, namanya di sorot oleh berbagai media, salah satu pengusaha muda tersukses dan tertampan di Negeri ini, menjadi panutan generasi muda, anak dari Jaya Hadiningrat dan Karina Ambarwati, memiliki anak dengan perempuan tidak jelas, udik, kampungan, dan norak? apa yang harus Mamih lakukan, Pih?" lanjutnya tanpa jeda terus mengomentari Alvin dan Diani.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Dendam Lama

    Keesokkan harinya, Diani kembali ke pasar dan kali ini membeli banyak kebutuhan dapur untuk beberapa hari ke depan. "Nona, Nyonya besar ada disini. Dia ingin melihat Bagas," lapor Bondan setelah Diani kembali dari pasar dengan membawa dua tas berisi sayur mayur dan lainnya. "Siapa Pak yang ingin melihat Bagas?" Diani bertanya-tanya tentang Nyonya besar yang Bondan maksud. "Nyonya besar Nona ... Ibu Tuan Alvin, Nenek Bagas," jawab Bondan. "Apa maksud Pak Bondan? Nenek Bagas?" Diani sangat kaget dan tidak habis pikir dengan ucapan Pak Bondan yang menurutnya ngelantur. Bondan mengerutkan kening, merasa heran melihat sikap melihat Diani. "Kenapa Nona Diani kaget seperti itu?" batin Bondan. "Pak Bondan ... apa maksud Pak Bondan?" ulang Diani bertanya melihat Pak Bondan tampak merenung. "Lebih baik Nona lekas menemui Nyonya Karina, Nyonya sudah menunggu cukup lama." "Baiklah Pak, Saya permisi dulu Pak." balas Diani. Diani kemudian pergi meninggalkan Bondan menuju ke Rumah. jarak a

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Ingin Ibunya Kencan

    "Aku bukan kekasih Tuan Alvin Nyonya," bantah Diani tanpa lelah. "Berhentilah menyangkal! Kita banyak kegiatan setelah ini. Kita akan membeli pakaian untuk Bagas, ke salon, spa, dan banyak lagi yang ingin aku lakukan.” Bu Karina tidak peduli dengan bantahan Diani, kembali memilihkan beberapa pakaian dan memberikannya untuk Diani. Diani menghela nafas, tidak tahu harus bagaimana meyakinkan Bu Karina bahwa dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Alvin."Saat ini, aku hanya bisa menuruti kemauannya, suatu saat aku akan mengganti semua yang telah Bu Karina dan Mas Alvin berikan kepadaku dan juga Bagas," gumamnya. Diani tidak dapat berbuat apapun selain menuruti Bu Karina yang cerewet. Dia mencoba beberapa pakaian yang telah dipilihkan oleh Bu Karina. Hari itu, Diani dan Bagas diajak melakukan banyak kegiatan layaknya orang-orang kelas atas. Apa yang sudah di lakukan oleh Bu Karina merupakan impiannya sejak dulu bersama dengan menantu dan cucunya. Setelah semua yang diinginkan Bu Kari

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-06
  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Cucu Kakek dan Nenek

    Keesokan harinya, Sopir Bu Karina datang ke rumah Alvin dan menemui Diani saat Alvin sedang bekerja di kantornya. "Nona, saya disuruh membawa Nona Diani dan Bagas ke rumah tuan besar," ucapnya. "Hmmm, bukan hanya nyonya besar, tetapi tuan besar juga tampaknya mengira kalau Bagas merupakan anak Tuan Alvin. Aku harus segera meninggalkan rumah ini dan menemukan pekerjaan lain sebelum kesalah-pahaman ini menjadi sesuatu hal yang buruk," batin Diani. “Baiklah, Pak. Ngomong-ngomong ada keperluan apa sampai saya harus ke sana?” Diani hanya menuruti, mengingat betapa cerewetnya Bu Karina yang tidak mau kalah. “Saya hanya mendapatkan perintah membawa Nona Diani dan Bagas,” jawab Sopir tidak tahu apa yang diinginkan oleh Bu Karina. Beberapa jam kemudian, Diani sampai di rumah Pak Jaya yang tidak kalah megah dan besar dari rumah Alvin. Diani kemudian memasuki rumah di antar oleh seorang pelayan. “Nyonya, apakah ada yang bisa saya bantu di sini?” tanya Diani setelah bertemu dengan Bu Karina

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07

Bab terbaru

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pernikahan Alvin dan Diani

    Benih cinta terus muncul diantara Alvin dan Diani. Mereka terus mendekatkan diri sehingga mulai saling mencintai. Ayah dan ibu Alvin yang mendukung hubungan mereka akhirnya menyuruh Alvin untuk menikahi Diani. Namun, halangan dan masalah terus muncul sehingga hubungan Alvin dan Diani dilanda kerusakan. Suseno juga terus membuat ulah agar hubungan Alvin dan Diani tidak berjalan lancar. Dengan kelicikannya dia terus membuat hubungan Alvin dan Diani renggang. Alvin yang mencintai Diani tidak diam saja melihat kelicikan Suseno. Dia terus menyelesaikan masalah-masalah yang dibuat oleh Suseno. Namun, Diani masih berpikir untuk menikah dengan Alvin. "Alvin, ibu ingin kamu merekrut Diani menjadi sekretarismu." Ibu Alvin menyuruhnya agar hubungan Alvin dan Diani semakin dekat. Jika Diani menjadi sekretaris Alvin, Diani akan sering bertemu dengannya dan cinta akan tumbuh kembali. "Baik bu, Alvin akan membicarakannya dengan Diani." Alvin yang mengetahui ibunya ingin mendekatkan diriny

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pria Mengagumkan

    Pak Jaya bukan orang yang begitu saja membiarkan putranya mendapatkan pasangan seenaknya. Dia bahkan telah secara detail mengetahui latar belakang dan asal usul Diani."Tapi Pih, Mamih sangat menyukai Diani dan Bagas. Alvin harus membawanya kembali atau Papih jangan wariskan apapun kepadanya, untuk amal saja semua harta Papih.""Tampaknya harus seperti itu, Alvin benar-benar sangat cemen terhadap wanita," balas Pak Jaya.Bu Karina hanya melotot ke arah Pak Jaya."Kenapa Mamih melotot ke Papih?" tanya Pak Jaya."Alvin cemen karena mengikuti sifat Papih," balas Bu Karina mengingat kembali masa lalu.Pak Jaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar, Papih dulu tidak berani mengatakan perasaan Papih kepada Mamih. Kalau bukan Mamih terlebih dahulu yang mengatakannya, Papih mungkin hanya bisa gigit jari, tidak pernah mengungkapkannya, Papih benar-benar Pemalu.""Untung Mamih memberanikan diri, kalau tidak Mamih akan menyesal seumur hidup jika tidak terlebih dahulu mengungkapkannya kepa

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Mimpi Indah

    Di sisi lain, setelah merasa puas dengan foto-fotonya, Nanda kembali pergi dari dekat rumah yang sekarang menjadi milik Diani.Diani, Bagas, dan Alvin juga kembali ke rumah setelah puas melihat-lihat rumah baru Diani. Diani begitu kagum dan baru pernah merasakan sesenang itu mendapatkan sebuah hadiah yang sangat mewah dan mahal baginya.Saat malam harinya, Alvin mengetuk pintu kamar Diani. "Apa Kamu sudah tidur?"Diani membuka pintu kamarnya. "Mas Alvin ... ada apa Mas?""Izinkan Aku tidur di kamarmu," ucap Alvin tanpa malu.Diani berpikir sejenak, selama ini Mereka tidur satu kamar dan menjaga dirinya masing-masing."Baik Mas, tapi kamarku sedikit berantakan."Diani membolehkannya, menganggap itu malam terakhir Alvin dapat tertidur dengan pulas bersama dengan Bagas."Aku tidak akan tidur dan memandangi wajahmu sampai puas," batin Alvin.Malam itu, Alvin benar-benar tidak tidur. Dia memiringkan tubuhnya dengan tangan menahan kepala memandangi wajah Diani yang tertidur pulas. Jika saja

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Sedikit Refresing

    "Apa yang telah Mas Alvin sadari? Aku melihat kehidupan Mas Alvin sangat enak," tanya Diani masih penasaran.Mereka berdua duduk di tepi pantai memandangi lautan lepas."Aku harus memikirkan nasib puluhan ribu karyawan sama seperti Ayahku dulu, dan itu membuatku sedikit frustasi dan terus memikirkan pekerjaan," balas Alvin."Jika Aku begitu jenuh, Aku akan pergi ke sini, mengingat masa lalu sebelum menanggung beban berat pekerjaanku," lanjut Alvin."Ayu Kita bermain air dan lupakan sejenak tentang beban berat yang Mas Alvin tanggung! Kita sedang sedikit refresing di sini."Diani meminta Bagas dari Alvin, berlari kecil ke arah ombak air. Alvin hanya mengikutinya dari belakang."Kenapa Kamu ingin meninggalkan rumahku? Keberadaan Kalian juga telah membuatku melupakan beban berat yang Aku rasakan," gumam Alvin memandangi punggung Diani.Diani menyipratkan air ke Alvin membuat Dia tidak Terima dengan hal itu. Dia akan berganti melakukan hal itu kepada Diani, tetapi mengurungkan niatnya kar

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Kuat Menggendongku?

    Diani kembali mengendap-endap menuju ke dapur untuk memasak makanan malam bersama Bi Rahmi.Alvin membuka mata, bangun dari pura-pura tidur mengamati Diani yang mengendap-endap, "Dia benar-benar malu Aku melihatnya, apa perlu Aku melakukan hal yang sama agar impas?""Hadehhh ... apa yang ada di pikiranku, sejak bersama janda cantik sepertinya, Aku yang polos menjadi sedikit liar," lanjut Alvin bergumam.Diani seolah menghindar dari Alvin. begitupun dengan Alvin yang tidak mau Diani kehilangan muka jika berhadapan dengannya. Dia mulai sedikit mengerti tentang wanita.Keesokan harinya, Diani terpaksa menghadap Alvin untuk meminta izin ke Restoran."Aku akan mengantarmu," balas Alvin seperti sangat bersemangat setelah Diani meminta izin darinya."Mas Alvin harus berangkat kerja, Aku sendiri saja bersama Bagas.""Aku tidak akan masuk Kantor beberapa hari ini," jawab Alvin."Tapi Mas ... ""Tidak ada tapi-tapian." Alvin menarik tangan Diani menuju mobil dan sedikit memaksanya masuk ke mobi

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pertama Kali Melihat

    "Asal Dianiku yang ini juga mendapatkan rumah, itu sudah cukup bagiku. Terimakasih atas bantuanmu, jika Restoranmu ingin melebarkan sayap lebih banyak ke luar Negeri, jangan sungkan untuk meminta bantuan apapun dariku." lanjut Alvin."Tidak, tidak. Aku tidak memerlukan apapun dari Tuan Alvin, tidak perlu sungkan dan berterimakasih, Restoran Kami senang melakukannya. Bahkan, Kami kemungkinan akan mengadakan acara serupa di kemudian hari karena ini ide yang bagus untuk lebih memperkenalkan nama Restoran Kami di kalangan masyarakat lebih luas lagi.""Apa yang harus Aku lakukan berikutnya? Apa Aku akan memberinya mobil? Apa Aku minta saja seseorang membuat kompetisi bayi yang lucu?" gumam Alvin setelah mematikan teleponnya.Sesampainya di rumah, Diani memberitahukan hal itu ke Alvin."Mas, Aku tadi mengikuti sebuah kompetisi memasak dan mendapatkan hadiah rumah, Aku juga akan segera mendapatkan pekerjaan. Aku akan segera keluar dari sini Mas," ucap Diani ke Alvin."Hadiah rumah dan pekerj

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Kompetisi Memasak

    Alvin memikirkan ucapan Frans untuk membantu Diani secara diam-diam. Tapi Dia bingung harus melakukan apa agar Diani dan Bagas dapat hidup nyaman dan tercukupi setelah keluar dari rumahnya.Setelah beberapa saat Dia memikirkan hal itu, Dia sedikit tersenyum mendapatkan sebuah ide brilian baginya.Keesokan harinya tatkala Diani pergi ke pasar, Diani melihat sebuah kompetisi jalanan yang di adakan oleh sebuah Restoran besar berhadiah rumah untuk juara satu, dua, dan tiga. Siapapun bisa mengikuti acara kompetisi tersebut."Lihat itu! Sebuah Restoran besar mengadakan kompetisi, Aku akan ikut kompetisi itu, siapa tahu dapat hadiah rumah. Bagaimana denganmu?" ucap seorang wanita dengan temannya."Kamu saja yang ikut, suamiku bahkan selalu mengumpat dan mengejek rasa masakanku. Aku akan mendukungmu," balas temannya itu."Apa Aku ikut saja ya, suamiku selalu memuji masakanku. Tidak ada salahnya di coba," desah Pengunjung pasar yang lainnya."Aku ingin sekali ikut. Tapi, Suamiku akan mengomel

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Hanya Seorang Janda

    "Sialan ... apa temanmu istri dari Alvin? Dia Alvin Sanjaya Hadiningrat dari K&B grup? Aku baru mengingatnya. Kenapa Kamu bertindak bodoh seperti ini? Tamatlah riwayatku. Kamu benar-benar istri yang tidak berguna," bentak Gunawan setelah menyadari nama Alvin Sanjaya Hadiningrat.Diani yang terus memaksa ingin pulang terpaksa membuat Alvin tidak bisa berlama-lama di tempat itu.Alvin mulai menaiki panggung untuk menyapa orang-orang yang telah di undangnya."Terimakasih sudah mau hadir dalam acara ini. Tetapi, Aku tidak akan berlama-lama di sini. Aku telah mencatat siapa saja yang mau berkenan hadir dalam acara ini. Kedepannya, Jika Kalian memerlukan bantuan, Aku akan mempertimbangkan untuk membantu semampu yang Aku bisa. Mohon maaf karena Aku ada urusan yang mendesak," ucap Alvin di atas panggung."Kalian bisa melanjutkan acara ini tanpaku, orang-orang yang Aku undang merupakan orang-orang penting dan terpandang, Aku juga bermaksud memberi kesempatan bagi Kalian semua untuk saling meng

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pertemuan Bisnis

    Diani tidak mau ikut karena Dia tidak merasa bersalah. Dia melirik ke arah teman-temannya yang begitu tega berbuat jahat kepadanya. Tetapi Mereka bersikap acuh tidak mempedulikan Diani yang mendapatkan tekanan dari Sang Supervisor"Ayu ikut atau Aku akan melaporkanmu karena tidak mau membayar!" Supervisor itu mencoba menarik tangan Diani agar mengikutinya."Aku yang akan membayarnya." Alvin dengan kostum Batman menghentikan tindakan Supervisor.Beberapa Pengawal ikut di belakang Alvin, Mereka kemudian menyebar ke beberapa penjuru Restoran untuk mengamankan jalannya acara yang di adakan oleh Alvin.Alvin melirik ke arah Diani dan mendekatinya. "Hentikan air mata tidak berguna itu!" perintah Alvin Mengusap wajah Diani dengan sapu tangannya, kemudian mengelus Bagas yang terlihat kelelahan dan tidak nyaman mengenakan kostum superhero."Mas, kenapa Mas Alvin berada di sini?"Diani entah kenapa membiarkan apa yang di lakukan Alvin. Dia merasa kedatangan Alvin bagaikan seorang pahlawan yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status