Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!

Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!

By:  UmiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Janice Juno diganggu oleh seorang pria cabul dan pergi ke rumah sakit dalam keadaan kacau-balau. Saat dia sedang menunggu gilirannya di koridor rumah sakit, dia melihat Jordan Felix yang sedang merangkul seorang gadis sambil menghibur gadis itu dengan suara lembut. Melihat pria yang sudah dia sukai sejak dia masih kecil, Janice bertanya dengan suara serak, "Kamu nggak baca pesan yang aku kirimkan padamu, ya?" Jordan malah berkata, "Hari ini ulang tahunnya Angela, aku nggak mau membuatnya nggak senang. Lagi pula, siapa tahu kamu benar-benar bertemu dengan pria cabul atau nggak." Pria itu mengernyit sambil menatap Janice dengan tatapan jijik dan bertanya, "Kamu sudah dikotori, ya?" Hati Janice seperti membeku. Keesokan harinya, dia langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya. Namun, Jordan juga tidak peduli. "Dia bahkan lebih patuh daripada anjing. Tanpa kupanggil pun dia akan kembali dan memohon padaku," kata Jordan. Akan tetapi, kali ini, Janice tidak lagi kembali. ... Setengah tahun kemudian. Pada pukul dua dini hari, Jordan duduk di dalam mobil dan menghubungi nomor yang sudah dia lafalkan berulang kali. Begitu panggilan ini terhubung, dia berkata dengan suara tegang, "Aku merindukanmu." Namun, dia malah mendengar suara seorang pria tertawa dengan sinis. "Pak Jordan, kenapa kamu nggak tidur malam-malam begini dan malah mengungkapkan perasaanmu padaku?" Jordan berseru dengan panik, "Mana Janice? Biarkan dia bicara denganku!" Cedric Walter menatap wanita di sisinya sambil tersenyum dengan nakal. "Jam segini adalah jam sibuknya, dia nggak punya waktu untuk berbicara denganmu," jawab Cedric.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

Janice Juno duduk di bangku di koridor rumah sakit sambil gemetaran.Dia baru melawan seorang pria cabul.Hari ini, dia bekerja lembur hingga tengah malam. Dengan kelelahan, dia pulang ke apartemen yang dia sewa. Saat dia hendak mengeluarkan kunci rumahnya, seseorang tiba-tiba menutup mulut dan hidungnya dari belakang.Dia berusaha keras untuk meronta, tetapi dia tetap diseret oleh orang itu ke daerah tangga darurat.Janice mencium napas pria yang menjijikkan itu dari belakang. "Kamu wangi sekali," kata pria itu.Suara cabul ini seperti ular berbisa yang melilit tubuh Janice erat-erat.Dengan perasaan ketakutan, Janice memeluk pria itu dan jatuh berguling-guling menuruni tangga.Dia beruntung dan hanya mengalami sedikit luka ringan.Sedangkan pria cabul itu mengalami cedera di kepalanya, sehingga dia terbaring di lantai untuk sangat lama.Dengan kesempatan ini, Janice pun melarikan diri.Setelah Janice melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, dia pergi ke rumah sakit sendiri.Dia t...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
50 Chapters
Bab 1
Janice Juno duduk di bangku di koridor rumah sakit sambil gemetaran.Dia baru melawan seorang pria cabul.Hari ini, dia bekerja lembur hingga tengah malam. Dengan kelelahan, dia pulang ke apartemen yang dia sewa. Saat dia hendak mengeluarkan kunci rumahnya, seseorang tiba-tiba menutup mulut dan hidungnya dari belakang.Dia berusaha keras untuk meronta, tetapi dia tetap diseret oleh orang itu ke daerah tangga darurat.Janice mencium napas pria yang menjijikkan itu dari belakang. "Kamu wangi sekali," kata pria itu.Suara cabul ini seperti ular berbisa yang melilit tubuh Janice erat-erat.Dengan perasaan ketakutan, Janice memeluk pria itu dan jatuh berguling-guling menuruni tangga.Dia beruntung dan hanya mengalami sedikit luka ringan.Sedangkan pria cabul itu mengalami cedera di kepalanya, sehingga dia terbaring di lantai untuk sangat lama.Dengan kesempatan ini, Janice pun melarikan diri.Setelah Janice melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, dia pergi ke rumah sakit sendiri.Dia t
Read more
Bab 2
Janice tidak pulang ke apartemennya, melainkan pergi ke hotel di dekat rumah sakit.Dia menggosok kulitnya yang putih hingga merah di kamar mandi sebelum naik ke atas ranjang.Lampu di kepala ranjang memancarkan cahaya kuning yang hangat. Sambil meringkuk di bawah selimut yang tipis, kegelisahan dalam hati Janice perlahan-lahan menghilang, sehingga dia akhirnya tertidur.Namun, tidurnya tidak nyenyak.Dia terus bermimpi yang aneh-aneh.Dalam mimpinya, Jordan yang masih muda melindungi dirinya sambil berkata, "Ke depannya, aku akan melindunginya. Nggak ada yang boleh mengganggunya."Kemudian, Janice bermimpi bahwa dia sedang berada di tangga yang gelap, di mana seorang pria asing memeluknya erat-erat sambil mencium wangi tubuhnya dengan mesum.Akhirnya, Janice memimpikan wajah Angela yang polos.Wanita itu bersandar dalam pelukan Jordan dan memegang pakaian Jordan sambil menatap Janice dengan tatapan mengejek."Janice, kamu benar-benar menyedihkan," kata wanita itu.Janice tidak bisa ti
Read more
Bab 3
Janice berjalan keluar dari Perusahaan Felix.Dia tidak pernah meninggalkan perusahaan lebih awal. Hari masih pagi, tetapi dia tidak tahu ke mana dia harus pergi.Akhirnya, dia pergi ke sebuah kafe di sebelah perusahaan yang sering dia kunjungi.Biji kopi yang digunakan kafe ini berasal dari luar negeri. Aromanya pekat dan menyegarkan perasaannya, persis seperti yang dia sukai.Pemilik kafe ini mengenalinya dan membuatkannya segelas kopi susu secara pribadi sambil bertanya, "Hari ini, pacarmu nggak datang, ya?"Pacar?Jordan, ya?Sebelumnya, Janice memang sering datang ke kafe ini dengan Jordan.Janice tersenyum sambil menjawab, "Dia nggak bisa datang lagi.""Sudah putus, ya?" tanya pemilik kafe itu."Dia sudah meninggal," jawab Janice lagi.Pemilik kafe itu langsung terdiam.Janice duduk di kursi rotan sambil mengaduk kopinya dengan sendok secara perlahan. Saat dia hendak meminum kopi tersebut, ponselnya berdering."Sayang, aku sudah menghubungimu berkali-kali, kenapa nggak diangkat?"
Read more
Bab 4
"Sayang, aku terlalu emosi. Kukira kamu bukan hanya bersedih, tapi juga terluka. Kukira bajingan itu begitu rendahan, hingga dia berani memukul wanita," kata Laura.Sepulangnya ke rumah dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Janice, Laura akhirnya berhenti menangis."Tapi, apa yang terjadi juga bukan hal baik. Kamu bahkan sudah bertemu dengan pria cabul, tapi Jordan malah menemani selingkuhannya. Bajingan sialan seperti ini seharusnya dipotong-potong dan dikurung di dalam kandang!" seru Laura."Angela adalah pacarnya," kata Janice.Laura berseru lagi, "Pacar apanya?! Kalau dia pacarnya Jordan, kamu siapa?!"Cahaya lampu menyinari wajahnya Janice yang dingin, menunjukkan sedikit rasa sedih."Benar, aku siapa .... Aku hanya seperti hewan peliharaan yang nggak dia pedulikan," kata Janice.'Yang datang dan pergi sesuai perintahnya,' pikir Janice.'Hingga saat dia membuangku pun, dia nggak memberiku penjelasan yang baik.'"Sudahlah, jangan bahas bajingan itu lagi. Anggap saja ketul
Read more
Bab 5
Jordan melirik ke arah Angela dan melihat kedua mata wanita itu memerah.Api amarah dalam hatinya pun tertahan."Ini bukan salahmu. Kamu baru mulai kerja, jadi wajar saja kalau kamu nggak tahu apa-apa," kata Jordan."Jordan ...."Angela melemparkan dirinya ke pelukan Jordan dan menangis dengan sangat sedih.Entah mengapa, Jordan merasa kesal.Jika Janice menghadiri rapat itu, kesalahan level rendah seperti ini tidak akan terjadi.Kalaupun Janice melakukan kesalahan, dia hanya akan mengakuinya dalam diam, lalu memperbaiki kesalahan itu dan mencari cara untuk memperbaiki keadaan.Setelah kembali ke perusahaan, Jordan bahkan tidak makan malam dan langsung menghubungi partner kerja sama itu secara pribadi.Setelah bernegosiasi selama beberapa jam, Daniel baru setuju untuk memberikan mereka satu kesempatan lagi.Waktunya ditetapkan pada beberapa hari kemudian.Setelah menyelesaikan masalah ini, suasana hati Jordan sedikit membaik.Saat dia berjalan keluar dari kantornya, dia melihat Angela
Read more
Bab 6
Janice naik taksi ke Perusahaan Felix.Dalam perjalanan, dia menerima panggilan dari Laura. Laura menanyakan di mana dia berada dan Janice pun menjawab dengan santai.Alhasil, Laura langsung mengatakan bahwa dia akan ikut pergi. Katanya, sahabat baik harus menghadapi kesulitan bersama, jadi dia akan datang menghadapi Jordan dengan Janice.Janice tidak bisa menolak Laura, jadi dia hanya bisa membiarkan Laura ikut pergi.Satu jam kemudian, taksi ini berhenti di depan pintu Perusahaan Felix.Di bawah sinar matahari, bangunan yang megah dan menjulang tinggi ini memantulkan cahaya yang menyilaukan, sehingga Janice memicingkan matanya.Kantor pusat Perusahaan Felix yang sebelumnya tidak berada di tempat ini, bangunan ini adalah bangunan baru.Lima tahun yang lalu, saat bangunan baru ini selesai dibangun, suasana hati Jordan sangat baik, jadi dia minum-minum dan tertidur di kantornya.Pada saat itu, Janice terus menemaninya.Saat Janice sedang berdiri di depan jendela kaca yang besar sambil m
Read more
Bab 7
Pada saat ini, Janice benar-benar terdiam.Laura merasa murka, hingga dia ingin pergi menghajar Jordan."Memangnya sebelumnya kamu bisu, ya?! Kenapa kamu nggak pernah mengucapkan omong kosong seperti ini?!" seru Laura.Jordan juga mulai marah.Dia menurunkan tatapannya dan memancarkan aura yang ganas."Laura, ini Perusahaan Felix, jangan buat masalah lagi!"Sebelumnya, Laura juga takut pada Jordan. Namun, kali ini, dia benar-benar marah hingga dia sama sekali tidak ingin mundur.Dia menyingsingkan lengan bajunya dan mendorong Steven yang menghalanginya untuk pergi memukul Jordan.Jordan langsung memanggil petugas keamanan.Dalam waktu singkat, beberapa petugas keamanan menarik Laura ke luar dengan kasar.Janice pun berjalan maju dan melindungi Laura."Lepaskan dia!" seru Janice sambil menatap Jordan."Kalau kamu berani menyentuh Laura, aku akan melawanmu! Jordan, setelah menjadi asisten khususmu selama bertahun-tahun, aku menguasai segala hal tentangmu. Kamu nggak ingin mendengar lapor
Read more
Bab 8
Setelah tabrakan itu, suasana hati Janice yang awalnya buruk menjadi jauh lebih baik."Janice, bagaimana perasaanmu?" tanya Laura.Janice menjawab, "Aku baik-baik saja, aku sudah menangis sangat banyak. Lagi pula, kamu menabrak mobil Bentley, mana mungkin aku masih bersedih di sini?"Laura pun berkata, "Kenapa kamu nggak bilang lebih awal? Kalau aku tahu cara ini bisa membuat suasana hatimu membaik, aku pasti akan menghancurkan mobil Maybach milik Jordan si bajingan itu!"Janice tidak bisa menahan dirinya dari tertawa dan memeluk Laura."Laura, kamu baik sekali," kata Janice.Laura berkata, "Meskipun kamu cantik dan bertubuh bagus, aku menyukai pria perkasa. Terima kasih."Janice pun berkata, "Baiklah, setelah aku menjadi kaya raya, aku akan memesan sepuluh pria seperti itu untukmu.""Dua saja sudah cukup. Staminaku nggak cukup untuk menghadapi sepuluh pria," kata Laura.Keduanya masuk ke rumah sewa sambil bercanda tawa. Janice pun sudah melupakan hal yang terjadi dengan Jordan.Pada m
Read more
Bab 9
Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia menyodorkan sebuah kontrak yang sudah dipersiapkan pada Janice."Periksalah dengan baik. Kalau nggak ada masalah, tanda tangan saja."Janice menerima kontrak itu dan duduk di sofa di satu sisi, lalu mulai membaca dengan sungguh-sungguh.Saat dia membaca kontrak itu, Cedric mengamatinya.Wanita ini memiliki rambut berwarna cokelat, kulit putih dan wajah yang indah.Bahkan hanya dengan duduk santai seperti ini pun postur tubuhnya sangat bagus. Lekuk lehernya sangat indah, dengan garis pinggang yang ramping dan lembut.Tatapan Cedric mendalam. Kemudian, dia mengalihkan tatapannya.Janice tidak menemukan masalah apa pun dengan kontrak itu, tawarannya bahkan lebih tinggi daripada gaji yang dia dapatkan dari Jordan.Dia pun menandatangani kontrak itu."Selamat bergabung dengan perusahaan," kata Cedric sambil tersenyum dengan santai.Janice berdiri dan berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan mengganggu Pak Cedric lagi. Besok, aku akan datang kerja tepat wa
Read more
Bab 10
Janice?Carter James mendorong kacamatanya yang berbingkai warna emas. Dia mengira bahwa dia salah lihat.Namun, saat dia hendak pergi memastikan bahwa itu Janice, ponselnya berdering.Dia pun mendengar suara Calvin, adiknya, dari ujung telepon lainnya."Kak, kenapa kamu belum datang juga? Kami sudah menunggumu sangat lama!""Aku akan segera ke sana," jawab Carter.Setelah mengakhiri panggilan ini, Carter langsung pergi ke ruangan pribadi yang mewah di lantai dua.Sudah ada beberapa orang yang menunggu di dalam ruangan, ada Calvin, Jesslyn Felix dan juga Jordan.Ada juga seorang gadis kecil yang mengikuti Jordan.Carter melemparkan jas luarnya ke sofa sambil bertanya, "Kenapa Janice nggak datang?"Begitu dia menanyakan hal ini, suasana di dalam ruangan seketika membeku.Jordan menjawab, "Dia sudah mengundurkan diri dari perusahaan. Mulai sekarang, dia nggak lagi berhubungan dengan Perusahaan Felix.""Kalian sudah putus?" tanya Carter lagi."Kapan kami pernah pacaran?" tanya Jordan pula
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status