Share

Bab 9

Author: Umi
Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia menyodorkan sebuah kontrak yang sudah dipersiapkan pada Janice.

"Periksalah dengan baik. Kalau nggak ada masalah, tanda tangan saja."

Janice menerima kontrak itu dan duduk di sofa di satu sisi, lalu mulai membaca dengan sungguh-sungguh.

Saat dia membaca kontrak itu, Cedric mengamatinya.

Wanita ini memiliki rambut berwarna cokelat, kulit putih dan wajah yang indah.

Bahkan hanya dengan duduk santai seperti ini pun postur tubuhnya sangat bagus. Lekuk lehernya sangat indah, dengan garis pinggang yang ramping dan lembut.

Tatapan Cedric mendalam. Kemudian, dia mengalihkan tatapannya.

Janice tidak menemukan masalah apa pun dengan kontrak itu, tawarannya bahkan lebih tinggi daripada gaji yang dia dapatkan dari Jordan.

Dia pun menandatangani kontrak itu.

"Selamat bergabung dengan perusahaan," kata Cedric sambil tersenyum dengan santai.

Janice berdiri dan berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan mengganggu Pak Cedric lagi. Besok, aku akan datang kerja tepat waktu."

Seusai berbicara, dia berbalik dan berjalan ke arah pintu.

Setibanya di depan pintu, dia berbalik.

Cedric sedang mengeluarkan pemantik api dan menunduk untuk menyalakan rokoknya.

Melihat Janice berbalik, dia menggigit rokoknya dan memicingkan matanya.

"Ada apa?" tanya Cedric.

"Sebelumnya, kamu memberi kami payung. Kemarin, saat kami menabrak mobilmu, kamu juga nggak meminta pertanggungjawaban kami. Pak Cedric, aku ingin bertanya ... kenapa kamu melakukan hal-hal itu?" tanya Janice.

"Karena aku baik hati," jawab Cedric.

Janice langsung terdiam.

Omong kosong.

Janice menatap Cedric dengan tatapan waspada dan bertanya, "Jangan-jangan kamu memang sudah lama berencana untuk merekrutku ke perusahaan ini?"

Janice berpikir, 'Jadi, semuanya adalah bagian dari rencananya?'

Cedric langsung tertawa.

"Nggak kusangka, harga dirimu tinggi sekali, ya."

Wajah Janice seketika memerah.

Dengan tatapan mendalam, Cedric berkata, "Kita sudah kenal sejak kecil. Wajar saja 'kan, kalau aku memedulikan orang yang kukenal?"

"Kita sudah kenal sejak kecil?" tanya Janice.

Namun, Cedric tidak menjawab dan hanya menyalakan pemantik apinya.

"Keluarlah."

Janice merasa agak kebingungan, tetapi dia tetap berbalik dan meninggalkan kantornya Cedric.

Saat dia menutup pintu ruangan, dia mendengar suara Cedric mendengus dengan sinis.

"Seperti yang kuduga, dia nggak tahu berterima kasih," kata Cedric.

...

Setelah Janice menyelesaikan proses orientasi kerja dengan Andrew, Andrew memberinya salinan informasi perusahaan dan pedoman kerja.

Dalam perjalanan pulang, Janice terus berpikir, tetapi dia tidak bisa mengingat kapan dia pernah bertemu dengan Cedric.

Dia pun malas memikirkannya lagi dan mulai mencari tempat tinggal dengan ponselnya.

Dia juga tidak bisa terus tinggal di rumahnya Laura. Sekarang, dia sudah mendapatkan pekerjaan baru, jadi sudah saatnya dia pindah ke tempat lain.

Setelah memilih-milih, dia menemukan sebuah apartemen yang terletak lebih dekat dengan Perusahaan Walter.

Apartemennya sangat bersih, pemilik apartemennya juga lumayan baik, jadi Janice langsung membuat keputusan.

Saat dia menghubungi Laura dan mengabarkan hal ini pada Laura, Laura langsung pulang kerja lebih awal dan membantu Janice memindahkan barangnya.

"Janice, kamu terlalu tegas, deh. Bisa-bisanya kamu mengundurkan diri dan mendapatkan pekerjaan baru secepat ini! Apakah wanita kuat seperti kalian memang setegas ini?"

Janice menjawab, "Aku bukan wanita kuat, aku hanya bekerja bagaikan kuda."

"Perusahaan Walter lebih kuat daripada Perusahaan Felix, jadi kamu nggak rugi. Sebelumnya, aku pernah membaca wawancara Cedric Walter di majalah keuangan. Wajahnya itu, lho .... Kalau ada kesempatan, diam-diam ambil fotonya untukku, ya!" kata Laura.

Janice mengemasi barang-barangnya ke dalam koper sambil berkata, "Kalau kamu mau lihat dia, kamu bisa mencariku di perusahaan."

"Hah?"

Janice berkata lagi, "Aku asisten khususnya."

Laura seketika terdiam.

Dengan ekspresi yang sangat serius, Laura berkata, "Aku sudah memikirkan rencana hebat untuk balas dendam pada Jordan."

"Urungkan saja niat itu," kata Janice.

"Kamu bisa merayu Cedric dan menjadi istrinya. Kalau kekasih masa kecilnya menjadi istri musuh bebuyutannya, bukankah hal ini akan membuat Jordan si bajingan itu marah besar?!" seru Laura.

Janice langsung menolak. "Kamu gila, ya? Itu Cedric Walter."

Laura seketika merasa kecewa.

Di luar, beredar rumor bahwa Cedric kejam dan tidak berperasaan, serta menguasai jalan yang baik, juga yang kotor. Laura tidak bisa mencelakai Janice seperti ini.

Barang Janice tidak banyak, jadi dia bisa memindahkannya dengan sangat cepat.

Hanya saja, dia terobsesi dengan kebersihan, sehingga dia membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk merapikan barang-barangnya.

Hari sudah malam.

Laura terjatuh ke lantai layaknya seekor ikan yang terdampar di daratan.

Janice melemparkan sebuah handuk padanya sambil berkata, "Mandi sana. Sebagai rasa terima kasihku padamu, malam ini, aku akan memesan pria perkasa untukmu."

Laura seketika melompat dengan penuh semangat.

"Janji, ya!"

Setelah mereka mandi, Laura berias dengan cantik. Kemudian, dia mengenakan sebuah kaus tak berlengan dan celana pendek, menunjukkan kedua kakinya yang lurus dan jenjang, membuatnya terlihat sangat menggoda.

Sedangkan Janice mengenakan kaus simpel dan celana pendek. Namun, Laura menjulingkan matanya sambil mendorong Janice kembali, lalu memilihkan sebuah gaun panjang berwarna hitam untuk Janice.

Gaun ini berbahan satin, dengan bagian bahunya terekspos dan bagian pinggangnya ketat, menonjolkan pinggang Janice yang ramping.

Dengan begitu, Laura baru merasa puas.

Saat mereka hendak keluar, ponselnya Janice berdering.

Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

Begitu dia menerima panggilan ini, dia mendengar suara seorang wanita dari ujung telepon lainnya.

"Nona Janice, aku Sinta dari rumah lama Keluarga Felix. Nyonya sedang flu dan nggak nafsu makan, tapi Nyonya tiba-tiba ingin makan sup kura-kura buatanmu. Cepat pulang, ya."

Selama bertahun-tahun Janice melayani Jordan, dia juga melayani Imelda Morris, ibunya Jordan.

Jadi, mereka sudah terbiasa memerintah dirinya.

"Aku bukan pembantu Keluarga Felix. Kalau Nyonya sakit, kamu bisa cari orang lain," kata Janice.

"Eh? Kamu nggak pulang ...."

Suara Sinta menjadi makin pelan, lalu terdengar suara Imelda.

"Janice, kamu sudah hebat ya, hingga kamu bahkan nggak bersedia untuk pulang dan masak sup untukku?"

"Apakah Jordan nggak memberi tahu Nyonya? Aku sudah meninggalkan Perusahaan Felix. Mulai sekarang, aku nggak punya hubungan apa pun lagi dengan Nyonya dan juga Keluarga Felix," jawab Janice.

"Keluarga Felix sudah membesarkanmu selama 18 tahun! Berani sekali kamu putus hubungan dengan kami begitu saja! Kamu ...."

Sebelum Imelda bisa menyelesaikan ucapannya, Janice sudah mengakhiri panggilan ini.

Kemudian, dia langsung memblokir nomor telepon itu.

Laura pun mengacungkan jempolnya pada Janice.

"Sayang, kamu hebat sekali," kata Laura.

"Ayo jalan, mari kita pergi cari pria perkasa untukmu," kata Janice.

...

Janice menghabiskan banyak uang dan membawa Laura ke Bliss Haven, kelab kelas atas di Kota Sidny.

Meskipun tempat ini ramai, suasananya tidak kacau.

Kelab ini didukung oleh Keluarga Cresto, salah satu keluarga ternama di Kota Sidny. Oleh karena itu, tidak ada yang berani membuat masalah di tempat ini.

Janice memilih dua pria yang baru berusia 20 tahun untuk Laura, sedangkan dia mengambil jus buah dan duduk di sudut ruangan dalam diam.

Laura bermain dengan sangat senang dengan para pria itu, senyuman di wajahnya juga sangat lebar.

Janice memegang gelas kaca di tangannya. Melihat Laura terus beromong-kosong, dia juga ikut tertawa.

"Janice, apa gunanya kamu tertawa sendirian di sini? Sini, ayo bersenang-senang dengan pria muda ini," kata Laura sambil mendorong salah seorang pemuda itu ke arah Janice.

Janice langsung melambaikan tangannya.

"Nggak usah, deh ...."

"Jangan-jangan kamu masih mau menjaga kesucianmu untuk Jordan si bajingan itu? Sebenarnya, pria itu semuanya sama saja, nggak ada juga yang spesial dari Jordan," kata Laura.

Pemuda itu juga sangat bijak. Dia duduk di sisi Janice dengan tatapan berkilau.

"Kak, kamu cantik sekali. Tanpa alkohol, hanya dengan melihatmu pun aku sudah mabuk," katanya.

"Kamu nggak perlu menggodaku, pergi temani Laura saja," kata Janice.

"Sudah ada yang menemani Kak Laura. Aku mau menemani Kakak saja. Apa yang mau kamu lakukan? Baca garis tangan? Atau mau lihat otot perutku? Apa pun itu, aku bisa melakukannya ...."

Janice memegang jus buahnya dengan ekspresi tidak nyaman, tetapi tatapannya tertuju sekilas ke arah perut pemuda itu.

Namun, adegan ini disaksikan oleh seorang pria yang berada tidak jauh dari mereka.

Related chapters

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 10

    Janice?Carter James mendorong kacamatanya yang berbingkai warna emas. Dia mengira bahwa dia salah lihat.Namun, saat dia hendak pergi memastikan bahwa itu Janice, ponselnya berdering.Dia pun mendengar suara Calvin, adiknya, dari ujung telepon lainnya."Kak, kenapa kamu belum datang juga? Kami sudah menunggumu sangat lama!""Aku akan segera ke sana," jawab Carter.Setelah mengakhiri panggilan ini, Carter langsung pergi ke ruangan pribadi yang mewah di lantai dua.Sudah ada beberapa orang yang menunggu di dalam ruangan, ada Calvin, Jesslyn Felix dan juga Jordan.Ada juga seorang gadis kecil yang mengikuti Jordan.Carter melemparkan jas luarnya ke sofa sambil bertanya, "Kenapa Janice nggak datang?"Begitu dia menanyakan hal ini, suasana di dalam ruangan seketika membeku.Jordan menjawab, "Dia sudah mengundurkan diri dari perusahaan. Mulai sekarang, dia nggak lagi berhubungan dengan Perusahaan Felix.""Kalian sudah putus?" tanya Carter lagi."Kapan kami pernah pacaran?" tanya Jordan pula

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 11

    Begitu kata-kata ini keluar dari mulutnya, semua orang langsung tampak terkejut.Jordan tertawa dengan penuh amarah. Dia menoleh dan menatap Janice sambil berkata, "Sungguh mengejutkan, ya. Baru beberapa hari saja, kamu sudah mendekati sainganku?""Ini nggak ada hubungannya denganmu!" seru Janice.Janice merasa marah hingga wajahnya memerah. Dia langsung menepis tangan Jordan dengan kuat.Karena dia mengerahkan kekuatan yang terlalu besar, dia terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang, hingga sebuah tangan menahan pinggangnya dengan lembut.Cedric menatap matanya dengan tatapan yang mendalam dan nakal.Janice pun tercengang sejenak.Kemudian, dia menegakkan badannya dan berdiri di sisi Cedric.Cedric seperti merasa senang melihat tindakan Janice. Seulas senyuman pun tersungging di bibirnya.Sedangkan Jordan merasa bahwa adegan ini sangat mengganggu.Baru saja dia hendak mengucapkan sesuatu, Simon malah langsung berkata, "Jordan, bukankah Janice sudah mengundurkan diri? Kalau kamu t

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 12

    Saat Janice berusia tujuh tahun, tuan besar di Keluarga Felix mengadakan jamuan ulang tahun dan mengundang banyak tamu.Janice tidak terbiasa dengan tempat ramai, jadi dia pergi melihat ikan di taman bunga di belakang.Saat dia sedang merasa bosan, dia tiba-tiba mendengar suara mengejek dari sampingnya."Kamu sudah melihat selama ini, memangnya kamu mau menangkapnya, ya?"Janice menoleh dan melihat seorang anak laki-laki berwajah putih yang berdiri di belakangnya.Anak laki-laki ini terlihat satu atau dua tahun lebih tua dari Janice. Dia tidak berpakaian terlalu formal, tetapi bisa dilihat bahwa kemeja yang dia kenakan sangat mahal.Mata Janice seketika terbelalak."Aku nggak ... aku hanya bosan," jawabnya.Kemudian, dia bertanya, "Apakah kamu tamu yang datang hari ini?""Termasuk ya, tapi mereka nggak terlalu menyambut kedatanganku. Secara kebetulan, aku juga nggak menyukai mereka," jawab anak laki-laki itu.Anak laki-laki itu memandang ke kejauhan, wajahnya menunjukkan sejenis kedewa

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 13

    Keesokan harinya, Janice bangun pagi-pagi sekali.Ini hari pertama dia akan bekerja di Perusahaan Walter. Dengan penuh semangat, dia mempersiapkan sarapan yang melimpah.Saat dia pergi, Laura masih tidur lelap dan ponselnya yang terletak di satu sisi terus berdering.Janice melihatnya sekilas, ada panggilan masuk dari "Bos Bodoh".Setelah berpikir sejenak, Janice menerima panggilan ini."Halo? Aku temannya Laura. Hari ini, Laura nggak enak badan, jadi dia mungkin harus izin sakit," kata Janice.Dia selalu mendengar Laura mengeluh tentang bosnya, sehingga dia mengira bahwa bosnya Laura adalah pria tua yang botak dan gemuk.Tak disangka, suara pria itu sangat muda.Pria itu bahkan bersikap sopan."Baiklah, tolong sampaikan padanya bahwa aku akan membiarkannya libur sehari. Kesehatannya lebih penting," kata pria itu."Baik, akan kusampaikan padanya," kata Janice."Kalau begitu, aku matikan panggilannya, ya," kata pria itu lagi.Janice meletakkan ponsel itu di samping ranjang dan melihat L

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 14

    "Sudah kubilang, keluar!"Di dalam ruangan, Jordan sedang duduk di kursi kulit sambil memancarkan aura yang sangat ganas.Saat dia melihat Angela, dia mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu datang ke sini?""Jordan ... aku lihat suasana hatimu kurang baik, jadi aku mengkhawatirkanmu," jawab Angela."Aku baik-baik saja," kata Jordan."Kamu marah besar, mana mungkin kamu baik-baik saja? Kalau suasana hatimu nggak baik, kamu bisa cerita padaku, mungkin saja aku bisa membantumu," kata Angela.Angela mendekati Jordan sambil menatapnya dengan tatapan gelap. "Aku mau membantumu.""Kamu nggak bisa membantuku," kata Jordan.Dengan kemampuan Angela, dia sama sekali tidak bisa membantu dalam masalah bisnis ini.Jika itu Janice, dia pasti bisa membantu.Saat Jordan teringat akan Janice, suasana hatinya yang memang sudah buruk menjadi makin berapi-api.Namun, Angela tidak menyerah."Jordan, jangan begitu, pasti ada yang bisa kubantu. Kamu belum makan siang, 'kan? Ayo kita makan di restoran baru di l

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 15

    "Pak Cedric."Janice kembali ke kantor presiden direktur, mengetuk pintu dan memasuki ruangan.Dia malah melihat Cedric yang sedang berbaring di sofa di satu sisi dengan kedua kakinya yang panjang disilangkan dengan santai. Salah satu tangannya berada di belakang kepalanya dan tangannya yang lainnya memegang sebatang rokok.Matanya terpejam, seakan-akan dia terlelap.Janice meletakkan makanan yang dia bawa di satu sisi sambil menatap wajah pria itu.Pria itu memiliki wajah yang sangat indah, dengan garis wajah yang tegas. Saat dia memejamkan matanya, dia terlihat seperti bangsawan dari buku komik.Janice tidak bisa menahan diri dari menatap wajah itu lekat-lekat.Pada saat ini, Cedric tiba-tiba membuka matanya."Emm, Pak Cedric, aku membawakan makanan untukmu ...."Janice mengalihkan tatapannya dengan perasaan bersalah dan menyodorkan makanan itu pada Cedric.Melihat telinga Janice yang memerah, Cedric bangun dengan malas."Kamu lama sekali, nggak datang-datang. Kukira kamu berkhianat

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 16

    Telinga Janice bahkan mengeluarkan uap panas.Dia mencengkeram lengan baju Cedric dengan tidak berdaya.Cedric menepuk-nepuk kepala Janice untuk menenangkan wanita ini."Jangan takut, aku menelepon sebentar, ya."Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.Panggilan ini langsung terhubung.Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara Winnie Walter yang terkejut."Kak, kamu mencariku?"Cedric pun bertanya, "Kamu lagi sibuk, nggak?""Nggak, sih ....""Kalau begitu, cepat datang ke sini," kata Cedric.Cedric menyela ucapan Winnie dan menjelaskan dengan singkat bahwa Janice diberi obat-obatan yang tidak benar. Kemudian, dia memberi tahu lokasinya dan meminta Winnie untuk datang secepat mungkin.Setelah itu, dia berbalik lagi dan naik ke mobil.Begitu Cedric membuka pintu mobil, gerakannya seketika menjadi kaku.Di dalam mobil, Janice sudah membuka beberapa kancing bajunya, memperlihatkan lehernya yang indah. Tangannya juga terus menarik kerah bajunya, sehingga tali pakaian dalamny

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 17

    Winnie jelas-jelas tidak percaya.Cedric hanya meliriknya sekilas sambil berkata, "Kamu cerewet sekali."Winnie tidak menanggapi ucapan itu dan hanya diam-diam menjulurkan lidahnya.Dia jarang sekali mendengar gosip tentang percintaan Cedric, jadi tentu saja dia tidak bisa menahan diri dari menanyakan hal-hal tersebut.Pada saat ini, pintu kamar mandi terbuka.Janice berjalan keluar dengan mengenakan sebuah jubah mandi berwarna putih.Mata Winnie seketika berkilau.Rambut wanita yang panjang dan berwarna cokelat itu diikat ke belakang, menunjukkan wajahnya yang cantik. Bibirnya merah, kulitnya putih, dengan rona merah yang samar-samar terlihat.Wanita ini sangat memesona.'Wah, selera Kakak benar-benar bagus, ya!' pikir Winnie.Cedric hanya melirik Janice sekilas, lalu mengalihkan tatapannya."Ini Winnie Walter. Dia seorang dokter, jadi dia ahli dalam hal ini. Biarkan dia memeriksa kondisimu, ya," kata Cedric."Halo, Nona Winnie," kata Janice."Panggil saja aku Winnie, aku adik sepupun

Latest chapter

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 50

    Baru saja Janice sampai ke depan pintu, dia melihat Cedric berjalan keluar.Dia pun tersenyum."Pak Cedric, kenapa kamu keluar?" tanya Janice."Sudah saatnya berdansa, jadi aku keluar untuk mencari pasanganku," jawab Cedric.Dia mengulurkan tangannya pada Janice, sedikit membungkukkan badannya dan berkata dengan sopan, "Nona Janice, maukah kamu berdansa denganku?"Janice pun meletakkan tangannya di telapak tangan Cedric.Keduanya berjalan ke aula jamuan bersama.Tidak jauh dari mereka, Jordan menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin.Baru saja dia hendak berjalan maju, lengannya dirangkul seseorang.Dengan ekspresi penuh ekspektasi, Angela berkata, "Jordan, ayo kita berdansa."Jordan terdiam sejenak, lalu membawa Angela ke dalam aula.Lampu aula jamuan yang awalnya terang benderang seketika menjadi redup. Seiring dengan iringan musik yang merdu, semua orang mulai berdansa dengan pasangan mereka.Cedric merangkul pinggang Janice yang ramping dengan tangannya yang besar, telapak

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 49

    "Baiklah."Laura pun menarik Janice.Jordan berkata dengan suara rendah, "Janice, apakah kamu menghindariku karena kamu peduli padaku?"Dia mengamati Janice dengan matanya yang indah, seperti ingin menembus pikiran Janice."Kalau kamu benar-benar nggak peduli padaku, kamu bisa menganggapku seperti tamu lainnya dan menghadapiku dengan terbuka, bukan bersembunyi dariku. Bukankah begitu?"Laura menjulingkan matanya."Pak Jordan, kalau kamu melihat seekor anjing di jalanan, apakah kamu akan berhenti untuk mengobrol dengannya? Janice nggak menghiraukanmu karena dia sama sekali nggak menganggapmu sebagai manusia. Apakah aku harus menjelaskannya seperti ini padamu?!"Dengan tatapan dingin, Jordan berkata, "Laura, sepertinya kamu sudah bosan hidup, ya?!"Laura masih ingin melawan, tetapi Shawn menghentikannya."Jangan melawan lagi, dia bukan orang yang bisa kamu singgung," kata Shawn."Aku nggak peduli, aku tetap harus memarahinya. Lagi pula, sebelumnya, aku sudah pernah memarahinya!" seru Lau

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 48

    Cedric menjawab secara perlahan, "Ibunya adalah mantan istri Samuel. Saat Simon berusia empat tahun, dia dan ibunya diusir dari rumah. Dalam waktu kurang dari sebulan, Samuel sudah punya istri baru. Kemudian, mereka melahirkan seorang putra bernama Harry Cresto.""Awalnya, Samuel membesarkan Harry sebagai pewarisnya. Sayangnya, putranya ini mengecewakannya, bukan hanya nggak berpendidikan, tapi juga mengalami patah kaki saat dia berkelahi dan balapan mobil. Sekarang, Harry masih menerima perawatan di luar negeri."Dengan nada bicara datar, Cedric berkata, "Beberapa tahun yang lalu, Perusahaan Cresto sebenarnya mengalami krisis. Kondisi kesehatan Samuel buruk, jadi dia tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik. Terlebih lagi, karena tekanan dari beberapa petinggi perusahaan, dia hanya bisa membiarkan Simon masuk ke Perusahaan Cresto.""Di luar, Simon terlihat seperti pewaris yang berwibawa, tapi dia sebenarnya hanya pulang untuk membersihkan kekacauan ini."Dia mengetuk gelas kaca den

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 47

    "Anak yang baik?"Cedric mengembalikan kartu nama itu pada Janice, tatapannya menggelap.Entah mengapa, dia merasa bahwa saat Jack menatap Janice, tatapannya ganas, seperti seekor anak serigala.Pada saat ini, suara kaca pecah menarik perhatian semua orang di dalam aula.Kedua orang ini menoleh dan melihat seorang pria berambut putih dengan ekspresi masam di depan pintu. Di depan kakinya, ada pecahan gelas anggur. Sedangkan di hadapannya, Simon berdiri dengan ekspresi acuh tak acuh.Melihat orang-orang memandang ke arah mereka, Simon tersenyum kecil."Ayah, apa yang Ayah lakukan? Gelas anggur bisa pecah, tapi jangan sampai kesehatan Ayah rusak karena amarah," kata Simon.Dengan nada yang sangat tegas, Samuel Cresto berkata, "Aku nggak memerlukan perhatian palsumu!"Cedric dan Janice pun menghampiri mereka.Cedric mengambil segelas anggur dari pelayan di satu sisi dan menyerahkannya pada Samuel."Paman Samuel, di acara sepenting ini, nggak bagus deh kalau Paman marah-marah?"Cedric meng

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 46

    Pasangan pria dan wanita yang serasi berjalan masuk.Pria itu sangat tinggi dengan tubuh yang tegap dan aura mulia. Dia mengenakan jas hitam buatan khusus, yang membuat wajahnya yang tampan terlihat sangat mulia.Wanita di sisinya juga sangat cantik. Gaun berwarna merah tua itu menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Kalung di lehernya juga sangat menyilaukan mata.Wanita itu terlihat sangat familier."Itu Janice?" seru Melissa dengan terkejut.Ekspresi Jesslyn dan Angela juga berubah.Tidak jauh dari mereka, Jordan juga sangat gelisah.Dia sudah menyangka bahwa Janice akan datang, tetapi dia tidak menyangka bahwa Janice akan tampil dengan begitu memukau.Janice terlalu cantik, sehingga semua wanita di tempat ini menjadi tidak terlihat.Jordan-lah yang sudah lupa .... Namun, sebenarnya Janice selalu secantik ini.Sedangkan kecantikan ini pernah menjadi milik Jordan sendiri!Saat Jordan memikirkan hal ini, perasaan getir dan enggan memenuhi hatinya.Dia sepertinya sudah mulai menyesa

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 45

    Janice terlalu memesona, sehingga semua kata kehilangan kekuatan mereka. Sedangkan Cedric merasakan sebuah dorongan ... untuk mencium Janice....Di sebuah aula jamuan kelas atas di Kota Sidny.Jordan berdiri di dalam aula sambil meminum sampanye dan sesekali melihat ke arah pintu masuk.Saat orang di sekitar datang untuk mengobrol dengannya, dia hanya berbicara singkat dengan mereka sebelum mengusir mereka.Angela menyadari bahwa Jordan sangat tidak fokus. Dia memonyongkan bibirnya dan merangkul lengan Jordan."Jordan, ramai sekali di sini, tapi aku nggak kenal siapa-siapa. Bagaimana kalau kamu bawa aku pergi berkenalan dengan orang-orang?"Saat Keluarga Felix berada di luar, tetap akan ada orang yang datang untuk mengobrol dengan mereka, mereka tidak perlu secara khusus pergi berbicara dengan orang lain.Namun, Angela tidak memahami prinsip ini.Jordan berkata dengan sabar, "Kalau kamu ingin berkenalan dengan orang lainnya, biarkan Jesslyn bawa kamu pergi. Aku nggak bisa bergabung da

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 44

    Janice merasa agak terkejut. Dia langsung melangkah mundur sambil berkata, "Nggak usah, Pak Cedric ...."Sekarang, dia benar-benar sudah mulai meragukan apakah kebaikan Cedric padanya mengandung maksud ketertarikan seorang pria terhadap seorang wanita atau tidak.Jordan sudah menyakitinya terlalu mendalam, sehingga sekarang, dia sama sekali tidak bisa memikirkan hal-hal seperti perasaan seperti ini.Jika Cedric benar-benar tertarik padanya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi pria ini."Hanya sekotak cokelat, kenapa kamu segugup ini?"Cedric menggigit rokoknya. Seperti bisa membaca pikiran Janice, dia berkata, "Aku membelinya di toko oleh-oleh di bandara, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku karena kamu sudah merayakan ulang tahunku. Bukan hanya kamu, aku juga beli untuk Simon."Dia menyerahkan sebuah kotak untuk Janice.Janice pun menerima kotak itu dengan tenang.Namun, Cedric tidak langsung pergi. "Kata Monica, hari ini, saat kamu pergi coba gaun, kamu ber

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 43

    'Benar saja, pasti ada yang terjadi,' pikir Janice.Janice berdiri dan mendekati Laura."Coba kulihat foto bosmu.""Nggak ada yang perlu dilihat," kata Laura.Namun, Laura tetap mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto bosnya pada Janice."Namanya Shawn Marvin. Tahun ini, dia baru berusia 30 tahun. Dia mengambil alih perusahaan dari ayahnya. Dia jauh lebih kaya daripada rakyat biasa sepertiku," katanya.Janice pun melihat foto itu."Dia lumayan tampan dan elegan.""Sudahlah, dia berada jauh di bawah Cedric," kata Laura.Janice pun berkata dengan nada bercanda, "Laura, menurutku, kamu cocok dengannya.""Ahh ...."Laura yang terkejut mendengar ucapan Janice tidak sengaja menyayat jarinya dengan pisau.Darah langsung mengalir dari luka itu.Laura seketika tercengang. Reaksi pertamanya adalah menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya dan mengamati ekspresi Janice."Janice, kamu keluar saja dulu ...."Sejak ayahnya Janice meninggal, Janice tidak bisa melihat luka dan darah.Janice

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 42

    Jordan menjawab dengan dingin, "Dia sudah meninggalkan Perusahaan Felix. Ke depannya, dia sudah nggak lagi berhubungan dengan Keluarga Felix."Jack masih ingin bertanya, tetapi dia melihat isyarat yang diberikan Jesslyn dengan tatapannya.Dia pun membungkam.Semua orang mulai makan.Saat semua orang sedang mengobrol, Jack menarik Calvin dan bertanya, "Kak Calvin, apa yang sebenarnya terjadi?""Ceritanya panjang ...."Calvin membuang napas, lalu menceritakan secara singkat apa yang terjadi antara Jordan dan Janice.Jack pun terkejut."Jadi ... Kak Janice dan kakakku nggak mungkin bisa bersama lagi?""Sepertinya begitu. Sekarang, Kak Jordan juga sudah punya pacar. Menurutku, kali ini Janice juga pergi dengan sangat tegas. Sepertinya sudah nggak ada harapan lagi."Mendengar jawaban Calvin, Jack mengangkat gelasnya dan menurunkan tatapannya sambil tersenyum kecil.Saat mereka sedang makan, Carter tiba-tiba berkata, "Beberapa hari lagi ada sebuah jamuan amal. Jordan, kamu juga akan hadir, '

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status