All Chapters of Takdir Membawaku Padamu Malam Ini: Chapter 1 - Chapter 10

50 Chapters

Bab 1

“Pangeran, bagaimana pelayanan Dita?” Dita Suyatno mendongak, lalu menatap Angga Purwanto dengan matanya yang jernih dan menggoda.Angga sudah minum lumayan banyak arak dengan kadar alkohol yang tinggi. Selain itu, ada obat kuat juga yang ditambahkan ke dalam arak. Seluruh tubuhnya langsung terasa seperti terbakar begitu melihat tatapan Dita. Dita memang menawan.“Kenapa bisa ada gadis sepertimu di Keluarga Suyatno?” tanya Angga sambil tersenyum dan mencubit dagu Dita.“Pangeran suka?” tanya balik Dita dengan tatapan yang jernih.Angga sangat menyukai Dita. Gadis ini sangat polos, manja, cantik, dan patuh. Pria mana pun pasti ingin langsung melahapnya. Angga tidak menyangka dirinya yang jarang-jarang menghadiri perjamuan bisa bertemu dengan gadis seperti Dita.“Kemari.” Angga berusaha menahan hasrat yang membara dalam hatinya. Dia bersandar di kepala tempat tidur tanpa bergerak.Dita bertumpu pada lengannya yang ramping nan putih, lalu merangkak ke arah Angga.Sebulan lalu, senior Kelu
Read more

Bab 2

Beberapa pembantu berjalan mendekat, lalu menekan Dita secara paksa supaya Dita bersujud pada Puspa.“Cepat ucapkan terima kasih pada Nyonya!” ejek pembantu-pembantu itu.“Cih! Dasar wanita jalang!” Dita memaki sambil tersenyum sinis, “Setelah pergi ke sana, aku akan suruh Tuan Joko untuk kurung putramu ke penjara!”Ekspresi Puspa langsung tenggelam. Dia berjalan cepat ke arah Dita dan menamparnya dengan kuat.Dita juga tidak diam saja. Dia menjulurkan kepalanya dan menyundul perut Puspa dengan kuat. Rumah Joko setara dengan neraka. Begitu dibawa pergi ke sana, dia pasti mati. Berhubung memang harus mati, dia ingin terlebih dahulu menghabisi wanita jahat di hadapannya.Puspa pun terjatuh ke lantai dan langsung berteriak kesakitan.“Cepat panggil Ayah datang untuk hukum dia! Kalau dia nggak dididik dengan baik, dia akan permalukan Keluarga Suyatno setelah menikah nanti!” Dian berjalan keluar dari rumah, lalu menatap Dita dengan tidak senang dan berseru, “Dasar jahat! Sifatmu benar-benar
Read more

Bab 3

Selama perjalanan, Dita memejamkan matanya. Dia tidak berhenti berpikir bagaimana dirinya bisa langsung membunuh bajingan tua itu dengan satu serangan mematikan.Joko sudah tua, tetapi nafsunya masih begitu besar. Setiap tahun, ada puluhan sampai ratusan gadis tak berdosa yang dicelakainya. Maniak tua itu juga selalu membanggakan diri dan mengatakan bahwa staminanya masih sekuat dulu.Setelah melakukan perjalanan sekitar setengah jam, tandu Dita akhirnya memasuki sebuah tempat dan berhenti.“Tuan sedang menunggu di dalam. Nona, silakan masuk,” ucap seorang pengawal sambil membuka tirai tandu dan mempersilakan Dita untuk turun.Dita bersikap sangat tenang. Dia turun dari tandu dengan menahan rasa sakit kedua kakinya. Di hadapan Dita, terbentang hutan bambu yang tenang. Jauh di dalam hutan, terdapat sebuah rumah kecil yang halamannya memiliki sumur dan kincir air yang sedang berputar pelan sambil mengeluarkan bunyi berderit. Seluruh halaman terasa segar dan sejuk.Setelah menaruh kotak
Read more

Bab 4

Mata Angga yang cemerlang perlahan-lahan mengamati wajah Dita yang bersemu merah, lalu bergerak turun ke kakinya. Pakaian luar Dita sudah melorot sampai ke pergelangan kakinya. Saat ini, tubuhnya hanya dibalut oleh pakaian dalam yang tipis dan celana pendek putih selutut. Sepasang kaki yang jenjang dan ramping itu terlihat bersinar di bawah cahaya bulan.“Kemari.” Angga menegakkan tubuhnya. Ekspresinya sudah tidak semasam tadi.Dita langsung melangkahi pakaiannya dan berjalan ke arah Angga tanpa ragu. Pakaiannya sudah terkena air dan debu. Dia tidak menginginkannya lagi. Kelak, dia juga akan melangkahi semua orang di Kediaman Suyatno seperti ini. Dia tidak akan membiarkan mereka melukainya lagi.“Kenapa kamu nggak pakai kembali pakaianmu?” tanya Angga sambil tersenyum.Dita menjawab dengan tampang cemberut, “Memangnya Pangeran tega menyuruhku pakai pakaian yang sudah usang?”Setelah terdiam sejenak, Dita menambahkan, “Aku juga tetap cantik meski nggak pakai baju.”“Kamu percaya diri j
Read more

Bab 5

“Lagi ngapain kalian?” Tiba-tiba, terdengar seruan dingin Angga.Irma pun terkejut dan buru-buru menoleh ke arah Angga. Dalam sekejap, aura intimidasi Angga langsung membuat seluruh dayang berlutut dengan ketakutan.Tepat pada saat ini, Dita menerima obat pencegah hamil itu dan meminumnya.“Apa itu?” Angga berjalan mendekat dan mengamati bibir Dita lekat-lekat. Bibir indah itu terlihat mengkilap dan sangat memesona setelah dibasahi cairan obat hitam.Irma menunduk dan menjawab dengan hormat, “Itu obat pemberian Putri Agung.”Dita menyodorkan mangkuk itu, lalu berkata dengan santai, “Pahit. Pangeran, aku mau makan yang manis-manis untuk hilangkan rasa pahitnya.”“Nggak ada makanan manis.” Angga meletakkan kembali mangkuk itu ke atas nampan dengan kasar, lalu memberi perintah dengan dingin, “Keluar.”Irma buru-buru memberi hormat kepada Angga, lalu membawa sekelompok dayang itu keluar dari halaman.“Pangeran ke mana?” tanya Dita dengan nada manja sambil merangkul leher Angga dan tersenyu
Read more

Bab 6

“Hormat, Pangeran Angga ....” Wira berjalan masuk, lalu menangkupkan tangannya dan memberi hormat pada Angga. Namun, saat pandangannya jatuh pada wajah Dita, kata-katanya pun terhenti.“Dita?” Wira menatap Dita yang berada dalam pelukan Angga dengan ekspresi tidak percaya, lalu bertanya dengan terkejut, “Kenapa kamu ada di sini ....”Dita merasa panik untuk sejenak, lalu perlahan-lahan menenangkan diri. Dia bersandar dalam pelukan Angga, lalu menjawab sambil tersenyum, “Kak Wira, sekarang aku sudah jadi gundik Pangeran Angga.”“Gundik?” Wira mengerutkan keningnya, lalu mengalihkan pandangannya pada Angga. Ekspresi Angga saat ini terlihat agak dingin setelah mendengar Dita memanggil Wira kakak.Suasana dalam ruang baca pun menjadi sangat hening.“Jenderal Wira, duduklah.” Setelah sesaat, Angga baru meletakkan kuas dan menepuk-nepuk pinggang Dita sambil berkata, “Pergi seduh teh sana.”“Aku nggak bisa.” Dita menoleh dan menjawab tanpa ragu, “Sejak kecil, aku cuma minum air sumur. Aku ngg
Read more

Bab 7

Wira mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke arah Dita lagi. Dita sedang memusatkan perhatiannya pada baskom tembaga di hadapannya sambil menaruh sehelai demi sehelai daun ke dalam.“Jenderal Wira, silakan.” Darya memimpin beberapa orang melangkah maju untuk menghalangi pandangan Wira.Wira melirik para putri bangsawan yang menunggu di luar. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya menelan kembali kata-katanya dengan tidak senang.Setelah Angga keluar dari halaman, beberapa putri bangsawan itu baru berani mendongak dan menoleh ke arah Dita. Tatapan mereka dipenuhi dengan ejekan. Seorang gundik yang tidak bisa dibawa untuk menghadiri jamuan hanyalah mainan belaka.Meskipun tidak mendongak, Dita bisa merasakan tatapan-tatapan penuh ejekan itu. Dia hanya memfokuskan perhatiannya pada daun di baskom, lalu berlagak seolah-olah sedang bermain dengan gembira.Setelah suara langkah kaki menjauh, Dita baru merasa lega. Senyuman di wajahnya juga langsung sirna. Dia menatap daun bambu yang t
Read more

Bab 8

Setelah sesaat, Dita menggunakan daun untuk menyumbat hidungnya, lalu mengoleskan sari bunga ke seluruh tubuhnya. Setelah membersihkan tubuh dan wajahnya dari darah, juga memastikan tidak tertinggal bau darah di tubuhnya, dia baru menyisir rambut, berdandan, dan mengenakan pakaian baru.Dita juga telah mencuci bersih pakaiannya yang ternodai darah dan menjemurnya di halaman. Itu adalah pakaian bagus pertama yang dikenakannya. Dia akan menghargai pakaian itu selamanya.Ketika Dita selesai melakukan segalanya, matahari sudah tenggelam. Darya memimpin beberapa orang untuk menghidangkan makanan ke atas meja batu, lalu langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa.“Kak Darya, apa malam ini Pangeran Angga akan pulang?” tanya Dita dengan ragu.“Nggak tahu,” jawab Darya sambil menoleh ke arah Dita. Kemudian, dia langsung melangkah keluar.Dita merasa agak kewalahan. Apakah Angga marah karena masalah Wira, lalu ingin mengusirnya? Apa dia perlu mengenakan lebih banyak pakaian supaya dia tidak keluar
Read more

Bab 9

“Pangeran ....” Dita segera merasa ada yang tidak beres. Angga sudah membuatnya kesakitan. Dia pun mencengkeram bahu Angga sambil memohon ampun.“Diam. Jangan panggil aku.” Angga berdiri sambil menggendong Dita, lalu berjalan ke arah kamar.Dita diam-diam mengeluh dalam hati. Ternyata Angga memang marah.“Pangeran, lembut dikit ...,” mohon Dita sambil meringkuk dalam pelukan Angga.“Nggak bisa lembut-lembut.” Angga menunduk untuk menatap Dita. Matanya yang dingin sedikit memicing. Kemudian, dia langsung membungkuk dan mencium bibir Dita.Bibir gadis ini juga sangat lembut. Begitu mencium bibirnya, Angga sama sekali tidak bisa berhenti lagi.Dita masih tidak berhenti memohon pada Angga untuk melakukannya dengan lebih lembut, tetapi Angga sama sekali tidak mengalah. Pria itu bahkan melakukannya dengan makin ganas.Dita tahu bahwa dia tetap harus mengorbankan beberapa hal untuk mendapatkan keuntungan dari orang seperti Angga. Berhubung dia berharap Angga bisa menyelamatkannya dari tangan
Read more

Bab 10

Dita pun menoleh ke luar dengan agak bingung. “Buat apa tabib itu datang kemari?”“Kemarin Nona mimisan. Pangeran suruh tabib untuk datang memeriksa Nona,” jawab Santika dengan lembut.Angga menyuruh tabib untuk datang memeriksanya? Sejak ibunya meninggal, tidak ada seorang tabib pun yang pernah memeriksa Dita, bahkan ketika lengannya dipukul sampai patah. Dia hanya bisa bergantung pada Sekar untuk pergi membeli obat, lalu mengobatinya. Sisanya tergantung pada nasibnya sendiri. Tabib itu berusia sekitar 50 atau 60 tahun. Rambutnya sudah beruban, sedangkan tampangnya terlihat bijaksana dan ramah. Dia terlebih dahulu memeriksa denyut nadi Dita, lalu mengamati wajah Dita dengan saksama sebelum bertanya, “Kamu sering mimisan?”“Itu sudah penyakit lama. Dulu, tulang hidungku pernah patah. Jadi, aku akan mimisan dari waktu ke waktu. Tapi, aku sudah lama nggak mimisan,” jawab Dita sambil mengangguk.“Apa ada obat yang kamu minum akhir-akhir ini?” tanya Ganjar lagi.Setelah datang ke tempat i
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status