Tadi, Angga baru saja bertanya untuk apa Dita berlutut. Sekarang, dia malah memerintahkan Dita untuk berlutut dengan ekspresi dingin ....Dita langsung memutar otak, lalu berkata dengan tampang tidak berdosa, “Pangeran, kamu nggak boleh persulit aku karena kamu kesal sama orang lain dong.”“Memangnya aku mempersulitmu?” tanya Angga dengan ekspresi muram.“Tadi, aku nggak balas karena aku lembut, baik hati, murah hati, nggak mau permasalahkan hal sepele sama orang nggak penting, menghormati senior, dan lapang dada!” Dita menatap lurus ke mata Angga, lalu memuji dirinya sendiri.Angga mengeratkan genggamannya pada cangkir teh. Setelah melirik Dita untuk sesaat, dia membanting kembali cangkir teh itu ke meja. Dia menegur, “Nggak tahu diri!”Dita menjulingkan matanya dan mengumpat dalam hati, ‘Apa yang kamu tahu ....’Jika Dita juga terlahir sebagai seorang putri, dia juga pasti akan memiliki keberanian untuk melawan. Namun, siapa dia sekarang? Dia hanyalah seorang gundik yang bahkan tidak
Read more