All Chapters of Takdir Membawaku Padamu Malam Ini: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

Dita buru-buru kembali ke Taman Bambu dan langsung melihat Angga yang sedang duduk di kursi malas sambil membaca puisi salinannya.“Pangeran.” Dita menyapa sambil membungkuk pada Angga sesuai aturan, lalu berjalan melewatinya menuju sumur. Kemudian, dia menyingsing lengan bajunya dan mengambil air sumur untuk berkumur.Ada banyak orang kaya terhormat yang tidak menyukai orang sakit karena takut tertular. Meskipun yang Dita minum adalah obat untuk mengatur hormon tubuh wanita, itu tetap adalah obat. Mungkin saja Angga tidak menyukai aroma obat.“Pangeran, apa Pangeran akan makan malam di sini?” tanya Santika sambil membungkuk pada Angga.“Nggak. Aku mau temani Ibu makan malam ini.” Angga meletakkan kertas itu, lalu menoleh ke arah Dita.Pengawal sudah melaporkan semua yang terjadi hari ini kepada Angga. Seperti kemarin, Dita tetap tidak mengeluh padanya. Dia pun merasa agak penasaran. Bukankah Dita ingin menarik perhatiannya? Kenapa Dita sama sekali tidak berniat untuk mendapatkan rasa
Read more

Bab 12

Sebuah sosok tiba-tiba melintas di hadapan semua orang. Sebelum ada yang sempat bereaksi, Joko sudah dibawa keluar dari tempat duduknya dan ditekan ke lantai dengan kuat.“Bersujud!” Darya menekan kepala Joko ke lantai marmer putih.Duk! Duk! Duk! Setelah kepalanya dibenturkan ke lantai tiga kali, Joko pun merasa pusing dan dahinya sudah berdarah.“Ka ... kamu ....” Joko menutupi dahinya dan jatuh terduduk di lantai sambil meratap, “Beraninya kamu bersikap begini terhadapku!”“Angga ....” Putri Agung juga merasa terkejut setelah merasakan amarah Angga yang datang secara tiba-tiba. Namun, sebelum dia sempat berbicara lebih lanjut, Angga sudah berdiri.Angga masih mengenakan jubah resmi. Dia berjalan menuruni tangga dengan penuh wibawa, lalu berjalan ke hadapan Joko dengan ekspresi dingin.“Memangnya kamu itu siapa? Aku yang memberimu gelar ini. Dulu, aku bisa memberikan gelar itu padamu. Sekarang, aku juga bisa menariknya kembali! Memangnya kamu berhak buat keributan di hadapanku?” Angg
Read more

Bab 13

Dita memejamkan matanya dengan patuh. Pada detik berikutnya, jari Angga menyentuh bibir Dita dan mengelusnya beberapa kali. Setelah itu, Angga baru menempelkan bibirnya. Gadis ini sudah minum arak. Bibirnya terasa halus, lembut, juga memabukkan.Dita melingkarkan tangannya ke leher Angga, lalu mendongak untuk menyambut ciuman itu. Tidak peduli Angga menganggapnya sebagai apa, Angga telah menyelamatkannya lagi hari ini. Dia tidak akan melupakan pemandangan Joko yang bersujud seumur hidupnya.Sejak ibunya meninggal, Angga merupakan orang kedua yang melindunginya. Orang pertama adalah Wira. Namun, Wira terlalu kaku dan sangat patuh. Dia tidak pernah melawan senior, juga tidak akan melakukan hal seperti menendang seorang senior.Sementara itu, Angga berbeda. Dia berani melakukan apa saja. Hanya orang yang memiliki latar belakang dan kemampuan baru berani bersikap semena-mena seperti ini.Jika dapat berada di sisi Angga untuk waktu yang lebih lama, apakah Dita bisa belajar lebih banyak hal
Read more

Bab 14

“Jenderal Wira.” Kasim muda itu menjelaskan, “Jenderal Wira kebetulan sedang ada di Restoran Sajana untuk mentraktir tamunya. Pemilik restoran kasih tahu dia ada orang dari Kediaman Putri Agung yang menjual teh daun bambu. Jadi, dia langsung kasih 20 tael perak ke pemilik restoran.”Dita langsung paham. Setelah mendengar teh daun bambu, Wira pasti bisa menebak bahwa Dita yang menjualnya. Oleh karena itu, Wira pun ingin membantunya.Dulu, Wira juga pernah diam-diam memberikan uang kepada Dita dan Dita pernah menerimanya dua kali. Namun, entah kenapa, ibunya Wira selalu bisa langsung tahu Dita menerima uang dari Wira. Setiap kali, ibunya Wira akan selalu datang memakinya. Suatu kali, makian ibunya Wira benar-benar keterlaluan. Jadi, dia tidak berani menerima uang dari Wira lagi.“Nona, sepertinya tehmu itu benar-benar enak!” Santika tidak mengetahui hubungan Wira dengan Dita. Dia pun menyerahkan uangnya kepada Dita sambil tersenyum.Dita menerima dompet itu dengan kening berkerut. Jika d
Read more

Bab 15

Angga melempar petisi yang dipegangnya ke samping, lalu mengamati Dita sejenak sebelum melambaikan tangannya. “Kemari.”Dita berjalan menghampiri Angga, lalu menaruh cawan teh itu ke hadapannya sambil berkata, “Hari ini, aku buat teh herbal. Aku nggak tahu apa ini sesuai selera Pangeran atau nggak. Apa Pangeran mau coba?”Dita menggunakan cawan teh porselen putih. Begitu membuka tutup cawan, terlihat beberapa daun bambu indah mengapung di sana. Ada yang berbentuk kapal kecil, ada yang berbentuk ikan. Saat digoyang, ikan-ikan kecil yang terbuat dari daun bambu itu akan terlihat seperti berenang. Teh ini terlihat cukup menarik.Setelah mencium aroma bambu dari dalam cawan, Angga meletakkannya kembali. Berhubung tubuhnya terkena racun sencaka, dia tidak asal minum teh. Teh yang diminumnya harus yang diracik secara khusus.Dita sama sekali tidak terkejut melihat tindakan Angga. Orang dengan status setinggi Angga mana mungkin bersedia minum teh semurah ini.“Kalau begitu, aku nggak ganggu P
Read more

Bab 16

“Kenapa? Kamu mau menjualnya lagi?” Angga melirik beberapa mainan itu tanpa semangat, lalu menarik kembali tangannya.“Bukan untuk dijual. Aku membuatnya khusus untuk Pangeran! Waktu Pangeran baca petisi setiap malam, mereka bisa temani Pangeran.”Dita buru-buru mengambil sebuah mainan itu, lalu menaruhnya ke tangan Angga.“Aku bukan anak berusia tiga tahun.” Angga mengamati belalang kecil itu sesaat, lalu hendak melemparnya kembali ke meja. Meskipun saat berusia tiga tahun, Angga juga tidak bermain mainan seperti ini. Pada usia tiga tahun, dia sudah mulai berlatih bela diri. Mainannya adalah panah dan pedang. Begitu matahari terbit, dia sudah harus mulai berlatih dan baru bisa beristirahat setelah matahari tenggelam. Tidak peduli di musim dingin maupun musim panas, dia tetap harus berlatih.“Ini mainan yang tulus aku buat untuk Pangeran.” Dita buru-buru menggenggam tangan Angga, lalu mendongak dan berkata dengan ekspresi serius, “Aku nggak mampu beli hadiah lain, cuma bisa buat maina
Read more

Bab 17

Dita tidak dapat lanjut berbicara .... Dia melengkungkan punggungnya, lalu menatap Angga dengan tatapan memelas. Tangan Angga terlalu bertenaga.“Nggak mau lanjut bicara lagi?” Angga menarik kembali tangannya sambil menahan senyum, lalu berbalik dan menindih Dita.Ketika berusia 15 tahun, Angga sudah terbiasa menghadapi trik-trik kecil seperti yang dilakukan Dita. Para wanita yang dikirim orang-orang berkuasa ke sisinya selalu bisa memikirkan berbagai macam cara untuk memenangkan hatinya. Ada yang berpura-pura tulus, ada juga yang sengaja menunjukkan kehidupan yang berbeda untuk menarik perhatiannya ....Angga mengakui bahwa Dita memang sedikit berbeda. Namun, dia membiarkan Dita tinggal di sini bukan untuk menyaksikan Dita mengerahkan triknya, melainkan karena Dita bisa membuatnya gembira.“Dita, malam ini, aku akan menunjukkan padamu apa namanya trik yang sebenarnya,” bisik Angga sambil mencubit pipi Dita.Di bawah cahaya lilin yang berkedip-kedip, Dita melihat wajah Angga yang makin
Read more

Bab 18

“Kak Santika.” Ada seorang dayang muda yang datang, lalu memberi hormat dari luar halaman sambil berkata, “Putri Agung mau menemui Nona Dita.”Santika tertegun sejenak, lalu berjalan cepat ke depan pintu. Dia mengeluarkan dompetnya, lalu mengambil beberapa potong perak yang bentuknya tidak beraturan dan menyelipkannya ke tangan dayang muda itu sambil berbisik, “Kamu tahu kenapa?”Dayang muda itu menggeleng, juga tidak berani menerima uang yang diberikan Santika. “Aku nggak tahu. Sebaiknya kamu suruh Nona Dita pergi ke sana secepat mungkin.”Putri Agung sengaja memilih untuk menemui Dita di saat Angga sedang tidak berada di rumah. Itu bukanlah hal baik.Santika buru-buru membantu Dita berganti pakaian dan menyisir rambutnya. Putri Agung menyukai perempuan yang terlihat bermartabat dan lembut. Jadi, dia memilihkan gaun biru muda polos untuk Dita. Rambutnya juga ditata dengan sederhana dan hanya dihiasi dengan sebuah tusuk konde berbentuk bunga. Setelah itu, Santika pun membawa Dita perg
Read more

Bab 19

Makian Irma pun membuat Dita bingung. Untuk apa Irma memakinya? Memangnya Irma sehebat apa? Mereka semua sama-sama adalah pelayan yang bekerja di Kediaman Putri Agung. Untuk apa mereka saling menghina?Sudahlah. Dita mengingat pesan Santika dan tidak melawan Irma. Dia hanya menunduk dan bersikap patuh.“Dita, jangan sombong mentang-mentang Pangeran menyukaimu saat ini. Nggak lama lagi, Pangeran akan dijodohkan. Setelah Pangeran resmi menikah, kamu cuma bisa berlutut dan melayani para gadis bangsawan. Kamu bahkan nggak layak jadi pelayan putri sulung Keluarga Lukardi!”Putri sulung Keluarga Lukardi? Di ibu kota, ada delapan keluarga bangsawan. Keluarga Lukardi merupakan keluarga bangsawan yang paling terhormat. Dari keluarga mereka, pernah lahir dua permaisuri dan tiga selir kesayangan. Sekarang, wanita yang paling terkenal di ibu kota adalah Widia Lukardi, putri sulung Keluarga Lukardi. Dengan latar belakang keluarganya, dia memang layak mendampingi Angga.Melihat Dita yang termenung,
Read more

Bab 20

“Dia bukan cuma rendahan, tapi juga rakus, seperti orang yang nggak pernah makan,” ejek Irma tanpa sungkan.Beberapa gadis lainnya langsung menatap Dita dengan ekspresi aneh. Gadis ini makan begitu banyak tetapi tidak gemuk?“Kelak, kalian cuma boleh makan paling banyak setengah mangkuk nasi dan sepotong daging setiap kali makan.” Cahyati menatap Dita, lalu lanjut berkata dengan dingin, “Tentu saja, kalau kalian mau kehilangan kasih sayang Pangeran, kalian boleh makan sebanyak yang kalian mau.”Dita menggigit bibirnya dan mengumpat dalam hati. Mana mungkin dia bisa kenyang hanya makan setengah mangkuk nasi? Jika harus begitu, dia harus melarikan diri secepatnya.“Terutama kamu. Makan siang dan makan malammu hari ini nggak boleh ada lauk utama. Kamu cuma boleh makan dua potong tahu rebus dan tiga tangkai sayur hijau,” ujar Cahyati.Dita langsung terkesiap. Pipinya boleh dicubit, tetapi perutnya tidak boleh kelaparan!Namun, Santika segera menggeleng pelan ke arah Dita. Dia mengisyaratka
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status