Mentari pagi menyinari bumi, menyapa dengan hangatnya, tetapi tak mampu menembus kabut kegelisahan yang menyelimuti Hania. Matahari yang biasanya membangkitkan semangat, kini terasa hampa, tak bermakna. Hania terbangun dengan perasaan berat, tubuhnya lelah, pikirannya kacau. Bayangan ucapan ibunya masih menghantui, menjerumuskannya dalam jurang ketidakpastian. Ia mencoba bangkit dari tempat tidur, tetapi kakinya terasa berat, seakan terikat oleh beban yang tak tertanggungkan.Hania terdiam, menatap kosong ke luar jendela, mencoba mencari kekuatan untuk menghadapi hari yang baru. Belum saja ia bangkit, tiba-tiba teriakan dari luar ruangan mengagetkannya.“Bu Heni, Ibu, bangun, Bu.”Suara itu, suara ART-nya, terdengar panik, penuh dengan kekhawatiran. Hati Hania langsung berdesir, jantungnya berdebar kencang. Apa yang terjadi pada ibunya? Mengapa teriakan itu begitu mencekam? Hania terbelalak, tubuhnya menegang Ia terburu-buru bangkit dari tempat tidur, langkahnya gontai dengan napa
Read more