Share

Ch 50 Pernikahan

Beberapa hari kemudian, suasana di rumah Hania terasa berbeda. Hawa haru dan sedikit tegang menyelimuti ruangan. Dekorasi sederhana menghiasi ruang tamu, menandakan sebuah momen sakral yang akan segera berlangsung.

Hania berdiri di tengah ruangan, menunggu momen yang telah lama ia impikan, tetapi juga ditakdirkan dengan rasa pahit.

Hani terlihat anggun dalam balutan kebaya putih, hijab putihnya tersusun rapi. Namun, di balik kecantikan dan kecerian yang ia paksakan, tersimpan sebuah rasa sesak di dadanya.

"Saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Kalimat sakral itu menggema di ruangan, menandai dimulainya babak baru dalam hidup Hania. Bian, pria yang kini menjadi suaminya lagi, mengucapkannya dengan lantang dan penuh keyakinan. Hania mendengarnya dengan jelas, rasanya seperti di dunia lain.

Hania merasa terombang-ambing di antara rasa bahagia dan sedih. Ia bahagia karena telah berhasil menuruti permintaan ibunya , tetapi sedih karena harus melepaskan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status