Unexpected

Unexpected

last updateLast Updated : 2021-06-06
By:  Azuretanaya  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
12 ratings. 12 reviews
71Chapters
34.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Helena Apshari sedikit pun tidak pernah membayangkan jalan hidupnya akan kacau seperti sekarang. Hidupnya kini hanya berkutat seputar uang dan tanggung jawab. Lenna panggilan perempuan tersebut, sudah merasa lelah dan ingin menyerah, tapi ia tidak mungkin melakukannya, mengingat nyawa seseorang sangat bergantung padanya. Walau Helena memikul tanggung jawab yang bukan bagiannya, tapi perempuan tersebut tanpa pamrih menunaikannya. Ia bersedia melakukan apa saja, asalkan nyawa seseorang yang diperjuangkannya tetap bersamanya. Helena tidak takut dicemooh orang, tapi ia sangat takut kehilangan orang yang dikasihinya lagi. Entah menjadi sebuah keberuntungan atau kesengsaraan bagi Helena saat takdir mempertemukannya dengan laki-laki bernama Felix Wiranatha. Malaikat tanpa sayap yang membebaskan Helena dari jeratan lelaki hidung belang di tempat pelacuran. Namun di sisi lain, malaikat tersebut juga mempunyai tujuan terselubung atas niat baiknya. Atas segala pertimbangan dan memikirkan konsekuensinya, akhirnya Helena pun menyepakati niat terselubung sang malaikat tersebut.

View More

Latest chapter

Free Preview

Part 1

Helena membuka mata setelah deru napasnya kembali normal. Ia ingin ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang lengket karena keringat. Ia menggeser tubuhnya perlahan agar tidak mengusik seseorang yang berbaring telentang di sebelahnya. Baru saja ia berhasil menurunkan salah satu kakinya menyentuh dinginnya lantai, cekalan pada sebelah tangannya langsung membuatnya terkejut.“Mau ke mana?” tanya seseorang di samping Helena dengan mata masih terpejam.“Aw!” Helena memekik ketika tangannya yang tadi dicekal kini ditarik kasar, sehingga tubuh polosnya menindih dada bidang di bawahnya.“Aku tanya kamu mau ke mana?” seseorang tersebut kembali bertanya. Bahkan, mulai menggoda daun telinga Helena.Dengan susah payah Helena mengontrol gairahnya agar tidak kembali terpatik oleh tindakan seduktif laki-laki yang saat ini ditindihnya. Ia menggigit bibir bawahnya agar desahannya tidak keluar ketika lidah dan mulut lancang tersebut kian menggoda daun telinganya.“Aku

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mella kurniawati
ceritanya keren..tdk bertele tele. singkat namun mudah di mengerti,dan alurnya rapih
2023-05-09 02:37:22
1
user avatar
nura0484
cerita menarik, say
2023-03-30 10:08:23
0
user avatar
Adik suri
best karya...best novel...good job author
2022-08-26 14:44:08
0
user avatar
Ave
walau mainstream tapi dikemas epik.... good job 👍
2021-07-02 14:37:04
1
user avatar
Iin Indah
good job kk...
2021-06-24 18:24:23
0
user avatar
meiri
akhirnya hepi ending jg ceritanya thor ☺️🤩
2021-06-17 01:14:53
0
user avatar
Flo
Tahu tahu udah di update sampe ending aja. Wkwkwkwk cus baca...
2021-06-06 17:23:39
0
user avatar
kinanti
author kesayangan, suka semua sama ceritanya ❤️❤️
2021-05-23 19:37:47
0
user avatar
Norman
kakaknya keren ih
2021-05-21 11:57:32
0
user avatar
nura0484
suka 😍😍😍
2021-05-05 13:00:48
1
user avatar
Flo
Menarik 😍
2021-05-04 18:39:57
1
user avatar
Nyai Cintang
menarik untuk dibaca
2023-05-06 13:29:26
0
71 Chapters

Part 1

Helena membuka mata setelah deru napasnya kembali normal. Ia ingin ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang lengket karena keringat. Ia menggeser tubuhnya perlahan agar tidak mengusik seseorang yang berbaring telentang di sebelahnya. Baru saja ia berhasil menurunkan salah satu kakinya menyentuh dinginnya lantai, cekalan pada sebelah tangannya langsung membuatnya terkejut.“Mau ke mana?” tanya seseorang di samping Helena dengan mata masih terpejam.“Aw!” Helena memekik ketika tangannya yang tadi dicekal kini ditarik kasar, sehingga tubuh polosnya menindih dada bidang di bawahnya.“Aku tanya kamu mau ke mana?” seseorang tersebut kembali bertanya. Bahkan, mulai menggoda daun telinga Helena.Dengan susah payah Helena mengontrol gairahnya agar tidak kembali terpatik oleh tindakan seduktif laki-laki yang saat ini ditindihnya. Ia menggigit bibir bawahnya agar desahannya tidak keluar ketika lidah dan mulut lancang tersebut kian menggoda daun telinganya.“Aku
Read more

Part 2

Helena sangat senang melihat Mayra menyantap menu makan siangnya dengan lahap, padahal ia hanya membuat tumis tahu saus tiram untuk gadis tersebut. Bahkan, Bi Mira pun tidak kalah lahap dari Mayra. Sebenarnya tadi Helena ingin membuat sup tahu, yang merupakan salah satu jenis makanan kesukaan Mayra. Namun, berhubung asupan cairan pada tubuh Mayra harus dibatasi sejak beberapa bulan lalu, jadi ia terpaksa mengurungkan niatnya tersebut. Helena tidak ingin masakan buatannya membahayakan kesehatan Mayra. Sejak Mayra dikatakan positif mengidap gagal ginjal, ia dan Bi Mira sangat berhati-hati dalam membuat makanan. Bahkan, mereka hampir tidak pernah membuat masakan berkuah.“Tumis tahu buatan Kakak memang enak,” Mayra memuji masakan Helena sambil mengacungkan kedua jempol tangannya. “Aku selalu dibuat ketagihan,” imbuhnya senang.“Yang dikatakan May benar, Len. Bahkan, tumis tahu buatan Bibi rasanya masih kalah jauh,” Bi Mira menimpali pujian Mayra untuk Helena.“Kalian
Read more

Part 3

Walau matahari sudah bergeser ke arah barat, tapi sinarnya masih cukup terang menyinari bumi. Menepati ucapannya tadi, kini Helena bersama Mayra dan Bi Mira sudah berada di sebuah tempat peristirahatan terakhir milik orang-orang terkasih sekaligus sangat berarti di dalam hidupnya. Selain ingin menyapa ibunya, Helena juga mengunjungi peristirahatan terakhir sang ayah yang makamnya memang bersebelahan. Sebelum mengembuskan napas terakhir, sang ayah meminta padanya agar dikebumikan berdampingan dengan wanita yang telah melahirkan buah cintanya.Helena mengajak Mayra meletakkan seikat bunga sedap malam di masing-masing gundukan tanah yang dilapisi batu granit. Helena berharap raga-raga yang telah terbaring damai sekaligus tertutup tanah melihat kedatangannya dan menyambutnya dengan pelukan hangat.Helena hanya diam saat melihat Mayra mengusap ukiran nama yang tertera di atas makam milik sang ibu. Setetes air mata dengan lancang melewati pipinya ketika menyaksikan Mayra menci
Read more

Part 4

Setibanya di Lav Coffee, Felix segera menanyakan keberadaan orang yang ingin ditemuinya. Felix mengangguk setelah mendengar jawaban salah seorang karyawan yang memang ditugaskan untuk menunggu kedatangannya, kemudian ia pun dibimbing menuju lantai dua. Sambil menaiki satu per satu anak tangga, ia melihat pengunjung mulai berdatangan dan menduduki kursi-kursi yang tadinya kosong.“Silakan masuk, Pak,” ujar karyawan tadi dengan ramah dan sopan setelah menggeser pintu kaca di hadapannya.“Terima kasih,” balas Felix tidak kalah ramah. Tidak lupa ia juga menyunggingkan senyum tipisnya.“Tumben bukan Lenna yang menemanimu?” tanya pemilik Lav Coffee tanpa basa-basi setelah melihat Felix berada di dalam ruangannya.“Sekretarisku sedang banyak tugas yang harus segera diselesaikan,” Felix menjawab setelah duduk, tanpa menunggu dipersilakan terlebih dulu oleh pemilik ruangan. Selain menjadi salah satu klien setianya, L
Read more

Part 5

Helena terbangun dari tidurnya saat merasa perutnya keroncongan. Sebelum bangun dari posisi berbaringnya, dengan perlahan ia mengangkat tangan Felix yang bertengger di pinggangnya, kemudian memindahkannya ke atas kasur. Ia tersenyum saat menatap mata Felix terpejam rapat dan wajahnya yang terlihat damai. Mereka ketiduran setelah menuntaskan ronde kedua permainannya. Karena mereka melewatkan waktu makan malamnya, kini perut Helena pun dilanda kelaparan.Setelah turun dari ranjang dengan hati-hati agar Felix tidak terbangun, Helena langsung memungut pakaiannya yang berserakan di lantai sebelum menuju kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya. Helena terpaksa menutupi tubuh telanjangnya dengan kemeja yang tadi Felix kenakan di kantor, mumpung baju tersebut belum dimasukkan ke keranjang cucian kotor. Sebelum keluar kamar dan menuju dapur, Helena menyelimuti tubuh polos Felix.Tanpa membuang waktu Helena langsung menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah masaka
Read more

Part 6

Setelah Helena pulang usai menemaninya makan malam, Felix malas berada di apartemen sendirian, jadi ia memutuskan mengunjungi kelab malam untuk mencari hiburan. Sebenarnya sejak menjadikan Helena sebagai penghangat ranjangnya, Felix hampir tidak pernah lagi mendatangi kelab malam, meski hanya untuk sekadar menikmati minuman beralkohol. Namun, untuk malam ini akan menjadi pengecualian bagi dirinya.Saat tiba di basement apartemennya, Felix melihat mobil Hans yang hendak parkir. Ia menghela napas saat melihat kantong plastik yang ada di tangan Hans, setelah sahabatnya tersebut keluar dari mobil. Malam ini ia terpaksa harus membatalkan niatnya untuk mencari hiburan di tempat yang dipenuhi oleh dentuman musik, para wanita sexy dan berbagai minuman beralkohol.“Mau ke mana, Hans?” Felix pura-pura menanyakan tujuan Hans yang kini berjalan menghampirinya.“Tentu saja ke rumah keduaku,” Hans menjawabnya tanpa ragu.Pupil mata Felix melebar mendengar jawaban seenaknya
Read more

Part 7

Mata Helena berkaca-kaca saat sertifikat rumahnya kembali berada dalam genggaman tangannya. Jika saja rumah tersebut bukan satu-satunya harta peninggalan milik sang ayah, maka ia tidak perlu repot-repot mengumpulkan uang untuk menebusnya. Selain menjadi harta peninggalan sang ayah, rumah tersebut juga banyak menyimpan kenangan manis bersama orang tuanya ketika mereka masih hidup. Walau tidak besar, tapi rumah tersebut sangat berarti dalam hidupnya.Helena meminta kepada Mayra dan Bi Mira untuk mulai mengemas barang masing-masing, sebab minggu depan ia akan mengajak mereka pindah ke rumah yang sudah ditebusnya tersebut. Walau mereka akan pindah, tapi Helena tidak berniat memberi tahu Felix. Semasih bekerja pada Felix ia tidak akan meninggalkan apartemen yang diberikan oleh laki-laki tersebut sebagai hadiah kesepakatan mereka.“Len, besok Bibi mau membersihkan rumah sebelum minggu depan kita tempati.” Bi Mira meletakkan pisang goreng yang masih panas dan secangkir teh di a
Read more

Part 8

Helena menatap Felix penuh tanya saat mereka bersiap untuk makan malam. Sejak pulang dari kantor, Felix hanya diam dan langsung menuju kamar tidurnya. Ketika dipanggil untuk makan malam setelah ia selesai memasak, Felix baru keluar kamar sambil menampilkan ekspresi datar. Saat Helena mengajaknya berbicara atau berinteraksi, Felix hanya memberikan tanggapan singkat. Ketika ditanya pun, laki-laki tersebut terlihat malas sekaligus sangat enggan untuk menjawabnya. Walau menyantap masakannya dengan lahap, tapi laki-laki di hadapannya hanya membisu. Sambil mengamati, dalam diam Helena meraba-raba kesalahan yang telah diperbuatnya terhadap Felix.Selama makan malam berlangsung, hanya denting sendok yang terdengar. Bahkan, hingga makanan di piring masing-masing habis, Felix tetap mempertahankan kebungkamannya. Seharusnya malam ini Helena menemani Felix tidur, tapi berhubung sikap laki-laki tersebut seolah tidak menganggap keberadaannya, jadi ia putuskan akan pulang ke rumahnya sendiri
Read more

Part 9

Walau rasa khawatir dan panik memenuhi benaknya, tapi Helena berusaha keras agar tetap terlihat tenang, mengingat saat ini dirinya masih berada di kantor. Ia tidak ingin gelagatnya dicurigai oleh Felix, sehingga membuat laki-laki tersebut bertanya-tanya. Helena meninggalkan meja kerjanya dan bergegas menuju toilet untuk menenangkan diri agar bisa menemukan alasan yang masuk akal, sebab ia ingin pulang lebih awal.Saat melihat pantulan wajah pucatnya di cermin besar yang ada di dalam toilet, tiba-tiba sebuah ide terbesit di benaknya. Helena terpaksa akan mengarang sebuah kebohongan tentang dirinya agar Felix percaya dan langsung memberinya izin pulang lebih cepat. Setelah meyakinkan diri, ia mengembuskan napasnya sedikit keras sebelum menemui Felix di ruang kerjanya.Helena memasuki ruangan Felix setelah ketukan pintunya direspons. Ia melihat Felix sedang serius menatap layar komputernya. “Fel,” panggilnya dengan nada pelan yang disengaja.Mendengar suara Helena yan
Read more

Part 10

Helena mulai merasa tubuhnya remuk. Selama sepuluh hari ini ia benar-benar harus pintar membagi waktu. Antara bekerja, menjaga Mayra di rumah sakit, dan melakukan kewajibannya di apartemen Felix, termasuk melayani laki-laki tersebut di ranjang. Berhubung kondisi Mayra belum sepenuhnya stabil, makanya Helena memutuskan agar sang adik tetap dirawat di rumah sakit supaya selalu mendapat pemantauan dari tim medis. Demi staminanya agar tetap terjaga, Helena mengonsumsi suplemen setelah Wira menyarankan kepadanya untuk memeriksakan diri.Sepulangnya dari kantor Helena tidak ke apartemen Felix seperti hari-hari biasanya untuk menyiapkan makan malam atau menghangatkan ranjang laki-laki tersebut. Hari ini Felix diundang makan malam oleh Nyonya Narathama, yang tidak lain adalah ibu kandung Hans di kediaman pribadinya. Oleh karena itu, tanpa membuang waktu, Helena langsung menuju rumah sakit untuk menggantikan Bi Mira menjaga Mayra. Sampai saat ini Helena sengaja merahasiakan kondisi san
Read more
DMCA.com Protection Status