Simpan Pinjam Istri

Simpan Pinjam Istri

last update最終更新日 : 2021-05-26
作家:  Melo_di_Kata連載中
言語: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 評価. 3 レビュー
39チャプター
16.4Kビュー
読む
本棚に追加

共有:  

報告
あらすじ
カタログ
コードをスキャンしてアプリで読む

概要

Tak semua cinta bisa bermuara pada pernikahan. Ada kalanya mencintai berarti melepaskan untuk mempertahankan. Itulah yang tengah Ken, Reza, dan Rayyan lakukan. Mereka merancang pernikahan sandiwara. Bertukar pasangan karena alotnya restu. Ken menikahi kekasih Ray, Reza menikahi pacar Ken, dan Rayyan menikahi wanitanya Reza. Mereka tinggal di apartemen dengan unit bersisian. Pada siang hari para istri melakonkan peran, jika malam tiba istri-istri kembali ke pasangan masing-masing. Bisakah pernikahan sandiwara mereka berjalan sesuai wacana? Apakah ketiga pasangan itu bisa kembali tanpa ada hati yang goyah?

もっと見る

第1話

Kendrick William

Di sebuah ruang kantor yang kecil namun nyaman, Ken mematikan laptop. Dari balik dinding kaca, ia bisa mendengar suara riuh anak buah yang hendak pulang. Suara itu semakin nyaring saat akhir bulan seperti ini karena gaji baru saja dibagikan. Senyum bahagia terulas di bibir merah, menghiasi wajah bergaris lembut yang bersih dari cambang dan kumis.

Ruko empat lantai yang dibeli beberapa waktu lalu secara kredit ini telah disulap menjadi workshop untuk memproduksi sneakers handmade yang eksklusif. Kendrick Williams, lajang berusia 29 tahun itu menuai keberhasilan di usaha sepatu.

Berkat semangat pantang menyerah dan otak yang cerdik, di usia yang masih sangat muda, ia telah merasakan kejayaan usaha.

Tak lama kemudian, bunyi sepatu menggaung di ruang yang lengang, menapaki tangga. Ken tersenyum, membayangkan sepasang tungkai jenjang nan indah dengan stiletto merah menyala tengah bergerak menaiki tangga. Dari jauh pun Ken telah menikmati sensasi pinggul ramping dengan bokong bulat yang bergoyang mengikuti ayunan kaki. Belum lagi aroma parfum dan wangi rambut yang menggoda penghidu. Hmmm … Ken rindu dengan semua nuansa feminin nan indah itu.

Ken menyandarkan punggung ke kursi. Bersiap menikmati pemandangan menakjubkan yang sebentar lagi hadir di ruang berdinding kaca itu. Pintu pun terbuka, memunculkan seraut wajah oval dengan hidung runcing dan bulu mata melengkung panjang.

Cella! Cellanya yang cantik, model Indonesia yang namanya mulai mengisi majalah-majalah Internasional

“Sayang?” Gadis anggun itu langsung mendekat ke tempat Ken duduk lalu melingkarkan lengan di leher. Badannya yang ramping menyandar manja pada dada Ken yang bidang.

“Mmmmmuacch!”

Bibir seksi itu melekat di bibir Ken. Tanpa ampun melumat milik sang kekasih dengan bersemangat seperti baru berjumpa setelah berpisah tujuh tahun. Padahal mereka cuma tidak saling melihat beberapa jam saja.

“Cella ….”

Ken menarik sang kekasih ke pangkuan. Hal yang menyenangkan saat memiliki seseorang adalah kehangatan indah yang bisa didekap seperti ini.

Cella menangkup pipi Ken yang penuh. Lelaki ini sangat menggemaskan. Wajah ovalnya yang halus bak kulit bayi dihiasi bibir bulat kemerahan.

“Mmmmmhhh! Kamu bikin gemez cheyenk!”

Cella menghujani kekasihnya dengan sentuhan bibir di sekujur wajah dan leher.

“Lo juga … Pooh.” Pooh adalah panggilan sayang Ken ke Cella setelah melihat bokongnya yang bulat seperti bokong boneka Pooh.

“Kamu mau makan atau langsung ke atas, Say?”

“Njiiir! Datang-datang langsung mau rebahan aja lo. Mandi dulu, gih!”

Si kucing manis itu merosot dari pangkuan, lalu melenggang ke lantai empat yang merupakan tempat tinggal Ken.

“Keeen? Masa aku naik sendiri?” panggilnya manja dari ujung tangga.

“Yooiiii! Gue ada janji sama orang. Tunggu aja di atas.”

“Jangan lama-lama. Aku mau digosokiiiinnn!”

“Dasar kucing, lo!”

Cella terkikik lalu menghilang dari pandangan.

Tak lama kemudian, orang yang ditunggu datang. Pasangan selebritis muda yang tengah naik daun. Jo dan Nara.

“Ken! Sorry kami lambat. Macet, Bro!”

Jo, atau Jonathan, berpostur tinggi besar. Otot-otot dada dan lengannya menonjol di balik kemeja slimfit putih yang lengannya digulung setinggi siku. Penampilan macho itu selalu membuat Ken berdebar. Seperti ada rasa insecure setiap berdekatan dengannya.

“Alasan! Bilang aja pacaran di mobil.”

Jonathan terkekeh sedangkan Nara terlihat masam. Ada yang aneh dari pasangan itu sore ini. Nara terlihat menjaga jarak dari Jo. Wajah cantiknya terus ditekuk.

“Woi, kenapa lo?” Ken mengusap kepala gadis kecil mungil itu, bermaksud mencairkan wajah yang muram. Tapi apa daya, Nara sedang sensitif.

“Apaan, sih? Males banget, tahu!” Nara menghindar lalu duduk di pojokan.

Pacarnya hanya mengangkat bahu dengan tatapan merana. Ken segera merangkul untuk menenangkan.

“Udaaaah! Yuk cobain sepatunya.” Tangan Ken meraih sebuah kotak dari rak pajang di dekat meja. “Nih! Masterpiece gue!”

Jonathan meraih kotak itu dengan rasa ingin tahu.

“Eiiit! Gak boleh sembarangan. Sono, duduk di situ, gue pasangin!”

Jonathan menurut lalu mendaratkan bokongnya di sofa. Tangan yang hendak membuka sepatu tiba-tiba ditahan oleh Ken.

“Eiiit! Diem aja lo. Biar gue!”

Tanpa sungkan, Ken berlutut di depan Jonathan. Dengan hati-hati dibukanya sepatu lelaki itu. Tampaklah sepasang kaki yang putih mulus tanpa bulu.

“Busyeeeet! Badan preman kaki kayak porselen!” Ken menelan ludah.

“Diem, lo! Mau gue sekap, ha?” sergah Jonathan sambil melirik gadisnya.

Nara semakin merengut. Ken menjadi keheranan, namun segera kembali fokus pada kegiatan mempromosikan sepatu. Dikeluarkannya sepasang sneakers berwarna biru tua dengan garis keperakan dari kotak.

“Nih, lihat. Kelihatannya kokoh, tapi lentur.” Ken memperagakan menekuk sepatu. Sol tebal berwarna abu-abu itu menekuk dengan mudah. “Itu karena ada rongga udara di dalamnya. Selain bikin ringan, juga bikin lentur.”

Ken memperlihatkan bagian dalam sepatu yang berwarna abu-abu. “Tuh, dalemannya dikasih tonjolan-tonjolan. Itu untuk memijat titik refleksi di telapak kaki lo biar lancar aliran darahnya.”

Jonathan mengangkat-angkat kedua alis. “Daleman yang ada tonjolan. Hmmm!”

“Hiiiih!” seru Nara dengan sangat kesal.

Kedua lelaki itu hanya menoleh sekilas lalu kembali sibuk dengan sepatu.

“Jo, ini bukan sembarang tonjolan. Noh, yang di sini ini, khusus buat jagoan kecil lo!”

“Hmmmm! Khusus buat jagoan kecil. Got it! Cepatan pakein!”

Dengan gesit Ken memasang kedua benda itu di kaki Jonathan lalu meminta lelaki itu berjalan keliling ruangan.

“Gimana? Keren? Nyaman, kan?”

Jonathan mengerutkan kening sambil berjalan menunduk. “Hmm!”

Ken mengamati dengan berdebar. “Gimana?”

“Hmmmm!”

“Woi! Jawab, songong!”

Jonathan malah memejamkan mata. “Hmmmmm!”

Melihat itu, Nara langsung menoleh.

“Hoooi, Jo! Masih di sini nggak lo?” sergah Ken.

“Gilaaa, men! Langsung berasa!” komentar Jonathan sambil cengar-cengir tidak jelas.

“Kerasa apaan?”

Jonathan menunjuk selangkangan. Area itu terlihat menonjol lebih dari biasanya. Ken langsung terbelalak.

“Astataaaanngg! Gila sepatu lo, Ken!” Jonathan meraba selangkangan sembari meringis lebar.

“Iiiiihhhg! Lepas sepatu itu, cepat!” Nara memekik. Tangan mungilnya mengayunkan tas kulit yang dipegang ke arah selangkangan Jonathan.

Brukk!

Jonathan ambruk menimpa Ken. Bibirnya menancap di pipi Ken yang mulus. Alih-alih segera bangun, si seleb macho malah memandangi wajah sang teman.

“Gile! Pipi lo mulus banget. Bau lo wangi!”

Ken merasakan adik Jonathan yang mengeras menekan perutnya. Lelaki itu dibuat merinding seketika.

Nara bergerak cepat, menyeret kekasihnya menyingkir dari tubuh Ken.

“Mesum lo! Mesuuuummmm!” Gadis mungil itu mengamuk sembari bersimbah air mata.

“Tadi genit-genitan sama bencong salon. Sekarang teman sendiri disosor!”

“Gue enggak nyosor si Ken! Elo yang bikin gue nyungsep, Ra!”

Gadis itu melepas paksa sneakers Ken dari kaki Jonathan. Tanpa memberi kesempatan sang kekasih mengenakan sepatu kembali, Nara menyeretnya turun.

Ken bangkit, masih dengan setengah kaget karena ciuman Jonathan.

“Busyet!” umpatnya.

Matanya menangkap sepasang sepatu milik si seleb yang tergeletak di dekat sofa. Dengan bergegas, disusulnya sang teman ke bawah untuk memberikan sepatunya. Namun sayang, mobil Jonathan telah berlalu meninggalkan area parkir.

 Malam harinya, Jonathan mengirim pesan.

Jo: Sneakers lo sama sepatu gue tolong disimpen. Ntar gue ambil klo udah longgar.

Me: Kapan?

Jo: Sewaktu - waktu #muaach

Ken kontan mendelik melihat tagar itu. Jangan - jangan Jo suka sama ….

*** 

Bersambung ...

もっと見る
次へ
ダウンロード

最新チャプター

読者の皆様へ

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

コメント

user avatar
widya widya
Baru mulai baca otw menjanda.. lucu, fresh dan ada terjadi di kehidupan nyata. langsung cari2 ada karya apalagi dr author ini, dan cap cus mampirlah disini
2022-08-07 10:22:46
0
user avatar
Nina Milanova
Seru tapi serem amat, Thor :D
2021-11-25 13:55:42
0
user avatar
Teratai
ceritanya keren kak
2021-07-09 20:15:50
0
39 チャプター
Kendrick William
Di sebuah ruang kantor yang kecil namun nyaman, Ken mematikan laptop. Dari balik dinding kaca, ia bisa mendengar suara riuh anak buah yang hendak pulang. Suara itu semakin nyaring saat akhir bulan seperti ini karena gaji baru saja dibagikan. Senyum bahagia terulas di bibir merah, menghiasi wajah bergaris lembut yang bersih dari cambang dan kumis.Ruko empat lantai yang dibeli beberapa waktu lalu secara kredit ini telah disulap menjadi workshop untuk memproduksi sneakers handmade yang eksklusif. Kendrick Williams, lajang berusia 29 tahun itu menuai keberhasilan di usaha sepatu.Berkat semangat pantang menyerah dan otak yang cerdik, di usia yang masih sangat muda, ia telah merasakan kejayaan usaha.Tak lama kemudian, bunyi sepatu menggaung di ruang yang lengang, menapaki tangga. Ken tersenyum, membayangkan sepasang tungkai jenjang nan indah dengan stiletto merah menyala tengah bergerak menaiki tangga. Dari jauh pun Ken telah menikmati sensasi pinggul ramping denga
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Marga
Jonathan telah menghilang bersama mobilnya. Ken masih termangu di serambi ruko sambil memegang sepatu lelaki itu. Bayangan perilaku sang seleb membuatnya bertanya-tanya. Terus terang, sodokan jagoan kecil Jonathan tadi membuatnya merinding. Ken pun menepis jauh-jauh pikiran melenceng itu agar tidak menuduh orang sembarangan. Sambil melangkah masuk ke kantor, dipanggilnya bagian sekuriti.“Parno, nih lu simpen sepatu Jonathan. Mana tahu besok-besok dia ambil.”Parno menerima sepatu dengan menegakkan tubuh untuk memberi hormat. “Siap, Bos!”“Jangan sampai hilang atau kotor. Nanti yang punya ngamuk.”“Siap!”“Ya udah, gue ke atas.”“Bos mau pulang ke apartemen atau menginap di sini?” tanya Parno.“Mau tahu aja lu! Gue di sini aja.”“Oh, iya maaf, saya lupa. Tadi ada Neng Cella.” Parno langsung cungar-cungir penuh arti.“Die
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Aksi Si Kucing Manis
Ken bangun pagi itu dengan kepala pening. Perkataan Cella semalam telah membuat tidurnya tidak nyenyak. Beberapa kali mengigau dan terbangun. Alhasil sejak pukul tiga dini hari matanya tak mau terpejam.Cella masih bergulung nyaman di bawah selimut. Kepalanya rebah di lengan Ken. Karena sudah lama dalam posisi itu, lengannya mulai kesemutan. Dengan hati – hati Ken mengangkat sedikit kepala sang pacar agar dapat membebaskan lengan dari tekanan.Cella terbangun. Mata indah yang menghiasi wajah berkulit halus itu terbuka perlahan. Mengerjap sejenak untuk kemudian berbinar indah saat menemukan Ken. Wajah oval berpipi mulus yang dihiasi bibir mungil yang bulat, Cella menyebutnya cantik. Karena gemas, sebuah kecupan dihadiahkan di pipi Ken.“Selamat pagi, Cheyenk!”“Hmmm!”“Jam berapa ini?”Ken menoleh ke dinding lalu memberi isyarat dengan dagu. “Tuh!”“Idiiih. Ketus amat pagi &nd
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Diusir Camer
Ken datang ke rumah orang tua Cella pada malam yang dijanjikan. Seperti kebiasaan, ia datang lima menit sebelum waktunya. Cella membukakan pintu dan berdebar melihat seraut wajah innocent yang memiliki bibir mungil membulat dan berwarna kemerahan. Kemeja putih dan celana khaki membuat wajah itu semakin terlihat segar.Ken masuk dengan anggun kemudian duduk dengan tenang di kursi tamu. Ia tampil santai tanpa terlihat gelisah. Barangkali karena sering mengalami kegagalan usaha dan kerap berjumpa banyak orang dengan berbagai macam karakter, Ken tidak terlalu resah dengan reaksi orang lain terhadap dirinya. Mungkin pula fisik dan latar belakang yang bagus membuat kepercayaan diri lelaki itu tebal.“Papa dan Mama baru selesai makan. Tunggu sebentar.” Cella duduk dengan gelisah. Tapi Ken malah menatapnya lurus-lurus sehingga debaran dadanya semakin kuat. Satu karena takut reaksi papanya tidak bagus. Kedua karena menahan diri agar tidak lari ke pelukan lelaki ini.
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Vonis
Ken tidak ragu mengungkapkan diri walau Berto memandang dengan tatapan mengerikan. Lelaki itu pasti syok mendengar putrinya berhubungan dengan seorang lelaki yang tidak percaya pada agama. Dalam hati Ken mencela. Belum tahu saja bagaimana kelakuan sang putri bila tengah berkunjung ke apartemennya. Bisa – bisa lelaki lanjut usia itu langsung terkena serangan jantung jika ia membuka kartu Cella.“Pulang kau!” Berto kembali menghardik, kesal karena orang yang diusir malah mematung.“Papa, sabar ya,” pinta istrinya. Cella tak mau ketinggalan.“Pa, Ken cuma bercanda. Iya, kan, Ken?” Dengan isyarat kedipan mata Cella meminta Ken untuk mengangguk.Ken tersenyum kecut. Ia tidak mau mengangguk. Tulang keringnya segera ditendang oleh Cella.Rupanya aksi diam Ken itu semakin memicu kemarahan Berto. “Pokoknya, sampai ayam berkokok di kutub utara, Papa tidak akan serahkan kamu ke lelaki aneh ini! Paham kau Cel?!&r
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Hobi Papa
Ken memasuki kamar tidur dengan malas – malasan. Setelah mengantarkan Cella ke apartemennya, cukup lama ia termenung di ruang tengah. Televisi dinyalakan, mata menatap lekat, namun gambar yang ditangkap tidak sampai ke otak karena kepalanya terlanjur penuh dengan permasalahan hubungannya dengan Cella.Ken tidak membayangkan hidup tanpa kehadiran gadis itu. Sekarang pun dalam kesendirian yang hanya beberapa jam, ia telah merasakan ada yang kurang. Kamar itu lengang seperti tidak bernyawa tanpa keberadaan si Kucing Manja.Ken merebahkan diri dengan enggan. Tangan menggapai ke sisi kasur di sebelahnya. Kosong. Baru berpisah tiga jam saja hatinya resah. Bagaimana nasibnya bila mereka harus putus?Sambil berbaring,mata ken menjelajah seisi ruang. Kamar tidur yang luas itu masih menyimpan jejak kehidupan Cella. Dekorasi dan hiasan yang ditata di berbagai sudut semuanya pilihan Cella. Aroma udara pun harum karena parfum gadis itu. Lemari pakaian masih menyimpan b
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Terlalu Emosi
Di hari Minggu, pagi – pagi Ken dan Cella telah muncul di rumah sang ayah. Tangan Ken menenteng tas plastik berisi berbagai belanjaan untuk bahan membuat ikan arsik. Setelah dibukakan pintu oleh asisten rumah tangga, keduanya langsung menuju dapur.“Papa dan Mama udah bangun?” tanya Cella kepada si Bibi.“Belum, Non. Mungkin agak siang nanti.”“Oh, Papa dan Mama enggak ke gereja pagi?”“Sepertinya tidak, Non. Sehabis marah -marah semalam, Bapak kurang sehat. Kata Ibu, Bapak agak lemas.”Cella dan Ken kontan saling pandang.“Papa sakit atau gimana, kok lemas?” tanya Cella kembali.Si Bibi hanya menggeleng. “Bibi kurang paham, Non.”“Ken, kayaknya aku ke atas dulu, nengok kondisi Papa,” ujar Cella.Ken mengangguk. “Terus jadi enggak masak – masaknya?”“Jadi aja. Buat sementara, kamu masak sama Bibi.&rdqu
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Artis Aneh
Lift bergerak naik, membawa dua lelaki yang sibuk dengan pikiran masing – masing. Ken masih resah dengan sikap ayah Cella sehingga mendiamkan saja Jonathan. Sedangkan pemuda itu rupanya sibuk menenangkan diri karena tidak ingin terlihat cengeng di depan lelaki lain. Bukankah hanya perempuan yang mudah menangis di sembarang tempat? Setelah beberapa waktu bungkam, saat keluar lift, akhirnya Jonathan punya kekuatan untuk mengeluarkan suara.Unit Ken terletak di ujung. Mereka berjalan beberapa waktu untuk mencapai tempat itu.“Apartemen disita bokap, mobil disita nyokap.” Jonathan melanjutkan keluh kesah dengan suara bergetar. Ada isak lirih saat pemuda itu mengucapkannya walau sudah ditahan sekuat mungkin.Ken meringis menahan geli. Jonathan sudah sedewasa itu, tapi orang tuanya tetap memperlakukan sang anak seperti remaja tanggung. Buat apa menyita apartemen dan mobil pria dewasa yang sudah bisa hidup mandiri?“Santuy. Duit lo kan ba
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Tamu Enggak Ahlak
Jonathan dengan riang membuntuti Ken ke meja makan. Di sana telah terhidang dua piring capcay yang masih mengepul. Nafsu makan Jonathan langsung tergugah. Dan memang benar, rasa masakan Ken tidak mengecewakan.Ken malas bertanya. Tanpa ditanya pun Jo akan bercerita dengan sendirinya. Siapa yang tidak kenal model yang satu ini? Ia kerap menjadi host atau bintang tamu di berbagai acara televisi karena kemampuannya berceloteh.“Lo enggak tanya kenapa gue berantem sama Nara?” Jo membuka pembicaraan setelah rekannya hanya berdiam diri cukup lama. Ia benci kesunyian. Karena itu mulutnya tidak tahan untuk mengisi ruang kosong dengan kata - kata.“Perlu banget gue tahu masalah, lo? Kalau lo mau cerita, gue dengerin. Kalau nggak pun, gue nggak kepo.”Jo mencibir. “Sadis, dingin, cool boy lo!”“Terserah! Cepetan makan, ntar kesedak pula.”Jonathan kembali mencibir. Kali ini lebih panjan
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
Cara Baru Menghilangkan Stres
Ken masih terngiang perkataan Jonathan walau lelaki itu telah lama pulang. Bukan pulang ke rumahnya, melainkan ke apartemen sewaan sementara sebelum menemukan yang cocok untuk dibeli. Walau sempat diteriaki dan diusir, Jonathan hanya menanggapinya sebagai gurauan.“Woles, Bro! Gue cuma bercanda. Elo cowok normal kok, senormal - normalnya.” Seperti itulah sanggahan Jonathan waktu itu. sayangnya, Ken tidak membiarkan perkataan itu berlalu begitu saja.  Otaknya menyimpan dan mengolah informasi itu dengan sangat baik.Elo cantik kayak artis. Apa memang seperti itu penampilannya?Karena penasaran, Ken berdiri di depan cermin, menjelajahi pantulan diri. Mula - mula masih dengan memakai baju lengkap. Lama - kelamaan ia tanggalkan semua sehingga sosok berkulit kuning terang itu terlihat nyata. Memang benar kata Jonathan, dirinya mulus dan minim rambut.Ken berputar sejenak. Gerak geriknya memang halus karena sejak kecil tidak terbiasa be
last update最終更新日 : 2021-04-30
続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status