My Dearest Cahaya

My Dearest Cahaya

last updateLast Updated : 2021-06-16
By:  KaniethaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
133 ratings. 133 reviews
160Chapters
129.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Lanjutan dari ~ Dear Secretary ~ Tidak ada hubungannya dengan My Arrogant Lawyer. ~~~ Karena masa lalu sang bunda yang pernah menikah hingga tiga kali, membuat Aya memiliki tiga orang pria yang dipanggilnya, ayah, papa dan papi. Aya sendiri merupakan anak dari pernikahan kedua sang bunda. Namun, karena masa lalu itu pula, kehidupan Aya menjadi sasaran balas dendam. “Maaf, tapi aku gak tertarik untuk menikah, aku memilih untuk hidup selibat.” Cahaya Bhanuresmi 

View More

Chapter 1

I Heart You

— And I love the kisses, you wake me up every day —

Cahaya Bhanuresmi.

Gadis itu terjaga, menarik kedua sudut bibirnya ke atas tanpa membuka kelopak mata. Semakin menarik erat lengan besar seorang pria, yang tengah memeluknya dengan posesif dari belakang.

Namun, seketika gadis itu tersadar, membolakan maniknya dengan lebar. Lalu memutar tubuh dengan cepat menghadap pria itu.

"Kak! Bangun! Kamu harus balik sekarang!” sang gadis menepuk pipi pria itu, sedikit keras agar terbangun. “Kak!"

Pria yang masih berbalut jas lengkap tanpa dasi itu hanya menggumam. Menarik tubuh sang gadis lebih dekat lagi kepadanya. 

“Morning Cahaya.” Sapanya masih dengan satu kelopak mata yang terbuka malas. Ditambah sebuah senyum tipis, yang selalu mampu membuat hati gadis manapun akan betah berlama-lama memandangnya.

"Kak Astro! Ada Asa di kamar depan, balik buruan nanti ketahuan."

"Asa?" kini kedua kelopak mata Astro terbuka, "Dia nginap sini lagi?"

"Iya! Makanya buruan baliiiik ... lama-lama aku ganti juga passcode apartku kalau begini!"

Sedari awal, Bintang, ayah kandung Aya, membelikan apartement untuk putri kesayangannya itu, Astro sudah tahu passcode untuk menerobos masuk kapanpun ia ingin. Dan, Astro akan selalu terbangun di ranjang gadis itu, jika ia tidak pulang ke rumah ibunya. Padahal unit apartemen Astro, berada tepat di depan apartemen gadis yang merupakan adik sepupunya itu.

Astro kembali menutup mata. "Aku masih mau tidur dengan Cahaya Matahariku. Ayolah Aya sayang, matahari benerannya aja belum muncul tapi kamu udah berisik."

Astro mendekap tubuh Aya dengan gemas. "Asa itu bangunnya siang, gak usah dipikirin." lanjutnya dengan mata tertutup.

Belum ada lima menit Astro berujar demikian, pintu kamar diketuk dari luar. Siapa lagi kalau bukan Asa, kakak satu ibu dengan Aya.

"Ayaaa! Buka bentar! Papa telpon!"

Papa yang dimaksud adalah Bintang, yang merupakan ayah tiri dari Asa.

Tubuh Astro sedikit terhempas karena di dorong mendadak oleh Aya. Gadis itu berlari kecil menuju pintu dan membuka kuncinya.

"Kenapa papa telpon ke kamu, gak langsung ke hapeku?"

Aya hanya menyembulkan kepala dari pintu, melihat Asa yang hanya memakai boxer dengan bertelanjang dada. Rambut Asa masih terlihat berantakan dengan cetakan bantal yang ada di salah satu sisi wajah, yang masing ingin tertekuk lelap.

Asa menyentil dahi Aya hingga gadis itu mengaduh. Sebenarnya, ada masalah apa sih Asa dengan jemarinya itu. Dahi Aya selalu saja jadi sasaran kekesalan berikut kegemasannya.

"Hapemu gak aktif kata papa!" Asa menyodorkan ponselnya dengan kasar tepat di atas dada Aya. "Nanti aja balikinnya aku mau tidur lagi."

Dengan menguap begitu lebar Asa berlalu. Pergi kembali ke kamarnya untuk merajut ... entahlah, apa yang mau ia rajut subuh-subuh begini. Kalau sang bunda tahu dia masih tidur jam segini, sudah dijamin basahlah ranjangnya yang ada di rumah. Bunda akan menyiram Asa dengan air, yang dicampur terlebih dahulu dengan beberapa es batu yang diambil dari lemari pendingin. Bunda memanglah sehoror itu saat membangunkan Asa, si tukang tidur.

Oleh sebab itu, Asa lebih senang pulang ke apartemen Aya. Padahal ayah kandungnya, Elonio Dananjaya sudah membelikan Asa sebuah rumah, namun jarang ditempati oleh pria itu.

Aya kembali menutup pintu dan menguncinya. Berbalik dan melihat Astro sudah tidak lagi berbaring di atas ranjang. Pria itu terlihat tengah menelepon seseorang di balkon luar dengan melempar senyum yang tidak berkesudahan.

Wajar kan, kalau Aya curiga dengan siapa, saat ini Astro berbicara.

Aya sedikit tersentak mendengar dering ringtone dari ponsel Asa yang masih ada di genggaman. Tertulis nama Papa di sana. Tidak perlu menunggu lama, Aya segera mengangkatnya, dan berbicara sambil membaringkan tubuh di atas ranjang, dengan kaki menjuntai ke bawah.

Astro kembali masuk bersamaan dengan Aya yang telah mengakhiri pembicaraannya di telepon.

"Siapa yang nelpon Kak Astro subuh-subuh begini?"

"Mama, disuruh sarapan di rumah." Astro mendesah panjang sambil membaringkan tubuhnya menimpa tubuh Aya. Menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher gadis itu. "Aku mau sarapan kamu dulu sebelum ke rumah mama."

Dengan sigap Aya menyentak kepala Astro yang hendak memberi jejak merah di lehernya.

Astro bangkit terduduk di paha Aya, namun tidak menumpukan seluruh berat badannya. "Yaa, I know." Kemudian, Astro melepas jas dan melemparnya ke sembarang arah. Disusul dengan kemeja putihnya.

Tubuh Aya separuh bangkit, bertumpu pada kedua sikunya. Memandang tubuh atletis yang bertelanjang dada, dengan sobekan roti yang berjumlah enam buah, tepat di hadapan ... sungguhlah membuat gadis itu sangat tergoda. Apalagi saat Astro meraih satu tangan Aya untuk menyentuh dadanya dengan gerakan perlahan.

Dan … melihat bagaimana reaksi Astro yang menutup mata, menikmati sentuhan jemari Aya, membuat gadis itu membayangkan tubuh Astro berkeringat di atasnya. Menyebut namanya di setiap …

Wait!

Whaaat!

No no no!

Aya menggelengkan kepala dengan cepat. Menarik tangannya dan menampar dada Astro dengan keras. "Gak usah mancing, kalau aku pengen kan gawat!" dengus Aya.

Astro tertawa, menganggap remeh semua yang dikatakan gadis itu. Tangan besarnya lalu menyangga wajah Aya. Dengan hanya satu kerjaban mata, Astro menyatukan bibir mereka.

“Aku bahkan sanggup, langsung lari, keluar dari persidangan kalau kamu bilang ‘pengen’ waktu aku lagi membela klienku.” Astro berujar tepat di atas bibir Aya, memberi tatapan yang sungguh menggoda.

Namun, Aya tertawa, “Lebay! Minggir! Aku mau ngeces hape.”

Dengan memberi Aya cebikan yang begitu dramatis, Astro menyingkir. Bangkit dari tubuh Aya dan melepaskan pakaian yang tersisa di tubuhnya.

“Siapin handuk, aku mau mandi.”

“Hei! Apartmu itu di depan, kak! Baliklah dan maaaandi …”

Kelopak mata Aya tidak berkedip, ia menahan napas, saat memandang tubuh polos yang berjalan begitu percaya diri memasuki kamar mandinya. Setelah pintunya tertutup, barulah Aya mengerjab, tersadar, kalau sekali lagi, maniknya ternoda dengan sebuah ciptaanNya yang begitu sempurna.

Dengan cepat Aya mengumpulkan kesadaran. Lalu kembali ke niat awal yaitu hendak mencharger ponselnya yang kehabisan daya.

“Gak mau gabung, Ay?” tawar Astro yang melihat Aya masuk dan meletakkan handuk untuknya di meja wastafel.

Aya menggeleng, mengambil sikat gigi dan menuang pasta gigi diatasnya. Sebenarnya, situasi seperti ini dengan Astro, sudah biasa dialaminya, jadi Aya tidak lagi canggung menghadapi pria itu.

“Nikahi aku dulu, baru aku gabung.”

Astro diam, tidak memuntahkan kalimat apapun jika gadis itu sudah menyinggung tentang pernikahan.

Aya menyikat giginya, sembari menatap pantulan wajahnya pada cermin. Kalau biasanya, prialah yang harus menahan imannya bila berdekatan dengan wanita. Kali ini terbalik, Ayalah yang harus benar-benar menahan hasrat saat ada tubuh polos, dengan lekuk atletis yang sempurna berada tidak jauh dari dirinya.

Setelah menyikat gigi, Aya mencuci wajahnya. Kemudian keluar, meninggalkan Astro yang sekilas, masih terlihat membalut tubuhnya dengan busa sabun.

“Ada tugas ke mana kamu hari ini?”

Aya yang bertelungkup sambil menatap laptopnya itu, menghentikan sejenak kegiatannya. Ia kembali disuguhi pemandangan yang dapat meruntuhkan kewarasannya sebagai seorang gadis normal.

Astro … pria itu melepas satu-satunya handuk yang melekat pada tubuhnya. Memakai pakaiannya yang telah dipungut oleh Aya dari lantai dan diletakkan di atas meja rias.

“Aya … ada tugas ke mana hari ini?” tanya Astro sekali lagi, karena yang gadis itu lakukan hanyalah menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah kata.

“Hari ini belum dapat tugas sih, tapi aku ada janji wawancara sama Mbak Zetta nanti siang. Dia baru pulang dari Surabaya pagi ini.” Dengan sekali tarikan napas, Aya mengalihkan tatapannya kembali ke laptop. “Sesembak itu, sibuk banget, susah ditemui.”

“Lagian, kamu itu ngapain masih mau merepotkan diri jadi wartawan? Sudah gitu, bukannya wartawan tv malah lebih milih media cetak.” Astro sudah selesai mengenakan pakaiannya kembali, tanpa memakai jasnya. Ia menghampiri Aya dan kembali menimpa tubuh gadis yang tengah bertelungkup itu. “Semua saham papa di JB, sudah atas nama kamu, belum lagi beberapa outlet Brownies Bunda, juga udah jadi punya kamu. Ditambah yang lain-lain, kurang apa lagi sih kamu, Ay?”

“Kurang kerjaan! Aku butuh sesuatu yang menantang!”

Aya menyikut sisi tubuh Astro, bermaksud membalik tubuhnya agar bertelentang dan dapat menatap pria itu. Aya menyelipkan kedua tangannya pada rambut legam Astro yang masih sedikit basah. Menatap wajah tampan penuh kharisma, yang selalu saja mengumbar senyum, hingga mampu membuat jantung para gadis terlonjak seketika.

“Jadi wartawan itu enak, kenalannya banyak. Dari mereka yang ada di kolong jembatan. Sampai puncak tertinggi kepemimpinan, yaa meskipun gak sembarangan orang yang ditugasin untuk meliput di ring satu. Tapi aku yakin, kalau suatu saat, aku bakal masuk dan wawancara langsung dengan presiden!”

Aya tersenyum lebar dengan percaya diri. Gadis itu ingin menjadi seperti Bintang dan Elo. Mengawali karir dengan menjadi kuli tinta, dan berakhir menjadi orang penting yang kehadirannya selalu diperhitungkan dan tidak bisa dianggap remeh. Aya bahkan memutuskan mengawali karir di tempat yang sama dengan kedua ayahnya itu, yakni di Metro Ibukota. Padahal, Aya bisa saja masuk ke Network Group, karena Pras saat ini adalah pemilik dari stasiun televisi terbesar itu.

“Kak Astro ada sidang hari ini?”

Sedangkan Astro, ambisinya adalah berkuasa seperti Pras. Memegang semua rahasia dari petinggi, dan kaum elite yang memakai jasanya sebagai seorang pengacara. Dan, saat itu terjadi, maka dunia akan berada di genggamannya.

Namun, ada perbedaan yang mencolok dari keduanya. Jika seorang Pras, merupakan epitomi hidup dari arogansi antagonisnya. Sedangkan Astro, pria itu adalah embodiment nyata dari kerendahan hati dan empati. Sikap humble dalam didikan Bintang, membuat pria itu mudah bergaul dan mampu menempatkan diri di mana saja.

“Jadwalku full hari ini."

Bibir penuh Aya yang sensual itu membulat, membentuk huruf O. “Ada konser CNCO malam minggu ini, nonton yuk. Aku dapat dua free pass dari ayah.”

“Kamu tahu, aku gak suka keramaian, nontonlah sama Asa.”

“Asa itu fotografer, sudah pasti dia ada di sana, paling depan.” 

Astro menangkup wajah Aya dan menatap intens. “Tell me that you love me, Ay.”

Aya menelan ludah dengan degup jantung yang tidak terkendali. “I heart you, kak. For sure.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(133)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
133 ratings · 133 reviews
Write a review
user avatar
Yanti Aching
suka banget cerita aya.. paling ngena dari semua yg baru aku baca... sampe rela beli koin. biasanya cuma buka iklan utk baca
2025-03-23 00:27:38
0
user avatar
Tati sumiyati
mainya Aya tetap sama Yasa, Krn Aya juga sdh mulai cinta. astro beneran bikin emosiiii
2024-09-15 04:54:20
1
user avatar
Iin Rahayu
cerita pertama langsung jatuh cinta dengan tulisan mba beb ... entah sdh berapa judul dan sy baca ulang2 tp ga bosan juga .........
2024-03-15 09:00:59
2
user avatar
Ana Balghaits
emosi naik turun ngikutin cerita aya
2023-06-06 01:33:36
1
user avatar
Ida cholidah
kak untuk cerita sang secretary kenapa disini ga ada
2023-04-15 00:28:05
10
user avatar
Indri saputra
selalu...selalu... ceritanya berkesan bgt ......
2023-02-05 14:10:10
1
user avatar
Nery Li
good story, tapi kok aku ga mudeng ya disini, bintang suami pertama sinar, tapi kok asa bisa jd kakak aya. trus di imperfect love, anak sinar ada yg perempuan, tapi disini anak sinar hanya aya yg perempuan jelasin donb Thor hehehe
2022-11-13 22:52:49
3
user avatar
Erni Erniati
bagus banget ceritanya. the best deh buat kak Kanietha.
2022-10-06 02:31:51
3
user avatar
Giyantik Ika Idha
Dear secretary aku cari kok tdk ada ya?
2022-08-18 22:24:32
5
user avatar
Liz Kusnandar
udh lama baca cerita MDC ini, tp gak d lanjut..b'coz sempet bapeeerrrr gegara gak rela Aya ny d p****** sm Astro... eh tp makin kesini makin penasaran jd pngen ng read lg... Karya mba beb yg satu ini... emang selalu the best pokonya... ter lope lope
2022-06-25 20:25:30
1
user avatar
Akun Baru
yg dear sekretaris yg mana?q udah selesai semua yg tamat, tinggal yg on going.
2022-06-07 19:40:53
1
user avatar
Nana Ratnasih
ceritanya keren kak beb ..aq bru mampir smbil baca bening dan rindu
2022-06-01 20:38:45
1
user avatar
Mrs A
cerita yg bagus banget..berharap masih ad kelanjutannya tentang Nando zetta, asa
2022-05-08 16:40:17
1
user avatar
Lina Maryani
cerita yg selalu bkin penasaran
2022-03-29 04:43:49
1
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-05 11:16:15
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 9
160 Chapters
I Heart You
— And I love the kisses, you wake me up every day — Cahaya Bhanuresmi.Gadis itu terjaga, menarik kedua sudut bibirnya ke atas tanpa membuka kelopak mata. Semakin menarik erat lengan besar seorang pria, yang tengah memeluknya dengan posesif dari belakang.Namun, seketika gadis itu tersadar, membolakan maniknya dengan lebar. Lalu memutar tubuh dengan cepat menghadap pria itu."Kak! Bangun! Kamu harus balik sekarang!” sang gadis menepuk pipi pria itu, sedikit keras agar terbangun. “Kak!"Pria yang masih berbalut jas lengkap tanpa dasi itu hanya menggumam. Menarik tubuh sang gadis lebih dekat lagi kepadanya. “Morning Cahaya.” Sapanya masih dengan satu kelopak mata yang terbuka malas. Ditambah sebuah senyum tipis, yang selalu mampu membuat hati gadis manapun akan betah berlama-lama memandangnya."Kak Astro! Ada Asa di kamar depan, balik buruan nanti ketahuan.""Asa?" kini kedua kelopak mata Astro terbuka, "Dia nginap sini lagi?""Iya! Makanya buruan baliiiik ... lama-lama aku ganti juga
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Completely Mine
-You will always be the girl that fills my heart, my soul, my everything-Astrophile Kaivan.Tubuh keduanya terkulai lemas. Terengah, saling berebut pasokan udara untuk masuk ke dalam paru. Saling memeluk, dan tersenyum puas menikmati sisa-sisa pelepasan dalam kerinduan yang mendera.“I love you.” Ujar sang pria memecah kebisuan.“I love you too.”“I love you more.”“I love you most.”“I love you infinity.”“Ya, ya. I know that you love me to the moon and back, to infinity and beyond, forever and ever.” Decak gadis itu sambil menyerukkan wajah pada leher sang pria. “Dasar pak pengacara, gak pernah mau ngalah!”Keduanya terkekeh bersamaan. Lantas dering ponsel menyela kekehan keduanya.“Hapemu!”Seru mereka bersamaan saat mendengar dering nada I’m Yours yang ditembangkan oleh Jason Mraz. Detik selanjutnya mere
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
I'm All Good
- I will always be here for you. B’cos I feel good, when you feel good –Angkasa Bhanurasmi.Aya memejamkan kelopak mata. Menggulirkan maniknya dengan jengah. Menengadahkan kepalanya sejenak sambil membuang napas dengan keras. Alunan lagu yang diputar oleh Asa di ruang tengah, sudah mengganggu konsentrasinya saat menulis sebuah berita.Ia pun beranjak dari meja yang biasa digunakannya untuk bekerja, di kamar apartemennya.Samar-samar terndengar suara merdu Asa, saat langkah kaki Aya semakin mendekat ke arah pintu.Asa mengarahkan telunjuknya tepat ke arah Aya sambil terus bersenandung, saat gadis itu membuka pintu kamar.“Yeah, you're looking so rude, looking at me. Baby, that rude girl thing, work, work it on me. Cerquita donde pueda oírte y hacer que te quedes.”Lalu, dengan kedua tangan terangkat, dan pinggul yang bergoyang ala salsa. Asa menghampiri Aya dan menarik tangan saudara perempuannya itu agar
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Memastikan Jadwal
“Aku mau nikah, mam.”Ucapan Astro di tengah-tengah makan malam itu, membuat Aster tidak jadi menyuapkan nasi goreng seafood kesukaan sang anak, kemulutnya sendiri. Aster khusus membuatkan makanan favorit Astro, ketika pria itu menelepon akan pulang dan makan malam di rumah.“Mama gak pernah dengar kamu punya pacar, tahu-tahu ngomong mau nikah?” Aster menarik kursinya mendekat pada Astro. “Siapa?”“Temen kantor dulu, tapi sekarang udah gak sekantor.” Jawab Astro santai sambil menyantap makan malamnya dengan lahap.“Iya siapa? dan udah berapa lama pacarannya?” sebagai seorang ibu, jelas saja Aster sangat penasaran dengan calon menantunya nanti.“Namanya Zetta,”“Kok gak asing? mama kayak pernah dengar di manaaa gitu.” Sahut Aster sembari mengingat-ingat, namun tidak kunjung mendapat petunjuk.“Anaknya tante Melati.” Astro tekekeh pelan sendi
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Pengalaman Pertama
Setelah deadline pekerjannya selesai. Aya memutuskan pergi ke kafe pojok yang letakknya memang di pojok ruko sesuai dengan namanya. Ia hendak mengisi perutnya sebelum kembali pulang ke apartemen. Ruko itu kini sudah banyak berubah, setelah mengalami pergantian pemilik hampir beberapa kali. Setidaknya itu yang ia dengar dari para seniornya.Aya setengah berlari, ketika melihat pintu harmonika ruko tersebut tertutup separuh. Padahal jarum jam baru menunjukkan pukul tujuh, karena biasanya kafe tersebut baru tutup sekitar jam sebelas malam.“Lin, kok ditutup separuh?” tanya Aya pada Linda, salah satu pelayan yang sudah di kenalnya. Aya tidak hanya mengenal Linda sebenarnya, tapi ia sudah mengenal seluruh penghuni yang ada di kafe tersebut. Ya, Aya memang seramah dan sehumble itu dengan siapapun, sama seperti Bintang.“Ini juga mau di buka, mbak. lagi pada briefing di atas. Tapi baru selesai.” Jelasnya lalu menyuruh satu lagi pelayan yang bernam
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Begitu Kontradiktif
—You’re the only one, who can keep me (in)sane—Abraham Yasa Chandrakeswara Seorang pria menepuk punggung Andra dengan keras, setelah Aya melenggang pergi dari kafe.“Cewek tadi, siapa? akrab banget.”“Ciyeeh si boss, tadi ada orangnya gak diajakin kenalan. Sekarang udah pergi jauh, panas sendiri.”Yasa, sang pemilik kafe pojok berdecak sebal, ia lantas duduk di depan Andra, sang manajer kafe waralaba miliknya. “Gak gitu, Ndra. Aku kayaknya pernah lihat, tapi di manaaa gitu ya.”“Makanya sering-sering nengokin kafe, kalau aku gak cuti, gak mungkin kamu ke sini.”“Tinggal jawab, Ndra. Gak usah muter-muter.”Selagi Yasa masih mengingat-ingat, Andra mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah aplikasi media sosial. Setelah mendapatkan apa yang dicari, Andra menyodorkan benda pipih itu kepada Yasa.“Dia wartawan Metro. Cahaya Bhan
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Sudah Punya Pacar?
Begitu melihat sepasang suami istri dan anak laki-lakinya yang selalu terlihat kompak itu, memasuki restoran. Yasa segera berdiri, memasang senyum ramahnya dengan hormat.“Rombongan nih, pak?” tanya Yasa sembari menyalami sepasang suami istri yang tertawa menanggapi pertanyaannya. Tidak lupa Yasa ber-hi five pada bocah yang berusia 14 tahun itu.“Kebetulan nyonya besar mau nyalon di sebelah, jadi sekalian.” Bintang mengerling pada sang istri yang memberikannya cebikan bibir merahnya. Lalu mereka duduk mengitari meja dan memesan minuman. “Mereka belum datang?” tanyanya pada Daisy.“Telat dikit, Aya sama Asa pulang ke rumah. Jadi, Sinar lagi ceramah sebentar, sebelum si kembar siam itu menghilang lagi dari rumah.”Kalau dirunut ke belakang, justru Asa dan Aya-lah yang lebih terlihat seperti anak kembar. Kedua kakak beradik itu selalu saja kompak, dan kerap terlihat bersama-sama dari pada si kembar yang sebenar
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Jadi Milikku, Seutuhnya
Zetta menghampiri Astro yang masih berkutat dengan laptopnya di ruang tengah. Kedua tangannya mengapit dua buah piring berisi nasi goreng seafood, yang baru saja dibuatnya untuk makan malam. Ia meletakkan kedua piring tersebut berjajar dengan laptop yang ada di meja kaca.“Makan dulu.” Zetta duduk bersila di atas karpet. Meletakkan dagunya pada paha Astro yang duduk di sofa. Kelopak matanya mengerjab beberapa kali, memperhatikan layar datar yang tengah dibaca Astro. “Milliar Paper? Kenapa dari dulu kamu terus ngurusi masalah ini? Emang belum selesai-selesai gitu kasusnya?”Astro mengusap kepala Zetta dan mengecupnya sebentar. “Kasus ini bahkan selesai sudah lama, tapi banyak yang janggal di dalamnya.”“Dan, hampir sepuluh tahun kamu belum nemu di mana janggalnya?”“Lebih sepuluh tahun. Dan, yaa, aku mau buka lagi kasus ini! Sebentar lagi, sedikit lagi.” Zetta mengerucutkan bibirnya tidak
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Dirundung Keresahan
"Papi gak ngelarang kalian jatuh cinta, dan pacaran dengan siapapun di luar sana. Tapi satu yang harus kalian ingat, papi ngelarang kalian untuk jadi bodoh! Don’t let that fvcking love, ruins your future!"Sederet kalimat Pras yang kerap dilontarkan pria itu, ketika Aya dan Asa menginjak usia pubertas, seketika terngiang di kepala Aya. Kini, hasratnya harus berperang dengan logika. Kaos dan celana jeansnya kini sudah tergeletak entah ke mana. Tangan besar Astro, sudah menjelajah di tiap inchi kulit tubuhnya tanpa bisa ditolak. Raganya seakan berkhianat dengan otaknya. Nafsunya tidak sejalan dengan nalar di kepala.“Jaga kehormatanmu, Ay! Dengan begitu, suamimu juga akan menghormatimu.”Saat kalimat Pras tidak mempan menyadarkan Aya. Kini, kalimat singkat sang bunda langsung tepat menampar otak besarnya. Aya buru-buru mendorong tubuh Astro dengan keras, saat pria itu baru saja membuka pengait pakaian dalam yang berada di punggungnya
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Hancur Berserakan
Aya menjatuhkan separuh tubuhnya di atas meja front office. Deadline kerjanya sudah selesai satu jam yang lalu, tapi Aya masih malas melangkah untuk pulang ke apartemennya. Sudah tiga hari sejak kejadian dengan Astro berlalu, tapi pria itu seolah menghilang dari jangkauanya.Astro tidak pernah lagi mampir ke unit apartemennya. Pria itu juga tidak mengangkat telepon ataupun membalas chat dari Aya. Ingin sebenarnya mendatangi kantornya, tapi, pria itu belum tentu ada di sana.Dengan menutup mata sembari menghirup napas begitu dalam, Aya memutuskan kembali mencoba untuk menelepon Astro. Namun, lagi-lagi nihil, karena pria itu tidak kunjung mengangkat teleponnya.Di satu sisi, Aya merasa begitu bodoh. Secara logika, Aya mengaku kalau ia memang sangat bodoh dalam urusan cinta. Tapi, sebagai seorang wanita yang lebih mengutamakan perasaan, ia merasa semua yang dilakukannya tidaklah salah. Menghubungi pria yang dicintainya, dan menurunkan ego untuk memperbaiki sebuah h
last updateLast Updated : 2021-04-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status