Arga adalah pemuda biasa yang meninggal karena penggunaan teknologi oleh 7 penguasa untuk memajukan industri yang berefek pada kematian manusia tanpa masker pelindung. Banyak orang yang meninggal termasuk ayah, ibu dan adik Arga dari keluarga miskin yang tak mampu membeli masker. Alam sekitar juga rusak. Arga hidup kembali lewat reinkarnasi, dengan fisik berbeda tapi berjiwa pendendam yang sama. Selain kematian Arga dan keluarga, ada juga kematian Sando kekasih Maya. Maya dan Arga dendam dan membuat kerjasama untuk mencegah makin meluasnya kerusakan bumi akibat ulah 7 penguasa. Karena saling membutuhkan, tumbuh cinta diantara keduanya. Tentu saja ini dilarang karena Maya sesungguhnya putri penguasa ke-7, Mr Albert. Keadaan makin sulit waktu Sando hidup lagi lewat reinkarnasi. Maya jadi mendua hatinya, antara kembali ke Sando atau memilih Arga sebagai penyelamat harga dirinya dulu. Siapakah yang akhirnya akan dipilih Maya dalam cinta segitiga ini? Bagaimana keseruan perjuangan mereka bertiga mengalahkan aliansi 7 penguasa? Akankah Arga tetap teguh sebagai manusia pilihan The Peacemaker?
Lihat lebih banyak"Menang atau kalah bukan tujuan dalam persaingan atas nama rasa sayang." Maya tergagap, "Iii ... iya, baiklah." Maya hanya memandang tajam tuan muda itu sekilas dan mengomel dalam hati dengan keras, 'dasar Argaaaa. Tuan muda ganjen! Huh nyesel aku kenapa balik kerja ke sini. Persetan dengan segala aturan dasar attitude pegawai. Aarghhh! Ini pasti aku lagi dikerjain. Ah bos muda peak! Seumur hidup aku paling benci sama olahraga apalagi senam. Kayak ibu-ibu kelebihan lemak aja. Aku kan sudah ramping seksi dan sehat dari kecil. Ah sial sial siallll!' Langkah gontai Maya menuju ke depan, artinya berdirinya tepat di belakang sang instruktur senam Arga, ternyata diiringi berbagai macam jenis pandangan mata dari sekitarnya. Kebanyakan pandangan iri, dengki juga sakit hati dari beberapa kaum hawa yang selalu ingin lebih dekat dengan tuan muda yang rajin berolahraga itu. Sedangkan beberapa pria hanya menggelengkan kepala atau mengangkat bahu tanda tidak peduli. Sisanya hanya tak tahu menah
"Rasa rindu akan seorang yang pergi merupakan pertanda dia akan membutuhkanmu juga dan kembali."Maya terus bicara sendiri, merasa heran tanpa akhir. Dia takjub. Dia sangat membenci hal ini tetapi anehnya di lain pihak merasa sama sekali tidak berdaya. Ini keadaan yang sangat lain daripada yang lain. Batinnya sangat ramai bertentangan menyebabkan mulut manisnya terus berkicau sendiri. "Iya! Pasti dia tidak normal! Soal gaya sepak terjangnya dengan wanita-wanita yang dipamerkan di sosmed adalah omong kosong besar! Itu pasti palsu, hoax, pencitraan semata sebagai seorang artis muda, biar dikira Don Juan yang uwow ... ya kan? Iya dong!" serunya keras pada cermin yang diam di depannya.Maya mengangguk yakin. Tapi dasar hati terdalamnya kembali membantah. Dia menggeleng kemudian dengan lemah. 'Kalau dia tidak normal, kenapa juga itunya bisa tegak saat aku menjulurkan kakiku? Ah, sialll! Dia pasti berjuang keras menahan libidonya! Jadi dia pria normal dong?'"Arghhhh ... ARGA SIALAN!" ben
"Kepergian seseorang yang meninggalkan tanya pedih dalam hati. Bisa jadi itu cinta yang belum disadari.""Kenapa Tuan?""Anda tidak saya ijinkan keluar dari pekerjaan ini. Saya masih butuh bimbingan Nona. Janjinya apa kemarin lusa? Mau kasih soal baru untuk dipecahkan. Apa itu cuma janji kosong?" Arga menuntut sambil mengingatkan. "Maaf, masalah soal yang baru itu akan saya kirim lewat email. Dunia ini sudah demikian global, Tuan , tidak wajib harus bertemu langsung kan? Maaf untuk sekarang saya tetap akan keluar dari pekerjaan ini, Tuan Arga. Dengan atau tanpa ijin Tuan," tegas gadis cantik itu. "Begitu? Baiklah kalau Anda bersikeras, Nona Tenny." "Baiklah, saya mohon diri, Tuan. Terimakasih atas semuanya dan maafkan apabila hari terakhir kemarin saya berulah tidak wajar. Soal gaji dan bonus pun bisa dilanjutkan dikomunikasikan lewat email atau sosmed saya." Maya menundukkan kepalanya juga menekuk tubuhnya hampir 90 derajat untuk menghormati bosnya, lalu mau segera melangkah
"Persaingan dalam ketidakjelasan memperebutkan sesuatu yang aslinya tidak perlu menjadi rebutan, karena semuanya memiliki getaran itu. Rasa kasih sejati."Pagi ini semua tampak aneh dan dengan kalimat lain, tak ada yang berjalan seperti biasanya. Paling tidak begitulah rasa yang mendiami batin Arga. Semua jadi berantakan. Apa yang membuat Arga berjibaku belajar IT selama dua minggu terakhir dan berhasil menerbitkan senyum di bibir Arga, sekarang melenyap tanpa bekas. Sirna tanpa suara. Apa penyebabnya? Wanita itu perhiasan dunia dan itu benar adanya. Semua yang ada di dirinya akan tampak sangat berkilau bagai perhiasan. Arga mengangguk membenarkannya kali ini. Paling tidak itu yang dilihat Arga pada diri guru cantik Maya pagi ini. Maya tersenyum sambil mengangkat kaki kanannya dan ditumpangkan anggun ke kaki kirinya. Sepasang kaki itu pagi ini tampak berjuta kali lebih seksi di mata Arga. Adakah kaki Maya itu asli? Bukan pualam indah pahatan seniman berbakat yang berhar
"Rasa penasaran menyebabkan semuanya jadi terbuka apa adanya. Rasa ingin peduli menjadi cinta sayang akhirnya.""Salah? Masih salah? Aduh!" Arga memegangi kepalanya yang tiba-tiba serasa seberat 5 kilo rasanya. "Ayo kerjakan lagi, Tuan," seru Bu guru cantik ini dengan tegas."Sebentar ... Apakah saya boleh beristirahat 10 menit saja?" tawar Arga penuh harap. "Boleh saja sih, Tuan, tetapi nanti waktu mengerjakan juga akan dipotong 10 menit, karena time is money. Waktu itu sangat berharga. Oke? Jadi sebaiknya tidak terbuang sia-sia." Arga melotot, dia sungguh tidak memahami kenapa Maya begitu tegas dan terkesan arogan. Kemana perginya gadis yang penuh dengan toleransi kemarin? Apakah dia begitu mendendam dengan perbuatan tidak sengaja Arga tempo hari? "Masak 10 menit saja tidak boleh sih? Saya kan harus beristirahat sebentar? Ingat Bu Guru, otak yang saya punyai ini bukan otak anak-anak lagi, yang masih fresh dan bisa menerima semuanya dengan cepat. Sesekali harus beristirahat agar t
"Seringkali dalam perdebatan tanpa tujuan, malah menemukan hati yang mulai saling bertaut.""Memangnya kamu diapain, Ga?" Ryan sangat penasaran. Pak Tony juga ikut penasaran. Kenapa Tuan mudanya itu sampai terbatuk-batuk dengan sisa tertawa yang masih tertinggal."Nona berkaki cantik itu berbuat apa kepada Tuan Muda?"Arga makin tertawa ngakak, sambil sesekali melihat ke arah pintu masuk. Dia agak takut gadis itu tiba-tiba masuk dan makin malu. "Kamu lagi kumat gilanya ya, Ga?," tanya Ryan sambil memicingkan mata, "orang ditanya bukannya menjawab malah tertawa bahagia sendiri. Hah?!" Ryan pura-pura cemberut. "Iya nih, Tuan Muda sangat bahagia rupanya hari ini. Ya sudah Tuan Ryan, kita sebaiknya mengamini saja, ya kan?" kerling mata bapak tua itu dengan lucunya ke Ryan. "Ah, apa-apaan sih kalian? Aku itu baru menyadari sesuatu dan jadi tertawa karenanya. Begitu. Paham?""Bagi-bagi dong penyebab tertawanya. Pasti si gadis berkaki indah kan?""Iya sih." Arga menutup mulutnya sambil me
"Penyamaran sempurna adalah kebohongan yang dipoles dengan penghayatan sepenuh hati." Hari terus berlalu, dan Arga makin 'menekan' Maya. Jika menghadapi perempuan lain, Arga tak punya nyali, maka anehnya Maya membuatnya makin bernyali. "Tuan Muda yakin, mau membuka tabir putri Mr Albert?" Pak Toni pada awalnya terkaget-kaget saat dia tahu dari Ryan kemarin tentang identitas asli calon pegawai baru itu. "Memang kenapa Pak Toni?" Arga tersenyum. "Tuan Muda memang pandai bersandiwara ya?" cibir lucu Pak Toni sambil mengedipkan mata. "Hahaha!" Arga tergelak. "Yah maklum sih, Tuan kan aktor. Tapi ... Apa rencananya ke depan? Dia kan putri musuh Tuan? Bisa runyam kalau ketahuan nanti." Pak Toni memperingatkan dengan suara bisikannya. "Hmm, jujur, aku belum tahu sih, Pak. Just wait and see aja deh haha!" Arga geli sendiri. "Yah, Tuan Muda bikin saya makin kepo aja nih." Pak Toni pura-pura merengut. "Gitu deh, Pak. Maaf deh ya? Aku mengikuti apa kata hatiku aja. Menurut feelingku, Ten
"Terkadang cinta itu lucu. Sudah jelas dia musuh, tapi hati malah memilihnya dengan buta." Maya hanya mampu membuka mulutnya, sebentar. Menutupnya kembali dengan cepat, matanya melirik kanan dan kiri dengan gelisah. Dia sungguh bingung menghadapi situasi tak terduga ini. 'Bagaimana cowok tajir ini bisa tahu? Astaga ... bagaimana ini? Bukankah dia gaptek ya? Sampai-sampai dia merekrutku jadi guru IT?' Maya hanya bisa menggelengkan kepala, sesaat bingung mau menjawab apa. Otaknya kosong mendadak, tak bisa diajak kompromi. Dia menggaruk kepalanya yang tiba-tiba menjadi gatal. "Kenapa diam, Nona Maya? Malah garuk-garuk kepala, haha ... tadi pagi belum keramas ya?" sindir Arga kalem. Seringai usil muncul di wajah Arga, meski hatinya sesungguhnya juga tak bisa tenang. Arga tidak pernah melakukan ini s
"Dendam bisa menimpa hati siapa saja, wanita maupun pria. Karena sakit hati tidak memandang gender." Beberapa hari setelah pertemuan akbar pergerakan BB yang pertama, Arga secara khusus mulai mendelegasikan beberapa tugas di buku besarnya dulu. Tepatnya banyak catatan penting dalam buku besar yang kini sudah dia rubah menjadi bentuk file yang praktis di komputer. Ryan tentu saja tetap menjadi tangan kanan utamanya, dan Ryan menunjuk Pak Toni, Alan dan Coky sebagai asistennya. Semua menjadi sinergis yang terpadu manis. "Aku boleh menunjuk orang kepercayaanku sendiri kan, Bos?" Ryan tersenyum ragu-ragu, kadang Arga sikapnya sangat tak bisa diduga. "Tentu saja boleh! Aku percaya pada penilaianmu, Yan." Arga menegaskan penuh keyakinan. "Begini Ga, sepertinya aku akan menunjuk pak Toni sebagai pemegang utama mengurus materi dan perlengkapan.
"Kekacauan karena ulah manusia menyebabkan amburadulnya sistem keseimbangan alam." Bumintara berubah dalam bak sekejap mata, menjadi keping-keping tak bermakna, membuat lara merana. Andaikata bumi itu bernyawa, niscaya dia sudah menangis dalam diam. Dalam derita tak berkesudahan yang tak lagi berdaya disuarakan. Karena suara itu sendiri sudah kehilangan maknanya sejak lama. Kali ini bumintara membawa penghuninya ikut menderita. Para manusia yang tak berdosa merasakan kekejaman teknologi kekinian yang diusung manusia lainnya yang tak berhati. Satu keluarga nampak sekarat menunggu saatnya tiba. Ayah Ibu dan dua anaknya. Berhari-hari tersiksa tanpa kejelasan nasib, nyawa yang sudah mengintip di balik tipisnya kulit nampak gelisah. "Arga, bagaiman kkkau, Nak?"tanya wanita yang disebut ibu oleh Arga itu. "Aku sementa...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen