Perjalanan waktu sang jenderal ke masa depan mempertemukan dia gadis yang menjadi cinta sejatinya. Namun rentang waktu malah memisahkan mereka. Sang gadis kini ke masa lalu untuk menegaskan lagi kisah cinta mereka
View MoreChanglan kembali roboh bersimbah darah. Hujaman sejumlah pedang menusuk tubuhnya. Shenling menjerit histeris memanggil nama pria itu. Mendadak tangan Leewan dan Lanzhou seolah terbakar. Cekalan mereka pada Shenling terlepas dan gadis itu kembali berlari menghampiri Changlan. Dipeluknya yang telah diam tersebut erat. Derai air mata mengalir deras di wajah Shenling. Wuyan menatap gadis itu tanpa belas kasihan."Bunuh penyihir itu sekarang!" Beberapa orang mematuhi perintah. Mereka bergegas maju membawa pedang berniat menyerang Shenling. "Shenling!" teriak Leewan. Ia dan Lanzhou hendak bergegas maju. Akan tetapi, sinar putih tiba-tiba memantul dan membuat keduanya kemudian terjatuh. Leewan kembali beringsut untuk maju, tetapi Lanzhou memegang pundaknya dan menggeleng."Kita tidak akan bisa masuk." "Ta
"Pasukan kerajaan Wuyan menyerbu perbatasan kerajaan kita," lapor seorang pasukan yang bergegas masuk ke dalam tenda. Leewan dan Lanzhou terperanjat dan bangkit berdiri. Hari ini memang sang pangeran tengah berkunjung ke tempat itu dikawal oleh para pengawal. Ia ingin mencari tahu tentang kabar apakah Shenling sudah ditemukan. Meski tahu cintanya bertepuk sebelah tangan, tetap saja ia tidak bisa tenang dan selalu memikirkan gadis itu. "Apa maksudmu? Ceritakan dengan jelas!" perintah Leewan. Ia tidak menyangka masalah akan datang bersamaan. Sementara Shenling tidak jelas rimbanya, kini malah ada kerajaan Wuyan yang menyerang perbatasan. "Itulah yang hamba tahu. Sebuah surat tiba dari perbatasan baru saja. Mereka meminta bantuan, karena kali ini pasukan Wuyan sangat kuat," jawab pasukan itu lagi. "Kata mereka, ada siluman rubah dan gadis berkemampuan aneh membantu tentara Wuyan," lanjutnya lagi
Changlan tertegun diam mendengar perkataan Shenling. Gadis tersebut lalu menjelaskan tentang Yanche dan Chenyang. "Chenyang dulu sahabat baikku. Begitu pula Yanche. Dia cinta pertamaku, tapi semua berakhir saat mereka mengkhianatiku. Bukan hanya itu, mereka juga berusaha menyakitiku, bahkan membunuhku," ucap Shenling dengan mata berkaca-kaca. Changlan segera bangkit dari duduknya dan melangkah mendekat. Ia kemudian memeluk erat gadis itu. "Maafkan aku. Aku tidak tahu tentang itu. Semua pasti terasa berat bagimu sekarang. Kurasa kita memang harus benar-benar pergi dari sini," ucapnya. Shenling menggeleng."Tidak," tolaknya."Aku akan menghadapi semua itu." "Tapi mereka benar-benar jahat. Apa kau bisa mengatasinya?" Shenling tersenyum kecil."Kau tenang saja. Aku bukanlah gadis yang lemah. Kejadian demi kejadian yang menerpa menemp
Hari sudah beranjak siang. Shenling dan Changlan tengah bersiap untuk pergi. Semalam mereka telah menyusun rencana. Shenling memutuskan untuk tidak jadi pergi dan membantu orang-orang itu hidup merdeka. "Apa kau sudah tidak ragu lagi?" tanya Changlan dalam perjalanan. Mereka hendak menemui pangeran Wuyan untuk bekerja sama. Hal tersebut adalah usul dari nenek Shan yang mengetahui bahwa pangeran dari kerajaan tetangga tersebut memendam amarah dan sakit hati pada kerajaan Lan. "Semua karena putri Lanshang telah menolak menikah dengannya dan memilih bersama jenderal Lee, Pangeran Wuyan merasa sangat dipermalukan," ujar wanita uzur tersebut malam sebelumnya. Shenling diam termangu. Mendengar nama jenderal Lee, membuat hatinya membuncah tidak menentu. Changlan menatap gadis itu sekilas. "Jika kau ragu, kita bisa membatalkannya," ucap pemuda itu. "Kenapa kau selalu membuat dia
Semua kedamaian dan kebahagiaan itu kemudian berlalu cepat. Semua berawal dari pemberontakan seorang bawahan raja. Dia ingin berkuasa. Tuduhan sang ratu adalah penyihir tersiar luas. Isu tersebut semakin kuat setelah beberapa orang menteri dan pejabat meninggal secara misterius. Tuduhan tersebut semakin menguat. Raja didesak untuk menurunkan dan menghukum mati ratu yang memang memiliki kemampuan untuk menyihir. Juga untuk membunuh Shenling yang dianggap putri penyihir. Sang raja tentu menolak. Orang-orang yang semula setia berpaling dan mengkhianati kerajaan. Mereka membelot dan memprovokasi kerajaan Lan yang waktu itu hanya kerajaan kecil. Seranganpun terjadi tanpa terelakkan di dalam istana. "Ayah, Ibu!" seru Shenling sambil berlari menuju ruang utama. Gadis itu tadinya bersama pengawal yang masih setia. Akan tetapi dia justru melarikan diri saat para musuh juga menyerang pengawal itu. &nbs
Nenek Shan menyambut Shenling di kediamannya. Dibanding kediaman yang selama ini pernah ditinggali Shenling, kediaman ini yang paling kumuh. Tempatnya kecil dan dibangun ala kadarnya. Meski begitu keadaan di dalam rumah itu terbilang cukup bersih. Nenek Shan segera menyuruh Shenling duduk. Gadis di hadapannya tersebut tersenyum sambil mengangguk sopan, meski begitu keraguan membayang jelas di wajahnya. Wanita tua yang membawa tongkat itu mulai menceritakan semuanya. Tentang keluarga kerajaan yang pernah menguasai negeri itu sebelum kekuasaan direbut oleh raja yang sekarang. "Tapi itu semua tidak mungkin. Aku bahkan tidak berasal dari masa ini. Anda pasti sudah salah mengenali orang. Aku bukanlah tuan putri yang Anda cari. Cucu Anda itu pasti sedang berada di suatu tempat dan mungkin sedang menanti Anda untuk membawa dia kembali," ujar Shenling. "Aku tidak salah. Kau memang cucuku. Akulah yang mengirimmu pergi ke
Shenling melangkah keluar dari pondok tersebut. Meski sederhana, ia merasa nyaman berada di sana. Kondisinya juga mulai pulih. Tempat tersebut begitu indah. Dikelilingi bunga aneka warna dan kupu-kupu cantik yang berterbangan ke sana kemari. Hijau dedaunan dari rimbun pepohonan membuat tempat tersebut tampak asri. Shenling berlarian di antara bunga-bunga itu untuk mengejar kupu-kupu. Tawa ceria terbias di wajah cantiknya. Untuk sesaat semua penderitaan dan dukanya seolah terlupa. Tanpa sepengetahuannya, Xiaoxiao yang duduk di atas pohon melihat semua itu sambil tersenyum. 'Aku ingin senyum tersebut selalu ada. Aku tidak mau ada kesedihan di wajahnya, karena itu akan kusingkirkan setiap duka agar tidak lagi menyentuhnya,' ucapnya dalam hati.*** Lanshang merasa kesal. Hingga berhari-hari keberadaan Shenling belum diketahui. Belum puas rasa hatinya jika melihat
Saat ibu suri dan yang lain sedang merundingkan nasib Shenling, seorang pengawal datang membawa kabar mengejutkan. Ledakan dan guncangan keras terjadi di penjara tempat gadis itu ditahan. Mereka semua bergegas ke sana. Hanya menemukan sosok Lanshang yang tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah. Beberapa bagian dinding dan jeruji penjara runtuh dan rusak parah. Sang ibu suri yang panik segera memanggil pengawal untuk membawa Lanshang ke kamar. "Mau bicara apa lagi kalian?" tanya beliau kepada Lanzhou dan Leewan. Keduanya hanya diam terpaku. "Semua sudah jelas. Gadis itu bukan manusia. Kalian masih saja membelanya. Sekarang dia malah membuat Lanshang terluka, apa kalian masih ingin membelanya? Apa seluruh keluarga kerajaan harus menjadi korban, barulah kalian menyadari bahwa gadis itu sangatlah jahat?" tanya wanita itu lagi kepada mereka berdua. "Shenling bukan orang s
Lanshang menemui ibu suri untuk menceritakan kesusahan hatinya. Semenjak kecil gadis itu memang dimanjakan oleh neneknya tersebut. Segala yang diminta selalu dituruti. Sang nenek tidak pernah menyukai Lanzhou yang menurut beliau tidak cocok menjadi pewaris tahta, karena kegemarannya hanya bermain dan berfoya-foya. Sedang Lanshang adalah sosok yang bertolak belakang dari kakaknya. Pendiam dan selalu penurut. Dia adalah sosok yang sempurna untuk menjadi seorang ratu. Kecerdasan dan kepintarannya sangat tersohor. Sayangnya dia terlahir sebagai seorang perempuan. Jika tidak, bisa dipastikan tahta akan menjadi miliknya. Lanshang tidak berkeberatan dengan hal itu. Dia sudah puas dengan segala kasih sayang dan kemanjaan yang diperoleh dari setiap anggota keluarga kerajaan, terutama dari neneknya. Kemuraman di wajah sang cucu kesayangan, membuat wanita berpenampilan anggun di usia yang menginjak senja tersebut bertanya-tanya. Saat
"Mati kau, Shenling," teriak seorang gadis berpakaian mewah dengan dandanan ala tradisional lengkap sambil menghunus pedang. Di hadapannya, seorang gadis lain tengah terikat dengan tubuh lemah dan babak-belur. 'Akankah nasibku berakhir di tempat mengerikan ini? Atau mungkin Leewan akan kembali datang menolongku seperti yang selalu dilakukannya?' bisik gadis itu dalam hati. Masih terngiang di benak gadis tersebut janji yang terucap dari bibir sang pemuda. "Shenling, apa pun yang terjadi, aku akan selalu melindungimu. Kamu harus tetap percaya padaku."*** Yuan Shenling bergegas mengikat rambut panjangnya. Berulang kali dia mematut diri di cermin. Beberapa pakaian berserakan di atas tempat tidur bernuansa biru muda tersebut. 'Rasanya ini sudah pas. Semoga aku tidak membuat kesalahan lagi dan membuat Pak Huang semakin marah padaku,' ujarnya dalam hati. Terbayang o
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments