Share

Tiga

Author: Lia
last update Last Updated: 2020-09-27 00:06:23

Shenling berjalan pelan. Pria paruh baya bertubuh tambun segera mengikuti sambil menggendong   punggung sosok pria muda yang ditemukan gadis itu.

   Gadis muda tersebut akhirnya mengambil keputusan untuk menyelamatkan lelaki tidak dikenal itu. Ia bahkan membayar orang untuk membawa lelaki itu pulang ke rumahnya. Sebenarnya, Shenling sempat ingin membawa pemuda yang membuatnya jatuh itu ke rumah sakit, tetapi masalahnya dia tidak punya uang. Ini saja dia sudah habis-habisan untuk menyewa paman gemuk itu agar membantu membawa orang itu ke rumahnya. 

   'Ah, Shenling, kau terlalu baik hati. Seharusnya kau pergi dan tidak ikut campur. Sekarang lihat saja bagaimana nasibmu selanjutnya,' gerutunya pada diri sendiri.

   'Sudahlah. Mungkin dia nanti akan membayarku. Lagipula meski habis dirampok, para perampok itu meninggalkan pedang ini. Aku bisa menjualnya,' ucapnya sambil menatap pedang yang berada di genggaman tangan.

'Kelihatannya ini pedang asli dan kuno. Beratnya saja sampai beberapa kilo. Pasti harganya mahal.'

    "Nona, hei, Nona!" panggil si pria paruh baya itu kesal. Punggungnya sudah sakit dan kaki terasa pegal, tetapi justru gadis yang membayarnya senyum-senyum sendiri.

    "Ada apa?" tanya Shenling sedikit terkejut. Ia menduga-duga, mungkin pria itu lelah dan ingin berhenti.

    'Bagaimana ini? Padahal rumahku masih agak jauh,' ujarnya sedikit panik.

   "Nona, apa rumahmu masih jauh? Punggungku seperti mau patah sekarang," gerutu lelaki tersebut.

   "Oh, sudah tidak jauh, kok. Tinggal beberapa langkah lagi, Paman."

   "Heh, lagian ada apa sih dengan temanmu ini? Kenapa dia memakai pakaian seperti ini? Beratnya saja berkilo-kilo. Mabuk sih boleh, tapi masa harus memakai kostum aneh segala?" dumel lelaki itu lagi.

   "Mungkin itu memang pesta kostum, Paman. Jadi ya, dia berpakaian seperti itu."

   "Mungkin? Bukankah dia temanmu? Atau kalian memang tidak saling mengenal?"

   "Tentu saja kami saling mengenal. Dia memang temanku. Hanya saja dia tidak bilang ke mana dirinya pergi hari ini. Mungkin beberapa teman yang lain mengajaknya berpesta dan meninggalkan dia begitu saja setelahnya," kelit Shenling sambil tertawa gugup. Ini semua karena dirinya berbohong kepada paman itu. Shenling takut jika berkata dia menolong orang asing, maka orang itu akan dibawa ke rumah sakit dan dia yang harus bertanggung jawab untuk biayanya.

    "Tapi ada yang aneh," cetus pria di sampingnya itu lagi.

"Kenapa aku tidak mencium bau alkohol, ya? Yang ada malah bau anyir."

    "Benarkah?"

    Pria itu mengangguk sambil menatap Shenling curiga.

   "Itu semua ... itu semua pasti karena hidung Paman bermasalah," jawab Shenling cepat. 

   "Apa katamu?" 

   Shenling tidak menanggapi. Gadis itu malah menutup hidung.

"Ya ampun baunya. Baunya saja menyengat sampai sini. Benar-benar memuakkan," ujarnya.

    Si paman terlihat bingung dan bertanya-tanya,

"Apa benar ya, hidungku yang bermasalah?"

***

    Di sebuah ruangan yang berhias ornamen unik, putri Lanshang tampak duduk seorang diri. Mata indahnya terlihat sayu. Kepalanya diletakkan di atas meja. Ia benar-benar lesu dan tidak bersemangat. Biasanya ia selalu suka bermain, tetapi kali ini meski para dayang dan pelayan membujuknya untuk bermain dengan mereka, dia menolak dan justru menyuruh mereka pergi.

    Semenjak kecil, Lanshang sudah akrab dengan sang jenderal yang adalah sahabat kakaknya. Mereka selalu bermain bersama. Leewan -nama sang jenderal- yang mengajarkan dia bermain layangan serta sering memanjat pohon untuk memetikkan buah untuknya.

    Beranjak remaja dan semakin dewasa, rasa persahabatan itu semakin berubah. Sang putri mulai merasa ada yang lain setiap kali melihat Leewan. Degup jantungnya berdetak lebih cepat. Wajahnya juga sering merona merah saat pemuda itu menggodanya. Gadis itu semakin mengerti bahwa rasa persahabatan tersebut telah berubah menjadi cinta.

    ,'Tapi apakah kini semua terlambat? Bodohnya aku. Harusnya kuutarakan rasa sebelum dia pergi. Mengapa harus canggung hanya karena aku seorang wanita dan seorang putri?' rutuknya dalam hati.

'Ayah juga pasti tidak akan menentang. Dia selalu memenuhi keinginanku dan sangat menyukai Leewan. Kenapa aku bodoh dengan keraguanku?'

     Gadis itu memejamkan netra beningnya. Dalam bayangannya, tampak sang jenderal muda tampak gagah dengan baju zirahnya, pergi sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

    "Tidak, tidak, jangan pergi. Tidak!" teriak gadis itu keras.

    "Lanshang, bangun!" seru seorang pemuda yang berdiri di hadapannya. Mata sang putri terbeliak lebar. Ia lalu segera memeluk pemuda tersebut.

    "Kakak," ucapnya pelan dengan air mata menitik.

"Aku takut, Kak. Bagaimana kalau Leewan tidak pernah ditemukan?"

    "Tenanglah, Adikku," ucap sang pangeran sambil menepuk-nepuk pelan punggung sang adik.

"Ayah kita adalah seorang kaisar. Beliau pasti bisa menemukannya. Selama Leewan masih ada di bumi ini, kita akan menemukan dia secepatnya."

***

    Setelah berjalan sekian lama, akhirnya Shenling dan paman itu tiba juga di rumah gadis tersebut.

   "Dia kuletakkan di mana?" tanya sang paman yang sudah tampak sangat kelalahan. Peluh bercucuran membasahi kening dan tubuhnya.

   Shenling membuka pintu kamar.

"Letakkan saja di tempat tidur," ujarnya. Pria itu hanya menurut. Tidak lama setelahnya beliau keluar dari kamar.

   "Nona, jujur saja. Dia itu kekasihmu, bukan?" tanya pria itu.

   "Paman, sebaiknya jangan sok tahu. Jangan bergosip seperti tante-tante."

   Lelaki berambut tipis itu terkekeh. 

"Kalau bukan kekasih, lalu kenapa dia berada di kamarmu? Jangan tutupi lagi. Pasti ada sesuatu di antara kalian."

   "Paman, kau suka sekali bergosip. Begini saja, bagaimana kalau kau bawa lagi ke rumahnya? Letaknya masih agak jauh sih."

   "Tidak. Tidak perlu. Tidak usah. Ya sudah, terserah kamu saja. Apa pun hubungan kalian, aku tidak peduli. Aku pamit sekarang," ucap lelaki itu dengan nada tergesa dan bergegas pergi.

    'Fiuh, akhirnya paman cerewet sok tahu itu pergi juga,' gumam Shenling dalam hati. Dia lalu menoleh pada pemuda tidak dikenal yang dibawanya pulang.

'Baik. Sekarang waktunya untuk menangani dirimu.'

    Beberapa saat kemudian, gadis itu disibukkan mengobati luka sang pemuda. Setelah beberapa saat akhirnya semua selesai.

    'Untunglah tidak ada luka parah dan aku cukup terampil membalut luka, karena sering terluka waktu kecil. Hai, Orang Asing, kau berutang budi padaku. Kuharap kau bisa membayarnya saat bangun nanti. Bagaimanapun juga, bantuanku ini tidak gratis,' ucap Shenling sambil tersenyum.

     

***

    Bunyi berisik dan kilau mentari yang menembus sela-sela jendela kamar membuat Leewan terbangun. 

    'Di mana aku? Tempat apa ini?' gumamnya dalam hati. Dia melihat sekeliling dan terperangah. Tempat tersebut dipenuhi benda-benda yang menurutnya aneh dan selama ini belum pernah dia lihat.

     Pemuda itu lalu menyadari sesuatu. 

'Pedang ... pedangku. Di mana pedangku?' ujarnya sambil kembali memeriksa, tetapi tidak menemukannya.

     'Tempat aneh ini. Apa mungkin sarang penyihir? Jadi pasukan musuh menangkapku dan memberikan aku menjadi tawanan seorang penyihir?'

    Leewan kembali terkejut saat pintu terbuka dan seorang gadis bergegas masuk.

    "Kau sudah bangun rupanya," ucap gadis berparas ayu yang tidak dikenalnya itu. Perempuan muda itu berjalan mendekat. Leewan langsung bersikap waspada dan membanting gadis itu di tempat tidur.

    "Siapa kau? Apa kau penyihir yang selama ini menjadi anak buah musuh?" tanyanya.

    "Apa maksudmu? Apa begini caramu memperlakukan orang yang menolongmu?"

    Leewan diam sesaat. Ditatapnya wajah gadis itu. 

    'Kelihatannya dia tidak tahu apa-apa. Mungkin dirinya juga sandera di tempat ini,' putusnya. 

    "Baiklah, aku percaya padamu," ujar Leewan.

    "Lalu bisakah kau menyingkir? Aku mau bangun."

    Leewan diam sesaat dan kembali menatap wajah gadis di depannya itu.    

Shenling berdehem keras setelah beberapa saat. 

    'Orang ini apa-apaan sih?' gumamnya dalam hati. 

    Leewan sendiri tersadar dan segera menyingkir dengan wajah sedikit bersemu.

    'Bodoh. Sempat-sempatnya aku terpesona. Siapa tahu dia memang penyihir yang sengaja memikatku?' gumamnya dalam hati.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmin Mubarak
jd inget drakor fith 😁😁
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Time love chronicles   Empat

    "Tempat ini. Apa ini adalah pondok penyihir?" tanya Leewan setelah beberapa saat. "Apa katamu?" tanya Shenling sedikit bingung. "Apa kau seorang penyihir dan sedang menahanku sekarang?" "Apa?" ucap Shenling sekali lagi dengan keras. Gadis itu lalu menggeleng."Kau ini bicara apa?" 'Ck, sayang sekali, pemuda ini tampan, tapi kelihatannya otaknya agak terganggu. Apa para perampok itu telah memukul kepalanya dengan sangat keras?' gumam gadis itu dalam hati. "Kalau begitu, apa kau akan membebaskan aku?" tanya pemuda di hadapannya itu lagi setelah beberapa saat. Shenling hanya diam sambil menggeleng. "Kau tidak mau membebaskan aku? Dengar aku adalah jenderal negeri ini. Satu kata dariku akan bisa menghancurkan pondokmu ini," ucap Leewan cepat. "Aku ... aku tidak mengerti apa yang kaubicarakan," jawab Shenling yang masih kebingungan.

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Lima

    Leewan bergegas keluar dari rumah. Shenling yang berada di dalam masih membeku ketakutan. Tadi Leewan sempat memaksa dan mengancam untuk menunjukkan pintu keluar. 'Aku telah menolong orang yang salah. Dia hampir saja membuatku celaka," gumam Shenling dalam hati. Di luar, justru Leewan yang tertegun bengong. Jalanan dipenuhi benda-benda yang tidak pernah dilihat. Ada besi bergerak dengan orang di dalamnya. Lalu orang-orang juga berpakaian aneh. Pakaian yang sejenis dengan yang dipakai Shenling. Beberapa orang tampak mengamati benda di tangan mereka. Semua itu membuat Leewan menyadari ia berada di dunia asing yang aneh. "Kau masih di sini?" tegur Shenling membuat pemuda itu terperanjat. Ia langsung melompat mundur. "Kau ... kau memang penyihir," ujarnya sambil menuding gadis itu. "'Kan sudah kubilang. Aku ini penyihir yang sangat hebat. Begitu pula orang-orang di sini. Jadi kau ti

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Enam

    Hari berikutnya, Leewan tetap saja meminta diantar ke istana, saat Shenling mendesak untuk memberitahu alamat rumahnya. "Ah sudahlah. Semua percuma saja. Biar kukatakan satu hal padamu. Tidak ada istana di daerah ini. Semua sudah berubah menjadi museum. Tidak ada raja, ratu, atau apa pun itu," sergah gadis itu cepat. "Itu tidak mungkin. Kemarin aku melihat di kotak hitam itu, semua ada. Meski aku bingung, kenapa wajah mereka semua terlihat berbeda?" ujar pemuda itu sembari menunjuk ke arah televisi. "Nah, kau lihat sendiri, 'kan? Itu semua adalah tipuan. Iru hanya permainan orang-orang. Raja dan ratu sudah tidak ada." "Tidak. Itu tidak mungkin!" seru Leewan sambil memegang erat bahu Shenling."Kau pasti sedang berbohong. Aku tidak percaya padamu. Aku harus melihatnya sendiri. Kemarin kerajaan masih berdiri kokoh, tidak mungkin hancur begitu saja. Antar aku ke sana sekarang!" &

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Tujuh

    "Ini aneh. Kenapa istana berubah menjadi seperti taman hiburan begini? Suasana juga begitu ramai. Apa istana bebas dimasuki sembarangan orang? Lalu di mana raja dan ratu? Juga pangeran dan tuan putri?" ucap Leewan setelah beberapa saat. Dia benar-benar tidak mengerti dengan yang terjadi. Kerajaan berantakan hanya dalam beberapa hari saja dan semua itu karena para penyihir itu. 'Padahal mereka kelihatan seperti orang biasa. Apa aku terlalu meremehkan mereka?' ujarnya dalam hati. Dia lalu menoleh kepada Shenling yang memberikan sebungkus camilan padanya. "Makanlah," ucap gadis itu pelan. Leewan menerima sambil mengucapkan terima kasih. 'Shenling begitu baik padaku. Meski aku hanya tahanan, dia selalu peduli dan memperhatikan aku. Bahkan saat ini, meski dia terlihat marah dengan kata-kataku, dia tetap saja masih peduli. Apa aku bisa pergi begitu saja dan tidak bertemu dia lagi?' gumam Leewan ragu. Ia tahu ini baru

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Delapan

    "Kau mau apa?" tanya Shenling saat melihat Leewan mengikuti dia keluar dari rumah. Penampilannya sudah bersih dan rapi. Kue yang dibuat telah dimasukkan di dalam kotak berwarna-warni."Kau di rumah saja." "Aku akan ikut denganmu," sahut Leewan."Aku akan membantumu mencari uang." "Tidak usah. Aku akan melakukannya sendiri. Kau diam saja di rumah." "Aku akan tetap ikut denganmu. Aku tidak mau kau pergi seorang diri. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu? Bagaimana kalau ada yang berniat jahat padamu?" "Itu tidak akan terjadi. Kau tahu 'kan aku penyihir hebat? Aku bisa menjaga diri. Jadi, kau tidak perlu ikut denganku." "Tidak bisa. Pokoknya aku ikut denganmu. Kalau tidak, kau tidak boleh pergi ke mana pun!" Shenying akhirnya mengalah dan mengangguk.*** Lanshang membuka pintu kamar dengan

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Sembilan

    Semua bermula dari rasa iri. Iri yang lalu berubah menjadi cemburu. Cemburu yang terus membesar menjadi kebencian dan rasa amarah. Hal itu terjadi sudah cukup lama. Shenling begitu disukai oleh banyak orang. Ia menjadi idola dari kaum adam dan gadis-gadis menjadikan dia semacam trendsetter. Mereka mengikuti setiap hal yang Shenling lakukan. Model rambut hingga pakaian dan sepatu, mereka selalu meniru Shenling. Semula Chenyang senang memiliki seorang sahabat yang begitu disukai banyak orang. Namun semua berubah setelah mendengar percakapan orang-orang tentang dirinya dan Shenling. Percakapan yang membuat Chenyang akhirnya sadar bahwa dirinya tidak pernah dianggap ada oleh yang lain. Bahwa dirinya hanya bayangan Shenling. Tanpa sahabatnya itu, dia bukan siapa-siapa. Chenyang lalu melihat betapa populernya Shenling. Betapa tidak ada yang peduli padanya. Padahal dia lebih kaya dari gadis itu, tetapi mengapa tidak ada yang melihat

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Sepuluh

    Langit mendung tampak menghias malam. Cahaya purnama serta pijar sang bintang enggan untuk muncul dan memilih untuk bersembunyi di balik tebal awan. Perlahan, tetes-tetes rintik air tercurah dari langit seolah ikut menemani tangis kesedihan Shenling. Shenling tidak pernah mengerti mengapa Chenyang begitu membencinya. Dulu persahabatan mereka begitu baik. Dia juga selalu memperlakukan Chenyang dengan baik, tetapi kenapa gadis itu justru malah membencinya? Menaruh dendam yang begitu dalam hingga berniat merusak setiap kebahagiaan yang dimiliki Shenling. 'Di mana letak kesalahanku? Kenapa Chenyang begitu membenciku? Mengapa dia tega berbuat sejauh itu hanya untuk menghancurkanku?' ucap gadis itu bertanya-tanya. Shenling juga teringat pada sosok Leewan. Pemuda itu langsung begitu saja mempercayai semua perkataan Chenyang hanya karena wajah Chenyang mirip dengan tuan putri Lanshang. 'Dia sama s

    Last Updated : 2020-09-27
  • Time love chronicles   Sebelas

    Leewan duduk termenung. Seorang diri di dalam kamarnya. Hatinya dipenuhi bimbang. Shenling atau Chenyang? Tapi Shenling sudah membohongi dia. Sedang Chenyang adalah tuan putri Lanshang yang selama ini begitu dihormati. 'Aku tidak akan tertipu lagi,' ucapnya dalam hati."Aku harus percaya pada putri Lanshang." Suara ketukan di pintu mengejutkan dia dari lamunan. Pemuda itu bergegas bangun dari tidurnya. "Aku tahu kau pasti gelisah dengan kata-kata Shenling, tapi kau tidak perlu mendengarkan dia," ucap Chenyang sambil mengajak Leewan keluar dari kamar. Mereka lalu duduk di ruang depan yang berhias ornamen unik. "Sebelum bisa menemukanmu, aku sudah mencari tahu tentang Shenling. Dia itu gadis jahat yang berpura-pura baik untuk memanipulasi dan memanfaatkan orang lain. Yang terpenting adalah kau jangan pernah percaya padanya," ucap Chenyang sambil mengulurkan tangan dan meraih jemari pemuda itu.&nbs

    Last Updated : 2020-09-27

Latest chapter

  • Time love chronicles   Empat tiga

    Changlan kembali roboh bersimbah darah. Hujaman sejumlah pedang menusuk tubuhnya. Shenling menjerit histeris memanggil nama pria itu. Mendadak tangan Leewan dan Lanzhou seolah terbakar. Cekalan mereka pada Shenling terlepas dan gadis itu kembali berlari menghampiri Changlan. Dipeluknya yang telah diam tersebut erat. Derai air mata mengalir deras di wajah Shenling. Wuyan menatap gadis itu tanpa belas kasihan."Bunuh penyihir itu sekarang!" Beberapa orang mematuhi perintah. Mereka bergegas maju membawa pedang berniat menyerang Shenling. "Shenling!" teriak Leewan. Ia dan Lanzhou hendak bergegas maju. Akan tetapi, sinar putih tiba-tiba memantul dan membuat keduanya kemudian terjatuh. Leewan kembali beringsut untuk maju, tetapi Lanzhou memegang pundaknya dan menggeleng."Kita tidak akan bisa masuk." "Ta

  • Time love chronicles   Empat dua

    "Pasukan kerajaan Wuyan menyerbu perbatasan kerajaan kita," lapor seorang pasukan yang bergegas masuk ke dalam tenda. Leewan dan Lanzhou terperanjat dan bangkit berdiri. Hari ini memang sang pangeran tengah berkunjung ke tempat itu dikawal oleh para pengawal. Ia ingin mencari tahu tentang kabar apakah Shenling sudah ditemukan. Meski tahu cintanya bertepuk sebelah tangan, tetap saja ia tidak bisa tenang dan selalu memikirkan gadis itu. "Apa maksudmu? Ceritakan dengan jelas!" perintah Leewan. Ia tidak menyangka masalah akan datang bersamaan. Sementara Shenling tidak jelas rimbanya, kini malah ada kerajaan Wuyan yang menyerang perbatasan. "Itulah yang hamba tahu. Sebuah surat tiba dari perbatasan baru saja. Mereka meminta bantuan, karena kali ini pasukan Wuyan sangat kuat," jawab pasukan itu lagi. "Kata mereka, ada siluman rubah dan gadis berkemampuan aneh membantu tentara Wuyan," lanjutnya lagi

  • Time love chronicles   Empat satu

    Changlan tertegun diam mendengar perkataan Shenling. Gadis tersebut lalu menjelaskan tentang Yanche dan Chenyang. "Chenyang dulu sahabat baikku. Begitu pula Yanche. Dia cinta pertamaku, tapi semua berakhir saat mereka mengkhianatiku. Bukan hanya itu, mereka juga berusaha menyakitiku, bahkan membunuhku," ucap Shenling dengan mata berkaca-kaca. Changlan segera bangkit dari duduknya dan melangkah mendekat. Ia kemudian memeluk erat gadis itu. "Maafkan aku. Aku tidak tahu tentang itu. Semua pasti terasa berat bagimu sekarang. Kurasa kita memang harus benar-benar pergi dari sini," ucapnya. Shenling menggeleng."Tidak," tolaknya."Aku akan menghadapi semua itu." "Tapi mereka benar-benar jahat. Apa kau bisa mengatasinya?" Shenling tersenyum kecil."Kau tenang saja. Aku bukanlah gadis yang lemah. Kejadian demi kejadian yang menerpa menemp

  • Time love chronicles   Empat puluh

    Hari sudah beranjak siang. Shenling dan Changlan tengah bersiap untuk pergi. Semalam mereka telah menyusun rencana. Shenling memutuskan untuk tidak jadi pergi dan membantu orang-orang itu hidup merdeka. "Apa kau sudah tidak ragu lagi?" tanya Changlan dalam perjalanan. Mereka hendak menemui pangeran Wuyan untuk bekerja sama. Hal tersebut adalah usul dari nenek Shan yang mengetahui bahwa pangeran dari kerajaan tetangga tersebut memendam amarah dan sakit hati pada kerajaan Lan. "Semua karena putri Lanshang telah menolak menikah dengannya dan memilih bersama jenderal Lee, Pangeran Wuyan merasa sangat dipermalukan," ujar wanita uzur tersebut malam sebelumnya. Shenling diam termangu. Mendengar nama jenderal Lee, membuat hatinya membuncah tidak menentu. Changlan menatap gadis itu sekilas. "Jika kau ragu, kita bisa membatalkannya," ucap pemuda itu. "Kenapa kau selalu membuat dia

  • Time love chronicles   Tiga sembilan

    Semua kedamaian dan kebahagiaan itu kemudian berlalu cepat. Semua berawal dari pemberontakan seorang bawahan raja. Dia ingin berkuasa. Tuduhan sang ratu adalah penyihir tersiar luas. Isu tersebut semakin kuat setelah beberapa orang menteri dan pejabat meninggal secara misterius. Tuduhan tersebut semakin menguat. Raja didesak untuk menurunkan dan menghukum mati ratu yang memang memiliki kemampuan untuk menyihir. Juga untuk membunuh Shenling yang dianggap putri penyihir. Sang raja tentu menolak. Orang-orang yang semula setia berpaling dan mengkhianati kerajaan. Mereka membelot dan memprovokasi kerajaan Lan yang waktu itu hanya kerajaan kecil. Seranganpun terjadi tanpa terelakkan di dalam istana. "Ayah, Ibu!" seru Shenling sambil berlari menuju ruang utama. Gadis itu tadinya bersama pengawal yang masih setia. Akan tetapi dia justru melarikan diri saat para musuh juga menyerang pengawal itu. &nbs

  • Time love chronicles   Tiga delapan

    Nenek Shan menyambut Shenling di kediamannya. Dibanding kediaman yang selama ini pernah ditinggali Shenling, kediaman ini yang paling kumuh. Tempatnya kecil dan dibangun ala kadarnya. Meski begitu keadaan di dalam rumah itu terbilang cukup bersih. Nenek Shan segera menyuruh Shenling duduk. Gadis di hadapannya tersebut tersenyum sambil mengangguk sopan, meski begitu keraguan membayang jelas di wajahnya. Wanita tua yang membawa tongkat itu mulai menceritakan semuanya. Tentang keluarga kerajaan yang pernah menguasai negeri itu sebelum kekuasaan direbut oleh raja yang sekarang. "Tapi itu semua tidak mungkin. Aku bahkan tidak berasal dari masa ini. Anda pasti sudah salah mengenali orang. Aku bukanlah tuan putri yang Anda cari. Cucu Anda itu pasti sedang berada di suatu tempat dan mungkin sedang menanti Anda untuk membawa dia kembali," ujar Shenling. "Aku tidak salah. Kau memang cucuku. Akulah yang mengirimmu pergi ke

  • Time love chronicles   Tiga tujuh

    Shenling melangkah keluar dari pondok tersebut. Meski sederhana, ia merasa nyaman berada di sana. Kondisinya juga mulai pulih. Tempat tersebut begitu indah. Dikelilingi bunga aneka warna dan kupu-kupu cantik yang berterbangan ke sana kemari. Hijau dedaunan dari rimbun pepohonan membuat tempat tersebut tampak asri. Shenling berlarian di antara bunga-bunga itu untuk mengejar kupu-kupu. Tawa ceria terbias di wajah cantiknya. Untuk sesaat semua penderitaan dan dukanya seolah terlupa. Tanpa sepengetahuannya, Xiaoxiao yang duduk di atas pohon melihat semua itu sambil tersenyum. 'Aku ingin senyum tersebut selalu ada. Aku tidak mau ada kesedihan di wajahnya, karena itu akan kusingkirkan setiap duka agar tidak lagi menyentuhnya,' ucapnya dalam hati.*** Lanshang merasa kesal. Hingga berhari-hari keberadaan Shenling belum diketahui. Belum puas rasa hatinya jika melihat

  • Time love chronicles   Tiga enam

    Saat ibu suri dan yang lain sedang merundingkan nasib Shenling, seorang pengawal datang membawa kabar mengejutkan. Ledakan dan guncangan keras terjadi di penjara tempat gadis itu ditahan. Mereka semua bergegas ke sana. Hanya menemukan sosok Lanshang yang tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah. Beberapa bagian dinding dan jeruji penjara runtuh dan rusak parah. Sang ibu suri yang panik segera memanggil pengawal untuk membawa Lanshang ke kamar. "Mau bicara apa lagi kalian?" tanya beliau kepada Lanzhou dan Leewan. Keduanya hanya diam terpaku. "Semua sudah jelas. Gadis itu bukan manusia. Kalian masih saja membelanya. Sekarang dia malah membuat Lanshang terluka, apa kalian masih ingin membelanya? Apa seluruh keluarga kerajaan harus menjadi korban, barulah kalian menyadari bahwa gadis itu sangatlah jahat?" tanya wanita itu lagi kepada mereka berdua. "Shenling bukan orang s

  • Time love chronicles   Tiga lima

    Lanshang menemui ibu suri untuk menceritakan kesusahan hatinya. Semenjak kecil gadis itu memang dimanjakan oleh neneknya tersebut. Segala yang diminta selalu dituruti. Sang nenek tidak pernah menyukai Lanzhou yang menurut beliau tidak cocok menjadi pewaris tahta, karena kegemarannya hanya bermain dan berfoya-foya. Sedang Lanshang adalah sosok yang bertolak belakang dari kakaknya. Pendiam dan selalu penurut. Dia adalah sosok yang sempurna untuk menjadi seorang ratu. Kecerdasan dan kepintarannya sangat tersohor. Sayangnya dia terlahir sebagai seorang perempuan. Jika tidak, bisa dipastikan tahta akan menjadi miliknya. Lanshang tidak berkeberatan dengan hal itu. Dia sudah puas dengan segala kasih sayang dan kemanjaan yang diperoleh dari setiap anggota keluarga kerajaan, terutama dari neneknya. Kemuraman di wajah sang cucu kesayangan, membuat wanita berpenampilan anggun di usia yang menginjak senja tersebut bertanya-tanya. Saat

DMCA.com Protection Status