Home / Fantasi / The Peacemaker / Bab 2. Kematian Arga dan Sando

Share

Bab 2. Kematian Arga dan Sando

Author: riwidy
last update Last Updated: 2021-09-22 14:46:43

"Bumintara mengutuk dan mengusir manusia yang membuat kerusakan di atasnya. Entah kini atau ... nanti."

Arga akhirnya terbangun dari pingsannya dan dia kaget mengetahui hari sudah gelap. Perlahan Arga merangkak masuk rumah. 

Arga merasa nyawanya seakan sudah di ujung mau lepas. Badannya terasa sangat sakit semua dan makin lemas. Sesak dadanya juga mulai timbul lagi. Arga berusaha menenangkan dirinya lagi. Dia belum boleh mati! Dia harus hidup! 

"Aku harus menambah tenagaku! Mungkin aku tidak boleh pesimis. Overthinking menderaku. Apa yang harus kulakukan, ya Alloh?" Arga menangis seperti anak kecil, toh tak ada lagi orang di sekitarnya, dia bebas berekspresi. 

Perlahan Arga menghampiri lemari kecil di dapur. Tempat biasa ibunya menyimpan bahan makanan. Ternyata hanya tersisa beberapa liter beras, kentang, dan ubi jalar. Juga ada beberapa cabe kering, ebi dan ikan asin. Tak apalah Arga merasa bersyukur. 

Arga hanya bisa membuat bubur dari bahan-bahan tersebut. Walau bubur buatannya tak seenak buatan ibunya, Arga merasa lega bisa makan dan menambah tenaga. 

Arga lalu meraih buku catatannya dan mulai menulis semua kejadian memilukan akhir-akhir ini. Semua dicatatnya dengan rapi. Dari penyebab, tujuan dan dendam yang membara di jiwa keluarganya.

"Aku harus menuliskan apa pesan ayah dan ibu juga. Pemikiran Arya juga dendamku. Semuanya!" Arga bertekad keras meski tubuhnya makin lemah.

"Semoga ada seseorang dengan kekuatan besar menemukan buku ini, sehingga bisa diketahui alasan dan betapa menderitanya kami oleh sistem teknologi yang dicanangkan oleh 7 penguasa. Lalu dia mau melakukan balasan atasnya, Aamiin." Arga berharap pasrah. 

Dia tahu saat ini kebanyakan saudara dan tetangga mati, bagaimana dia berharap ada keajaiban? Seseorang dengan kekuatan besar? Ini seperti mimpi indah di siang bolong saja. Sangat susah bisa jadi kenyataan.

Arga memang hanya berusaha, semaksimal dan sebisanya untuk meninggalkan jejak berupa catatan. Kejahatan 7 penguasa harus diungkap. Titik! 

Sampai tiga hari kemudian, Arga terus berusaha bertahan hidup. Dia hanya bisa memakan sedikit karena kemauannya hidup yang masih besar, telah semakin kalah dengan rasa sakit yang mendera fisik maupun psikisnya dengan kejam. 

"Hidupkan aku lagi, ya Alloh, meski sesaat kusyukuri. Sehingga aku bisa meneruskan perjuangan ini, membalaskan dendam orang-orang tertindas di bumintara!" bisik Arga melemah lalu dengan hentakan nafas terakhir dia meninggal di usianya yang ke-30. Tanpa siapapun menemaninya. 

***

Sementara itu di tempat yang berbeda, juga ada seorang pemuda yang juga sekarat. Di sisinya nampak seorang gadis muda menjaganya dengan uraian air mata yang semakin deras.

"Kak Sando, jangan tinggalin Maya!" Gadis berusia 17 tahun ini begitu mencintai pemuda miskin ganteng di hadapannya. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan diam-diam.

"Ma ... Maafkan kakak, May. Kakak sudah tidak kuat lagi. Ke ... Ka ...Kammuu harus hiiidupp ... yang baikkk ya?" Sando mulai bergetar dan putus-putus suaranya. Dia tak tahu serangan badai teknologi ini begitu keras dan sakit menghantam dadanya. 

"Kakakkkkk! Maafkan Maya! Seharusnya Maya mengirimkan masker ini lebih cepat. Maafkan kealpaan dan kebodohanku, Kak." Maya kebingungan dan berusaha menggosok jemari tangan kekasihnya, tetapi tak ada guna. Semua sudah terlaku dingin.

"Bu ... Bub ... bukan salahmuuu, Sayang. Senyumlah dan ... dan terus  ... ber ... bersemangat ya? Selamat tinggal, Maya. Kalau memang ... kita ... berjodoh ... kita pasti akan bertemu ... lagiii! Aaaarghhh." Sando terkulai lemas kehilangan nyawanya. 

"Kakakkkkk! Kenapa Kakak Sando meninggalkan Maya? Huhuhuhu. Aku memang bodoh! Aku benci mereka yang menyebabkanmu sangat menderita begini, Kak!" Maya terus menangis tanpa henti. Wajah cantiknya jadi demikian kacau hari ini.

Hari-hari kelabu Maya di mulai hari itu. Sepanjang hidupnya sebagai Putri konglomerat, membuatnya tak mengerti arti kesedihan sama sekali. Apalagi setelah hari bahagia bersama kasih Sando. 

Baru kali ini, hari ini, dia merasakannya dan membuatnya terus menyimpan dendam. Sebuah dendam kepada keluarganya sendiri yang adalah penguasa nomer 7!

"Beristirahatlah dengan tenang, Kak Sando. Maya janji akan menyusun kekuatan mulai hari ini,  untuk membalaskan dendam di hati kita!" Maya mengusap wajah kekasihnya dengan sepenuh rasa cinta.

Baginya kasih Sando sangat berarti bagi hidupnya selama 2 tahun terakhir ini. Sikap dewasa kekasihnya juga kesabarannya membimbing Maya yang temperamental dan manja sangat membekas. Tak ada teman dari keluarga kaya yang bisa mempesonanya seperti Sando. 

"Kak Sando, selamat jalan. Tunggu Maya di sana. Maya akan menyusulmu segera setelah membalaskan dendam ini. Tunggu ya, Kak?" Maya terus bersedih, bermuram durja dan menganyam dendam.

***

Kerusakan ternyata bukan hanya terjadi di kediaman masyarakat miskin. Dampak penerapan teknologi ini juga mengguncang sisi keanggunan kaum elite. 

Mungkin memang bukan kematian yang abadi  menyakitkan, tetapi ada beberapa kejadian memilukan yang terjadi seperti kejadian terpisahnya sepasang kekasih Maya Sando. Itu bukan masalah sepele karena menimbulkan trauma bagi Maya dan berefek pada keluarga besarnya di kemudian hari.

Beberapa kaum elite juga tak suka, kini mereka banyak kehilangan pekerja yang sehari-hari membantu pekerjaan berat di rumah atau di sawah. Lalu siapa lagi bisa jadi pembantu? Saat mereka banyak yang mati? Tentu sesama kaum elite tak sudi jadi pembantu bagi lainnya. 

Hanya orang tertentu, yang bermurah hati memberikan masker cuma-cuma kepada para pekerjanya, masih bisa bertahan dengan tenang. Mereka juga mengutuk diam-diam kebijakan 7 penguasa yang dinilainya sangat gegabah. 

"Bagaimana bisa mereka berpikir seegois itu? Demi kekayaan yang makin banyak? Cuihhh! Kita orang kaya juga butuh orang di bawah kita! Apa mereka terlalu pintar sehingga lupa berpikir hal sesederhana ini? Dasar manusia buas!" gumam kesal penguasa ke-8 yang memang selalu anti dengan tindakan sewenang-wenang seniornya. 

Di tempat mewah yang berbeda, juga ada kesibukan tersendiri, dari penguasa ke-9. Usianya yang masih muda, karena kekayaan ini peninggalan ayahnya, membuatnya bisa berpikir seperti anak muda berpendidikan layaknya. 

Dia mengumpulkan banyak pegawai dan keluarganya yang selamat dari bencana yang lalu dalam satu rumah besar di belakang rumah utamanya. Tak sayang dia memborong banyak masker untuk melindungi tak hanya pegawainya tapi juga keluarganya. 

"Apa kalian baik-baik saja? Bagaimana keluarga kalian?"

"Baik semua alhamdulillah, Tuan Alan. Terimakasih Tuan sudah demikian murah hati menolong kami sekeluarga. Kami janji, kemanapun akan ikut Tuan," jawab salah satu wakil para pegawai itu.

"Syukurlah kalau kalian sekeluarga baik-baik saja. Aku tak rugi apapun, hanya berusaha melindungi keluargaku sendiri. Pegawaiku seperti keluargaku sendiri bagiku. Kasihan sekali banyak dari mereka yang tak tertolong di luar sana. Teman, tetangga atau saudara kalian telah  meninggal secara mengenaskan! Memang tindakan 7 penguasa benar-benar biadab dan tak dipikirkan dampaknya!" Alan nampak gemas, marah dan mengepalkan kedua jemari tangannya. 

***

Related chapters

  • The Peacemaker   Bab 3. Arga Bereinkarnasi

    "Kematian sebenarnya hanyalah sebuah cara untuk kemudian bisa beralih ke tempat yang lebih baik. Semoga.""Kasihan sekali banyak dari mereka yang tak tertolong di luar sana. Teman, tetangga atau saudara kalian telah meninggal secara mengenaskan! Memang tindakan 7 penguasa benar-benar biadab dan tak dipikirkan dampaknya!" Alan nampak gemas, marah dan mengepalkan kedua jemari tangannya."Benar, Tuan. Kami juga sangat bersedih, mengetahui teman, tetangga, kerabat yang tidak berdosa apa-apa, mati mengenaskan seperti itu," keluh salah satu pegawai dengan wajah berduka."Kita harus membalas! Kalian selalu bersamaku kan? Walau mereka tidak menewaskanku. Setiap waktu selalu mengintimidasiku agar ikut mereka, tapi kutolak mentah-mentah. Menghalalkan segala cara untuk menimbun harta itu tak bisa dibenarkan! Cara bisnis mereka sungguh biadab, tidak manusiawi, sudah menewaskan banyak masyaraka

    Last Updated : 2021-09-22
  • The Peacemaker   Bab 4. Bumintara Makin Berduka

    "Kesenjangan si miskin dan si kaya semakin dalam. Pertanda ada sesuatu yang salah entah apa?"Kegelisahan di Bumintara semakin besar entah apa yang terjadi. Kekuasaan yang semakin besar dari 7 penguasa makin membuat rakyat yang tinggal sedikit jadi makin terjepit.Kesenjangan si kaya dan si miskin makin lebar. Dan menciptakan iri dan kecemburuan sosial. Makin terjepit ekonomi si miskin kadangkala makin membuat mereka nekad. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan ekonomis.Sedangkan si kaya makin jumawa. Mereka menggunakan uang untuk menyetir keadaan sesuai yang teraman dan ternyaman bagi kepentingan mereka dan kelompoknya.Sebagai pemerhati kehidupan masyarakat miskin, Alan Mc Challistaire penguasa 9 sangat prihatin. Dia selama ini hanya bisa berusaha merawat pegawainya agar kesejahteraan mereka dan keluarga terjamin. Untuk skala yang lebih besar, dia belum ma

    Last Updated : 2021-09-22
  • The Peacemaker   Bab 5. Penguasa Tertawa di Pesta

    "Kesombongan adalah awal dari kehancuran. Itulah sebabnya tak ada perlunya membanggakan hal yang sebenarnya fana tak abadi.""Maaf saya mau menanyakan hal di luar pengobatan, Mas Arga percaya dengan konsep kelahiran kembali alias reinkarnasi?" tanya dokter itu dengan wajah datar. "Entahlah, Dokter, menurut saya, itu mungkin saja terjadi sih. Iya kan?" Arga minta diyakinkan. "Jadi Mas Arga tidak menutup kemungkinan, bahwa itu juga bisa saja terjadi pada diri Mas sendiri, kan?" Dokter itu menaikkan kacamata minusnya. "Hum? Jadi saat ini, bisa saja saya sedang mengalami reinkarnasi, begitu maksudnya, Dok?" Arga terkejut. Dia tak mengira jalan cerita di film yang ditontonnya di TV, kini bisa terjadi pada dirinya di dunia nyata. "Bisa saja sih. Saya belum bisa memastikan hal ini, tapi fenomena itu bisa saja terjadi. Apa Mas mau saya pakai

    Last Updated : 2021-09-23
  • The Peacemaker   Bab 6. Arga yang Baru

    "Seringkali kekuatan terbesar justru malah datang dari sebongkah dendam yang tak kunjung mendapat perhatian." Mereka lupa dan sudah bersikap lengah bahwa orang-orang korban mati dahulu, ataupun keturunannya, bisa saja membalas dendam sewaktu-waktu. Arga dan Maya diantaranya! Kini Arga jauh lebih muda dan kuat. Dia menelusuri masa lalu dengan perlahan di kediamannya yang kini besar dan mewah. Arga menyadari satu keuntungan yang dia dapat, karena akibat proses reinkarnasi yang dia alami sekarang. "Barangkali ... hmm enggak, ini pasti ... Ya pasti adalah takdir dari-Nya. Jalan dari Allah SWT untuk membalaskan dendam bangsa Bumintara ini!" Arga tersenyum getir. Arga memandangi perawakannya yang kini sempurna di cermin besar di kamarnya. Sementara itu buku yang anehnya tidak rusak dan hanya berjamur parah, tapi tulisannya masih bisa terbaca itu, ada di

    Last Updated : 2021-11-19
  • The Peacemaker   Bab 7. Arga Penuh Pesona yang Misterius

    "Badan baru, wajah baru, semangat pun mestilah wajib terbaharukan." "Sayangku, Maya. Kenapa kau begini terus, Nak? Apa yang merisaukan hatimu? Pilih salah satu pria itu dan menikahlah, ya?" Maya cuma tersenyum sekilas, lalu menjawab dengan sangat santai. "Santai saja, Papa. Maya masih sangat muda kan? Maya masih belum terlalu ingin menikah. Aku sedang fokus untuk membesarkan perusahaan kita, Pa! Agar jadi perusahaan ter the best di aliansi 7 penguasa." Mr Albert hanya bisa tersenyum bangga. Putrinya ini memang sangat sempurna di matanya. Cantik rajin dan cerdas. "Waw ... putri papa satu-satunya ini, kamu memang hebat, cantik dan pandai! Tapi Maya ... untuk apa kau ikut memikirkan perusahaan kita, Anakku? Kau tak perlu risau, nikmati saja masa mudamu, biar papa saja yang bekerja. Ini sudah jaminan lho, bahwa kekuasaan 7 penguasa itu absolut, tiada ba

    Last Updated : 2021-11-27
  • The Peacemaker   Bab 8. Kegiatan Baru Arga

    "Meski sama, sebenarnya segala sesuatu itu pasti berbeda. Meski hanya beda sedikit." "Bagaimana Tuan Muda Arga tidak bisa mengalahkan dua perampok itu? Padahal biasanya sampai dikeroyok lima orang pun, Tuan bisa loh mengalahkan mereka dengan mudah?" "Ah, yang bener, Pak? Dulu aku memang sehebat itu? Keren! Gini lho, Pak Toni kan tahu kalau aku yang sekarang, bukan Tuan Arga kamu yang dulu. Reinkarnasi. Lupa ya? Sifat kami saja kata Bapak berbeda kan?" "Oh iya ya? Duh! Maaf, Tuan Muda Arga, saya selalu lupa tentang peristiwa reinkarnasi itu, karena wajah tuan muda sungguh persis sama benar seperti yang dulu. Hahahaha. Maafkan orang tua yang pelupa ini ya Tuan Muda." Pak Toni menunduk dan merutuk dirinya sendiri. "Iya gak apa apa deh, Pak Toni. Santuy, Pak. Tidak akan saya hukum kok hehe. Eh jadi gimana tadi Pak Toni, apakah beneran saya yang dulu itu pandai atau jago banget berkelahi?

    Last Updated : 2021-11-30
  • The Peacemaker   Bab 9. Sebuah Ketegasan dari Tuan Muda

    "Perubahan hidup ada karena manusia juga terus berpindah dari satu bagian hidup ke hidup lainnya, berusaha saling menyamakan karena kedinamisan." "Tuan muda mau tambahan kopi lagi?" seru Minah tiba-tiba masuk dengan suara dibuat semerdu mungkin, dengan balutan baju tidur baby doll tipis biru muda menerawang, bercelana pendek dan belahan dada dalam karena kancingnya terbuka tiga. Pembantu Arga ini tampak seksi dan sedikit menunduk, sengaja menampakkan sembulan atas dadanya yang rupanya tak terlindungi pakaian dalam. Arga menoleh dan melotot. Mulutnya menganga terkejut dengan kelakuan pembantunya. Setelah menguasai keadaan dirinya yang mendadak jadi gerah dan 'terbangkitkan', Arga beristighfar pelan dan menunduk pura-pura kembali menekuri tulisannya. "Minah, please deh. Aku tahu kamu itu bahenol dan cantik. Cobalah berpakaian lebih sopan lain kali ya? Aku juga lelaki normal kali?"

    Last Updated : 2021-12-15
  • The Peacemaker   Bab 10. Menerima Keadaan

    "Menerima keadaan sebagaimana adanya dan berusaha untuk tabah dan kuat seiring tantangan hidup yang makin bertambah, akan membuat manusia bertumbuh menjadi manusia seutuhnya.""Bukan cuma banyak tapi ...." ucap pak Toni menggantungkan kalimatnya sambil mengedipkan matanya jenaka."Apa maksudnya? Ah Bapak bikin kepo aja. Hayo cerita." Arga duduk menunggu jawaban pria tua itu.Pak Toni tersenyum-senyum sendiri, melihat betapa antusiasnya tuan mudanya mengetahui masa lalunya."Tuan Muda Arga dulu itu memang tipikal orang yang disiplin, pekerja cerdas dan berkemauan keras. Sangat galak, tegas, sekaligus terkadang kejam. Tetapi menghadapi wanita, terutama yang cantik dan seksi selalu ... Kalah! Hehehe. Soal pacar jangan ditanya, pastilah ngantri hahaha.""Astaga. Beda jauh sama Arga yang ini, Pak Toni. Aku mah dulu sampai dilabeli

    Last Updated : 2021-12-17

Latest chapter

  • The Peacemaker   Bab 35. Adu Otak Atau Fisik?

    "Menang atau kalah bukan tujuan dalam persaingan atas nama rasa sayang." Maya tergagap, "Iii ... iya, baiklah." Maya hanya memandang tajam tuan muda itu sekilas dan mengomel dalam hati dengan keras, 'dasar Argaaaa. Tuan muda ganjen! Huh nyesel aku kenapa balik kerja ke sini. Persetan dengan segala aturan dasar attitude pegawai. Aarghhh! Ini pasti aku lagi dikerjain. Ah bos muda peak! Seumur hidup aku paling benci sama olahraga apalagi senam. Kayak ibu-ibu kelebihan lemak aja. Aku kan sudah ramping seksi dan sehat dari kecil. Ah sial sial siallll!' Langkah gontai Maya menuju ke depan, artinya berdirinya tepat di belakang sang instruktur senam Arga, ternyata diiringi berbagai macam jenis pandangan mata dari sekitarnya. Kebanyakan pandangan iri, dengki juga sakit hati dari beberapa kaum hawa yang selalu ingin lebih dekat dengan tuan muda yang rajin berolahraga itu. Sedangkan beberapa pria hanya menggelengkan kepala atau mengangkat bahu tanda tidak peduli. Sisanya hanya tak tahu menah

  • The Peacemaker   Bab 34. Pergi untuk Kembali (Lagi)

    "Rasa rindu akan seorang yang pergi merupakan pertanda dia akan membutuhkanmu juga dan kembali."Maya terus bicara sendiri, merasa heran tanpa akhir. Dia takjub. Dia sangat membenci hal ini tetapi anehnya di lain pihak merasa sama sekali tidak berdaya. Ini keadaan yang sangat lain daripada yang lain. Batinnya sangat ramai bertentangan menyebabkan mulut manisnya terus berkicau sendiri. "Iya! Pasti dia tidak normal! Soal gaya sepak terjangnya dengan wanita-wanita yang dipamerkan di sosmed adalah omong kosong besar! Itu pasti palsu, hoax, pencitraan semata sebagai seorang artis muda, biar dikira Don Juan yang uwow ... ya kan? Iya dong!" serunya keras pada cermin yang diam di depannya.Maya mengangguk yakin. Tapi dasar hati terdalamnya kembali membantah. Dia menggeleng kemudian dengan lemah. 'Kalau dia tidak normal, kenapa juga itunya bisa tegak saat aku menjulurkan kakiku? Ah, sialll! Dia pasti berjuang keras menahan libidonya! Jadi dia pria normal dong?'"Arghhhh ... ARGA SIALAN!" ben

  • The Peacemaker   Bab 33. Pergi Untuk Kembali

    "Kepergian seseorang yang meninggalkan tanya pedih dalam hati. Bisa jadi itu cinta yang belum disadari.""Kenapa Tuan?""Anda tidak saya ijinkan keluar dari pekerjaan ini. Saya masih butuh bimbingan Nona. Janjinya apa kemarin lusa? Mau kasih soal baru untuk dipecahkan. Apa itu cuma janji kosong?" Arga menuntut sambil mengingatkan. "Maaf, masalah soal yang baru itu akan saya kirim lewat email. Dunia ini sudah demikian global, Tuan , tidak wajib harus bertemu langsung kan? Maaf untuk sekarang saya tetap akan keluar dari pekerjaan ini, Tuan Arga. Dengan atau tanpa ijin Tuan," tegas gadis cantik itu. "Begitu? Baiklah kalau Anda bersikeras, Nona Tenny." "Baiklah, saya mohon diri, Tuan. Terimakasih atas semuanya dan maafkan apabila hari terakhir kemarin saya berulah tidak wajar. Soal gaji dan bonus pun bisa dilanjutkan dikomunikasikan lewat email atau sosmed saya." Maya menundukkan kepalanya juga menekuk tubuhnya hampir 90 derajat untuk menghormati bosnya, lalu mau segera melangkah

  • The Peacemaker   Bab 32. Kemarahan Tanpa Akhir

    "Persaingan dalam ketidakjelasan memperebutkan sesuatu yang aslinya tidak perlu menjadi rebutan, karena semuanya memiliki getaran itu. Rasa kasih sejati."Pagi ini semua tampak aneh dan dengan kalimat lain, tak ada yang berjalan seperti biasanya. Paling tidak begitulah rasa yang mendiami batin Arga. Semua jadi berantakan. Apa yang membuat Arga berjibaku belajar IT selama dua minggu terakhir dan berhasil menerbitkan senyum di bibir Arga, sekarang melenyap tanpa bekas. Sirna tanpa suara. Apa penyebabnya? Wanita itu perhiasan dunia dan itu benar adanya. Semua yang ada di dirinya akan tampak sangat berkilau bagai perhiasan. Arga mengangguk membenarkannya kali ini. Paling tidak itu yang dilihat Arga pada diri guru cantik Maya pagi ini. Maya tersenyum sambil mengangkat kaki kanannya dan ditumpangkan anggun ke kaki kirinya. Sepasang kaki itu pagi ini tampak berjuta kali lebih seksi di mata Arga. Adakah kaki Maya itu asli? Bukan pualam indah pahatan seniman berbakat yang berhar

  • The Peacemaker   Bab 31. Maya Vs Arga Part 3

    "Rasa penasaran menyebabkan semuanya jadi terbuka apa adanya. Rasa ingin peduli menjadi cinta sayang akhirnya.""Salah? Masih salah? Aduh!" Arga memegangi kepalanya yang tiba-tiba serasa seberat 5 kilo rasanya. "Ayo kerjakan lagi, Tuan," seru Bu guru cantik ini dengan tegas."Sebentar ... Apakah saya boleh beristirahat 10 menit saja?" tawar Arga penuh harap. "Boleh saja sih, Tuan, tetapi nanti waktu mengerjakan juga akan dipotong 10 menit, karena time is money. Waktu itu sangat berharga. Oke? Jadi sebaiknya tidak terbuang sia-sia." Arga melotot, dia sungguh tidak memahami kenapa Maya begitu tegas dan terkesan arogan. Kemana perginya gadis yang penuh dengan toleransi kemarin? Apakah dia begitu mendendam dengan perbuatan tidak sengaja Arga tempo hari? "Masak 10 menit saja tidak boleh sih? Saya kan harus beristirahat sebentar? Ingat Bu Guru, otak yang saya punyai ini bukan otak anak-anak lagi, yang masih fresh dan bisa menerima semuanya dengan cepat. Sesekali harus beristirahat agar t

  • The Peacemaker   Bab 30. Maya Vs Arga Part 2

    "Seringkali dalam perdebatan tanpa tujuan, malah menemukan hati yang mulai saling bertaut.""Memangnya kamu diapain, Ga?" Ryan sangat penasaran. Pak Tony juga ikut penasaran. Kenapa Tuan mudanya itu sampai terbatuk-batuk dengan sisa tertawa yang masih tertinggal."Nona berkaki cantik itu berbuat apa kepada Tuan Muda?"Arga makin tertawa ngakak, sambil sesekali melihat ke arah pintu masuk. Dia agak takut gadis itu tiba-tiba masuk dan makin malu. "Kamu lagi kumat gilanya ya, Ga?," tanya Ryan sambil memicingkan mata, "orang ditanya bukannya menjawab malah tertawa bahagia sendiri. Hah?!" Ryan pura-pura cemberut. "Iya nih, Tuan Muda sangat bahagia rupanya hari ini. Ya sudah Tuan Ryan, kita sebaiknya mengamini saja, ya kan?" kerling mata bapak tua itu dengan lucunya ke Ryan. "Ah, apa-apaan sih kalian? Aku itu baru menyadari sesuatu dan jadi tertawa karenanya. Begitu. Paham?""Bagi-bagi dong penyebab tertawanya. Pasti si gadis berkaki indah kan?""Iya sih." Arga menutup mulutnya sambil me

  • The Peacemaker   Bab 29. Maya Vs Arga

    "Penyamaran sempurna adalah kebohongan yang dipoles dengan penghayatan sepenuh hati." Hari terus berlalu, dan Arga makin 'menekan' Maya. Jika menghadapi perempuan lain, Arga tak punya nyali, maka anehnya Maya membuatnya makin bernyali. "Tuan Muda yakin, mau membuka tabir putri Mr Albert?" Pak Toni pada awalnya terkaget-kaget saat dia tahu dari Ryan kemarin tentang identitas asli calon pegawai baru itu. "Memang kenapa Pak Toni?" Arga tersenyum. "Tuan Muda memang pandai bersandiwara ya?" cibir lucu Pak Toni sambil mengedipkan mata. "Hahaha!" Arga tergelak. "Yah maklum sih, Tuan kan aktor. Tapi ... Apa rencananya ke depan? Dia kan putri musuh Tuan? Bisa runyam kalau ketahuan nanti." Pak Toni memperingatkan dengan suara bisikannya. "Hmm, jujur, aku belum tahu sih, Pak. Just wait and see aja deh haha!" Arga geli sendiri. "Yah, Tuan Muda bikin saya makin kepo aja nih." Pak Toni pura-pura merengut. "Gitu deh, Pak. Maaf deh ya? Aku mengikuti apa kata hatiku aja. Menurut feelingku, Ten

  • The Peacemaker   Bab 28. Saling Menipu Diri

    "Terkadang cinta itu lucu. Sudah jelas dia musuh, tapi hati malah memilihnya dengan buta." Maya hanya mampu membuka mulutnya, sebentar. Menutupnya kembali dengan cepat, matanya melirik kanan dan kiri dengan gelisah. Dia sungguh bingung menghadapi situasi tak terduga ini. 'Bagaimana cowok tajir ini bisa tahu? Astaga ... bagaimana ini? Bukankah dia gaptek ya? Sampai-sampai dia merekrutku jadi guru IT?' Maya hanya bisa menggelengkan kepala, sesaat bingung mau menjawab apa. Otaknya kosong mendadak, tak bisa diajak kompromi. Dia menggaruk kepalanya yang tiba-tiba menjadi gatal. "Kenapa diam, Nona Maya? Malah garuk-garuk kepala, haha ... tadi pagi belum keramas ya?" sindir Arga kalem. Seringai usil muncul di wajah Arga, meski hatinya sesungguhnya juga tak bisa tenang. Arga tidak pernah melakukan ini s

  • The Peacemaker   Bab 27. The Tough Princess

    "Dendam bisa menimpa hati siapa saja, wanita maupun pria. Karena sakit hati tidak memandang gender." Beberapa hari setelah pertemuan akbar pergerakan BB yang pertama, Arga secara khusus mulai mendelegasikan beberapa tugas di buku besarnya dulu. Tepatnya banyak catatan penting dalam buku besar yang kini sudah dia rubah menjadi bentuk file yang praktis di komputer. Ryan tentu saja tetap menjadi tangan kanan utamanya, dan Ryan menunjuk Pak Toni, Alan dan Coky sebagai asistennya. Semua menjadi sinergis yang terpadu manis. "Aku boleh menunjuk orang kepercayaanku sendiri kan, Bos?" Ryan tersenyum ragu-ragu, kadang Arga sikapnya sangat tak bisa diduga. "Tentu saja boleh! Aku percaya pada penilaianmu, Yan." Arga menegaskan penuh keyakinan. "Begini Ga, sepertinya aku akan menunjuk pak Toni sebagai pemegang utama mengurus materi dan perlengkapan.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status