Bagaimana jadinya jika kita terjebak di portal waktu dan jatuh cinta pada gadis di tahun 1950? Hal itulah yang sedang dialami oleh Norfi, ia menemukan portal waktu di rumah neneknya dan tersedot ke dalam, lalu bertemu dengan Sophie. Pesona Sophie membuat Norfi terpikat, setiap saat ia selalu membayangkan lekuk tubuh dan aroma tubuh Sophie yang menggoda. Norfi berusaha untuk mengunjungi Sophie setiap hari, demi mendapatkan hatinya. Bagaimana kisah mereka? Akankah Norfi dan Sophie bersama melawan perbedaan waktu yang memisahkan mereka?
View More“1950?” tanya Farel kebingungan.Aku mengangguk mantap, “Sudah kalian tidak perlu terperangah seperti itu, ini memang nyata, kita memang memasuki portal waktu dan keluar di tahun 1950. Sudahi rasa bingung itu, lebih baik kita berkeliling dan mencari penginapan, sembari nanti aku ceritakan awal mula aku bisa kesini.”Aku berjalan sambil menarik kedua tangan mereka, mereka berdua masih saja memasang wajah heran, mereka bahkan tidak bisa berkata apa-apa.“Bersikaplah normal, aku tidak ingin orang mencurigai kita,” ujarku saat berada di depan bangunan besar itu.Bagaikan pucuk dicinta, ulampun tiba. Sophie tampak berjalan dari arah rumahnya. Aku tersenyum dan menyapanya.“Sophie!” teriakku sambil melambaikan tangan.Kedua temanku saling bertatapan dan menatap ke arah Sophie. Sophie melihatku dan menghampiriku, tumben sekali hari ini dia tidak mengacuhkanku.“Sophie, ini tem
Hari esok pun tiba, aku bangun lebih awal dari biasanya, hari ini aku benar-benar membara dan bersemangat, senyum lebar saja sudah menghiasi wajahku. Akhirnya, hari ini aku kembali bertemu dengan pujaan hatiku, Sophie.“Selamat pagi, mama sayang,” ujarku menyapa mama yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.Mama menoleh ke arahku, “Kamu sakit?” tanya mama dengan wajah keheranan.“Haha, mama ini kalau lihat anaknya semangat seperti ini ya harusnya didukung,” ujarku menghampiri mama.“Hm.. Mau apa kamu?” tanya mama, seakan mengetahui bahwa aku akan meminta sesuatu.“Hehe, Norfi mau kemah ya hari ini sama Jo dan Farrel, di daerah pinggir pelabuhan, kan kalau malam minggu banyak anak muda kemah disitu,” ujarku.Mama mengernyitkan dahi, “Apa yang kalian rencanakan? Mabuk?”“Mama, apa-apaan sih, bukan dong, kita cuma mau cerita-cerita aja sambil kemah, boleh ya?&r
Hari ini aku kembali izin dari sekolah, aku hanya bersekolah setengah hari saja, aku izin pada guru jika aku ingin pergi menemani mengurus pekerjaan yang penting, beruntung guruku mengizinkan alasanku yang hampir mendekati ketidak masuk akalan itu. Jo dan Farel mengacungkan jari tengah padaku, aku bilang pada mereka aku akan pergi untuk menyiapkan kejutan besok, sesuai rencana, aku akan mengajak mereka untuk datang ke tempat Sophie. Sebelum itu aku harus berhasil untuk membujuk Sophie, setidaknya ia tidak ketus padaku saat kedua temanku datang besok.Aku langsung menuju ke rumah nenekku, tidak jauh dari rumah nenek ada sebuah toko, aku lalu menitipkan motorku di toko itu, biar tidak ketahuan nenek jika nenek ada di rumah. Aku mengendap-endap menuju ke rumah nenek. Aman, rumah nenek sepi. Dugaanku nenek sedang pergi bersama tanteku. Aku langsung berlari ke arah gudang, seperti biasa aku membuka gudang dan segera menuju ke lubang itu.Brak!Aku tiba di tempat kema
“Nenek?” wajahku kaget bukan main melihat nenekku yang sedang melihatku.“Dari mana kamu?” tanya nenek mendekatiku.Aku mencari alasan, apa yang harus kukatakan? Untungnya otakku cepat berpikir.“Norfi lagi nyari Jam tangan Norfi nek, waktu itu kayaknya jatuh di gudang pas nenek minta ambilin alat buat jahit,” ujarku. Aku gugup, alasanku sungguh tidak masuk akal.“Terus kamu kenapa tidak sekolah?” tanya nenek.“Maaf nek, tadi Norfi kesiangan, jadi Norfi bingung mau kemana, dari pada Norfi pulang jadi Norfi ke sini saja sekalian mencari jam Norfi, tadinya mau masuk ke rumah tapi Norfi takut nenek sedang tidak di rumah,” ujarku.“Aduh aduh, cepat masuk makan dulu, pasti kamu lapar. Tunggu saja di sini sampai waktu pulang, agar ibumu tidak marah dan tidak tahu kalau kau sedang tidak bersekolah,” ujar nenek.Nenek lalu berjalan menuju ke dalam rumah, aku s
“Kamu mau makan apa?” tanya Sophie padaku.“Mmm... apa ya, apa yang menurutmu enak dan cocok untuk kita makan sekarang?” tanyaku.“Kau suka pasta? di dekat sini ada kedai pasta yang terkenal karena rasanya yang enak,” ujar Sophie.“Ah, boleh, boleh,” ujarku. Kami lalu berjalan menuju ke kedai pasta itu.“Kamu sendirian?” tanya Sophie.“Ya, kau tidak perlu memikirkan kapan dan bagaimana aku bisa datang kesini,” ujarku.Sophie menatapku tajam, walaupun dia sedang kesal padaku, tapi dia tetap menemaniku di sini.“Aku tidak bisa tidur rasanya jika tidak bertemu denganmu, kau harus membiasakan dirimu untuk bertemu denganku tiba-tiba, karena bila rinduku sudah penuh maka aku akan segera datang menghampirimu,” ujarku sambil menatap Sophie.“Hentika omongan konyolmu itu, kau tidak perlu menggodaku, jika kau sekali lagi kesini, kau tidak akan bisa
Gara-gara bercerita dengan Jo dan Farel, aku jadi tidak konsen saat bermain bola tadi. Aku jadi kepikiran dengan Sophie. Besok aku harus bertemu dengannya. Bagaimanapun caranya rasa rindu harus dibayar tuntas, tidak bisa ditunda lagi.Rasa lelah menenggelamkanku dalam tidur yang nyenyak sekali, sampai aku bangun kesiangan esok harinya.“NORFI!!! ASTAGA KAMU BELUM BANGUN JUGA DARI TADI??” Mama mendobrak pintu kamarku.Mataku langsung segar, aku melihat ternyata hari sudah jam 6.45, pantas saja mama begitu emosi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan buru-buru menuju ke kamar mandi.Aku mengendarai motor sekencang mungkin, saat di sekolah aku malah melihat gerbang sudah ditutup. Aku tidak akan bisa masuk ke dalam dengan alasan bangun kesiangan.Aku memutar motorku, ku kendarai ke sebuah tujuan yang tentu saja langsung terbesit di pikiranku, rumah nenekku. Dari pada aku pulang ke rumah mendingan aku berkelana ke tempat Sophie.
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari
"Norfi, bangun! Udah jam berapa ini".Suara mama yang lantang membangunkanku, yang masih ngantuk. Aku melihat jam menunjukkan pukul enam pagi. Seharusnya aku masih bisa tidur lima belas menit lagi, tapi sepertinya mama sedang murka pagi ini. Aku tidak ingin melihat mama berubah jadi monster, jadi ku putuskan untuk segera bangun dan mandi."Pagi ma" ujarku sambil setengah merem. Aku masih benar-benar ngantuk. Rasanya malas sekali untuk pergi ke sekolah hari ini."Pagi anak mama yang tersayang, tunggu apa lagi. Mandi dong kamu" ujar mama sambil menyiapkan makanan adikku. Aku tinggal bertiga bersama mama dan adikku. Ayahku sudah lama meninggal sejak adikku baru lahir, kurang lebih 12 tahun yang lalu. Usiaku baru menginjak 16 tahun, Agustus nanti. Mama bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang tekstil. Mama sudah menjabat sebagai kepala bagian produksi. Kehidupan kami bisa dibilang lebih dari cukup, selain bekerja disitu mama juga ada usaha toko roti yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments