"Norfi, bangun! Udah jam berapa ini".
Suara mama yang lantang membangunkanku, yang masih ngantuk. Aku melihat jam menunjukkan pukul enam pagi. Seharusnya aku masih bisa tidur lima belas menit lagi, tapi sepertinya mama sedang murka pagi ini. Aku tidak ingin melihat mama berubah jadi monster, jadi ku putuskan untuk segera bangun dan mandi."Pagi ma" ujarku sambil setengah merem. Aku masih benar-benar ngantuk. Rasanya malas sekali untuk pergi ke sekolah hari ini."Pagi anak mama yang tersayang, tunggu apa lagi. Mandi dong kamu" ujar mama sambil menyiapkan makanan adikku. Aku tinggal bertiga bersama mama dan adikku. Ayahku sudah lama meninggal sejak adikku baru lahir, kurang lebih 12 tahun yang lalu. Usiaku baru menginjak 16 tahun, Agustus nanti. Mama bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang tekstil. Mama sudah menjabat sebagai kepala bagian produksi. Kehidupan kami bisa dibilang lebih dari cukup, selain bekerja disitu mama juga ada usaha toko roti yang dikelola oleh tanteku. Kadang kalau hari libur aku biasanya berada disana untuk bantu-bantu. Lumayan, nanti dikasih upah oleh mama.Kami tinggal disebuah kota kecil. Kota kecil yang masih asri, dikelilingi oleh banyak pepohonan disetiap pekarangan rumah yang ada. Kota ini sangat menenangkan. Setelah mandi dan sarapan, aku pun berangkat menuju sekolah.
Di sekolah aku cukup populer, orang-orang menyebutku playboy, katanya aku sering memainkan hati wanita yang kudekati. Hehe, benar sih. Aku mudah bosan terhadap suatu hubungan, apalagi kalau aku sudah mendapatkan hatinya dengan mudah. Aku merasa tidak lagi ada tantangan yang harus kukejar demi mendapatkan mereka. Kurang gereget rasanya. Lagian, bukan aku yang mengejar cewek-cewek itu. Terkadang mereka yang mendekatiku. Mereka bilang aku tidak terlalu tampan tapi sangat menarik seperti punya aura tersendiri yang membuat orang jadi terpikat. Haha. Konyol sekali. Aku bahkan melihatku seperti orang-orangan sawah.
"Kamu kok gak ngebuhungin aku sih? Katanya semalam kamu mau telepon aku? Aku nungguin kamu loh" ujar Cindy pagi ini yang tiba-tiba datang dengan wajah menyebalkan.
"Aku ketiduran, ntar malam aja ya" ucapku pada Cindy. Padahal aku sama sekali tidak ingat ada janji mau meneleponnya. Cindy ya itu salah satu fans ku. Aku tidak terlalu tertarik dengannya, banyak orang di sekolah ini yang memujanya, bilang dia Ratu sekolah. Katanya, parasnya menggoda. Dimataku biasa aja tuh. Ga ada menggoda-menggodanya. Selain Cindy aku juga dekat dengan Rina, Jessie, Reva dan Novel.Diantara mereka berlima hanya Novel yang masuk ke kriteriaku. Novel adalah anak X.4. Dia adik kelasku, aku sekarang kelas XI IPS 3. Novel hitam manis dan pendiam, aku masih terus berusaha agar dia mau meluluhkan hatinya untukku. Sedangkan Rina, Jessie dan Reva adalah kakak kelasku. Hanya Novel dan Jessie yang memang aku dekati secara personal. Sisanya, mereka yang mendekati dan mengejarku. Teman-temanku sempat iri, karena Rina terkenal pemilih dalam pasangan. Bisa-bisanya dia terpikat oleh pesona orang-orangan sawah ini.
"Fi, lama amat kau datang. Cindy udah daritadi nungguin disini" ujar Farel, temanku."Tau deh, udah kaya orang gila nungguin you. Kok bisa ya Cindy se alay itu, padahal biasanya dia ga gitu amat deh" timpal Jonathan."Ya, namanya juga pesona Norfi" jawabku sambil masuk ke dalam kelas. Temanku mengisyaratkan pura-pura muntah mendengar kalimat yang aku ucapkan.Di sekolah aku bukan tipe murid yang nakal. Aku tipe yang mengambil aman, aku tidak ingin mencari gara-gara. Apa susahnya sih ikutin saja aturan yang ada, toh cuma tiga tahun. Ga bakal kerasa kok. Daripada badung ga jelas terus dihukum. Males banget. Aku juga ga bego-bego amat, aku cukup pintar di pelajaran Geografi, juga cukup oke untuk bermain basket. Tapi aku malas untuk mengikuti klub basket, aku lebih senang menghabiskan masa sekolahku dengan tertawa setiap hari sepulang sekolah bersama Jonathan dan Farel di lapangan kosong dekat rumah Jonathan.
Disitu sangat rimbun dan sejuk, seperti gunung belakang sekolah di Doraemon.
Besok sekolah kami libur selamat tiga hari, karena guru-guru kami kebanyakan banyak yang mengikuti pelatihan.Aku akan mengunjungi nenekku yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah kami, kurang lebih 20 menit. Nenek tinggal bersama tanteku yang mengurus bisnis rpti ibuku. Mereka tinggal bertiga dengan anak tanteku yang masih kecil, seumuran dengan adikku. Tanteku juga sudah kehilangan suaminya 2 tahun yang lalu karena kecelakaan. Aku sudah tidak sabar untuk pergi kesana, aku sudah rindu dengan nuansa khas rumah nenekku. Rasanya begitu asri dan tenang.
Keesokan harinya, aku pun bersiap untuk mengunjungi nenekku. Sepertinya aku akan menginap, adik dan mamaku tidak ikut kali ini. Hanya aku sendiri yang pergi kerumah nenek. Aku mengendarai motorku menuju rumah nenek. Sesampainya disana nenek sudah duduk menungguku diteras rumahnya, senyuman hangat dari seorang nenek terpancar dari jauh.
"Nenek, aduh Norfi kangen banget sama nenek. Sudah 4 bulan kita tidak ketemu ya nek" ujarku sambil memeluk nenek."Iya, Nenek kira Norfi sudah lupa sama nenek" ujar nenekku sambil mengelus rambutku dengan lembut."Ga mungkin dong nek, Norfi kan sayang sama Nenek""Kamu ganti baju, habis itu makan ya. Tandi tantemu sudah masak dari pagi. Ada ayam cabe hijau favorit kamu tuh" ujar nenek. Aku pun mengangguk dan segera masuk kedalam rumah nenek. Setelah ganti baju dan menyantap makanan yang sudah disediakan aku menghampiri nenek yang sedang merajut di ruang tengah. "Nenek masih suka merajut ya, mau buat apa Nek?" tanyaku pada nenek"Mau buat baju untuk Ciko" jawab nenek sambil tersenyum. Ciko merupakan kucing hitam kesayangan nenek. Ciko sangat gendut dan lucu."Norfi, mumpung kamu disini boleh tidak nenek mau minta tolong carikan kotak warna putih digudang, disitu nenek menyimpan banyak sekali benang rajutan, tante kamu kemarin waktu beres-beres kebawa sama kotak itu, terus ditaruh digudang. Nenek lupa setiap mau minta tolong tantemu ambilkan lagi" ujar nenek."Boleh dong nek, Norfi ambilkan dulu ya" ujarku pada nenek.Aku pun pergi ke gudang dibelakang rumah nenek. Gudangnya terbuat dari kayu, terpisah dari rumah utama. Gudangnya cukup besar, disini nenek menyimpan banyak sekali barang-barang bekas kakek. Kakek ku dulu merupakan seorang arsitek, dia sering membuat barang-barang seperti meja dan kursi yang indah sekali untuk nenek, saking banyaknya nenek menyimpan kenang-kenangan itu digudang. Aku membuka gudang mencari apa yang nenek bilang, beruntung baru saja masuk aku sudah menemukan kotak itu diatas lemari. Aku segera mengambilnya.Aku baru saja berjalan melangkah keluar, ketika ku dengar ada bunyi aneh yang berasal dari balik lemari kecil dibagian belakang gudang. Bunyinya seperti bunyi mesin pesawat. Aku pun mendekat, bunyi itu terdengar semakin jelas dan dekat sekali. Aku cukup gugup, takut kalau itu adalah bunyi dari binatang buas seperti ular. Saat aku geser lemari itu, betapa terkejutnya aku melihat sebuah bolongan hitam besar yang menempel di dinding. Aku segera berlari keluar melihat bolongan itu dari luar, tidak tembus. Aku tidak percaya dengan apa yang ku lihat, aku kembali kedalam dan mendekati lubang itu. Pelan-pelan ku arahkan ke dalam lubang yang mengeluarkan bunyi itu, saat sudah dekat tiba-tiba aku tersedot masuk kedalam. Kotak putih itu terjatuh, Aku berteriak dan memejamkan mata, rasanya badanku melayang tinggi sekali. Aku takut.
"Aaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhh..." teriakku kencang, aku masih melayang dan ku beranikan untuk membuka mataku sedikit. Aku lihat di bawah sudah ada cahaya. Aku berhenti berteriak. Saat cahaya itu sudah semakin dekat, perlahan tubuhku mulai berat dan menyesuaikan untuk menapak.Hap! Aku menapak di tempat yang tidak aku ketahui. Sepertinya ini juga merupakan sebuah gudang, lubang tadi menempel di tempat yang sama, di dinding. Saat ini didepanku hanya ada kain-kain putih yang menutupi barang-barang. Aku berjalan mencari pintu keluar dan aku berhasil menemukannya.Ku buka pintu tersebut, syukur tidak terkunci. Saat aku keluar, ku lihat di sekelilingku hanyalah pohon-pohon pinus pekarangan yang biasa dijumpai di halaman sekolah, lalu ada bunga-bunga disekitaran gudang ini. Tidak jauh dari gudang ini, terdapat bangunan besar seperti sebuah sekolahan. Aku pun berlari ke arah depan, dimana aku sebenarnya.Sekolah ini cukup besar, dua tingkat. Dengan bangunan
Pagi ini begitu ramai, ayam bersahutan dan suara khas kebisingan di rumah nenek begitu terasa. Walau hanya berjarak 20 menit dari rumahku, namun aroma pagi di tempat nenek, sangat ngangenin. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menemui nenek dan tanteku yang berada di dapur."Tante.." ujarku menyapa tanteku."Halo Norfi, aduh kangen banget uda lama ga ketemu" jawabku"Kak opiii" sapa Dean, anak tanteku"Tante ama Dean semalam pulang jam berapa?" tanyaku"Jam 9, makanya ga ketemu ama kamu. Kamu udah tidur sih. Kecapekan banget kayanya" ujar Tanteku"Kak Opi libur ya, enak banget Ean ga libur" keluh Dean, dia sangat menggemaskan."Kamu sarapan gih bareng nenek, tante ama Dean udah mau berangkat nih" ujar Tanteku"Mah, Aku pergi dulu ya.. Ean pamit sama nenek""Nenek, Ean sekolah dulu ya.." ujar Dean menghampiri nenekku dan mencium tangan nenek"Kak Opi, Ean berangkat ya""Opi, tante ke toko dulu ya. Daah"
Siang ini, aku tidak ada kegiatan, rasanya aku ingin pergi menemui Sophie lagi. Hehe. Tapi, ku urungkan niatku. Aku penasaran dengan sekolah Shopie. Aku pun pergi ke perpustakaan yang ada di tempat nenekku, disana ada internet yang bisa membuatku mencari tahu tentang sekolahan itu.Sesampainya, aku di perpustakaan itu, aku segera menuju ke komputer yang tersedia. Ku buka situs pencarian dan ku ketikkan LAVENDER SCHOOL. Tidak beberapa lama, muncul tentang informasi sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolahan khusus wanita yang dibangun pada tahun 1937 dan beroperasi sampai dengan tahun 1975. Sekolah itu terletak di Kota Aphrodite, kota ini berada kurang lebih 10 mil dari kotaku. Lavender berhenti beroperasi karena pergantian kepala yayasan, sekarang. Namanya kini diubah menjadi ARGATHA II ATHENA SCHOOL atau yang lebih dikenal dengan A2A SCHOOL. Ah, sekolahan ini memang terkenal sampai ke kotaku. Aku lalu lanjut membaca informasi tentang Lavender. Disebutkan bahwa, Laven
Hari ini, aku sudah kembali kerumahku. Tiba dirumah, aku langsung menemani mama untuk menyelesaikan pekerjaannya, siang harinya aku berjanji untuk makan es krim bareng Jonathan dan Farel."Gimana, gimana, ada cewek baru dari tempat nenek?" tanya Farel ketika aku tiba di kedai es krim tersebut.Aku duduk dan menjawab "Oh, tentu saja ada"Mereka langsung melihatku tajam."Kau tahu ga Fi, Cindy sama Jesse nyariin karena kau tak hubungi mereka juga" ujar Farel"Ya udah, diemin aja. Aku memang ga srek kok ama mereka" ucapkuEs krim pesanan kami datang, kami pun menikmati es krim yang begitu lezar di kala panas mentari menusuk tubuh."Jadi, siapa lagi cewek yang kau goda?" tanya Farel"Ada deh, nanti juga kalian ku kasih tahu. Yang jelas dia cantik kaya cewe bangsawan. Tebak dong dia sekolah dimana?" ujarku"Dimana emang?" tanya Jonathan"Di A2A School"Jonathan dan Farel berhenti menjilat es krim mereka dan sere
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p
Gara-gara bercerita dengan Jo dan Farel, aku jadi tidak konsen saat bermain bola tadi. Aku jadi kepikiran dengan Sophie. Besok aku harus bertemu dengannya. Bagaimanapun caranya rasa rindu harus dibayar tuntas, tidak bisa ditunda lagi.Rasa lelah menenggelamkanku dalam tidur yang nyenyak sekali, sampai aku bangun kesiangan esok harinya.“NORFI!!! ASTAGA KAMU BELUM BANGUN JUGA DARI TADI??” Mama mendobrak pintu kamarku.Mataku langsung segar, aku melihat ternyata hari sudah jam 6.45, pantas saja mama begitu emosi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan buru-buru menuju ke kamar mandi.Aku mengendarai motor sekencang mungkin, saat di sekolah aku malah melihat gerbang sudah ditutup. Aku tidak akan bisa masuk ke dalam dengan alasan bangun kesiangan.Aku memutar motorku, ku kendarai ke sebuah tujuan yang tentu saja langsung terbesit di pikiranku, rumah nenekku. Dari pada aku pulang ke rumah mendingan aku berkelana ke tempat Sophie.