Pagi ini begitu ramai, ayam bersahutan dan suara khas kebisingan di rumah nenek begitu terasa. Walau hanya berjarak 20 menit dari rumahku, namun aroma pagi di tempat nenek, sangat ngangenin. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menemui nenek dan tanteku yang berada di dapur.
"Tante.." ujarku menyapa tanteku.
"Halo Norfi, aduh kangen banget uda lama ga ketemu" jawabku
"Kak opiii" sapa Dean, anak tanteku
"Tante ama Dean semalam pulang jam berapa?" tanyaku
"Jam 9, makanya ga ketemu ama kamu. Kamu udah tidur sih. Kecapekan banget kayanya" ujar Tanteku
"Kak Opi libur ya, enak banget Ean ga libur" keluh Dean, dia sangat menggemaskan.
"Kamu sarapan gih bareng nenek, tante ama Dean udah mau berangkat nih" ujar Tanteku
"Mah, Aku pergi dulu ya.. Ean pamit sama nenek"
"Nenek, Ean sekolah dulu ya.." ujar Dean menghampiri nenekku dan mencium tangan nenek
"Kak Opi, Ean berangkat ya"
"Opi, tante ke toko dulu ya. Daah"
"Bye te, Ean. hati-hati" ujarku.
"Sarapan gih, tadi tante kamu masak nasi goreng" ujar Nenek padaku
"Oh pasti dong nek, ini perut Norfi udah laper banget" Aku pun mengambil nasi goreng dan sarapan bersama nenek. Kami membicarakan hal-hal indah tentang mama dan tanteku. Bagaimana saat kakek masih ada dan begitu memanjakan mereka berdua. Aku masih kepikiran dengan lubang kemarin, rencananya sehabis makan ini aku akan mencoba melihatnya lagi.
"Habis ini mau ngapain nek?" tanyaku pada nenek
"Nenek mau berjemur di depan, kamu duduk aja nonton atau ngapain, sebentar lagi ada Madam Charl buat beres-beres rumah" ujar nenek
Kesempatan yang sangat bagus, aku bisa sepuasnya dong menggunakan lubang itu.
"Norfi mau jalan keliling-keliling sekitar sini ya nek, soalnya sejuk banget ini pemandangan dan tempatnya" ujarku
"Iya, pergi aja, nanti makan siang pulang ya, kita makan bareng" ujar nenek
"Oke nek" jawabku sambil mencium pipi nenekku.
Aku bergegas berlari menuju arah gudang, ku buka perlahan pintunya. Lalu, ku tutup kembali. Aku perlahan menuju lemari kecil tepat dimana lubang itu muncul. Ku geser lemari itu dan... Lubang itu tidak ada. Aku terkejut dan sedikit kecewa. Aku menunggu beberapa saat namun lubang itu tak kunjung muncul, aku menghela nafas dan memutuskan untuk keluar. Mungkin, memang hanya ada kesalahan kemarin, mungkin memang aku hanya bisa menyapa gadis itu dalam bayangan. Beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba suara aneh itu muncul, saat aku menoleh lubang itu sudah terbuka. Aku tersenyum lalu berlari dan segera ku gapai lubang itu. Aku kembali tersedot seperti biasanya. Aku membuka mata, aku sudah menapak di tempat yang sama, gudang sekolah itu. Aku cukup senang karena pendaratan ini masih sama, aku khawatir jika berpindah tempat, karena tujuanku kesini untuk mengetahui siapa nama gadis itu.
Aku mengendap jalan dari gudang ke arah sekolah tersebut, sepertinya ramai. Ah, aku yang kucel karena belum mandi, saat ini sudah rapi berpakaian kemeja garis horizontal dan celana hitam cutbray. Yang aku ingat tadi aku membawa handphone, namun sekarang handphoneku tidak ada. Apa karena di tahun ini belum ada handphone? Rambutku klimis terbelah di sisi kanan. Rasanya aku cukup tampan untuk menemui gadis kemarin. Saat aku melihat, mereka sedang melakukan kegiatan di lapagan, dan sepertinya sekolah ini sekolah perempuan. Aku tidak mungkin tiba-tiba muncul, bisa-bisa aku ketahuan dan ditangkap. Aku memutuskan untuk kembali ke arah gudang sambil menunggu waktu yang agak sepi, mungkin sampai sore. Saat aku sedang berjalan, tiba-tiba aku melihat gadis itu berada tidak jauh dari arah gudang, di sebuah bangunan yang mungkin tempat pelatihan atau laboratorium, aku segera berlari dan menghampirinya.
"Hey, gadis" ujarku
Gadis itu menoleh dan menatapku dari atas hingga bawah, dia tampak heran.
"Siapa kamu? Dari mana kamu masuk? Aku bahkan tidak mengenalmu." ucap gadis itu
"Aku yang kemarin sore kamu bilang sebagai mata-mata itu, masih ingat?" tanyaku
"Kamu lagi? Kamu tidak ada kapoknya ya, apa lagi yang mau kamu cari tahu. Bagaimanapun juga sekolah kalian mencoba memata-matai kami, kalian akan tetap kalah" ujar gadis tersebut
"Haduh.. Kamu masih saja berpikir aku ini mata-mata? Aku ini bukan anak sekolahan yang kau maksud, aku saja datang dari --" Aku hampir saja keceplosan
"Dari apa? hah?" tanya gadis itu
"Dari ya dari rumahlah, ah.. sudah lupakan saja, intinya aku datang kemari mau bertemu dengan kamu" jawabku sambil tersenyum, khas gaya playboy yang selalu membuat wanita di sekolahku terpikat.
"Dasar aneh, aku masih tidak percaya pada perkataanmu, walau kau bukan dari sekolahan itu, tetap saja aku tidak punya urusan denganmu. Bisa-bisanya kamu menyelinap masuk ke sekolahan kami" ujar gadis itu tampak kesal
"Lebih baik kamu pergi atau aku laporkan kepada guru, permisi, aku masih ada urusan" gadis itu tampak ingin masuk keruangan itu
"Eits, tunggu dulu, aku tidak akan pergi sebelum tau namamu, aku tidak peduli jika kau ingin melaporkan gurumu, silahkan saja. Yang penting, aku tau namamu" ujarku memaksa
Gadis itu tampak kesal dan marah. Ia mencoba mengacuhkan perkataanku dan tetap ingin masuk ke dalam ruangan itu, aku pun menghalanginya.
"Bagaimana, nona? Kalau kau tidak mau bilang namamu, ya aku akan duduk sini, saat orang bertanya aku siapa, aku akan menjawab kalau aku kenalanmu yang sedang punya urusan padamu" ujarku. Gadis itu hanya merengutkan wajahnya, sangat cantik. Aku semakin bersemangat untuk mengejarnya. Haha, aku mengejar wanita 1950, yang berarti nenek-nenek dong.
"Namaku, Sophie. Silahkan pergi dan jangan pernah datang lagi, aku tidak pernah mengenalmu, aku juga tidak punya urusan padamu. Kalau sekali lagi aku melihatmu, aku tidak akan segan-segan untuk melaporkanmu" ucap gadis itu sambil melewatiku dengan kesal dan masuk ke dalam ruangan itu.
Aku tersenyum dan sedikit berteriak,
"Besok aku akan datang lagi, terima kasih"
Dia tiak menggubris ucapanku, aku pun berjalan kembali ke arah gudang. Sebelum itu, aku memantau kalau-kalau saja nanti gadis itu melihatku. Situasi aman, aku pun masuk kedalam gudang dan kembali ke rumah nenekku. Saat membuka mata, aku sudah berpakaian sama seperti aku pergi, ku lihat handphoneku, jam menunjukkan pukul 09.30, yang berarti aku hanya pergi selama 5 menit, padahal saat aku disana tadi mungkin sudah menghabiskan waktu 30-45 menit. Sungguh menarik.
Ah, namanya Sophie. Nama yang sangat indah sesuai dengan wajahnya yang sangat indah dan hangat. Aku kagum dan sangat tertarik pada Sophie, aku tidak ingin mencari tahu dari mana asal lubang ini, biarkan ia menjadi rahasia tersendiri. Fokusku sekarang adalah setiap hari kembali kesana dan mendapatkan hati Sophie. Harus.
Siang ini, aku tidak ada kegiatan, rasanya aku ingin pergi menemui Sophie lagi. Hehe. Tapi, ku urungkan niatku. Aku penasaran dengan sekolah Shopie. Aku pun pergi ke perpustakaan yang ada di tempat nenekku, disana ada internet yang bisa membuatku mencari tahu tentang sekolahan itu.Sesampainya, aku di perpustakaan itu, aku segera menuju ke komputer yang tersedia. Ku buka situs pencarian dan ku ketikkan LAVENDER SCHOOL. Tidak beberapa lama, muncul tentang informasi sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolahan khusus wanita yang dibangun pada tahun 1937 dan beroperasi sampai dengan tahun 1975. Sekolah itu terletak di Kota Aphrodite, kota ini berada kurang lebih 10 mil dari kotaku. Lavender berhenti beroperasi karena pergantian kepala yayasan, sekarang. Namanya kini diubah menjadi ARGATHA II ATHENA SCHOOL atau yang lebih dikenal dengan A2A SCHOOL. Ah, sekolahan ini memang terkenal sampai ke kotaku. Aku lalu lanjut membaca informasi tentang Lavender. Disebutkan bahwa, Laven
Hari ini, aku sudah kembali kerumahku. Tiba dirumah, aku langsung menemani mama untuk menyelesaikan pekerjaannya, siang harinya aku berjanji untuk makan es krim bareng Jonathan dan Farel."Gimana, gimana, ada cewek baru dari tempat nenek?" tanya Farel ketika aku tiba di kedai es krim tersebut.Aku duduk dan menjawab "Oh, tentu saja ada"Mereka langsung melihatku tajam."Kau tahu ga Fi, Cindy sama Jesse nyariin karena kau tak hubungi mereka juga" ujar Farel"Ya udah, diemin aja. Aku memang ga srek kok ama mereka" ucapkuEs krim pesanan kami datang, kami pun menikmati es krim yang begitu lezar di kala panas mentari menusuk tubuh."Jadi, siapa lagi cewek yang kau goda?" tanya Farel"Ada deh, nanti juga kalian ku kasih tahu. Yang jelas dia cantik kaya cewe bangsawan. Tebak dong dia sekolah dimana?" ujarku"Dimana emang?" tanya Jonathan"Di A2A School"Jonathan dan Farel berhenti menjilat es krim mereka dan sere
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p
Gara-gara bercerita dengan Jo dan Farel, aku jadi tidak konsen saat bermain bola tadi. Aku jadi kepikiran dengan Sophie. Besok aku harus bertemu dengannya. Bagaimanapun caranya rasa rindu harus dibayar tuntas, tidak bisa ditunda lagi.Rasa lelah menenggelamkanku dalam tidur yang nyenyak sekali, sampai aku bangun kesiangan esok harinya.“NORFI!!! ASTAGA KAMU BELUM BANGUN JUGA DARI TADI??” Mama mendobrak pintu kamarku.Mataku langsung segar, aku melihat ternyata hari sudah jam 6.45, pantas saja mama begitu emosi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan buru-buru menuju ke kamar mandi.Aku mengendarai motor sekencang mungkin, saat di sekolah aku malah melihat gerbang sudah ditutup. Aku tidak akan bisa masuk ke dalam dengan alasan bangun kesiangan.Aku memutar motorku, ku kendarai ke sebuah tujuan yang tentu saja langsung terbesit di pikiranku, rumah nenekku. Dari pada aku pulang ke rumah mendingan aku berkelana ke tempat Sophie.
“Kamu mau makan apa?” tanya Sophie padaku.“Mmm... apa ya, apa yang menurutmu enak dan cocok untuk kita makan sekarang?” tanyaku.“Kau suka pasta? di dekat sini ada kedai pasta yang terkenal karena rasanya yang enak,” ujar Sophie.“Ah, boleh, boleh,” ujarku. Kami lalu berjalan menuju ke kedai pasta itu.“Kamu sendirian?” tanya Sophie.“Ya, kau tidak perlu memikirkan kapan dan bagaimana aku bisa datang kesini,” ujarku.Sophie menatapku tajam, walaupun dia sedang kesal padaku, tapi dia tetap menemaniku di sini.“Aku tidak bisa tidur rasanya jika tidak bertemu denganmu, kau harus membiasakan dirimu untuk bertemu denganku tiba-tiba, karena bila rinduku sudah penuh maka aku akan segera datang menghampirimu,” ujarku sambil menatap Sophie.“Hentika omongan konyolmu itu, kau tidak perlu menggodaku, jika kau sekali lagi kesini, kau tidak akan bisa
“Nenek?” wajahku kaget bukan main melihat nenekku yang sedang melihatku.“Dari mana kamu?” tanya nenek mendekatiku.Aku mencari alasan, apa yang harus kukatakan? Untungnya otakku cepat berpikir.“Norfi lagi nyari Jam tangan Norfi nek, waktu itu kayaknya jatuh di gudang pas nenek minta ambilin alat buat jahit,” ujarku. Aku gugup, alasanku sungguh tidak masuk akal.“Terus kamu kenapa tidak sekolah?” tanya nenek.“Maaf nek, tadi Norfi kesiangan, jadi Norfi bingung mau kemana, dari pada Norfi pulang jadi Norfi ke sini saja sekalian mencari jam Norfi, tadinya mau masuk ke rumah tapi Norfi takut nenek sedang tidak di rumah,” ujarku.“Aduh aduh, cepat masuk makan dulu, pasti kamu lapar. Tunggu saja di sini sampai waktu pulang, agar ibumu tidak marah dan tidak tahu kalau kau sedang tidak bersekolah,” ujar nenek.Nenek lalu berjalan menuju ke dalam rumah, aku s