Siang ini, aku tidak ada kegiatan, rasanya aku ingin pergi menemui Sophie lagi. Hehe. Tapi, ku urungkan niatku. Aku penasaran dengan sekolah Shopie. Aku pun pergi ke perpustakaan yang ada di tempat nenekku, disana ada internet yang bisa membuatku mencari tahu tentang sekolahan itu.
Sesampainya, aku di perpustakaan itu, aku segera menuju ke komputer yang tersedia. Ku buka situs pencarian dan ku ketikkan LAVENDER SCHOOL. Tidak beberapa lama, muncul tentang informasi sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolahan khusus wanita yang dibangun pada tahun 1937 dan beroperasi sampai dengan tahun 1975. Sekolah itu terletak di Kota Aphrodite, kota ini berada kurang lebih 10 mil dari kotaku. Lavender berhenti beroperasi karena pergantian kepala yayasan, sekarang. Namanya kini diubah menjadi ARGATHA II ATHENA SCHOOL atau yang lebih dikenal dengan A2A SCHOOL. Ah, sekolahan ini memang terkenal sampai ke kotaku. Aku lalu lanjut membaca informasi tentang Lavender. Disebutkan bahwa, Lavender merupakan sekolahan elite tertua pada saat itu, sekolahan khusus wanita ini biasanya mencetak banyak wanita hebat dan biasanya mereka di didik untuk dijadikan bangsawan. Aku mencoba mengetik nama Sophie dengan tambahan Lavender School, tidak ada data yang bisa ku akses. Aku pun pulang.
Aphrodite memang kota yang cukup klasik dan terkenal karena kemewahan gaya rumah dan bangunannya. Aku bahkan belum pernah kesana, itu sangat jauh dari rumahku. A2A school memang sekolah trend yang sangat top dikalangan kami, A2A sering dijadikan tempat syuting karena keindahan dan kemewahan sekolahannya. Aku bahkan tidak menyangka, sekarang aku bisa ke Aphrodite hanya dengan meluncur kedalam lubang misterius yang menempel di dinding. Aku berjalan pulang, sambil memikirkan bagaimana aku ingin menemui Sophie besok, bagaimana aku mengatur agar bajuku tidak terlalu mencolok seperti tadi. Aku juga memikirkan bagaimana menjelaskan pada Sophie tempat ku berada, sepertiya aku akan berbohong. Bisa-bisa aku diacuhkan bila bercerita perihal portal waktu tersebut.
Aku sudah sampai dirumah nenek, rasanya aku ingin mengumpan nenek agar bercerita perihal portal waktu itu.
"Nek.. kalau seandainya nenek tiba-tiba melihat ada portal waktu yang menempel di dinding dan nenek masuk ke dalamnya lalu keluar di sebuah kota antah berantah, apa yang nenek lakukan?" tanyaku
Nenek meletekkan remot televisi dan menatap ke arahku.
"Nenek akan menikmati perjalanannya dan menemukan hal yang menarik disana" ucap nenek sambil tersenyum
"Nenek bakalan cerita ke orang kah atau mencari tahu bagaimana portal waktu tersebut bisa muncul?" tanyaku kembali
"Nenek tidak akan bicara pada siapapun, kecuali ada satu kengerian yang bisa membahayakan. Nenek akan menikmati sendiri kebahagiaan bonus tersebut." ucap nenek
Aku terdiam.
"Oh begitu, iya nek Norfi lagi cari ide lanjutan naskah drama sekolah nek. Soalnya besok pas pulang langsung dikerjakan" jawabku ngawur
"Biarkan misteri itu berjalan dengan sendirinya jika ia menciptakan kesenangan, terkadang kita tidak perlu tahu persis bagaimana ia muncul" jawab nenekku
Nenek mengisyaratkan seakan tahu betul dengan apa yang sedang ku bahas. Aku pun diam dan melihat ke arah televisi. Apa sebenarnya nenek tahu tentang semua ini?
Malam ini adalah malam terakhir aku menginap di rumah nenek, besok pun aku tidak tahu bisa mengunjungi Sophie atau tidak, karena tadi mama menelepon agar aku pulang sepagi mungkin, mama minta agar aku menemaninya mengurus pekerjaan. Aku masih memikirkan apa yang diucapkan oleh nenek tadi. Portal waktu itu memang tidak ingin aku selidiki dari mana asalnya. Aku hanya ingin menyelidiki perihal gadis manis yang mampu merebut hatiku saat ini.
Aku tersenyum mengingat senyum Sophie. Ku lihat di handphone waktu menunjukkan pukul 11 malam. Aku tiba-tiba saja kepikiran bagaimana kalau aku pergi ke sana sekarang? Apa yang akan terjadi? Tanpa berpikir panjang aku pun langsung pergi mengendap-endap ke arah gudang. Ku lihat semua orang di rumah sudah tertidur dengan pulas.
Tiba di gudang, aku langsung menuju ke arah portal itu, dan terlihat dia masih menempel di dinding mengeluarkan suara aneh. Aku pun segera masuk ke dalamnya. Aku tiba di gudang Lavender, disini gelap sekali tidak ada cahaya. Aku meraba menuju ke arah pintu. Aku mengintip perlahan, memastikan tidak ada orang. Situasi aman, aku pun keluar dari gudang. Di luar cukup terang, karena langit malam ini tenang dan tidak berawan, cahaya bintang tampak terlihat sangat banyak. Sungguh indah.
Ku lihat diriku saat ini menggunakan baju motif berwarna oranye dengan celana hitam. Aku berjalan ke arah depan, sepertinya malam ini aku akan berjalan di daerah sini. Lavender di malam hari sama saja dengan sekolah lain pada umumnya, cukup seram. Aku berlari ke arah gerbang Lavender di depan, ada celah untuk dilewati, aku tidak perlu membuka gerbang dan membuat kebisingan. Aku melewati celah itu dan berjalan menyusuri jalanan.
Aku mengambil jalan ke arah kanan, disebelah Lavender terlihat bangunan cukup besar, seperti tempat penyimpanan. Ternyata Lavender berada di jalan yang agak masuk ke dalam, setelah melewati tempat penyimpanan tadi aku melihat cahaya lampu. Terlihat jelas aku berada disimpang, satu mengarah ke Lavender, satu ke arah lampu dan satu lagi ke jalan yang gelap. Di depan Lavender merupakan lapangan yang sangat luas. Aku pun berjalan mengikuti arah lampu tersebut. Kiri dan kanan hanya rumah-rumah biasa, rumah khas jaman dahulu. Sekitar 100 meter di depan, tampak seperti pertokoan, disini cukup ramai. Banyak orang berjalan kaki dan menggunakan sepeda, banyak toko dan penjual makanan. Sepanjang perjalanan tadi, aku tidak menemukan orang di luar, hanya ada aku. Disini, suasananya begitu menyenangkan. Melihat orang-orang di tahun 1950 menikmati malam, sungguh menarik.
Aku terus berjalan dan menyesuaikan dengan gaya orang disana, agar tidak terjadi kecurigaan dan terlihat aneh. Sedang asyik melihat-lihat, aku tiba-tiba menemukan apa yang aku cari. Ya, ada Sophie yang sedang berdiri disebuah toko.
Sophie sangat cantik. Dia memakai kemeja berwarna biru yang dipadankan dengan rok sebetis, sepatunya berwarna merah, rambutnya dikuncir setengah. Indah. Aku pun menghampirinya.
"Sophie" teriakku
Sophie menoleh dan terlihat raut wajahnya yang kesal melihatku
"Hai, ketemu lagi" ucapku cengengesan
"Apa tidak ada orang lain di dunia ini? Kenapa kamu selalu muncul di hadapanku" ucap Sophie, kesal.
"Mungkin memang sudah takdirnya aku harus bersama kamu" ujarku
"Jangan asal bicara kamu, aku tidak sudi bersama dengan orang asing yang tidak jelas dari mana asalnya" Sophie mengambil barang yang diberikan dari pemilik toko dan berjalan meninggalkanku
"Hey, tunggu jangan pergi" kejarku
"Aku ingin berkenalan denganmu, namaku Norfi. Aku sedang bersama pamanku disini, aku berasal dari kota sebelah"
Sophie berhenti.
"Siapa pamanmu? Dimana kalian tinggal? Kota sebelah? Apa kau tidak sekolah?" tanya Sophie
Aku cukup bingung menjawab pertanyaannya
"Nama pamanku Sam, iya dari kota sebelah.. Aku sudah lulus sekolah, pamanku kesini karena ada urusan dagang, aku diajak agar bisa mempelajarinya. Disini kami tinggal di.. di penginapan itu" Aku menunjuk ke arah sebuah bangunan yang bertuliskan penginapan. Aku selamat.
"Kota apa? Dezier atau Chandith?" tanya Sophie
Aku asal menjawab, "Dezier" ucapku.
Sophie tampak memicingkan matanya, dari raut wajahnya dia cukup percaya dengan apa yang ku katakan.
"Kenapa kamu bisa datang ke sekolahanku?" tanya Sophie
Otakku cukup keras dan cepat untuk berpikir menanggapi setiap pertanyaan Sophie
"Saat itu aku sedang berjalan melewati sekolah kalian, aku melihat ada celah didekat gerbang, lalu aku masuk saja ke dalam, saat itu aku baru saja bercerita seram bersama pamanku dan teman-teman dagangnya, oleh sebab itu waktu kau muncul aku kaget dan asal bicara" jelasku
"Lalu, tadi?" ujar Sophie
"Tadi, aku masuk lagi dari depan saat sekolahmu masih sepi, aku tadi kesana memang tujuannya untuk menemuimu. Aku ingin tahu siapa namamu" Jawabku
"Bagaimana? Aku bukan orang jahatkan?" ucapku pada Sophie
Sophie hanya melihatku.
"Pulanglah ke penginapanmu. aku mau pulang kerumah. Ibu sudah menungguku" ucap Sophie
"Tunggu, dimana rumahmu?" tanyaku pada Sophie
"Rumahku dibelakang bangunan itu" tunjuk Sophie
"Kapan aku bisa menemuimu lagi?" tanyaku pada Sophie
"Kalau kau ingin bertemu dan berkenalan denganku, kau harus berusaha mencariku" jawab Sophie
Sophie pun berjalan. Aku tersenyum mendengar ucapannya
"Aku besok mau pulang, aku akan kembali dalam beberapa hari dan menemuimu" ucapku sedikit berteriak
Sophie tak bergeming, ia terus berjalan.
Aku merasa puas dan senang dengan apa yang ia katakan. Aku pun berjalan pulang. Ku lihat toko-toko sudah mulai tutup. Aku melihat ke arah jam yang ada dipinggir jalan, waktu menunjukkan pukul 9 malam. Aku percepat jalanku menuju sekolah.
Aku sudah tiba di gudang nenek, aku membuka pintu gudang perlahan dan kembali menuju kamarku. Mereka masih tertidur pulas. Aku melihat handphoneku menunjukkan pukul 11.15. Sangat menarik, aku hanya pergi selama 15 menit. Aku pun berbaring dan tersenyum sambil mengingat Sophie. Aku pasti bisa meluluhkan hatinya, aku janji akan kembali lagi dalam waktu dekat. Aku pun memejamkan mataku.
Hari ini, aku sudah kembali kerumahku. Tiba dirumah, aku langsung menemani mama untuk menyelesaikan pekerjaannya, siang harinya aku berjanji untuk makan es krim bareng Jonathan dan Farel."Gimana, gimana, ada cewek baru dari tempat nenek?" tanya Farel ketika aku tiba di kedai es krim tersebut.Aku duduk dan menjawab "Oh, tentu saja ada"Mereka langsung melihatku tajam."Kau tahu ga Fi, Cindy sama Jesse nyariin karena kau tak hubungi mereka juga" ujar Farel"Ya udah, diemin aja. Aku memang ga srek kok ama mereka" ucapkuEs krim pesanan kami datang, kami pun menikmati es krim yang begitu lezar di kala panas mentari menusuk tubuh."Jadi, siapa lagi cewek yang kau goda?" tanya Farel"Ada deh, nanti juga kalian ku kasih tahu. Yang jelas dia cantik kaya cewe bangsawan. Tebak dong dia sekolah dimana?" ujarku"Dimana emang?" tanya Jonathan"Di A2A School"Jonathan dan Farel berhenti menjilat es krim mereka dan sere
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p
Gara-gara bercerita dengan Jo dan Farel, aku jadi tidak konsen saat bermain bola tadi. Aku jadi kepikiran dengan Sophie. Besok aku harus bertemu dengannya. Bagaimanapun caranya rasa rindu harus dibayar tuntas, tidak bisa ditunda lagi.Rasa lelah menenggelamkanku dalam tidur yang nyenyak sekali, sampai aku bangun kesiangan esok harinya.“NORFI!!! ASTAGA KAMU BELUM BANGUN JUGA DARI TADI??” Mama mendobrak pintu kamarku.Mataku langsung segar, aku melihat ternyata hari sudah jam 6.45, pantas saja mama begitu emosi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan buru-buru menuju ke kamar mandi.Aku mengendarai motor sekencang mungkin, saat di sekolah aku malah melihat gerbang sudah ditutup. Aku tidak akan bisa masuk ke dalam dengan alasan bangun kesiangan.Aku memutar motorku, ku kendarai ke sebuah tujuan yang tentu saja langsung terbesit di pikiranku, rumah nenekku. Dari pada aku pulang ke rumah mendingan aku berkelana ke tempat Sophie.
“Kamu mau makan apa?” tanya Sophie padaku.“Mmm... apa ya, apa yang menurutmu enak dan cocok untuk kita makan sekarang?” tanyaku.“Kau suka pasta? di dekat sini ada kedai pasta yang terkenal karena rasanya yang enak,” ujar Sophie.“Ah, boleh, boleh,” ujarku. Kami lalu berjalan menuju ke kedai pasta itu.“Kamu sendirian?” tanya Sophie.“Ya, kau tidak perlu memikirkan kapan dan bagaimana aku bisa datang kesini,” ujarku.Sophie menatapku tajam, walaupun dia sedang kesal padaku, tapi dia tetap menemaniku di sini.“Aku tidak bisa tidur rasanya jika tidak bertemu denganmu, kau harus membiasakan dirimu untuk bertemu denganku tiba-tiba, karena bila rinduku sudah penuh maka aku akan segera datang menghampirimu,” ujarku sambil menatap Sophie.“Hentika omongan konyolmu itu, kau tidak perlu menggodaku, jika kau sekali lagi kesini, kau tidak akan bisa
“Nenek?” wajahku kaget bukan main melihat nenekku yang sedang melihatku.“Dari mana kamu?” tanya nenek mendekatiku.Aku mencari alasan, apa yang harus kukatakan? Untungnya otakku cepat berpikir.“Norfi lagi nyari Jam tangan Norfi nek, waktu itu kayaknya jatuh di gudang pas nenek minta ambilin alat buat jahit,” ujarku. Aku gugup, alasanku sungguh tidak masuk akal.“Terus kamu kenapa tidak sekolah?” tanya nenek.“Maaf nek, tadi Norfi kesiangan, jadi Norfi bingung mau kemana, dari pada Norfi pulang jadi Norfi ke sini saja sekalian mencari jam Norfi, tadinya mau masuk ke rumah tapi Norfi takut nenek sedang tidak di rumah,” ujarku.“Aduh aduh, cepat masuk makan dulu, pasti kamu lapar. Tunggu saja di sini sampai waktu pulang, agar ibumu tidak marah dan tidak tahu kalau kau sedang tidak bersekolah,” ujar nenek.Nenek lalu berjalan menuju ke dalam rumah, aku s
Hari ini aku kembali izin dari sekolah, aku hanya bersekolah setengah hari saja, aku izin pada guru jika aku ingin pergi menemani mengurus pekerjaan yang penting, beruntung guruku mengizinkan alasanku yang hampir mendekati ketidak masuk akalan itu. Jo dan Farel mengacungkan jari tengah padaku, aku bilang pada mereka aku akan pergi untuk menyiapkan kejutan besok, sesuai rencana, aku akan mengajak mereka untuk datang ke tempat Sophie. Sebelum itu aku harus berhasil untuk membujuk Sophie, setidaknya ia tidak ketus padaku saat kedua temanku datang besok.Aku langsung menuju ke rumah nenekku, tidak jauh dari rumah nenek ada sebuah toko, aku lalu menitipkan motorku di toko itu, biar tidak ketahuan nenek jika nenek ada di rumah. Aku mengendap-endap menuju ke rumah nenek. Aman, rumah nenek sepi. Dugaanku nenek sedang pergi bersama tanteku. Aku langsung berlari ke arah gudang, seperti biasa aku membuka gudang dan segera menuju ke lubang itu.Brak!Aku tiba di tempat kema
“1950?” tanya Farel kebingungan.Aku mengangguk mantap, “Sudah kalian tidak perlu terperangah seperti itu, ini memang nyata, kita memang memasuki portal waktu dan keluar di tahun 1950. Sudahi rasa bingung itu, lebih baik kita berkeliling dan mencari penginapan, sembari nanti aku ceritakan awal mula aku bisa kesini.”Aku berjalan sambil menarik kedua tangan mereka, mereka berdua masih saja memasang wajah heran, mereka bahkan tidak bisa berkata apa-apa.“Bersikaplah normal, aku tidak ingin orang mencurigai kita,” ujarku saat berada di depan bangunan besar itu.Bagaikan pucuk dicinta, ulampun tiba. Sophie tampak berjalan dari arah rumahnya. Aku tersenyum dan menyapanya.“Sophie!” teriakku sambil melambaikan tangan.Kedua temanku saling bertatapan dan menatap ke arah Sophie. Sophie melihatku dan menghampiriku, tumben sekali hari ini dia tidak mengacuhkanku.“Sophie, ini tem
Hari esok pun tiba, aku bangun lebih awal dari biasanya, hari ini aku benar-benar membara dan bersemangat, senyum lebar saja sudah menghiasi wajahku. Akhirnya, hari ini aku kembali bertemu dengan pujaan hatiku, Sophie.“Selamat pagi, mama sayang,” ujarku menyapa mama yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.Mama menoleh ke arahku, “Kamu sakit?” tanya mama dengan wajah keheranan.“Haha, mama ini kalau lihat anaknya semangat seperti ini ya harusnya didukung,” ujarku menghampiri mama.“Hm.. Mau apa kamu?” tanya mama, seakan mengetahui bahwa aku akan meminta sesuatu.“Hehe, Norfi mau kemah ya hari ini sama Jo dan Farrel, di daerah pinggir pelabuhan, kan kalau malam minggu banyak anak muda kemah disitu,” ujarku.Mama mengernyitkan dahi, “Apa yang kalian rencanakan? Mabuk?”“Mama, apa-apaan sih, bukan dong, kita cuma mau cerita-cerita aja sambil kemah, boleh ya?&r
Hari ini aku kembali izin dari sekolah, aku hanya bersekolah setengah hari saja, aku izin pada guru jika aku ingin pergi menemani mengurus pekerjaan yang penting, beruntung guruku mengizinkan alasanku yang hampir mendekati ketidak masuk akalan itu. Jo dan Farel mengacungkan jari tengah padaku, aku bilang pada mereka aku akan pergi untuk menyiapkan kejutan besok, sesuai rencana, aku akan mengajak mereka untuk datang ke tempat Sophie. Sebelum itu aku harus berhasil untuk membujuk Sophie, setidaknya ia tidak ketus padaku saat kedua temanku datang besok.Aku langsung menuju ke rumah nenekku, tidak jauh dari rumah nenek ada sebuah toko, aku lalu menitipkan motorku di toko itu, biar tidak ketahuan nenek jika nenek ada di rumah. Aku mengendap-endap menuju ke rumah nenek. Aman, rumah nenek sepi. Dugaanku nenek sedang pergi bersama tanteku. Aku langsung berlari ke arah gudang, seperti biasa aku membuka gudang dan segera menuju ke lubang itu.Brak!Aku tiba di tempat kema
“Nenek?” wajahku kaget bukan main melihat nenekku yang sedang melihatku.“Dari mana kamu?” tanya nenek mendekatiku.Aku mencari alasan, apa yang harus kukatakan? Untungnya otakku cepat berpikir.“Norfi lagi nyari Jam tangan Norfi nek, waktu itu kayaknya jatuh di gudang pas nenek minta ambilin alat buat jahit,” ujarku. Aku gugup, alasanku sungguh tidak masuk akal.“Terus kamu kenapa tidak sekolah?” tanya nenek.“Maaf nek, tadi Norfi kesiangan, jadi Norfi bingung mau kemana, dari pada Norfi pulang jadi Norfi ke sini saja sekalian mencari jam Norfi, tadinya mau masuk ke rumah tapi Norfi takut nenek sedang tidak di rumah,” ujarku.“Aduh aduh, cepat masuk makan dulu, pasti kamu lapar. Tunggu saja di sini sampai waktu pulang, agar ibumu tidak marah dan tidak tahu kalau kau sedang tidak bersekolah,” ujar nenek.Nenek lalu berjalan menuju ke dalam rumah, aku s
“Kamu mau makan apa?” tanya Sophie padaku.“Mmm... apa ya, apa yang menurutmu enak dan cocok untuk kita makan sekarang?” tanyaku.“Kau suka pasta? di dekat sini ada kedai pasta yang terkenal karena rasanya yang enak,” ujar Sophie.“Ah, boleh, boleh,” ujarku. Kami lalu berjalan menuju ke kedai pasta itu.“Kamu sendirian?” tanya Sophie.“Ya, kau tidak perlu memikirkan kapan dan bagaimana aku bisa datang kesini,” ujarku.Sophie menatapku tajam, walaupun dia sedang kesal padaku, tapi dia tetap menemaniku di sini.“Aku tidak bisa tidur rasanya jika tidak bertemu denganmu, kau harus membiasakan dirimu untuk bertemu denganku tiba-tiba, karena bila rinduku sudah penuh maka aku akan segera datang menghampirimu,” ujarku sambil menatap Sophie.“Hentika omongan konyolmu itu, kau tidak perlu menggodaku, jika kau sekali lagi kesini, kau tidak akan bisa
Gara-gara bercerita dengan Jo dan Farel, aku jadi tidak konsen saat bermain bola tadi. Aku jadi kepikiran dengan Sophie. Besok aku harus bertemu dengannya. Bagaimanapun caranya rasa rindu harus dibayar tuntas, tidak bisa ditunda lagi.Rasa lelah menenggelamkanku dalam tidur yang nyenyak sekali, sampai aku bangun kesiangan esok harinya.“NORFI!!! ASTAGA KAMU BELUM BANGUN JUGA DARI TADI??” Mama mendobrak pintu kamarku.Mataku langsung segar, aku melihat ternyata hari sudah jam 6.45, pantas saja mama begitu emosi. Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan buru-buru menuju ke kamar mandi.Aku mengendarai motor sekencang mungkin, saat di sekolah aku malah melihat gerbang sudah ditutup. Aku tidak akan bisa masuk ke dalam dengan alasan bangun kesiangan.Aku memutar motorku, ku kendarai ke sebuah tujuan yang tentu saja langsung terbesit di pikiranku, rumah nenekku. Dari pada aku pulang ke rumah mendingan aku berkelana ke tempat Sophie.
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari