“1950?” tanya Farel kebingungan.
Aku mengangguk mantap, “Sudah kalian tidak perlu terperangah seperti itu, ini memang nyata, kita memang memasuki portal waktu dan keluar di tahun 1950. Sudahi rasa bingung itu, lebih baik kita berkeliling dan mencari penginapan, sembari nanti aku ceritakan awal mula aku bisa kesini.”
Aku berjalan sambil menarik kedua tangan mereka, mereka berdua masih saja memasang wajah heran, mereka bahkan tidak bisa berkata apa-apa.
“Bersikaplah normal, aku tidak ingin orang mencurigai kita,” ujarku saat berada di depan bangunan besar itu.
Bagaikan pucuk dicinta, ulampun tiba. Sophie tampak berjalan dari arah rumahnya. Aku tersenyum dan menyapanya.
“Sophie!” teriakku sambil melambaikan tangan.
Kedua temanku saling bertatapan dan menatap ke arah Sophie. Sophie melihatku dan menghampiriku, tumben sekali hari ini dia tidak mengacuhkanku.
“Sophie, ini tem
"Norfi, bangun! Udah jam berapa ini".Suara mama yang lantang membangunkanku, yang masih ngantuk. Aku melihat jam menunjukkan pukul enam pagi. Seharusnya aku masih bisa tidur lima belas menit lagi, tapi sepertinya mama sedang murka pagi ini. Aku tidak ingin melihat mama berubah jadi monster, jadi ku putuskan untuk segera bangun dan mandi."Pagi ma" ujarku sambil setengah merem. Aku masih benar-benar ngantuk. Rasanya malas sekali untuk pergi ke sekolah hari ini."Pagi anak mama yang tersayang, tunggu apa lagi. Mandi dong kamu" ujar mama sambil menyiapkan makanan adikku. Aku tinggal bertiga bersama mama dan adikku. Ayahku sudah lama meninggal sejak adikku baru lahir, kurang lebih 12 tahun yang lalu. Usiaku baru menginjak 16 tahun, Agustus nanti. Mama bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang tekstil. Mama sudah menjabat sebagai kepala bagian produksi. Kehidupan kami bisa dibilang lebih dari cukup, selain bekerja disitu mama juga ada usaha toko roti yang
"Aaaaaaaaagggggghhhhhhhhhhhhhh..." teriakku kencang, aku masih melayang dan ku beranikan untuk membuka mataku sedikit. Aku lihat di bawah sudah ada cahaya. Aku berhenti berteriak. Saat cahaya itu sudah semakin dekat, perlahan tubuhku mulai berat dan menyesuaikan untuk menapak.Hap! Aku menapak di tempat yang tidak aku ketahui. Sepertinya ini juga merupakan sebuah gudang, lubang tadi menempel di tempat yang sama, di dinding. Saat ini didepanku hanya ada kain-kain putih yang menutupi barang-barang. Aku berjalan mencari pintu keluar dan aku berhasil menemukannya.Ku buka pintu tersebut, syukur tidak terkunci. Saat aku keluar, ku lihat di sekelilingku hanyalah pohon-pohon pinus pekarangan yang biasa dijumpai di halaman sekolah, lalu ada bunga-bunga disekitaran gudang ini. Tidak jauh dari gudang ini, terdapat bangunan besar seperti sebuah sekolahan. Aku pun berlari ke arah depan, dimana aku sebenarnya.Sekolah ini cukup besar, dua tingkat. Dengan bangunan
Pagi ini begitu ramai, ayam bersahutan dan suara khas kebisingan di rumah nenek begitu terasa. Walau hanya berjarak 20 menit dari rumahku, namun aroma pagi di tempat nenek, sangat ngangenin. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menemui nenek dan tanteku yang berada di dapur."Tante.." ujarku menyapa tanteku."Halo Norfi, aduh kangen banget uda lama ga ketemu" jawabku"Kak opiii" sapa Dean, anak tanteku"Tante ama Dean semalam pulang jam berapa?" tanyaku"Jam 9, makanya ga ketemu ama kamu. Kamu udah tidur sih. Kecapekan banget kayanya" ujar Tanteku"Kak Opi libur ya, enak banget Ean ga libur" keluh Dean, dia sangat menggemaskan."Kamu sarapan gih bareng nenek, tante ama Dean udah mau berangkat nih" ujar Tanteku"Mah, Aku pergi dulu ya.. Ean pamit sama nenek""Nenek, Ean sekolah dulu ya.." ujar Dean menghampiri nenekku dan mencium tangan nenek"Kak Opi, Ean berangkat ya""Opi, tante ke toko dulu ya. Daah"
Siang ini, aku tidak ada kegiatan, rasanya aku ingin pergi menemui Sophie lagi. Hehe. Tapi, ku urungkan niatku. Aku penasaran dengan sekolah Shopie. Aku pun pergi ke perpustakaan yang ada di tempat nenekku, disana ada internet yang bisa membuatku mencari tahu tentang sekolahan itu.Sesampainya, aku di perpustakaan itu, aku segera menuju ke komputer yang tersedia. Ku buka situs pencarian dan ku ketikkan LAVENDER SCHOOL. Tidak beberapa lama, muncul tentang informasi sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolahan khusus wanita yang dibangun pada tahun 1937 dan beroperasi sampai dengan tahun 1975. Sekolah itu terletak di Kota Aphrodite, kota ini berada kurang lebih 10 mil dari kotaku. Lavender berhenti beroperasi karena pergantian kepala yayasan, sekarang. Namanya kini diubah menjadi ARGATHA II ATHENA SCHOOL atau yang lebih dikenal dengan A2A SCHOOL. Ah, sekolahan ini memang terkenal sampai ke kotaku. Aku lalu lanjut membaca informasi tentang Lavender. Disebutkan bahwa, Laven
Hari ini, aku sudah kembali kerumahku. Tiba dirumah, aku langsung menemani mama untuk menyelesaikan pekerjaannya, siang harinya aku berjanji untuk makan es krim bareng Jonathan dan Farel."Gimana, gimana, ada cewek baru dari tempat nenek?" tanya Farel ketika aku tiba di kedai es krim tersebut.Aku duduk dan menjawab "Oh, tentu saja ada"Mereka langsung melihatku tajam."Kau tahu ga Fi, Cindy sama Jesse nyariin karena kau tak hubungi mereka juga" ujar Farel"Ya udah, diemin aja. Aku memang ga srek kok ama mereka" ucapkuEs krim pesanan kami datang, kami pun menikmati es krim yang begitu lezar di kala panas mentari menusuk tubuh."Jadi, siapa lagi cewek yang kau goda?" tanya Farel"Ada deh, nanti juga kalian ku kasih tahu. Yang jelas dia cantik kaya cewe bangsawan. Tebak dong dia sekolah dimana?" ujarku"Dimana emang?" tanya Jonathan"Di A2A School"Jonathan dan Farel berhenti menjilat es krim mereka dan sere
Hari ini aku sudah kembali bersekolah, menyebalkan rasanya mengingat aku tidak bisa pergi ke tempat Sophie. Seharian aku terlihat lesu tak bergairah."Kenapa kau?" tanya Jo"Lesu aja, aku tidak bisa bertemu dengan pacarku" jawabku"Pacarmu yang anak A2A itu?" tanya FarelAku mengangguk."HAHAHAHAHA" Mereka berdua serempak menertawakanku"Kau yang benar saja dong Fi, selama itu cewek tidak kau temui dengan kami, kami tidak percaya" ucap Farel"Iya, pakai bilang kalau anak A2A, eh nanti pas dilihat malah Cindy yang datang" timpal JoAku mengacuhkan omongan mereka, aku malas menanggapi. Yang ada di pikiranku sekarang hanya bayang-bayang Rachel, cara dia berjalan dan sentuhan bibir Rachel saat makan es krim bikin dadaku berdebar.Aku takut kalau sesuatu yang ada di tubuhku tiba-tiba bangkit, bisa susah. Sebenarnya aku ingin sekali menemui Sophie, tapi hari ini kami ada jadwal les tambahan, sehingga kami pulang pada sore hari
Aku terbangun dan masih bisa merasakan mimpi semalam. Aku memutuskan untuk pergi ke tempat Sophie hari ini, karena kami juga tidak ada kegiatan di sore hari. Aku tersenyum dan berdiri dengan penuh semangat menuju ke kamar mandi, tidak pernah aku merasa jiwaku sesemangat ini. Bayangan wajah Sophie sudah jelas di depan mata. `“Halo, temanku tersayang” sapaku pada Jonathan dan Farel yang sedang duduk di depan kelas“Tumben banget kau semangat seperti ini, apa yang merasukimu?” tanya Farel kebingungan“Sore ini aku akan bertemu dengan pujaan hatiku” ujarku tersenyum lebar“Anak A2A itu? Ayo kenalkan pada kami, kau bilang mau mengenalkan gadis itu pada kami” ujar Jonathan“Ssstt..” aku menutup kedua mulut mereka dengan dua telunjukku“Belum saatnya, nanti juga kalian bakal aku ajak bertemu dengan dia” ujarku“Halah, pasti kau takut gadismu itu berpaling ke
Hari ini aku libur bertemu dengan Sophie. Kami ada janji mau bermain bola dengan anak-anak di kelasku. Yang penting kemarin aku sudah melampiaskan rinduku padanya. Beruntung saat pulang nenek belum tiba. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencari alasan.Semenjak bertemu dengan Sophie, aku jadi biasa saja melihat gadis-gadis di sekolahanku. Dulu ada beberapa yang bikin mataku lapar untuk mendekati mereka."Gimana sudah selesai kau bertemu dengan gadismu itu?" tanya Jo"Tentu saja sudah" jawabku dengan muka bangga dan sombong"Apa yang kau lakukan?" tanya Farel"Ciuman lah, rugi sekali dong kalau aku tidak mencium gadis pintar dan cantik seperti dia" ujarku dengan nada sombongTanpa disadari ternyata ada Cindy dibelakangku, dia pun berkata "Jadi benar?"Aku menoleh memasang muka bodoh, tentu saja aku jawab "Iya benar Cindy sepertinya kamu tidak perlu menghubungiku lagi" ujarkuRaut wajah Cindy memerah dan dia pun p