Setelah sebuah kecelakaan yang tidak terduga, Wenny Syahreza akhirnya menyadari bahwa selama lima tahun pernikahan, suaminya masih menyimpan perasaan pada cinta pertamanya. Yang lebih menyakitkan, putra yang selama ini dia besarkan dengan penuh kasih sayang justru menatap wanita itu dengan mata berbinar, seakan ingin segera memanggilnya 'Mama'. Wenny pun sadar, suami berengsek dan anak yang tak tahu diri itu harus disingkirkan dari hidupnya! .... Setelah bercerai, Berto Liwardi baru menyadari bahwa istrinya yang dulu lembut, penurut, dan pendiam kini berubah menjadi wanita yang sangat menawan, mandiri, dan punya banyak pesona tersembunyi. Para pria pengagumnya bahkan berbaris sampai ke Frasia! Melihat wanita itu tidak lagi menaruh perhatian sedikit pun padanya, barulah dia benar-benar ketakutan! Di tengah malam yang sunyi, suara ketukan terdengar di pintu kamar Wenny. Begitu pintu dibuka, ada dua sosok yang berdiri di depan pintu, satu dewasa dan satu anak kecil, berlutut bersamaan. Salah satu berlutut, menatapnya dengan mata berkaca-kaca penuh penyesalan, lalu memohon dengan suara pelan, "Wenny, aku bersalah .... Tolong cintai aku lagi!" Yang satunya lagi berlutut sambil menangis tersedu-sedu dan merajuk. "Mama, jangan tinggalkan aku ... aku nggak mau jadi anak terlantar yang nggak punya Mama ...."
View MoreSandra, sang pemimpin redaksi, sangat puas dengan hasil pemotretan kali ini, bahkan ingin melanjutkan kerja sama.Semua urusan ini ditangani oleh Tiana.Selanjutnya, Wenny akan bekerja di perusahaan pakaian di bawah Grup Liwardi.Dia telah melakukan persiapan matang sebelumnya dan datang ke perusahaan bersama Jinny.Begitu turun dari mobil, dia melihat banyak penggemar berkumpul di depan pintu perusahaan, bahkan membawa spanduk dan meneriakkan nama Yuna dengan lantang."Yuna, Yuna, kami mencintaimu!""Yuna, kami menantikan penampilanmu selanjutnya!""Yuna, jaga kesehatanmu!""...."Yuna memiliki wajah cantik, pesona luar biasa, serta keahlian balet yang sangat baik, sehingga berhasil mengumpulkan cukup banyak penggemar. Kali ini, pengumuman kerja samanya dengan Grup Liwardi makin melambungkan popularitasnya.Wenny hanya melirik sekilas sebelum melangkah masuk ke dalam perusahaan.Tiana tidak datang, kali ini yang datang adalah seorang gadis lain."Tara, aku asisten yang direkrut oleh K
Sebagai seorang ibu juga, Cindy tentu bisa merasakan apa yang dirasakan Wenny.Anak yang telah dia sayangi selama empat atau lima tahun tidak menyukainya, bahkan berharap bisa memanggil wanita lain sebagai ibu. Siapa pun yang mendengar itu pasti akan merasa sedih dan terluka.Wenny mungkin sudah memutuskan untuk tidak menginginkan mereka lagi, tetapi mengambil keputusan adalah satu hal, benar-benar melakukannya adalah hal lain.Dari awal, ketika benih kecil itu mulai bertumbuh di dalam tubuhnya, berbagi detak jantung dan kehangatan, merasakan setiap emosi yang dialami Wenny. Sepuluh bulan mengandung, mereka tak terpisahkan. Saat melahirkan, dia merasakan sakit yang luar biasa, tetapi ketika melihat bayi kecil itu lahir dengan selamat, hatinya dipenuhi kebahagiaan.Dia menantikan anaknya tumbuh besar, mencatat setiap momen indah dan lucu dalam hidupnya. Semua perasaan itu telah terukir dalam jiwanya, mengalir dalam darah dan dagingnya.Dan sekarang, Wenny memutuskan untuk melepaskan per
Suaranya terdengar kekanak-kanakan dengan sedikit isakan."Angkat kepalamu."Berto memandangnya dari atas, suaranya yang dalam mengandung ketegasan.Chiro sangat ketakutan, wajah kecilnya pucat saat dia mengangkat kepalanya."Kenapa kamu pukul orang?"Berto bertanya dengan suara berat.Tubuh kecilnya bergetar sedikit sebelum akhirnya berkata, "Dia mau kasih Mama kentang goreng, tapi Mama nggak pernah makan kentang goreng. Itu makanan nggak sehat.""Kamu bisa bicara, bukan bertindak dengan tangan." Nada Berto sangat tegas. "Sampai di rumah, tambah satu jam latihan piano.""Baik, Pa.""Kalau kamu mau ibumu, kenapa nggak bilang?" Berto kembali bertanya.Chiro merapatkan bibir kecilnya, matanya menunjukkan keteguhan. "Dia yang bilang duluan kalau dia nggak mau aku, nggak suka sama aku."Dia selalu mengingat hal itu.Ibunya tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Bahkan, jika melihatnya agak tidak bahagia, ibunya akan melakukan segalanya untuk menghiburnya.Namun sekarang, ibunya tidak lag
Kata-kata itu didengar Wenny dari mana?Namun, semua itu tidak penting.Dia berkata dengan nada dingin, "Kamu mau mempermasalahkan hal ini dengan anak berusia lima tahun? Wenny, berapa usiamu?"Wenny justru tertawa dingin dan berkata, "Justru karena dia lima tahun, pikirannya sederhana dan tulus. Kalau dia bilang ingin kita bercerai, berarti dia memang nggak mau aku jadi ibunya. Berto, bisa nggak kamu kabulkan keinginan kami?"Dia tidak mengerti kenapa Berto mengajak Chiro muncul di hadapannya.Dia juga tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan bocah kecil itu.Dulu Wenny peduli dan khawatir, putranya itu terus menguras pikirannya.Namun sekarang, Wenny sama sekali tidak peduli lagi!Melihat wajah pria di depannya makin dingin, Wenny berkata dengan hati-hati, "Kamu juga sudah lihat, Jinny sangat takut sama kalian. Dia cuma anak kecil, bisa nggak kalian jangan bikin dia takut?"Demi Jinny, nada suaranya pun menjadi lebih lembut.Namun, wajah Berto justru makin suram. "Wenny."Namun,
Pria itu tidak melihatnya, tetapi menatap Jinny dengan tatapan dingin.Wenny segera mendorong Jinny ke belakangnya. Mata hitam jernihnya menatap Berto dengan waspada.Pria ini seharusnya tidak akan gila sampai tega melukai seorang gadis kecil yang baru berusia empat tahun, 'kan?Di dalam lift sunyi senyap, tetapi hawa dingin terus menyebar. Berto dengan jelas melihat kewaspadaan dan kekhawatiran Wenny. Wajahnya pun makin dingin.Siapa sebenarnya dirinya di mata Wenny?"Ting!"Tepat saat suasana makin tegang, pintu lift terbuka.Wenny menggenggam tangan Jinny dan segera keluar dari lift dengan langkah cepat. Takut Jinny tidak bisa mengikuti, Wenny langsung menggendongnya.Jinny memeluk lehernya dengan agak bingung, "Tante Wenny, Tante kenapa?"Wenny berkata, "Tante lapar, ayo kita cepat makan."Namun, Jinny berkata, "Mereka kelihatannya galak banget. Apa mereka orang jahat?"Wenny mengangguk, "Benar, jadi kita harus menjauh dari mereka.""Mm, mm, Mama juga pernah bilang, kita harus menj
Yuna adalah cinta pertama Berto.Sedangkan Wenny dulu sangat mencintai Berto.Maka dari itu, Tiana sangat khawatir dengan keadaan Wenny."Nggak apa-apa, itu cuma pekerjaan," kata Wenny dengan nada ringan."Baik, aku akan mengurusnya."Tiana mengiyakan. Dari sini terlihat bahwa Wenny benar-benar sudah melepaskan Berto. Itu bagus.Setelah sarapan, Wenny mengganti pakaian Jinny dengan gaun putri berwarna merah muda, mengikat rambutnya menjadi dua sanggul kecil yang lucu, lalu memasangkan hiasan rambut. Melihat Jinny yang tampak begitu menggemaskan, hatinya langsung luluh."Jinny sayang, kamu kok imut-imut banget sih? Tante mau culik kamu jadi putri Tante sendiri."Wenny berkata sambil mencium pipi kecil gadis itu, lalu menghela napas.Jinny mengerjapkan mata bulat besarnya yang seperti anggur hitam, lalu berkata dengan wajah serius, "Tante Wenny, Tante nggak boleh berpikir seperti itu. Mamaku cuma punya aku sebagai bayi kesayangannya. Kalau Tante culik aku, Mama nggak punya siapa-siapa la
Tanpa bersuara, Wenny berjalan ke pintu, mengintip ke luar melalui lubang intip. Ketika melihat sosok tinggi yang tidak asing itu, alisnya langsung berkerut.Sekarang sudah pukul sepuluh malam, kenapa dia datang?Bel pintu kembali berbunyi. Khawatir Jinny terbangun, Wenny langsung membuka pintu dan keluar.Setelah menutup pintu, dia bersandar pada daun pintu dan bertanya, "Ada urusan apa?"Lampu di lorong sangat terang, tetapi Berto terlalu tinggi. Berdiri di depan Wenny, bayangannya langsung menyelimuti wanita itu. Cahaya yang tertutup tubuh Berto, membuat Wenny sulit melihat ekspresi di mata pria itu.Namun, Wenny mencium aroma alkohol yang samar di udara.Berto mabuk. Apa dia datang untuk membuat onar?Mengingat peringatan yang dia terima sebelumnya, Wenny tidak berani menunjukkan sikap dingin, hanya menatap pria itu dengan ekspresi datar.Namun tiba-tiba, pria itu mengulurkan tangan dan mencengkeram dagunya.Napas Wenny tertahan dan dia langsung berontak. "Kamu mau apa?"Alkohol me
Kepala pelayan segera berjalan mendekat dengan sikap hormat, "Chiro, Pak Berto sedang mencari Anda."Chiro mengalihkan pandangannya dari dua orang di dalam restoran keluarga itu, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan meninggalkan pusat perbelanjaan.Setelah naik ke mobil, dia melihat Berto sedang membolak-balik dokumen dengan ekspresi dingin. Pria itu bertanya dengan suara datar, "Kok lama banget?"Chiro sebenarnya hanya pergi ke toilet, tetapi dia melihat Wenny. Dia melihat wanita itu menggandeng seorang gadis kecil, keduanya bercanda dan tertawa saat berbelanja bersama.Wenny begitu lembut terhadap gadis kecil itu, kelembutan yang dulu hanya miliknya, tetapi sekarang telah direbut oleh orang lain.Dan kini, wanita itu bahkan menemani gadis kecil itu makan, bahkan memeluknya.Makin Chiro memikirkannya, makin marah dia dibuatnya. Matanya mulai berkabut, lalu dia bertanya, "Pa, apa Mama benar-benar nggak menginginkan aku lagi?"Mendengar itu, tangan Berto yang sedang membalik dokum
Wenny membuka mulutnya, teringat empat tahun lalu, saat dia baru saja melahirkan Chiro, di tengah situasi yang penuh kekacauan.Dia menghela napas dan berkata, "Semuanya sudah berlalu, masa depan kita pasti akan baik-baik saja."Lalu, dia bertanya dengan bingung, "Oh iya, kenapa pagi-pagi sekali kamu cari aku? Ada apa?"Cindy berkata, "Aku harus pergi ke luar negeri selama seminggu. Aku titip Jinny padamu."Wenny tertegun. "Aku?""Iya." Cindy mengangguk dan tersenyum. "Kamu punya pengalaman mengurus anak. Kalau Tiana yang mengurusnya, dia pasti stres. Kamu lupa? Dia memilih hidup tanpa anak."Wenny tertawa, lalu menatap wajah mungil dan menggemaskan Jinny. "Jinny sayang, seminggu ke depan kamu tinggal sama Tante, kamu takut nggak?""Nggak." Jinny menggeleng. Meskipun ini pertama kalinya dia bertemu Wenny, dia sama sekali tidak merasa takut.Mungkin karena tumbuh dalam keluarga dengan orang tua tunggal, dia lebih dewasa dibanding anak-anak seusianya.Wenny merasa agak iba.Ketika memiki
Wenny mengalami kecelakaan dan kini terbaring di ruang operasi.Pikirannya dipenuhi oleh bayangan sebuah foto di ponselnya sebelum kecelakaan terjadi.Dalam foto itu, Berto sedang memeluk seorang wanita dengan erat, seakan menemukan kembali harta berharganya yang hilang. Tatapannya lembut, penuh kasih dan begitu berhati-hati.Wenny menatap foto itu dengan linglung, tenggelam dalam pikirannya, lalu kecelakaan itu terjadi.Dia adalah istri Berto, sementara wanita di dalam foto itu adalah cinta pertama suaminya.Sudah lima tahun menikah, tetapi dia belum pernah melihat ekspresi sehangat itu di wajah suaminya.Dalam sekejap, hatinya seperti terkoyak.Sekarang cinta pertama suaminya telah kembali, lalu bagaimana dengan dirinya?Siapakah dia di mata suaminya?Apakah masih ada tempat untuknya di hati pria itu?Sebuah pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya. Dia ingin tahu, apakah di hati Berto, masih ada sedikit saja rasa cinta untuknya?Wenny membuka mata. Yang pertama dia lihat adalah langit...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments