Share

Bab 5

Author: Emily
Lama-lama dia makin tidak dekat ibunya

Namun, itu tidak menghalangi Wenny untuk tetap bersikap hangat padanya. Wenny selalu menatapnya dengan lembut.

Namun, sekarang Wenny malah bilang kalau dia tidak ingin anak seperti dirinya!

Hati kecil Chiro rasanya campur aduk saat ini. Bibir mungilnya terkatup rapat, wajahnya makin dingin!

Kalau bisa memilih, dia lebih ingin Tante Yuna yang menjadi ibunya!

Tante Yuna adalah balerina terkenal yang selalu bersinar di atas panggung!

Chiro langsung melompat turun dari kursi, tidak mau makan lagi!

Kalau biasanya, Wenny pasti akan membujuknya dan mengalah lebih dulu. Bagaimanapun, dia tetap mengutamakan kesehatan Chiro.

Maka, dengan hati kesal Chiro naik ke atas!

Dia menggenggam alat makannya sedikit lebih erat, rasa perih merayap di hatinya, tetapi ekspresinya menyiratkan sedikit cemoohan.

Lihatlah, anak yang dia cintai sepenuh hati ini, bukan hanya menjauh darinya, tetapi juga mengguruinya, meremehkannya, bahkan mempermainkannya.

Dia menekan perasaan itu dan melanjutkan makannya.

Chiro menunggu Wenny datang membujuknya, tetapi sampai malam berlalu, ibunya itu tetap tidak datang.

....

Wenny berendam air hangat dengan nyaman. Setelah tak lagi terobsesi dengan cinta Berto, tubuh dan pikirannya terasa jauh lebih ringan!

Lima tahun terakhir ini, apakah dia terkena guna-guna?

Kenapa dia bisa berpikir bahwa selama dia melakukan semua yang diinginkan pria itu, maka pria itu akan mencintainya?

Sungguh konyol!

Mencintai orang lain harus dimulai dengan mencintai diri sendiri!

Keluar dari kamar mandi, dia membuka lemari pakaian di bagian terdalam, lalu mengeluarkan sebuah ponsel yang sudah lima tahun tidak pernah dihidupkan.

Saat ponsel mulai mengisi daya, dia menatap isi lemari pakaiannya.

Semuanya gaun panjang feminin dengan gaya yang begitu monoton.

Ini semua ... adalah gaya Yuna.

Dan selama lima tahun, dia sudah berpura-pura menjadi Yuna.

Sorot mata Wenny berkilat dingin. Dia langsung mengambil semua gaun itu dan membuangnya ke tempat sampah!

Dia adalah Wenny!

Bukan pengganti siapa pun!

Tepat saat itu, ponselnya berbunyi. Dia meraihnya dan melihat sebuah pesan anonim berisi foto. Dalam foto itu, terlihat Berto duduk di sofa dalam sebuah ruangan remang-remang dengan wajah dingin. Dua kancing teratas kemejanya terbuka, dan sebuah tangan wanita menyentuh dadanya, sementara dia memegang pergelangan tangan wanita itu.

Cahaya temaram dalam ruangan makin memberikan suasana ambigu. Wajah Berto hanya terlihat dari dagunya ke bawah, dan di sudut bibirnya sepertinya ada sedikit senyuman.

Wenny mencengkeram ponselnya erat-erat hingga ujung jarinya memucat!

Meski sudah berulang kali meyakinkan dirinya untuk tidak peduli dan tidak mencintai pria itu lagi, hatinya tetap terasa perih!

Dia tak habis pikir, kenapa dulu dia bisa mencintai pria yang begitu kejam dan dingin seperti ini?

Wenny mengatupkan bibirnya dan menyimpan foto itu.

Keesokan harinya, menjelang sore.

Begitu Berto masuk ke vila, dia langsung melihat Wenny yang sedang duduk di sofa. Wajahnya yang putih bersih dihiasi riasan tipis, rambut panjangnya yang biasa dikeriting kini diluruskan dan diikat menjadi kuncir kuda, memberikan kesan yang benar-benar berbeda.

Segar, bersih, namun tetap memancarkan pesona.

Tak seperti sebelumnya, ketika dia berusaha keras berpura-pura lembut dan perhatian, tetapi tetap saja tidak bisa meniru Yuna.

"Kebetulan kamu pulang, lihat dulu ini." Melihat Berto masuk, Wenny langsung mengeluarkan ponselnya. Di layarnya, tampak foto yang dikirimkan semalam.

Berto melangkah perlahan, tatapan matanya yang tajam tetap dingin, wajahnya yang tegas juga tetap tanpa ekspresi.

Sekilas, dia melihat layar ponsel yang tergeletak di atas meja, lalu alisnya langsung berkerut tajam. "Kamu menyuruh orang memotretku diam-diam?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 6

    Wenny hampir tertawa saking kesalnya!Apa pria itu lupa kalau dia sekarang "hilang ingatan"?Dia langsung mengedip polos. "Aku bahkan nggak kenal baik sama kamu, kenapa aku harus diam-diam memotret kamu?"Mendengar itu, ekspresi Berto makin dingin. Dia duduk santai di sofa, matanya menatap Wenny yang kini terlihat berbeda.Ada rasa akrab sekaligus asing yang sulit dijelaskan.Saat pertama kali bertemu, Wenny orang yang ceria dan penuh semangat. Mata beningnya bersinar seperti bintang, mencerminkan setiap emosi yang dia rasakan.Namun, setelah mereka menikah, semuanya berubah.Dia menuruti semua yang diinginkan suaminya. Pakaian yang harus dia kenakan, larangan untuk memakai riasan sehari-hari, semuanya dia ikuti.Dia memang patuh, tetapi ... hatinya tawar.Wenny merasa tatapan pria itu membuatnya tertekan. Dengan susah payah dia mengendalikan diri, lalu berkata, "Kamu menemui wanita lain semalam, 'kan? Itu artinya kamu berselingkuh, dan ada orang ketiga dalam pernikahan kita. Jadi, aku

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 7

    Contohnya saja, Wenny terus-menerus minta cerai.Melihat wajah Berto yang makin suram, Wenny tetap cuek dan melanjutkan, "Menurutku, sebaiknya kamu pikirkan lagi saranku. Perceraian ini akan menguntungkan kita berdua."Nada suara Berto langsung dingin, "Lalu bagaimana dengan Chiro? Kalau kita cerai, dia gimana?"Wenny tertegun sejenak, lalu berkata, "Aku rasa dia nggak akan keberatan. Dia juga nggak terlalu peduli sama aku sebagai ibunya, 'kan?"Dengan dalih "hilang ingatan", sekalian saja dia keluarkan semua isi hatinya.Rasa sesak di dadanya pun agak mereda.Namun, Berto hanya menatapnya dalam-dalam, seolah-olah ingin mencari tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan.Wenny balas menatapnya dengan tenang. "Kalau dia benar-benar peduli sama aku, dia pasti sudah mengucapkan sepatah kata perhatian saat aku di rumah sakit. Jadi kupikir, hubungan kami sebelumnya pasti nggak baik, dan kami juga nggak bahagia."Setelah memilih kata-kata dengan hati-hati, dia melanjutkan, "Kalau begitu, lebih ba

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 8

    Berto sengaja melakukan itu untuk melihat apakah tubuh Wenny masih mengenali dirinya.Wenny kehilangan ingatan dan melupakan perasaannya pada Berto.Selama lima tahun ini, mereka sudah tidur bersama, menikmati keintiman yang tak terhitung jumlahnya. Dia yang paling mengenal tubuh wanita itu—dan sekarang, dia ingin menemukan kembali kehangatan itu!Namun, tidak ada lagi!Dia malah menunjukkan ekspresi muak saat Berto menyentuh dan menciumnya.Mata bulat beningnya penuh dengan kewaspadaan terhadap pria itu.Udara di sekitar mereka seperti membeku, dan hawa dingin makin terasa.Wenny menjaga jarak darinya, lalu berkata dengan dingin, "Berto, meski kita sudah menikah, bagiku sekarang kamu hanyalah orang asing. Jangan mendekatiku, atau aku akan melapor ke polisi!"Setelah mengatakan itu, dia langsung membuka pintu dan pergi, melarikan diri dari tempat itu!Urat di pelipis Berto menegang. Rasa kesal dan marah membuat ekspresinya makin suram.Dia ingin mandi, tetapi saat menoleh dan melihat k

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 9

    Wenny akhirnya bertemu dengan Yuna untuk pertama kalinya. Dia memang cantik, cerdas, dan elegan. Tidak heran Berto terus terobsesi, bahkan mencoba menciptakan kembali sosok Yuna dalam dirinya.Dia menenangkan dirinya sejenak, lalu wajahnya berubah bingung. Terkesan seperti seseorang yang baru menyadari sesuatu, dia menunjuk Yuna dan berkata, "Aku ingat! Kamu 'kan selingkuhannya Berto!"Senyum lembut di wajah Yuna langsung hilang dalam sekejap. Dia berkata, "Bukan begitu, kamu salah paham. Aku dan Kak Berto nggak seperti yang kamu pikirkan."Wenny malah mengeluarkan ponselnya, menunjukkan foto mereka berdua yang sedang berpelukan, lalu berkata, "Buktinya sudah ada di sini, kenapa masih nggak mau mengaku?"Dia menepuk pundak Yuna dan berkata, "Tenang saja, aku nggak akan ribut sama kamu. Aku kehilangan ingatan, aku nggak ingat siapa Berto, bahkan aku lupa bagaimana bisa menikah dengannya. Sekarang aku berencana untuk cerai, kalau kalian memang saling cinta, bisa nggak kamu coba membujukn

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 10

    Wanita itu mengenakan kemeja longgar dan celana pendek, rambut ekor kudanya terurai agak berantakan, bergoyang mengikuti setiap putaran tubuhnya. Senyum cerah menghiasi wajahnya, dan matanya berkilau penuh semangat.Semua mata di dalam bar tertuju padanya, dia menjadi satu-satunya pusat perhatian di tempat itu."Wah, jago banget! Ternyata menyimpan bakat yang luar biasa, ya!"Beberapa orang yang melihatnya menatap dengan ekspresi kaget.Wajah Berto justru terlihat makin suram!Lima tahun menikah dengan Wenny, dia bahkan tidak tahu kalau istrinya bisa sekeren dan seberani ini!Yang lebih membuatnya kesal adalah tatapan para pria lain yang tertuju pada istrinya!Di tengah lantai dansa, Wenny terus larut dalam irama, sampai tanpa sengaja, pandangannya bertemu langsung dengan mata Berto di lantai dua.Dia mengernyit sedikit, kaget melihat Berto ada di sini.Oh, Yuna juga ada di sini, pasti dia datang untuk menemui Yuna.Memikirkan itu, tiba-tiba dia merasa muak.Satu jam yang lalu, pria it

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 11

    Di dalam mobil yang sempit itu, Wenny tiba-tiba ditindih begitu saja. Dia terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa!Apa yang mau dilakukan Berto?Dia menahan dada Berto dengan kedua tangan, matanya yang hitam pekat dipenuhi rasa kaget dan takut. "Kamu ... mau apa?"Berto merasa sangat kesal. Sejak kecelakaan itu, semuanya jadi kacau.Dia ingin segala sesuatunya kembali seperti semula."Aku ingin bantu kamu mengingat semua kembali." Suaranya dingin, lalu dia membungkuk, hendak mencium Wenny."Jangan!"Wenny panik setengah mati!Apa dia gila?Ini di tengah jalan raya!Pintu mobil bahkan belum ditutup, dan Berto mau memaksanya?Dia tahu pria ini berengsek, tetapi tidak disangka bisa separah ini!"Plak!"Dalam kepanikan, Wenny menampar wajah Berto. Begitu sadar, wajahnya langsung pucat.Ini sudah kedua kalinya dia menampar Berto!Berto, seorang tuan muda yang dibesarkan dalam kemewahan, mana pernah dia diperlakukan seperti ini?Apa dia akan marah besar dan mencekiknya?"A-aku nggak seng

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 12

    Tiana mengulurkan tangan dan mengusap kepala Wenny.Wenny langsung memeluk pinggangnya dengan manja.Tiana tidak menolaknya, membiarkan Wenny memeluknya selama beberapa saat. Perlahan, dia merasakan basah di tempat Wenny menyembunyikan wajahnya.Angin malam yang sejuk menerpa rambut panjangnya, sekaligus meniup pergi semua kepedihan dan ketidakrelaan di hati Wenny.Wenny pulang ke rumah bersama Tiana. Setelah mandi, mereka berdua berbaring di tempat tidur, mengobrol panjang lebar hingga tertidur pukul empat pagi.Wenny terbangun karena suara dering telepon. Dengan mata masih mengantuk, dia mengangkatnya, "Halo?"Dari ujung telepon terdengar keheningan sesaat sebelum suara seorang wanita akhirnya terdengar. "Wenny, ini sudah jam sepuluh pagi, kamu masih tidur? Kalau kamu terus begitu, mana bisa pantas menjadi Nyonya keluarga Liwardi?"Mendengar suara itu, Wenny langsung membuka matanya. Itu ibu mertuanya, Hanna Tanuwirya.Hanna adalah orang yang tegas dan sangat mengutamakan aturan. Sej

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 13

    Setelah Wenny selesai makan, Tiana memberinya sebuah undangan."Apa ini?"Wenny bertanya dengan bingung, lalu membukanya. Itu adalah undangan ulang tahun kakek keluarga Sentana, dan yang diundang adalah "Nona Sheila."Melihat sebutan itu, dia sempat terdiam sejenak.Tiana duduk di hadapannya, lalu berkata, "Lima tahun lalu, aromaterapimu menyembuhkan insomnia Pak Dharma. Selama ini, dia berusaha menghubungimu, tapi kamu terlalu fokus sama keluargamu dan langsung menolak. Kali ini, dia mengundangmu datang ke perayaan ulang tahunnya. Kalau kamu mau lepas dari masa lalu, kamu harus kembali ke hadapan publik."Wenny mengusap tulisan "Nona Sheila", matanya tampak dipenuhi nostalgia.Nenek Wenny adalah seorang ahli pembuat parfum, dan sejak kecil, Wenny juga tertarik pada wewangian. Dia belajar dari neneknya, lalu menciptakan campuran aromaterapi yang sangat efektif untuk mengatasi insomnia. Semua orang yang sudah mencobanya mengaku tidurnya jadi lebih nyenyak.Suatu hari, Wenny dan neneknya

Pinakabagong kabanata

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 100

    Sandra, sang pemimpin redaksi, sangat puas dengan hasil pemotretan kali ini, bahkan ingin melanjutkan kerja sama.Semua urusan ini ditangani oleh Tiana.Selanjutnya, Wenny akan bekerja di perusahaan pakaian di bawah Grup Liwardi.Dia telah melakukan persiapan matang sebelumnya dan datang ke perusahaan bersama Jinny.Begitu turun dari mobil, dia melihat banyak penggemar berkumpul di depan pintu perusahaan, bahkan membawa spanduk dan meneriakkan nama Yuna dengan lantang."Yuna, Yuna, kami mencintaimu!""Yuna, kami menantikan penampilanmu selanjutnya!""Yuna, jaga kesehatanmu!""...."Yuna memiliki wajah cantik, pesona luar biasa, serta keahlian balet yang sangat baik, sehingga berhasil mengumpulkan cukup banyak penggemar. Kali ini, pengumuman kerja samanya dengan Grup Liwardi makin melambungkan popularitasnya.Wenny hanya melirik sekilas sebelum melangkah masuk ke dalam perusahaan.Tiana tidak datang, kali ini yang datang adalah seorang gadis lain."Tara, aku asisten yang direkrut oleh K

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 99

    Sebagai seorang ibu juga, Cindy tentu bisa merasakan apa yang dirasakan Wenny.Anak yang telah dia sayangi selama empat atau lima tahun tidak menyukainya, bahkan berharap bisa memanggil wanita lain sebagai ibu. Siapa pun yang mendengar itu pasti akan merasa sedih dan terluka.Wenny mungkin sudah memutuskan untuk tidak menginginkan mereka lagi, tetapi mengambil keputusan adalah satu hal, benar-benar melakukannya adalah hal lain.Dari awal, ketika benih kecil itu mulai bertumbuh di dalam tubuhnya, berbagi detak jantung dan kehangatan, merasakan setiap emosi yang dialami Wenny. Sepuluh bulan mengandung, mereka tak terpisahkan. Saat melahirkan, dia merasakan sakit yang luar biasa, tetapi ketika melihat bayi kecil itu lahir dengan selamat, hatinya dipenuhi kebahagiaan.Dia menantikan anaknya tumbuh besar, mencatat setiap momen indah dan lucu dalam hidupnya. Semua perasaan itu telah terukir dalam jiwanya, mengalir dalam darah dan dagingnya.Dan sekarang, Wenny memutuskan untuk melepaskan per

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 98

    Suaranya terdengar kekanak-kanakan dengan sedikit isakan."Angkat kepalamu."Berto memandangnya dari atas, suaranya yang dalam mengandung ketegasan.Chiro sangat ketakutan, wajah kecilnya pucat saat dia mengangkat kepalanya."Kenapa kamu pukul orang?"Berto bertanya dengan suara berat.Tubuh kecilnya bergetar sedikit sebelum akhirnya berkata, "Dia mau kasih Mama kentang goreng, tapi Mama nggak pernah makan kentang goreng. Itu makanan nggak sehat.""Kamu bisa bicara, bukan bertindak dengan tangan." Nada Berto sangat tegas. "Sampai di rumah, tambah satu jam latihan piano.""Baik, Pa.""Kalau kamu mau ibumu, kenapa nggak bilang?" Berto kembali bertanya.Chiro merapatkan bibir kecilnya, matanya menunjukkan keteguhan. "Dia yang bilang duluan kalau dia nggak mau aku, nggak suka sama aku."Dia selalu mengingat hal itu.Ibunya tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Bahkan, jika melihatnya agak tidak bahagia, ibunya akan melakukan segalanya untuk menghiburnya.Namun sekarang, ibunya tidak lag

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 97

    Kata-kata itu didengar Wenny dari mana?Namun, semua itu tidak penting.Dia berkata dengan nada dingin, "Kamu mau mempermasalahkan hal ini dengan anak berusia lima tahun? Wenny, berapa usiamu?"Wenny justru tertawa dingin dan berkata, "Justru karena dia lima tahun, pikirannya sederhana dan tulus. Kalau dia bilang ingin kita bercerai, berarti dia memang nggak mau aku jadi ibunya. Berto, bisa nggak kamu kabulkan keinginan kami?"Dia tidak mengerti kenapa Berto mengajak Chiro muncul di hadapannya.Dia juga tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan bocah kecil itu.Dulu Wenny peduli dan khawatir, putranya itu terus menguras pikirannya.Namun sekarang, Wenny sama sekali tidak peduli lagi!Melihat wajah pria di depannya makin dingin, Wenny berkata dengan hati-hati, "Kamu juga sudah lihat, Jinny sangat takut sama kalian. Dia cuma anak kecil, bisa nggak kalian jangan bikin dia takut?"Demi Jinny, nada suaranya pun menjadi lebih lembut.Namun, wajah Berto justru makin suram. "Wenny."Namun,

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 96

    Pria itu tidak melihatnya, tetapi menatap Jinny dengan tatapan dingin.Wenny segera mendorong Jinny ke belakangnya. Mata hitam jernihnya menatap Berto dengan waspada.Pria ini seharusnya tidak akan gila sampai tega melukai seorang gadis kecil yang baru berusia empat tahun, 'kan?Di dalam lift sunyi senyap, tetapi hawa dingin terus menyebar. Berto dengan jelas melihat kewaspadaan dan kekhawatiran Wenny. Wajahnya pun makin dingin.Siapa sebenarnya dirinya di mata Wenny?"Ting!"Tepat saat suasana makin tegang, pintu lift terbuka.Wenny menggenggam tangan Jinny dan segera keluar dari lift dengan langkah cepat. Takut Jinny tidak bisa mengikuti, Wenny langsung menggendongnya.Jinny memeluk lehernya dengan agak bingung, "Tante Wenny, Tante kenapa?"Wenny berkata, "Tante lapar, ayo kita cepat makan."Namun, Jinny berkata, "Mereka kelihatannya galak banget. Apa mereka orang jahat?"Wenny mengangguk, "Benar, jadi kita harus menjauh dari mereka.""Mm, mm, Mama juga pernah bilang, kita harus menj

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 95

    Yuna adalah cinta pertama Berto.Sedangkan Wenny dulu sangat mencintai Berto.Maka dari itu, Tiana sangat khawatir dengan keadaan Wenny."Nggak apa-apa, itu cuma pekerjaan," kata Wenny dengan nada ringan."Baik, aku akan mengurusnya."Tiana mengiyakan. Dari sini terlihat bahwa Wenny benar-benar sudah melepaskan Berto. Itu bagus.Setelah sarapan, Wenny mengganti pakaian Jinny dengan gaun putri berwarna merah muda, mengikat rambutnya menjadi dua sanggul kecil yang lucu, lalu memasangkan hiasan rambut. Melihat Jinny yang tampak begitu menggemaskan, hatinya langsung luluh."Jinny sayang, kamu kok imut-imut banget sih? Tante mau culik kamu jadi putri Tante sendiri."Wenny berkata sambil mencium pipi kecil gadis itu, lalu menghela napas.Jinny mengerjapkan mata bulat besarnya yang seperti anggur hitam, lalu berkata dengan wajah serius, "Tante Wenny, Tante nggak boleh berpikir seperti itu. Mamaku cuma punya aku sebagai bayi kesayangannya. Kalau Tante culik aku, Mama nggak punya siapa-siapa la

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 94

    Tanpa bersuara, Wenny berjalan ke pintu, mengintip ke luar melalui lubang intip. Ketika melihat sosok tinggi yang tidak asing itu, alisnya langsung berkerut.Sekarang sudah pukul sepuluh malam, kenapa dia datang?Bel pintu kembali berbunyi. Khawatir Jinny terbangun, Wenny langsung membuka pintu dan keluar.Setelah menutup pintu, dia bersandar pada daun pintu dan bertanya, "Ada urusan apa?"Lampu di lorong sangat terang, tetapi Berto terlalu tinggi. Berdiri di depan Wenny, bayangannya langsung menyelimuti wanita itu. Cahaya yang tertutup tubuh Berto, membuat Wenny sulit melihat ekspresi di mata pria itu.Namun, Wenny mencium aroma alkohol yang samar di udara.Berto mabuk. Apa dia datang untuk membuat onar?Mengingat peringatan yang dia terima sebelumnya, Wenny tidak berani menunjukkan sikap dingin, hanya menatap pria itu dengan ekspresi datar.Namun tiba-tiba, pria itu mengulurkan tangan dan mencengkeram dagunya.Napas Wenny tertahan dan dia langsung berontak. "Kamu mau apa?"Alkohol me

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 93

    Kepala pelayan segera berjalan mendekat dengan sikap hormat, "Chiro, Pak Berto sedang mencari Anda."Chiro mengalihkan pandangannya dari dua orang di dalam restoran keluarga itu, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan meninggalkan pusat perbelanjaan.Setelah naik ke mobil, dia melihat Berto sedang membolak-balik dokumen dengan ekspresi dingin. Pria itu bertanya dengan suara datar, "Kok lama banget?"Chiro sebenarnya hanya pergi ke toilet, tetapi dia melihat Wenny. Dia melihat wanita itu menggandeng seorang gadis kecil, keduanya bercanda dan tertawa saat berbelanja bersama.Wenny begitu lembut terhadap gadis kecil itu, kelembutan yang dulu hanya miliknya, tetapi sekarang telah direbut oleh orang lain.Dan kini, wanita itu bahkan menemani gadis kecil itu makan, bahkan memeluknya.Makin Chiro memikirkannya, makin marah dia dibuatnya. Matanya mulai berkabut, lalu dia bertanya, "Pa, apa Mama benar-benar nggak menginginkan aku lagi?"Mendengar itu, tangan Berto yang sedang membalik dokum

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 92

    Wenny membuka mulutnya, teringat empat tahun lalu, saat dia baru saja melahirkan Chiro, di tengah situasi yang penuh kekacauan.Dia menghela napas dan berkata, "Semuanya sudah berlalu, masa depan kita pasti akan baik-baik saja."Lalu, dia bertanya dengan bingung, "Oh iya, kenapa pagi-pagi sekali kamu cari aku? Ada apa?"Cindy berkata, "Aku harus pergi ke luar negeri selama seminggu. Aku titip Jinny padamu."Wenny tertegun. "Aku?""Iya." Cindy mengangguk dan tersenyum. "Kamu punya pengalaman mengurus anak. Kalau Tiana yang mengurusnya, dia pasti stres. Kamu lupa? Dia memilih hidup tanpa anak."Wenny tertawa, lalu menatap wajah mungil dan menggemaskan Jinny. "Jinny sayang, seminggu ke depan kamu tinggal sama Tante, kamu takut nggak?""Nggak." Jinny menggeleng. Meskipun ini pertama kalinya dia bertemu Wenny, dia sama sekali tidak merasa takut.Mungkin karena tumbuh dalam keluarga dengan orang tua tunggal, dia lebih dewasa dibanding anak-anak seusianya.Wenny merasa agak iba.Ketika memiki

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status