Share

Bab 9

Author: Emily
Wenny akhirnya bertemu dengan Yuna untuk pertama kalinya. Dia memang cantik, cerdas, dan elegan. Tidak heran Berto terus terobsesi, bahkan mencoba menciptakan kembali sosok Yuna dalam dirinya.

Dia menenangkan dirinya sejenak, lalu wajahnya berubah bingung. Terkesan seperti seseorang yang baru menyadari sesuatu, dia menunjuk Yuna dan berkata, "Aku ingat! Kamu 'kan selingkuhannya Berto!"

Senyum lembut di wajah Yuna langsung hilang dalam sekejap. Dia berkata, "Bukan begitu, kamu salah paham. Aku dan Kak Berto nggak seperti yang kamu pikirkan."

Wenny malah mengeluarkan ponselnya, menunjukkan foto mereka berdua yang sedang berpelukan, lalu berkata, "Buktinya sudah ada di sini, kenapa masih nggak mau mengaku?"

Dia menepuk pundak Yuna dan berkata, "Tenang saja, aku nggak akan ribut sama kamu. Aku kehilangan ingatan, aku nggak ingat siapa Berto, bahkan aku lupa bagaimana bisa menikah dengannya. Sekarang aku berencana untuk cerai, kalau kalian memang saling cinta, bisa nggak kamu coba membujuknya untuk segera bercerai denganku?"

Yuna tidak menyangka, situasinya akan berkembang seperti ini!

Apa wanita ini benar-benar kehilangan ingatan?

Di matanya terlihat keraguan, lalu dia bertanya dengan hati-hati, "Kamu benar-benar nggak ingat apa-apa?"

"Sungguh," Wenny mengangguk dengan ekspresi serius, "Nona pelakor ... eh, maksudku, Nona Yuna, tolong bujuk Berto ya, aku tunggu kabar baik dari kamu."

Setelah itu, dia berbalik dan berjalan pergi.

Dia tidak tahu kenapa Yuna menyapanya duluan, tetapi pada saat itu, ide ini muncul di kepalanya.

Jika Berto tidak mau bercerai, maka mulai saja dari Yuna dulu!

Ini kesempatan emas, dia harus memanfaatkannya sebaik mungkin!

Namun, setelah beberapa langkah, senyum di wajahnya perlahan memudar.

Hatinya terasa sesak, seperti ada tangan besar yang menekan dadanya, menyakitkan dan membuatnya susah bernapas.

Wanita itu selalu ada di hati Berto, sementara dirinya, Wenny, tidak berarti apa-apa.

Sungguh ironis.

"Wenny."

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari samping. Dia menoleh dan melihat Tiana mendekat, dengan wajah cantik yang dingin, dan aura tenang yang bertolak belakang dengan suasana bar ini.

"Tiana, sudah lama nggak ketemu."

Wenny mendekat dan memeluknya.

Tiana tidak bergerak, hanya menatapnya dengan dingin, "Bukannya kamu kehilangan ingatan? Seberapa banyak kamu lupa?"

Wenny menyipitkan mata dan membalas, "Aku pura-pura."

"Apa?"

Samar-samar ada kekecewaan di mata Tiana yang tenang.

Mereka duduk di sebuah sofa VIP, dan Wenny menceritakan semua yang terjadi.

Terakhir, dia menghabiskan segelas minuman dengan sekali teguk dan dengan mata berkaca-kaca dia berkata, "Lima tahun hidup dan pengorbananku, hanya terbuang sia-sia!"

Tiana tidak menyangka kalau Wenny hanya dijadikan pengganti begitu. Ekspresinya menjadi lebih serius. Dia berkata, "Aku akan suruh orang kasih pelajaran pada Berto."

"Nggak perlu." Wenny mengangkat tangan. "Aku sudah memutuskan untuk melepaskan semuanya. Aku nggak akan mencintainya lagi, aku mau mulai hidup baru dan menemukan kembali jiwaku."

Musik keras mendadak menghentak, Wenny tiba-tiba bangkit dan langsung menuju ke lantai dansa, tubuhnya bergerak mengikuti irama musik!

Sementara itu, dari jendela besar di ruang VIP lantai dua, semua yang terjadi di bawah bisa terlihat dengan jelas.

Seseorang tiba-tiba berbicara, "Kak Berto, bukannya itu istrimu? Dia bisa menari tiang?"

Berto duduk di sofa, memegang gelas anggur di tangannya. Mendengar itu, sorot matanya langsung menjadi suram.

Dia berdiri dan mendekat ke jendela, menyaksikan pemandangan seksi dan menggoda di lantai dansa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 10

    Wanita itu mengenakan kemeja longgar dan celana pendek, rambut ekor kudanya terurai agak berantakan, bergoyang mengikuti setiap putaran tubuhnya. Senyum cerah menghiasi wajahnya, dan matanya berkilau penuh semangat.Semua mata di dalam bar tertuju padanya, dia menjadi satu-satunya pusat perhatian di tempat itu."Wah, jago banget! Ternyata menyimpan bakat yang luar biasa, ya!"Beberapa orang yang melihatnya menatap dengan ekspresi kaget.Wajah Berto justru terlihat makin suram!Lima tahun menikah dengan Wenny, dia bahkan tidak tahu kalau istrinya bisa sekeren dan seberani ini!Yang lebih membuatnya kesal adalah tatapan para pria lain yang tertuju pada istrinya!Di tengah lantai dansa, Wenny terus larut dalam irama, sampai tanpa sengaja, pandangannya bertemu langsung dengan mata Berto di lantai dua.Dia mengernyit sedikit, kaget melihat Berto ada di sini.Oh, Yuna juga ada di sini, pasti dia datang untuk menemui Yuna.Memikirkan itu, tiba-tiba dia merasa muak.Satu jam yang lalu, pria it

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 11

    Di dalam mobil yang sempit itu, Wenny tiba-tiba ditindih begitu saja. Dia terdiam sejenak, tak tahu harus berbuat apa!Apa yang mau dilakukan Berto?Dia menahan dada Berto dengan kedua tangan, matanya yang hitam pekat dipenuhi rasa kaget dan takut. "Kamu ... mau apa?"Berto merasa sangat kesal. Sejak kecelakaan itu, semuanya jadi kacau.Dia ingin segala sesuatunya kembali seperti semula."Aku ingin bantu kamu mengingat semua kembali." Suaranya dingin, lalu dia membungkuk, hendak mencium Wenny."Jangan!"Wenny panik setengah mati!Apa dia gila?Ini di tengah jalan raya!Pintu mobil bahkan belum ditutup, dan Berto mau memaksanya?Dia tahu pria ini berengsek, tetapi tidak disangka bisa separah ini!"Plak!"Dalam kepanikan, Wenny menampar wajah Berto. Begitu sadar, wajahnya langsung pucat.Ini sudah kedua kalinya dia menampar Berto!Berto, seorang tuan muda yang dibesarkan dalam kemewahan, mana pernah dia diperlakukan seperti ini?Apa dia akan marah besar dan mencekiknya?"A-aku nggak seng

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 12

    Tiana mengulurkan tangan dan mengusap kepala Wenny.Wenny langsung memeluk pinggangnya dengan manja.Tiana tidak menolaknya, membiarkan Wenny memeluknya selama beberapa saat. Perlahan, dia merasakan basah di tempat Wenny menyembunyikan wajahnya.Angin malam yang sejuk menerpa rambut panjangnya, sekaligus meniup pergi semua kepedihan dan ketidakrelaan di hati Wenny.Wenny pulang ke rumah bersama Tiana. Setelah mandi, mereka berdua berbaring di tempat tidur, mengobrol panjang lebar hingga tertidur pukul empat pagi.Wenny terbangun karena suara dering telepon. Dengan mata masih mengantuk, dia mengangkatnya, "Halo?"Dari ujung telepon terdengar keheningan sesaat sebelum suara seorang wanita akhirnya terdengar. "Wenny, ini sudah jam sepuluh pagi, kamu masih tidur? Kalau kamu terus begitu, mana bisa pantas menjadi Nyonya keluarga Liwardi?"Mendengar suara itu, Wenny langsung membuka matanya. Itu ibu mertuanya, Hanna Tanuwirya.Hanna adalah orang yang tegas dan sangat mengutamakan aturan. Sej

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 13

    Setelah Wenny selesai makan, Tiana memberinya sebuah undangan."Apa ini?"Wenny bertanya dengan bingung, lalu membukanya. Itu adalah undangan ulang tahun kakek keluarga Sentana, dan yang diundang adalah "Nona Sheila."Melihat sebutan itu, dia sempat terdiam sejenak.Tiana duduk di hadapannya, lalu berkata, "Lima tahun lalu, aromaterapimu menyembuhkan insomnia Pak Dharma. Selama ini, dia berusaha menghubungimu, tapi kamu terlalu fokus sama keluargamu dan langsung menolak. Kali ini, dia mengundangmu datang ke perayaan ulang tahunnya. Kalau kamu mau lepas dari masa lalu, kamu harus kembali ke hadapan publik."Wenny mengusap tulisan "Nona Sheila", matanya tampak dipenuhi nostalgia.Nenek Wenny adalah seorang ahli pembuat parfum, dan sejak kecil, Wenny juga tertarik pada wewangian. Dia belajar dari neneknya, lalu menciptakan campuran aromaterapi yang sangat efektif untuk mengatasi insomnia. Semua orang yang sudah mencobanya mengaku tidurnya jadi lebih nyenyak.Suatu hari, Wenny dan neneknya

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 14

    Wenny tak terlalu peduli.Mau pria itu hidup atau mati, itu bukan urusannya lagi.Dari sudut matanya, Berto menangkap tatapan dingin dari Wenny. Tepat saat dia hendak bicara, Wenny sudah lebih dulu mengalihkan pandangannya, pura-pura tak peduli.Mata hitam jernih wanita itu penuh dengan sikap acuh tak acuh terhadapnya.Berto menggenggam dokumen di tangannya erat-erat. Rasa gelisah tanpa alasan kembali menguasai dadanya.Suasana di dalam mobil langsung jadi tegang.Untungnya, mereka segera sampai di rumah keluarga Liwardi.Wenny turun dari mobil dan berdiri di samping menunggu Berto.Dia selalu mengingat perannya. Dia harus "kehilangan ingatan", jadi dia tidak tahu harus ke arah mana.Dia tidak boleh sampai ketahuan. Kalau Berto menyadari sesuatu, pria itu pasti akan menyulitkannya, dan perceraian ini akan makin rumit.Berto melangkah masuk dengan kaki panjangnya, sementara Wenny mengikuti di belakangnya. Begitu masuk ke vila, dia melihat Hanna duduk di sofa sambil minum teh."Ibu, kena

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 15

    Waktu itu, Wenny tidak sempat memikirkan kenapa sikap Berto begitu dingin. Yang ada di pikirannya cuma satu, mungkin dia sendiri yang kurang baik, makanya anaknya tidak dekat dengannya, bahkan tidak menyukainya.Sekarang dia baru sadar, sebaik apa pun dia, bahkan kalau dia bekerja dan jadi wanita karier sukses sekalipun, mereka tetap tidak akan menyukainya.Karena yang mereka suka adalah Yuna, bukan Wenny.Mata Wenny yang hitam jernih mulai dipenuhi rasa dingin. Wajahnya juga makin tidak peduli. "Kalau kalian nggak puas, ya sudah, cari saja orang lain buat jadi ibunya."Wajah Hanna langsung mengeras. "Wenny, apa maksudmu?"Namun, Wenny sama sekali tidak takut. Dia menatap Hanna lurus-lurus. "Putramu nggak suka sama aku. Kebetulan aku juga hilang ingatan dan nggak suka sama dia. Jadi, kita langsung cerai saja. Aku lihat kalian semua nggak puas denganku, jadi cari saja seseorang yang lebih sesuai dengan selera kalian."Begitu dia selesai bicara, ekspresi Hanna berubah, tetapi dia tidak b

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 16

    "Uh ... kamu gila, ya?" Wenny meronta hebat. Merasakan reaksi dari tubuh pria itu, membuatnya makin berusaha melepaskan diri!Dia mencoba memukul Berto, tetapi pria itu sudah memperkirakannya. Dengan cepat, Berto melepas dasinya dan mengikat kedua tangan Wenny ke tiang tempat tidur.Dia terus mencium bibir Wenny dengan ganas, terobsesi dengan rasa manisnya. Dia memang sangat menyukai tubuh Wenny. Lima tahun menikah, dia tidak pernah membatasi dirinya di ranjang.Saat gairahnya memuncak, dia bahkan berusaha menyesuaikan diri dengan suasana hati Wenny. Setelah melihat Wenny sudah tenggelam dalam gairah, barulah dia mengambil kendali sepenuhnya.Namun, kali ini, dia tidak tertarik dengan itu.Yang dia inginkan hanya satu, mengembalikan ingatan Wenny.Mengembalikan wanita yang dulu ... hatinya hanya dipenuhi oleh dia dan Chiro.Namun, tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Memanfaatkan kelengahan itu, Wenny menggigit bibirnya dengan kuat.Rasa anyir darah menyebar di antara bibir mereka. Berto men

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 17

    Berto tidak meliriknya sedikit pun, hanya berkata dengan dingin, "Kamu sudah mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu padanya, wajar kalau dia tidak mau menemui kamu."Heh!Wenny tertawa sinis dalam hati. Hanya karena dia bilang tidak menginginkan anak seperti dia, anak itu langsung sakit hati?Lalu bagaimana dengan dirinya? Saat anak itu dulu mengatakan bahwa dirinya memalukan, apa Berto pernah peduli bagaimana perasaannya?Wenny tidak ingin melibatkan Chiro dalam masalah antara dirinya dengan Berto. Bagaimanapun juga, anak itu masih kecil dan tidak punya kuasa untuk mengambil keputusan apa pun.Dia berkata, "Perceraian ini urusan kita berdua, Berto. Bisa nggak kamu jangan bertele-tele? Dengan cara begini, kelihatan banget kalau kamu bukan pria sejati."Berto yang sedang merapikan kerah bajunya, berhenti sejenak. Matanya yang hitam pekat menatap tajam ke wajah Wenny, dan seketika itu juga, ada perasaan tertekan yang menyelimuti mereka.Wenny sadar dia baru saja kelepasan bicara, na

Latest chapter

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 100

    Sandra, sang pemimpin redaksi, sangat puas dengan hasil pemotretan kali ini, bahkan ingin melanjutkan kerja sama.Semua urusan ini ditangani oleh Tiana.Selanjutnya, Wenny akan bekerja di perusahaan pakaian di bawah Grup Liwardi.Dia telah melakukan persiapan matang sebelumnya dan datang ke perusahaan bersama Jinny.Begitu turun dari mobil, dia melihat banyak penggemar berkumpul di depan pintu perusahaan, bahkan membawa spanduk dan meneriakkan nama Yuna dengan lantang."Yuna, Yuna, kami mencintaimu!""Yuna, kami menantikan penampilanmu selanjutnya!""Yuna, jaga kesehatanmu!""...."Yuna memiliki wajah cantik, pesona luar biasa, serta keahlian balet yang sangat baik, sehingga berhasil mengumpulkan cukup banyak penggemar. Kali ini, pengumuman kerja samanya dengan Grup Liwardi makin melambungkan popularitasnya.Wenny hanya melirik sekilas sebelum melangkah masuk ke dalam perusahaan.Tiana tidak datang, kali ini yang datang adalah seorang gadis lain."Tara, aku asisten yang direkrut oleh K

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 99

    Sebagai seorang ibu juga, Cindy tentu bisa merasakan apa yang dirasakan Wenny.Anak yang telah dia sayangi selama empat atau lima tahun tidak menyukainya, bahkan berharap bisa memanggil wanita lain sebagai ibu. Siapa pun yang mendengar itu pasti akan merasa sedih dan terluka.Wenny mungkin sudah memutuskan untuk tidak menginginkan mereka lagi, tetapi mengambil keputusan adalah satu hal, benar-benar melakukannya adalah hal lain.Dari awal, ketika benih kecil itu mulai bertumbuh di dalam tubuhnya, berbagi detak jantung dan kehangatan, merasakan setiap emosi yang dialami Wenny. Sepuluh bulan mengandung, mereka tak terpisahkan. Saat melahirkan, dia merasakan sakit yang luar biasa, tetapi ketika melihat bayi kecil itu lahir dengan selamat, hatinya dipenuhi kebahagiaan.Dia menantikan anaknya tumbuh besar, mencatat setiap momen indah dan lucu dalam hidupnya. Semua perasaan itu telah terukir dalam jiwanya, mengalir dalam darah dan dagingnya.Dan sekarang, Wenny memutuskan untuk melepaskan per

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 98

    Suaranya terdengar kekanak-kanakan dengan sedikit isakan."Angkat kepalamu."Berto memandangnya dari atas, suaranya yang dalam mengandung ketegasan.Chiro sangat ketakutan, wajah kecilnya pucat saat dia mengangkat kepalanya."Kenapa kamu pukul orang?"Berto bertanya dengan suara berat.Tubuh kecilnya bergetar sedikit sebelum akhirnya berkata, "Dia mau kasih Mama kentang goreng, tapi Mama nggak pernah makan kentang goreng. Itu makanan nggak sehat.""Kamu bisa bicara, bukan bertindak dengan tangan." Nada Berto sangat tegas. "Sampai di rumah, tambah satu jam latihan piano.""Baik, Pa.""Kalau kamu mau ibumu, kenapa nggak bilang?" Berto kembali bertanya.Chiro merapatkan bibir kecilnya, matanya menunjukkan keteguhan. "Dia yang bilang duluan kalau dia nggak mau aku, nggak suka sama aku."Dia selalu mengingat hal itu.Ibunya tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Bahkan, jika melihatnya agak tidak bahagia, ibunya akan melakukan segalanya untuk menghiburnya.Namun sekarang, ibunya tidak lag

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 97

    Kata-kata itu didengar Wenny dari mana?Namun, semua itu tidak penting.Dia berkata dengan nada dingin, "Kamu mau mempermasalahkan hal ini dengan anak berusia lima tahun? Wenny, berapa usiamu?"Wenny justru tertawa dingin dan berkata, "Justru karena dia lima tahun, pikirannya sederhana dan tulus. Kalau dia bilang ingin kita bercerai, berarti dia memang nggak mau aku jadi ibunya. Berto, bisa nggak kamu kabulkan keinginan kami?"Dia tidak mengerti kenapa Berto mengajak Chiro muncul di hadapannya.Dia juga tidak mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan bocah kecil itu.Dulu Wenny peduli dan khawatir, putranya itu terus menguras pikirannya.Namun sekarang, Wenny sama sekali tidak peduli lagi!Melihat wajah pria di depannya makin dingin, Wenny berkata dengan hati-hati, "Kamu juga sudah lihat, Jinny sangat takut sama kalian. Dia cuma anak kecil, bisa nggak kalian jangan bikin dia takut?"Demi Jinny, nada suaranya pun menjadi lebih lembut.Namun, wajah Berto justru makin suram. "Wenny."Namun,

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 96

    Pria itu tidak melihatnya, tetapi menatap Jinny dengan tatapan dingin.Wenny segera mendorong Jinny ke belakangnya. Mata hitam jernihnya menatap Berto dengan waspada.Pria ini seharusnya tidak akan gila sampai tega melukai seorang gadis kecil yang baru berusia empat tahun, 'kan?Di dalam lift sunyi senyap, tetapi hawa dingin terus menyebar. Berto dengan jelas melihat kewaspadaan dan kekhawatiran Wenny. Wajahnya pun makin dingin.Siapa sebenarnya dirinya di mata Wenny?"Ting!"Tepat saat suasana makin tegang, pintu lift terbuka.Wenny menggenggam tangan Jinny dan segera keluar dari lift dengan langkah cepat. Takut Jinny tidak bisa mengikuti, Wenny langsung menggendongnya.Jinny memeluk lehernya dengan agak bingung, "Tante Wenny, Tante kenapa?"Wenny berkata, "Tante lapar, ayo kita cepat makan."Namun, Jinny berkata, "Mereka kelihatannya galak banget. Apa mereka orang jahat?"Wenny mengangguk, "Benar, jadi kita harus menjauh dari mereka.""Mm, mm, Mama juga pernah bilang, kita harus menj

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 95

    Yuna adalah cinta pertama Berto.Sedangkan Wenny dulu sangat mencintai Berto.Maka dari itu, Tiana sangat khawatir dengan keadaan Wenny."Nggak apa-apa, itu cuma pekerjaan," kata Wenny dengan nada ringan."Baik, aku akan mengurusnya."Tiana mengiyakan. Dari sini terlihat bahwa Wenny benar-benar sudah melepaskan Berto. Itu bagus.Setelah sarapan, Wenny mengganti pakaian Jinny dengan gaun putri berwarna merah muda, mengikat rambutnya menjadi dua sanggul kecil yang lucu, lalu memasangkan hiasan rambut. Melihat Jinny yang tampak begitu menggemaskan, hatinya langsung luluh."Jinny sayang, kamu kok imut-imut banget sih? Tante mau culik kamu jadi putri Tante sendiri."Wenny berkata sambil mencium pipi kecil gadis itu, lalu menghela napas.Jinny mengerjapkan mata bulat besarnya yang seperti anggur hitam, lalu berkata dengan wajah serius, "Tante Wenny, Tante nggak boleh berpikir seperti itu. Mamaku cuma punya aku sebagai bayi kesayangannya. Kalau Tante culik aku, Mama nggak punya siapa-siapa la

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 94

    Tanpa bersuara, Wenny berjalan ke pintu, mengintip ke luar melalui lubang intip. Ketika melihat sosok tinggi yang tidak asing itu, alisnya langsung berkerut.Sekarang sudah pukul sepuluh malam, kenapa dia datang?Bel pintu kembali berbunyi. Khawatir Jinny terbangun, Wenny langsung membuka pintu dan keluar.Setelah menutup pintu, dia bersandar pada daun pintu dan bertanya, "Ada urusan apa?"Lampu di lorong sangat terang, tetapi Berto terlalu tinggi. Berdiri di depan Wenny, bayangannya langsung menyelimuti wanita itu. Cahaya yang tertutup tubuh Berto, membuat Wenny sulit melihat ekspresi di mata pria itu.Namun, Wenny mencium aroma alkohol yang samar di udara.Berto mabuk. Apa dia datang untuk membuat onar?Mengingat peringatan yang dia terima sebelumnya, Wenny tidak berani menunjukkan sikap dingin, hanya menatap pria itu dengan ekspresi datar.Namun tiba-tiba, pria itu mengulurkan tangan dan mencengkeram dagunya.Napas Wenny tertahan dan dia langsung berontak. "Kamu mau apa?"Alkohol me

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 93

    Kepala pelayan segera berjalan mendekat dengan sikap hormat, "Chiro, Pak Berto sedang mencari Anda."Chiro mengalihkan pandangannya dari dua orang di dalam restoran keluarga itu, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan meninggalkan pusat perbelanjaan.Setelah naik ke mobil, dia melihat Berto sedang membolak-balik dokumen dengan ekspresi dingin. Pria itu bertanya dengan suara datar, "Kok lama banget?"Chiro sebenarnya hanya pergi ke toilet, tetapi dia melihat Wenny. Dia melihat wanita itu menggandeng seorang gadis kecil, keduanya bercanda dan tertawa saat berbelanja bersama.Wenny begitu lembut terhadap gadis kecil itu, kelembutan yang dulu hanya miliknya, tetapi sekarang telah direbut oleh orang lain.Dan kini, wanita itu bahkan menemani gadis kecil itu makan, bahkan memeluknya.Makin Chiro memikirkannya, makin marah dia dibuatnya. Matanya mulai berkabut, lalu dia bertanya, "Pa, apa Mama benar-benar nggak menginginkan aku lagi?"Mendengar itu, tangan Berto yang sedang membalik dokum

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 92

    Wenny membuka mulutnya, teringat empat tahun lalu, saat dia baru saja melahirkan Chiro, di tengah situasi yang penuh kekacauan.Dia menghela napas dan berkata, "Semuanya sudah berlalu, masa depan kita pasti akan baik-baik saja."Lalu, dia bertanya dengan bingung, "Oh iya, kenapa pagi-pagi sekali kamu cari aku? Ada apa?"Cindy berkata, "Aku harus pergi ke luar negeri selama seminggu. Aku titip Jinny padamu."Wenny tertegun. "Aku?""Iya." Cindy mengangguk dan tersenyum. "Kamu punya pengalaman mengurus anak. Kalau Tiana yang mengurusnya, dia pasti stres. Kamu lupa? Dia memilih hidup tanpa anak."Wenny tertawa, lalu menatap wajah mungil dan menggemaskan Jinny. "Jinny sayang, seminggu ke depan kamu tinggal sama Tante, kamu takut nggak?""Nggak." Jinny menggeleng. Meskipun ini pertama kalinya dia bertemu Wenny, dia sama sekali tidak merasa takut.Mungkin karena tumbuh dalam keluarga dengan orang tua tunggal, dia lebih dewasa dibanding anak-anak seusianya.Wenny merasa agak iba.Ketika memiki

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status