Share

Bab 13

Penulis: Emily
Setelah Wenny selesai makan, Tiana memberinya sebuah undangan.

"Apa ini?"

Wenny bertanya dengan bingung, lalu membukanya. Itu adalah undangan ulang tahun kakek keluarga Sentana, dan yang diundang adalah "Nona Sheila."

Melihat sebutan itu, dia sempat terdiam sejenak.

Tiana duduk di hadapannya, lalu berkata, "Lima tahun lalu, aromaterapimu menyembuhkan insomnia Pak Dharma. Selama ini, dia berusaha menghubungimu, tapi kamu terlalu fokus sama keluargamu dan langsung menolak. Kali ini, dia mengundangmu datang ke perayaan ulang tahunnya. Kalau kamu mau lepas dari masa lalu, kamu harus kembali ke hadapan publik."

Wenny mengusap tulisan "Nona Sheila", matanya tampak dipenuhi nostalgia.

Nenek Wenny adalah seorang ahli pembuat parfum, dan sejak kecil, Wenny juga tertarik pada wewangian. Dia belajar dari neneknya, lalu menciptakan campuran aromaterapi yang sangat efektif untuk mengatasi insomnia. Semua orang yang sudah mencobanya mengaku tidurnya jadi lebih nyenyak.

Suatu hari, Wenny dan neneknya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 14

    Wenny tak terlalu peduli.Mau pria itu hidup atau mati, itu bukan urusannya lagi.Dari sudut matanya, Berto menangkap tatapan dingin dari Wenny. Tepat saat dia hendak bicara, Wenny sudah lebih dulu mengalihkan pandangannya, pura-pura tak peduli.Mata hitam jernih wanita itu penuh dengan sikap acuh tak acuh terhadapnya.Berto menggenggam dokumen di tangannya erat-erat. Rasa gelisah tanpa alasan kembali menguasai dadanya.Suasana di dalam mobil langsung jadi tegang.Untungnya, mereka segera sampai di rumah keluarga Liwardi.Wenny turun dari mobil dan berdiri di samping menunggu Berto.Dia selalu mengingat perannya. Dia harus "kehilangan ingatan", jadi dia tidak tahu harus ke arah mana.Dia tidak boleh sampai ketahuan. Kalau Berto menyadari sesuatu, pria itu pasti akan menyulitkannya, dan perceraian ini akan makin rumit.Berto melangkah masuk dengan kaki panjangnya, sementara Wenny mengikuti di belakangnya. Begitu masuk ke vila, dia melihat Hanna duduk di sofa sambil minum teh."Ibu, kena

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 15

    Waktu itu, Wenny tidak sempat memikirkan kenapa sikap Berto begitu dingin. Yang ada di pikirannya cuma satu, mungkin dia sendiri yang kurang baik, makanya anaknya tidak dekat dengannya, bahkan tidak menyukainya.Sekarang dia baru sadar, sebaik apa pun dia, bahkan kalau dia bekerja dan jadi wanita karier sukses sekalipun, mereka tetap tidak akan menyukainya.Karena yang mereka suka adalah Yuna, bukan Wenny.Mata Wenny yang hitam jernih mulai dipenuhi rasa dingin. Wajahnya juga makin tidak peduli. "Kalau kalian nggak puas, ya sudah, cari saja orang lain buat jadi ibunya."Wajah Hanna langsung mengeras. "Wenny, apa maksudmu?"Namun, Wenny sama sekali tidak takut. Dia menatap Hanna lurus-lurus. "Putramu nggak suka sama aku. Kebetulan aku juga hilang ingatan dan nggak suka sama dia. Jadi, kita langsung cerai saja. Aku lihat kalian semua nggak puas denganku, jadi cari saja seseorang yang lebih sesuai dengan selera kalian."Begitu dia selesai bicara, ekspresi Hanna berubah, tetapi dia tidak b

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 16

    "Uh ... kamu gila, ya?" Wenny meronta hebat. Merasakan reaksi dari tubuh pria itu, membuatnya makin berusaha melepaskan diri!Dia mencoba memukul Berto, tetapi pria itu sudah memperkirakannya. Dengan cepat, Berto melepas dasinya dan mengikat kedua tangan Wenny ke tiang tempat tidur.Dia terus mencium bibir Wenny dengan ganas, terobsesi dengan rasa manisnya. Dia memang sangat menyukai tubuh Wenny. Lima tahun menikah, dia tidak pernah membatasi dirinya di ranjang.Saat gairahnya memuncak, dia bahkan berusaha menyesuaikan diri dengan suasana hati Wenny. Setelah melihat Wenny sudah tenggelam dalam gairah, barulah dia mengambil kendali sepenuhnya.Namun, kali ini, dia tidak tertarik dengan itu.Yang dia inginkan hanya satu, mengembalikan ingatan Wenny.Mengembalikan wanita yang dulu ... hatinya hanya dipenuhi oleh dia dan Chiro.Namun, tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Memanfaatkan kelengahan itu, Wenny menggigit bibirnya dengan kuat.Rasa anyir darah menyebar di antara bibir mereka. Berto men

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 17

    Berto tidak meliriknya sedikit pun, hanya berkata dengan dingin, "Kamu sudah mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu padanya, wajar kalau dia tidak mau menemui kamu."Heh!Wenny tertawa sinis dalam hati. Hanya karena dia bilang tidak menginginkan anak seperti dia, anak itu langsung sakit hati?Lalu bagaimana dengan dirinya? Saat anak itu dulu mengatakan bahwa dirinya memalukan, apa Berto pernah peduli bagaimana perasaannya?Wenny tidak ingin melibatkan Chiro dalam masalah antara dirinya dengan Berto. Bagaimanapun juga, anak itu masih kecil dan tidak punya kuasa untuk mengambil keputusan apa pun.Dia berkata, "Perceraian ini urusan kita berdua, Berto. Bisa nggak kamu jangan bertele-tele? Dengan cara begini, kelihatan banget kalau kamu bukan pria sejati."Berto yang sedang merapikan kerah bajunya, berhenti sejenak. Matanya yang hitam pekat menatap tajam ke wajah Wenny, dan seketika itu juga, ada perasaan tertekan yang menyelimuti mereka.Wenny sadar dia baru saja kelepasan bicara, na

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 18

    Chiro tahu betul seberapa besar perasaan Wenny pada Berto!Meskipun dia hanya pulang seminggu sekali, dia bisa melihatnya dengan jelas!Selama ayahnya ada di rumah, pandangan Wenny selalu tertuju pada pria itu. Wenny selalu sibuk memberi perhatian, menanyakan kabar dengan penuh kehangatan.Bahkan ketika ayahnya terlihat kesal, Wenny tetap pura-pura tidak melihat dan terus berusaha menarik perhatiannya.Kadang-kadang, Chiro sendiri sampai merasa muak melihatnya.Bahkan dia sempat terpikir, ayahnya hebat juga, bisa tahan dengan ibu yang begitu menyebalkan.Dia sendiri tidak tahan, makanya dia hanya pulang seminggu sekali.Namun, sekarang Wenny bilang dia tidak suka ayahnya?Chiro sama sekali tidak percaya!Chiro menekan bibirnya, lalu tiba-tiba berkata, "Kalau kamu cuma mau melakukan sesuatu dan memakai perceraian untuk mengancam Papa, aku sarankan jangan. Papa akan marah."Mendengar itu, Hanna juga menatap Wenny dengan dingin. "Kamu sengaja main akal-akalan?"Wenny benar-benar merasa in

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 19

    Yuna menahan emosi yang menggebu. Keningnya berkerut saat dia berkata, "Tapi kalau kalian bercerai, bagaimana dengan Chiro? Dia masih kecil dan sangat membutuhkan ibu."Berto menyimpan ponselnya tanpa menjawab pertanyaan itu. Kemudian dia berdiri dan mulai minum bersama Zidan dan yang lainnya.Ada perasaan aneh di dalam hati Yuna, tetapi itu tidak masalah. Berto sendiri yang bilang akan bercerai, berarti kesempatan untuknya sudah datang!Kali ini, dia pasti tidak akan menyia-nyiakannya!....Berto mabuk malam itu, dan Zidan pun mengantarnya pulang ke Griya Rosentia. Dia meletakkan Berto di sofa, lalu berdiri dengan tangan di pinggang sambil memanggil."Kak Wenny, cepat datang dan urus suamimu ini!"Namun, meski sudah dipanggil dua kali, tidak ada yang menjawab.Zidan bingung, lalu berkeliling di ruang tamu. "Kak Berto, di mana Kak Wenny?"Berto tergeletak di sofa, mabuk dan tidak sadarkan diri.Zidan tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, setelah sampai di rumah, Wenny pasti akan meng

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 20

    Wenny dan Tiana masuk ke dalam lift. Tepat ketika pintu lift hampir tertutup, sebuah tangan tiba-tiba menyelip masuk, membuat sensor pintu lift mendeteksi gerakan dan otomatis terbuka.Wajah Berto yang tampan dan tegas, muncul di hadapan mereka.Penerima tamu bertanya dengan sopan, "Pak Berto, apa Anda ingin naik bersama?"Berto melangkah masuk dengan tenang. Meskipun hanya ada beberapa orang, suasananya tiba-tiba terasa sesak dan membuat sulit bernapas.Jari-jari Wenny mengepal, hatinya kaget luar biasa!Kenapa Berto juga ada di sini?Dia menatap ke cermin lift. Melihat topeng kupu-kupu emas masih melekat di wajahnya, hatinya agak tenang.Syukurlah, untung topengnya masih ada, dan pil pengubah suara juga sudah diminum. Dia tidak akan mengenali Wenny!Pintu lift perlahan tertutup, Berto memiringkan tubuh dan melihat ke arah Wenny, "Halo."Wenny menjaga sikapnya tetap dingin dan menjaga jarak, "Halo."Suaranya lembut dan terdengar asing.Berto mengenal suara Wenny dengan sangat baik, be

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 21

    Waldo Sentana adalah teman dekat Berto dan sekarang, dia datang untuk melihat bagaimana kondisi temannya itu. Dia tidak menyangka akan melihat adegan seperti ini, jadi dia langsung mendekat.Topengnya jatuh! Wenny terkejut, tak peduli lagi apa yang baru saja mengenai wajahnya, dia buru-buru membungkuk untuk memungutnya.Setelah mengenakan topengnya kembali, baru hatinya sedikit tenang, dan pada saat itulah Berto berjalan menghampiri.Wenny hampir saja menjerit kaget!Ya ampun!Apakah tadi Berto melihat wajahnya tanpa topeng?Bagaimana jika dia melihatnya?Wenny benar-benar panik!Sambil menarik napas gugup, dia menatap Berto. Namun, melihat ekspresi Berto tetap tenang dan wajah tampannya tidak berubah sama sekali, hatinya langsung merasa agak lega.Jadi, dia tidak menyadari. Jika dia sadar, pasti akan bertanya.Wenny diam-diam menghela napas lega, kemudian melihat ke dalam ruangan.Namun, tiba-tiba Berto berkata, "Sepertinya kamu sangat takut padaku. Kalau aku nggak salah, ini pertama

Bab terbaru

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 50

    Wajah tampan Berto berubah muram. Dia lalu berkata, "Kita belum bercerai. Seharusnya kamu nggak hidup terpisah dariku."Wenny menjawab, "Tolonglah, tinggal serumah dengan orang asing itu benar-benar menakutkan."Berto terdiam.Berdiri di samping mobil, matanya yang suram menatap ke arah Wenny di dalam mobil. Entah kenapa, Wenny merasakan hawa dingin merayap perlahan.Serius?Ini saja bisa membuat Berto marah?Kenapa Berto gampang tersulut seperti ini?Wenny menciutkan lehernya dan berkata, "Berto, kasih kita sedikit ruang, oke? Siapa tahu suatu hari nanti aku ingat semuanya dan pulang dengan sendirinya."Tentu saja tidak!Mendengar itu, kabut dingin di mata pria itu perlahan menghilang. Dengan suara datar, dia berkata, "Besok ada acara di taman kanak-kanak Chiro. Kamu harus datang."Wenny mengerjapkan matanya. "Boleh aku nggak datang?"Nada Berto langsung berubah dingin. "Bisa, transfer 400 miliar ke rekeningku. Oh ya, jangan lupa bayar pajaknya."Wenny tertegun.Kapan membunuh bisa ti

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 49

    Wenny berusaha keras memainkan peran sebagai istri Berto. Saat pesta usai, wajahnya sudah kaku karena terlalu banyak tersenyum.Setelah pesta berakhir, dia meninggalkan tempat bersama Berto, tanpa menyadari seseorang diam-diam menyimpan ponselnya setelah mengambil foto mereka.Begitu foto berhasil terkirim, panggilan dari Yuna masuk. "Yudi, mereka hadir di pesta amal bersama?""Ya," jawab Yudi. Dia adalah teman dekat Yuna, dan dia tahu kalau Yuna sangat mencintai Berto."Yuna, sebelumnya Berto bilang akan segera bercerai. Apa dia berbohong? Aku lihat hubungan mereka hari ini sangat harmonis."Yuna menggenggam ponselnya erat-erat, "Kak Berto nggak bakal bohongi aku. Kalau dia bilang akan bercerai, pasti dia akan bercerai."Yudi berkata, "Jadi, itu wanita yang terus mengganggu Berto? Cih, nggak tahu malu banget! Lima tahun lalu, dia pakai obat untuk naik ke ranjang dan menikahi Berto. Sekarang begitu kamu kembali, dia masih belum mau lepaskan Berto. Memalukan banget, 'kan?"Yuna bergumam

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 48

    Berto bertanya, "Kamu cari siapa? Aku bisa bantu kamu cari dia."Waldo menekan bibirnya, tetapi tatapannya sempat mengarah ke toilet sebelum segera dialihkan kembali. Dia menundukkan pandangan. "Kakek bilang, namanya Nona Sheila."Mendengar itu, Berto mengangkat alis sedikit. "Aromaterapinya berpengaruh untukmu, ya?""Hmm."Berto berkata, "Baik, akan kucarikan dan kubawa dia ke hadapanmu."Waldo tidak menjawab.Dia sudah menemukan wanita itu.Hanya saja, wanita itu sepertinya tidak ingin mengakuinya.Kenapa?Apa dirinya terlalu menakutkan?Kalau begitu, Waldo tidak akan mencarinya lagi. Dia tidak ingin menakuti wanita itu.....Wenny merapikan riasannya, lalu berjalan keluar dengan pikiran melayang. Saat melewati tikungan, dia melihat Waldo memasuki pintu keluar darurat.Mata Wenny berkilat. Dia langsung mengikuti pria itu.Dibandingkan dengan hiruk-pikuk gala amal, tangga darurat terasa sangat sunyi.Wenny menutup pintu dengan rapat dan berkata, "Waldo."Punggung pria yang tampak kuru

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 47

    Wenny terkejut. Saat menoleh, dia langsung berhadapan dengan wajah tampan bernuansa lembut dan dingin. Kulit pria itu pucat dengan kesan agak lemah. Sepasang mata hitam pekatnya menatapnya tajam. Di ujung matanya, ada tahi lalat kecil yang memberi kesan misterius dan memikat.Saat itu, dia mencengkeram lengan Wenny begitu erat hingga dia merasakan kesakitan."Bapak ini siapa ya? Bisa lepaskan tanganku dulu?" Wenny mencoba menarik lengan dari cengkeramannya.Namun, pria itu malah makin mengeratkan genggamannya.Wenny langsung menarik napas dingin!"Waldo!"Tiba-tiba, suara Berto terdengar, dengan nada dingin. "Lepaskan dia."Waldo?Mata Wenny agak terbelalak. Jadi, dia cucu Pak Dharma?Hari itu, ruangan terlalu gelap. Wenny benar-benar tidak melihat jelas wajah pria ini."Aku ingat kamu."Waldo tidak menghiraukan Berto dan justru berkata pada Wenny, menatapnya tanpa berkedip."Lepaskan dulu ...." Wenny merasa lengannya hampir kehilangan aliran darah.Namun, Waldo kembali berkata, "Aku p

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 46

    Cindy terdiam."Hmm?"Wenny menatapnya, mengedipkan mata dengan bingung.Cindy berkata, "Aku memang suruh orang melakukannya."Wenny membalas, ".... Baiklah."Kesimpulannya, jangan mencari masalah dengan Berto.Bagaimanapun juga, dia bukan manusia.....Keesokan harinya, Wenny menerima telepon dari pria berengsek itu, memberi tahu bahwa ada seseorang yang akan menjemputnya.Dia turun ke lantai bawah, dan melihat Yudha berdiri di samping mobil, mengenakan setelan seragam yang rapi, "Nyonya, Pak Berto menyuruh saya membawa Anda untuk dirias.""Oh."Wenny mengangguk dan naik ke mobil.Namun, begitu sampai di tempat tujuan dan melihat deretan pakaian serta perhiasan bergaya feminin, Wenny nyaris tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya!Apa Berto sudah gila?Yuna sudah kembali, tetapi Berto memintanya untuk berdandan seperti Yuna?Apa dia tidak takut Yuna tahu dan merasa muak?Penata gaya mendorong rak pakaian ke arahnya dan berkata, "Bu Wenny, silakan pilih yang Ibu suka."Wenny menggel

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 45

    Berto menatapnya dengan penuh minat. Meskipun sudah menikah selama lima tahun dan anak mereka sudah sebesar itu, Wenny masih saja akan bersemu merah dan jantungnya berdebar dalam hal-hal seperti ini. Berto sangat suka melihat reaksinya yang malu-malu.Wenny dengan cepat menenangkan diri dan berkata, "Kamu belum bilang, perilaku seperti apa yang dianggap baik?"Berto menjawab, "Kalau menurutku baik, ya berarti itu baik."Ini sudah pasti bukan kesepakatan yang adil.Namun, Wenny juga tidak punya 400 miliar. Jadi, dia hanya bisa berharap pria itu bisa bertindak lebih manusiawi."Baiklah."Wenny mengangguk setuju.Berto menatapnya. Ciuman tadi terasa terburu-buru, dia merasa belum puas, lalu dia mendekat dan mencium Wenny lagi.Namun, tepat saat itu, ponselnya berdering. Berto langsung berdiri dan menjawab panggilan."Halo, Yuna, ada apa?"Wenny refleks menghindar. Mendengar suara itu, tubuhnya menegang sesaat.Dia masih ingat, sebelumnya, setiap kali dia mendengar nada dering ini, Berto a

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 44

    Jari-jari Wenny mengepal erat, dia menahan diri untuk tidak menepis tangan Berto.Ibu jari Berto menyapu bibirnya, lalu tiba-tiba menekannya agak lebih kuat.Bulu mata panjang Wenny bergetar. Setelah dia menarik kembali tangannya, barulah Wenny bertanya, "Berto, aku minta maaf atas namanya. Maaf, ya."Tatapan pria itu jatuh pada bekas lipstik di bantalan ibu jarinya. Matanya berkilat redup, lalu berkata dengan suara datar, "Hanya dengan satu kata maaf, kamu mau menukar 400 miliar? Pintar juga perhitungannya."Wenny bertanya, "Kalau begitu, bagaimana seharusnya?"Berto mengeluarkan tisu, menyeka bekas lipstik di jarinya dengan santai. Sikapnya tampak acuh, sementara tatapannya sama sekali tidak tertuju pada Wenny.Ruangan terasa hening. Cahaya lampu di sudut ruangan berkelap-kelip dalam warna-warni, membuat hati Wenny makin gelisah.Berto terus diam, membuat Wenny merasa seolah-olah sedang dipanggang di atas bara api, sangat tidak nyaman."Wenny, kamu benar-benar kehilangan ingatan?"Di

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 43

    "Kalian ngapain? Lepaskan dia!"Wenny langsung maju, berniat mendorong dua pengawal itu.Cindy bertemu pandang dengannya dan langsung berkata, "Berto yang terhormat, aku yang melakukan, aku yang bertanggung jawab! Kenapa kamu panggil dia ke sini?"Mendengar itu, Wenny mengernyitkan keningnya yang indah. "Kamu berbuat apa?"Cindy mengangkat dagu dengan teguh. "Aku cuma muak lihat dia, jadi aku kasih sedikit pelajaran. Siapa sangka pria dewasa begini ternyata begitu picik. Dia langsung datang ke sini menuntut keadilan. Menjijikkan!""Heh!"Berto mencibir ringan, mata hitam pekatnya menatapnya dengan dingin. "Kamu siram cat ke mobilku. Sebagai korban, apa aku nggak berhak menuntut keadilan?"Cindy mendengus. "Apa kamu pantas bicara soal keadilan?"Wenny agak bingung, "Siram cat? Ke mobil Berto?"Cindy berani sekali!Diam-diam, Wenny mengacungkan jempol pada Cindy. "Sahabatku, kamu luar biasa."Lalu, dia berbalik ke arah Berto dan berkata, "Dia lakukan itu buatku. Berapa kerugiannya? Akan

  • Terlambat! Hatiku Tak Lagi untuk Kalian   Bab 42

    Saat itu, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengambilnya, lalu tangannya gemetar. Hampir saja dia lupa. Sebelum datang ke sini, dia sempat mengirim pesan ke Berto, mengatakan bahwa dia menemukan sebuah rahasia besar!Mata Zidan berkilat. Dia mengangkat panggilan itu. "Halo, Kak Berto.""Ada apa?"Suara Berto terdengar rendah dan dingin, bertanya dengan nada datar.Zidan tertawa. "Nggak ada apa-apa, cuma pengen tanya kamu di mana. Keluar minum bareng, yuk."Nada suara Berto makin dingin. "Yuna kecelakaan. Aku lagi di rumah sakit."Mendengar itu, Zidan langsung bertanya, "Gimana kondisi Yuna? Parah nggak?"Berto menjawab, "Patah tulang betis. Kalau kamu nggak sibuk, datang saja menjenguk."Bagaimanapun, mereka sudah lama saling kenal dan berteman baik."Oke, aku segera ke sana."Zidan menjawab seadanya lalu menutup telepon, tetap menyimpan rahasia itu. Namun, mau tidak mau dia terus berpikir.Kalau Kak Wenny memang Nona Sheila, kenapa dia tidak pernah memberi tahu Kak Berto?Namun, meng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status