Jodoh di Tangan Kakek

Jodoh di Tangan Kakek

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Oleh:   Reyn  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
122Bab
1.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Setelah tiba-tiba menghilang selama 10 tahun, Rafif kembali datang untuk meminang Alea. "Kita harus menikah, Alea. Ini wasiat dari Kakek," kata Rafif. "Hah? Kamu gila, Kak?" jawab Alea.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Pertemuan Pertama

“Alea, ayo menikah.”Alea yang mendengar ucapan itu tersentak. Bagaimana tidak, pria yang duduk di hadapannya saat ini adalah pria yang sangat dia kenali. Sepuluh tahun lamanya, pria ini tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapan Alea. Namun, tiba-tiba saja hari ini dia menemuinya dan mengajaknya menikah.Dia adalah Rafif Hadiwinata, putra dari sahabat lama ayahnya. Sejak kecil Alea dan Rafif sudah tumbuh bersama. Persahabatan kakek merekalah yang membuat Alea dan Rafif ditakdirkan untuk tumbuh dan bergaul di lingkungan yang sama di sebuah kawasan Asri di kota Bandung. Dengan usia 4 tahun lebih tua, membuat Rafif menyayangi Alea seperti adiknya sendiri.Hanya saja, 10 tahun yang lalu Rafif dan keluarganya pindah ke kota lain tanpa berpamitan satu patah kata pun pada Alea.Dua jam yang lalu Rafif menghubunginya untuk mengajak bertemu, Alea pikir Rafif akan memberikan penjelasan tentang kepergiannya yang mendadak dan tanpa pamit itu. Namun, nyatanya laki-laki itu malah menguca...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
122 Bab
1. Pertemuan Pertama
“Alea, ayo menikah.”Alea yang mendengar ucapan itu tersentak. Bagaimana tidak, pria yang duduk di hadapannya saat ini adalah pria yang sangat dia kenali. Sepuluh tahun lamanya, pria ini tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di hadapan Alea. Namun, tiba-tiba saja hari ini dia menemuinya dan mengajaknya menikah.Dia adalah Rafif Hadiwinata, putra dari sahabat lama ayahnya. Sejak kecil Alea dan Rafif sudah tumbuh bersama. Persahabatan kakek merekalah yang membuat Alea dan Rafif ditakdirkan untuk tumbuh dan bergaul di lingkungan yang sama di sebuah kawasan Asri di kota Bandung. Dengan usia 4 tahun lebih tua, membuat Rafif menyayangi Alea seperti adiknya sendiri.Hanya saja, 10 tahun yang lalu Rafif dan keluarganya pindah ke kota lain tanpa berpamitan satu patah kata pun pada Alea.Dua jam yang lalu Rafif menghubunginya untuk mengajak bertemu, Alea pikir Rafif akan memberikan penjelasan tentang kepergiannya yang mendadak dan tanpa pamit itu. Namun, nyatanya laki-laki itu malah menguca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
2. Sebuah Permintaan
Kini, Alea dan Rafif telah berada di rumah sakit.Alea menatap Kakek Hadi, kakek Rafif, yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan tatapan sayu. Terakhir Alea melihat Kakek Hadi adalah sehari sebelum keluarga Rafif pergi. Saat itu, Alea baru pulang sekolah dan bertemu dengan Kakek Hadi yang sedang duduk di halaman rumah.“Kakek, ini Alea,” kata Alea lirih sambil memegang tangan Kakek Hadi yang tersambung dengan selang infus, juga beberapa alat medis yang menempel di dadanya.Pada dasarnya, kondisi Kakek Hadi memang masih cukup stabil, masih bisa bicara meskipun kadang terdengar kurang jelas. Hanya saja, pergerakannya terbatas. Beberapa organ tubuhnya tidak bisa berfungsi dengan baik karena komplikasi yang dideritanya, dan juga faktor usia yang cukup mempengaruhi.“Alea, cucuku,” kata Kakek Hadi samar sambil tersenyum seolah ingin menunjukkan bahwa dia masih baik-baik saja.“Alea rindu kakek. Kenapa selama ini kakek gak pernah temui Alea lagi?” ucap Alea lirih, matanya mulai be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
3. Demi Kakek
Malam itu, Rafif benar-benar ikut Alea pulang untuk bertemu dengan orang tua Alea. Tadinya, Alea telah beberapa kali berusaha menolak, tetapi keputusan Rafif itu benar-benar telah bulat, tidak lagi bisa Alea bantah.Ketika mereka tiba di rumah keluarga Alea, kedua orang tua Alea cukup terkejut. Bagaimanapun juga, ini adalah kali pertama mereka bertemu lagi dengan Rafif.Kini mereka sedang duduk di ruang tamu dengan suasana yang terasa sedikit tegang.“Sudah lama kita gak bertemu ya, Rafif. Gimana kabar keluargamu, selama ini kalian tinggal di mana?” tanya Lukman, ayah Alea.“Kami baik, Om. Kami pindah ke Jakarta, sedangkan aku sendiri baru kembali ke Indonesia 3 tahun yang lalu setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Saat kembali, aku langsung membantu Ayah mengurus perusahaan yang sedang krisis,” jelas Rafif membuat orang-orang yang ada di sana merasa paham dengan situasi saat itu.“Oh begitu, syukurlah kalau kalian semua sehat,” jawab Lukman sambil mengangguk pelan.“Aku la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
4. Pernikahan dan Duka
Semua mata tertuju pada Alea, terkejut dengan ucapan Alea.Apa dia akan berubah pikiran?“Kenapa, Al?” tanya Rafif dengan ragu.Alea mengangkat wajahnya, menatap Rafif dengan cemas. “Boleh kita tunggu Kak Azfar dulu? Tadi dia bilang masih di perjalanan.”Azfar adalah kakak Alea. Dia sangat menyayangi kakaknya, sangat dekat dengan kakaknya. Hal apapun yang mengganggunya, dia pasti akan mengadu pada kakaknya. Jadi, dia tidak ingin kakaknya melewatkan momen ini.“Alea, kakakmu masih belum jelas akan sampai jam berapa. Lagipula dia juga sudah tahu, kan,” sahut Lukman berusaha meyakinkan Alea.“Gak perlu, kita bisa mulai acaranya sekarang,” kata seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruangan.“Kakak!” seru Alea dengan perasaan lega.Azfar tersenyum lebar, dia datang dengan pakaian kasual, dan satu keranjang buah di tangannya. “Bisa dilanjutkan saja acaranya.”Akhirnya, acara pengucapan janji pernikahan itu dilaksanakan. Meskipun dalam hati Alea masih merasa sedikit keberatan, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
5. Awal Baru
Usai mendengar kabar itu, keluarga Alea langsung pergi ke rumah sakit.Begitu tiba di rumah sakit, mereka bertemu dengan ibu Rafif yang telah mengemasi beberapa barang di ruang rawat inap Kakek Hadi. Sementara ayah Rafif sedang mengurus administrasi.“Bunda,” panggil Rafif begitu masuk ke dalam ruangan.Melihat putranya datang, tangis Mei tidak bisa lagi dibendung. Dia langsung memeluk putranya dengan erat. “Rafif, kakekmu …”Rafif mengusap punggung sang ibunda dengan sabar. Dia juga sama terpukul, ini semua begitu mendadak baginya. Sementara itu, ayah Alea langsung mengambil inisiatif untuk membantu Eddo mengurus administrasi.Alea yang sedari tadi terisak kecil, kini tangisnya menjadi semakin besar. “Kakek kenapa ingkar janji …”“Al, sudah. Ini semua kan takdir Allah,” kata Azfar berusaha menenangkan adiknya. Dia mengambil langkah untuk menenangkan adiknya karena melihat Rafif yang masih mengurus ibunya.“Operasinya gagal, tubuh kakek sudah menolak dan langsung mengalami pendarahan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya
6. Tentang Waktu yang Hilang
Alea mengangguk samar, "Aku mau, Kak."Setelah diskusi dadakan itu, perasaan Alea menjadi lebih tenang. Akhirnya, mereka kembali masuk ke dalam rumah dan berbaur dengan keluarga yang lain. Meskpun masih diselimuti duka, mereka semua berusaha untuk tetap ikhlas.Setelah hampir satu minggu kepergian kakek Hadi, Alea yang memilih untuk tinggal di rumah Rafif sementara waktu harus beradaptasi kembali dengan keluarga barunya. Meskipun Alea telah mengenal mereka sejak kecil, Alea tetap merasa asing karena perpisahan sepuluh tahun lalu membuat Alea sedikit lupa tentang mereka.Berbeda dengan di rumahnya, pagi ini Alea bangun lebih cepat. Dia membantu Ibu mertuanya menyiapkan sarapan.“Selamat pagi bunda,” sapa Alea.“Selamat pagi Alea, apa kamu tidur nyenyak?” tanya bunda.“Iya, nyenyak sekali sampai tidak sadar kalau sudah pagi,” jawab Alea di iringi tawa kecil.“Syukurlah, bunda khawatir kamu tidak nyaman. Kamu sudah lihat sendiri kalau kamar Rafif jauh dari kata hangat untuk ditinggali,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
7. Jatuh ke Dasar Hati
Jantung Alea berdetak kencang, disaat Rafif tiba-tiba menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan perlahan Rafif semakin mendekatkan wajah mereka, kemudian mengecup bibir Alea pelan.Rafif melepaskannya sebentar, menatap mata Alea dengan tatapan penuh kerinduan. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, akhirnya Rafif mendekatkan lagi wajahnya dan mencium bibir Alea lembut.Alea yang terpaku hanya mampu memejamkan mata, menahan segala perasaan yang tiba-tiba bergejolak di dalam hatinya.Rafif terus menciuminya semakin lama, semakin dalam.Merasa kehabisan nafas, Alea lalu menarik dirinya perlahan.“Aku...,” ucap Alea pelan.“Sudah larut, tidurlah,” sahut Rafif sambil mengelus pipi Alea yang memerah. Ada perasaan yang tidak dapat Rafif jelaskan, namun satu hal yang pasti malam itu Rafif bahagia. Karena berhasil membuka satu kunci hati Alea.“Kak,” panggil Alea sambil memegang tangan Rafif.“Iya?” tanya Rafif.“Aku...,” jawab Alea ragu-ragu.“Kenapa?” desak Rafif.“Aku belum siap untuk it
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
8. Sayang
Rafif tersenyum, lalu melakukan ciuman itu sekali lagi, semakin lama, semakin dalam. Dia kemudian menggendong Alea ke tempat tidur dan membaringkan Alea disana tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Alea mengalungkan tangannya di leher Rafif, membuat Rafif semakin leluasa melancarkan aksinya.“Ah!” desahan kecil keluar dari mulut Alea. Membuat Rafif semakin membara.Mereka terhanyut dalam ciuman panas itu, seolah telah saling menemukan dunia mereka.Rafif melepaskan Alea sebentar untuk mengambil nafas. Kemudian dia mengecup kening Alea lama, lalu berpindah ke pipinya. Rafif menatap mata Alea lagi, setelah itu dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alea, menciumnya perlahan, Alea meremang.Rafif terus menciumi leher Alea, sambil tangannya berusaha membuka kancing baju Alea. Setelah berhasil membuka kancingnya, dia menyibakkan baju Alea sehingga bahu Alea terekspos, dan mata Rafif terpana saat dia melihat ke bagian dada Alea yang masih tertutup kain. Dia seperti telah menemukan harta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
9. Pertemuan Tak Terduga
Sesuai dengan yang di bicarakan Alea, hari ini dia berencana untuk meeting dengan para kepala toko offline store-nya untuk membahas evaluasi kerja dan performa tokonya selama satu bulan kebelakang. Ini merupakan agenda rutin yang di adakan Alea setiap akhir bulan. Alea lebih suka mengadakan pertemuan di luar daripada di kantornya sendiri, sebab dia bisa sekalian hangout untuk menghilangkan kejenuhannya. Kali ini dia memilih sebuah restoran chinese food yang berlokasi di sebuah mall tempat salah satu toko Alea beroprasi. “Dengan hasil bulan ini, saya tidak puas. Karena hanya 70% dari toko kita yang berhasil mencapai target bulanan, sementara 30%-nya mengalami penurunan,” kata Alea setelah mendengarkan presentasi Oki, kepala tim penjualan yang biasa menerima dan mengelola laporan dari seluruh toko. “Begini saja, saya minta untuk setiap toko agar bisa menaikan omset sebesar 10% dari target bulanan kita satu bulan kedepan dan jangan sampai ada penurunan di bulan berikutnya. Jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
10. Merajuk
“Aleaaa,” panggil Rafif pelan. Alea tidak bergeming.“Sayang,” panggil Rafif lagi.Kali ini Alea tersenyum kecil sambil menyembunyikan wajahnya.‘Deg’ dadanya berdegup lagi. Tapi dia tidak menoleh ke arah Rafif.Rafif kemudian melepas sabuk pengamannya dan mendekati Alea, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Alea. Refleks, Alea menutup matanya. Rafif tersenyum gemas.Kemudian Rafif hanya melewatinya, mengambil sabuk pengaman di samping kiri Alea lalu dipasangnya di dekat kemudi.“Sabuknya belum kamu pasang, sayang.”Alea melirik Rafif sekilas kemudian memalingkan kembali wajahnya ke arah lain. Dia kesal dan terlalu malu.Melihat Alea yang tidak bereaksi membuat Rafif semakin gemas. Rafif sadar ini adalah salah satu gelombang emosi Alea yang terjadi dalam siklus bulanannya.Rafif melajukan kendaraannya, kemudian dia mengambil sesuatu di cup holder pintu mobilnya.“Minum dulu Al,” dia menyodorkan satu cup coklat panas pada Alea yang dibelinya dari cafe sebelah restoran steak.Alea masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status