Ada pembalut wanita di koper suamiku. Benda itu menuntunku ke sejuta tabir yang mencengangkan. Sebuah foto yang dikirim sahabatku pun semakin membuatku yakin, bahwa ada sesuatu yang disembunyikan lelaki yang sudah bertahun-tahun hidup seatap denganku. Ada apa sebenarnya?
View MoreRahasia di Koper SuamikuBab 43"Dewi! Kamu kenapa?!"Aku langsung berlari ke kamar mandi. Takut kalau sampai muntah di sini.Mas Rehan yang tadi sempat kulihat menutup kembali tudung saji itu segera menyusulku ke kamar mandi."Kamu masuk angin ya?" tanyanya. Ia memijat area tengkuk leherku.Setelah membasuh area mulut dengan air. Aku berdiri dengan sempoyongan. Tak ada apa-apa yang ke luar dari mulutku, tapi kenapa rasa mual ini mendadak dan sangat menyiksa sekali. Kepala juga langsung ikutan pusing tujuh keliling."Nggak tahu, Mas. Kenapa bisa mendadak mual begini. Aku pengen istirahat aja, nggak napsu banget aku mau makan. Aku minta tolong kamu nanti makanya di bawa ke luar ruangan aja ya, takut kalau aku mual lagi." Aku berkata dengan napas tersengal-sengal. Telapak tangan ini pun masih berkacak memegangi hidung dan mulut. Takut tiba-
Rahasia di Koper SuamikuBab 42"Aw! Jangan, Mas!" Pekikku.Aku langsung memejamkan mata rapat.Kurasa tangan Mas Rehan bergerak menyentuh kerah piamaku."Heh, kenapa? Pasti kamu mengira aku akan minta jatah 'kan malam ini?" ucapnya membuatku membuka mata kembali."Jangan salah sangka dulu, Sayang. Aku akan langsung gas besok saja kalau udah sampai di Bali. Malam ini libur dulu ya. Maksud aku tadi bilang mau puasin kamu itu aku mau pijitin kamu Sayang." Mas Rehan berkata lagi, malah kali ini dia tertawa renyah.Ya ampun, dia ini memang akalnya ada aja. Bisa selalu membuatku bersenandika yang tidak-tidak.Kedua mataku hanya menatap lurus ke depan. Sementara jemari Mas Rehan mulai memijat area kedua pundakku dekat dengan tengkuk leher."Enak nggak, Sayang?" tanyanya, sementara aku hanya diam m
Rahasia di Koper SuamikuBab 41Ah … jadi pengen cepat-cepat sampai kamar dan memeluknya sambil berbisik i love you, sayang."Kenapa senyum-senyum begitu?" Mas Rehan yang baru saja ke luar dari kamar mandi langsung menegurku.Pria yang rambutnya masih basah dan berbalut handuk putih melingkar di pinggangnya itu lekas kupeluk erat.Aroma shampoo menguar harum saat aku meletakan dagu di atas pundaknya."Heh, ditanyain kok diam aja," protesnya.Aku menarik diri dan tersenyum pada lelaki berhidung mancung ini."Ah, kamu perhatian banget sih. Makin gemas deh." Jemariku langsung mencubit kedua pipi Mas Rehan."Jangan lupa diminum yang rutin ya susu promilnya. Aku sayang kamu." Satu lagi, Mas Rehan mengecup sebentar keningku lalu berlalu ke lemari untuk ganti baju.Jelas aku s
Rahasia di Koper Suamiku Bab 40 Mas Rehan berdesis kesal. Sebelum Mila tadi pergi, aku sempat melihat kalau mereka saling bersitatap sebentar. "Udah ya, Mas. Sabar," ucapku buru-buru menenangkan Mas Rehan dan mengelus pundaknya pelan. "Tapi aku nggak suka sama sikap pembantu baru yang nggak punya sopan santun itu, Sayang!" Mas Rehan membuang napas kasar. "Mungkin dia cuma nggak sengaja masuk ke kamar ini tanpa ngetuk pintu dulu, Mas. Udah ya, kamu jangan marah-marah mulu. Nanti biar aku bilangin ke dia, biar Mila nggak ngilangin kesalahan yang sama. Oke." Aku terus mendongak menatapnya penuh harap. "makin jelek kalau marah," tambahku lalu menjulurkan lidah. "Sini! Kugigit kau!" Pekik Mas Rehan ketika aku membalik badan dan berlari ke arah seberang ranjang. Aku tertawa lepas. Melihat Mas Rehan yang berkali-kali me
Rahasia di Koper SuamikuBab 37Rehan tergopoh mendekatiku setelah membuka pintu."Kamu kenapa teriak-teriak?"Rehan menatapku dengan wajah penuh tanya. Kedua alis tebalnya saling bertaut."Ini, mantan kamu telepon mulu. Sampai bosan ini kuping dengerinnya!" Aku melotot ke arah Rehan.Kemudian, lelaki yang wajahnya selalu datar itu duduk di sebelahku."Siapa?""Siapa lagi kalau bukan Delina. Emangnya mantan kamu ada lagi ya selain demit satu itu?!" Aku ngegas. Sumpah kesel banget! Nyeri perut baru aja semb
Rahasia di Koper SuamikuBab 38"Hei, buka pintunya Sayang! Ini handukmu." Rehan mengetuk pintu. Dengan teriakan yang berulang-ulang."Kenapa harus malu? Aku sudah tahu semuanya Sayang," pekiknya lagi.Aku tepuk jidat dibuatnya. Menyesalkan kecerobohan ini.Pintu sedikit kubuka lalu kuulurkan tangan."Mana handuknya?!" sentakku."Nih." Tak berselang lama. Handuk terasa ia sampirkan di tanganku.Cepat kututup pintu hingga menimbulkan suara derit yang memekak di telinga.
Rahasia di Koper SuamikuBab 37"Bukan apa-apa kok." Aku bersungut. Coba menarik kantong plastik itu kembali. "lepasin Mas plastiknya," pintaku kemudian membalik-balik hingga saling bersitatap dengan Rehan."Tidak. Aku pingin tahu isinya. Inikan pemberian Mama, masa aku nggak boleh tahu sih."
Rahasia di Koper SuamikuBab 36Aku hanya mendelik padanya. Merasai tangan kekar itu masih berkacak menangkup pipiku."Udah dong, bibirnya jangan dimancung-mancungin begitu. Bikin aku tambah gemas aja," cetusnya, kini menoel ujung hidungku.Setelah Rehan menjauh. Aku mendengus kasar sembari merapikan rambut yang berantakan atas ulahnya. Sumpah, kalau ingat wajah Delina bikin tensi naik. Dia itu jelmaan siluman apa sih, kenapa selalu saja hadir disaat momen-momenku bersama Rehan.Mesin mobil ia nyalakan. Perlahan roda empat ini mulai melaju meninggalkan halaman depan toko.Mataku reflek memincing untuk menajamkan pengelihatan. Ada sosok wanita tanpa urat malu di sana, siapa lagi kalau bukan Delina.Bayangan wanita sinis itu terlihat dari kaca spion yang memperlihatkan kalau dia sedang menjulurk
Rahasia di Koper Suamiku Bab 35 Cup "Ini imbalannya." Pipiku dikiss oleh Rehan secepat kilat.
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU 21+Part 1Pembalut wanita di koper suamiku.Mataku membola, menatap seonggok benda kepunyaan wanita berada di dalam koper suamiku. Untuk apa ia membeli pembalut? Apa ia sengaja membelikannya untukku? Tapi, jika ini untukku. Kenapa jumlahnya hanya dua biji saja.Pintu kamar mandi terbuka lebar, bersama munculnya lelaki berambut basah. Ya, Mas Hakam--suamiku baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya.Setengah jam yang lalu ia baru pulang dari luar kota. Cepat kututup kembali koper hitam legam ini. Oke, pura-pura tidak tahu saja. Akan aku selidiki semuanya diam-diam. Jika benar ia bermain serong di belakangku. Lihat saja akibatnya."Mas, bolehkah kopernya aku bereskan?" tanyaku manis. Seolah tidak tahu isi di dalamnya.Sejurus kemudian. Ia sudah berada di dekatku dan menyambar koper yang tengah kusentuh permukaannya."Jangan, Wi! Kamu tidur saja. Biar aku sendiri yang membereskannya. La...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments