Di malam ulang tahunnya, hidup Arumi Anggun berubah menjadi mimpi buruk—ia terbangun di sebuah kamar hotel, kehilangan kesuciannya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penderitaannya semakin lengkap ketika calon suaminya membatalkan pernikahan mereka demi saudara tirinya. Terjebak dalam keputusasaan yang nyaris merenggut nyawanya, secercah harapan muncul dalam wujud seorang pria misterius yang menawarkan pernikahan tanpa cinta. Namun, siapa pria itu sebenarnya, dan akankah Arumi berani melangkah ke dalam pernikahan yang dilandasi oleh kehancuran dan keraguan?
View MoreSuster Rini mencoba untuk melihat sosok pria yang ada di dalam foto yang di pegang oleh Excel, terlihat sangat tampan dan gagah. "Pria ini kenapa terasa tidak asing ya?" gumam Suster Rini sembari memutar kedua bola matanya. Excel menatap suster Rini, lalu jagoan kecil itu bertanya karena penasaran. "Suster!" panggil Excel dengan nada gemasnya. Seketika suster Rini terbuyar dari lamunannya, lalu duduk dan jongkok. "Iya ada apa Excel?" sahut suster Rini sembari mengelus kepala jagoan kecil itu. "Suster kenal tidak sama om tampan ini? ko bisa ada di lemari mommy ya?" tanya Excel penasaran. Suster Rini tersenyum lalu dia menjawab, jika tidak mengenal pria itu akan tetapi wanita itu sedikit mulai menatap jelas foto sang pria dengan wajah Excel yang memiliki kemiripan. "Suster gak tahu anak manis, tapi nanti akan coba suster cari tahu ya, sekarang makan dulu biar cepat besar dan nanti bisa cari dady gimana?" bujuk suster Rini sembari menyodorkan makanan di atas sendok. Excel
"Cukup Laura! berhenti berteriak di depan ku!" Dewa menghardik Laura, di saat kekasih di masa kecilnya itu terus menuntut untuk menikah membuatnya semakin emosi sampai memegang kepala yang masih terasa sakit dan pusing karena pengaruh alkohol yang belum sepenuhnya hilang. Laura tergugu, baru kali ini dia melihat ekspresi Dewa yang sangat marah. Padahal selama mereka pacaran dulu tidak pernah membentak membuat wanita berprofesi sebagai model itu semakin tidak tenang. "Tidak bisa! jangan menyuruh aku untuk diam, kesabaran aku sudah habis mas. Aku kembali hanya untuk kami demi meneruskan impian masa depan kita," Ungkap Laura dengan keinginannya. Semakin di desak Dewa semakin emosi, apa lagi dia yang tidak suka di atur oleh seorang wanita membuatnya terpaksa mengucapkan peringatan untuk uang kedua kalinya di saat mereka berdua beradu argument. "Berhenti! atau aku tidak akan mengijinkan mu menemui ku di mana pun berada," Ancam Dewa terlihat serius. Seketika Laura terdiam dan
Arumi tercengang, saat melihat dan mendengar pertanyaan cinta Adrian yang membuatnya tak habis pikir dan sulit untuk di percaya, karena selama ini sosok lelaki yang ada di depannya itu telah ia anggap sebagai Kaka senior tidak lebih dari itu. "Arumi! apa kamu mendengar ku?" Adrian memegang erat tangan Arumi, sembari menatap dalam tanpa berkedip sedikit pun. Keduanya saling menatap satu sama lain, terutama Adrian, seolah tak ingin melepaskan pandanganya walaupun sebentar saja. Berbeda hal dengan Arumi. Wanita cantik itu berusaha memalingkan wajah ke samping. Rasanya begitu berat untuk menjawab tapi ia memberanikan diri walaupun tidak tahu jawabannya akan di terima atau tidak oleh Adrian. Setelah menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan, Arumi memberikan sebuah jawaban. "Mas Adrian! kamu adalah pria baik, rasanya sangat cocok jika mencari seorang gadis di luar sana yang masih single, tidak seperti aku." Lirih Arumi yang merasa sangat insecure. Namun yang jelas dalam
Adrian tidak yakin saat mendengar perkataan Arumi, yang sudah tidak peduli lagi pada Dewa. Karena terdengar dari nada suaranya yang penuh dengan keterpaksaan. "Benarkah seperti itu? apa kamu tidak marah melihat berita skandal tentang mereka?" Adrian memastikan kembali. Arumi rasanya sangat sesak setiap kali ada orang yang membahas tentang Dewa, yang sudah pelan dia lupakan meskipun ada luka hati yang sangat sulit untuk dia sembuhkan. "Cukup tuan, tolong jangan bahas tentang mereka lagi," Pinta Arumi dengan nada sedikit tinggi. Untuk yang pertama kalinya, Adrian sangat terkejut saat melihat Arumi sampai marah dan terlihat sangat serius. "Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan membahas tentang dia lagi," Sesal Adrian. Arumi tidak banyak bicara lagi, satu panggilan dari baby sisternya membuat dia begitu antusias, karena pasti jagoan kecilnya yang ingin menelpon. Setelah menjaga jarak di saat mengangkat telepon dari Excel, Arumi terlihat sangat senang mengingat beberapa jam y
Dewa menghela nafas jengah, saat Laura terus menuntut agar segera menikahinya. Tak ingin banyak bicara lelaki tampan itu pun keluar dari kamar tanpa bicara lagi. "Mas Dewa! tunggu," Laura tidak terima di tinggal begitu saja. Dia berjalan mengikuti Dewangga. Hingga terlihat beberapa kelompok paparazi yang sudah sigap mencari bahan berita terutama seorang Dewa, selain di kenal sebagai CEO muda yang tengah jadi perbincangan hangat di khalayak umum. Terutama sejak berita sang istri pergi. Dewa terkejut, saat melihat para wartawan itu menghadang dirinya dengan beberapa bidik kamera, dan mereka juga melontarkan beberapa pertanyaan padanya. "Tuan Dewa! kenapa anda dan nona keluar dari ruangan kamar yang sama? jangan bilang kalian berdua sudah merajut tali kasih kembali?" celetuk salah satu wartawan tanpa ragu. "Iya benar, apa kalian sudah bersama lagi? lalu bagaimana dengan nona Arumi?" sambung karyawan lainnya. Dewa semakin kesal saat melihat dan mendengar pertanyaan para war
Pertanyaan Adrian membuat Arumi sedikit tidak nyaman, karena bagi Arumi yang dia pikirkan saat ini hanyalah putra kesayangannya dengan karier. "Arumi! Apa kamu mendengar ku?" Adrian memastikan kembali sembari menatap wanita yang sudah dia idamkan dari samping. "Iya mas, aku mendengarnya untuk saat ini aku belum memikirkan hal itu. Selain mengejar karier, aku juga ingin membantu ayah merebut perusahaanya kembali dari Daniel," Jelas Arumi dengan nada santai dan terus berusaha menghindari tatapan Adrian yang terus membidik ke arahnya. Ekspresi wajah Adrian terlihat sangat kecewa tapi dia tidak ingin terlihat kesal oleh Arumi. Dan berusaha tetap menjadi orang yang bijak. "Tidak baik terlalu lama terlarut masa lalu, belajarlah membuka hati untuk pria lain, dan Arumi apakah kamu tahu jika aku .." Adrian belum tuntas mengungkapkan perasaannya. Dia terkejut saat mendapati Arumi sudah tertidur saja. Membuat Adrian menggelengkan kepala dan tak habis pikir. Entah harus sampai kapan dia bers
Suara music menusuk gendang telinga dan lampu disco terlihat kerlap-kerlip menyilaukan kedua pasang manik mata yang menatapnya. Suasana bar terlihat meriah. Para pria dan wanita kelas atas di sana terlihat begitu menikmati dugem seolah melampiaskan masalah yang ada dalan hati dan pikiran, termasuk Dewangga dia di paksa untuk ikut bergabung dengan mereka. Tomy dan Edgar yang membawa pasangan, sesekali meledek Dewa yang saat ini berbeda seperti dulu. "Hey! Tuan Dewa, mari kita bersenang-senang sekarang kekasih lama mu bukankah sudah kembali, ayo jangan sia-siakan kesempatan ini, dugem sampai pagi," seru kedua pria yang sesekali meneguk anggur merah. Dewa yang sudah mulai merasakan efek alkohol kepalanya terasa berat, pandangannya bahkan sudah mulai memburam. Bahkan kakinya tak sengaja menyandung meja yang ada di sana dan hampir terjatuh. BRUK!"Mas Dewa! Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Laura sembari memegang lengan Dewa. Laura tak ingin melewatkan kesempatan emas, untuk membuat Dew
Keesokan harinya, cahaya matahari menyinari gordeng menembus celah-celah jendela. Arumi yang sudah bersiap pergi menemui Adrian mulai mengecek beberapa dokumen desainnya karena tidak mau jika sampai ketinggalan. Excel yang baru saja bangun yang surat rapih mengenakan seragam TK, jagoan kecil itu terlihat begitu antusias saat melihat mommy-nya sudah bersiap untuk pergi, membuatnya sedikit sedih. "Mommy! Mommy mau pelgi lagi?" Tanya Excel dengan nada lagi cadelnya. Arumi menjeda aktivitasnya sejenak, lalu ia meraih dan mendudukkan jagoan kecilnya lalu menjawab pertanyaan. "Iya sayang, mommy pergi kerja dulu ke luar kota, Excel di sini dengan suster Rini dan ingat tidak boleh nakal, okey?" Bujuk Arumi yang berusaha mengingatkan. Excel terdiam, bibir mungilnya mengerucut saat mendengar nasehat mommy yang sangat dia sayangi. Karena sering di tinggal jagoan kecil itu tidak seperti biasanya merengek minta ikut. "Momy, udah Janji mommy temui Excel sama dady jadi kapan?" Arumi ter
Malam yang dingin, langit kelabu terlihat tidak ada bintang yang tampak bersinar. Seolah mewakili hati Dewangga yang saat ini tengah kelabu dan terasa hampa setelah Arumi menghilang dari hidupnya. Bohong jika tidak merasa kehilangan, jauh dari lubuk hatinya ada rasa yang tak biasa sulit untuk di ungkapkan dengan sebuah kata-kata. Sesekali lelaki tampan itu menghisap filter rokok sebagai teman penghilang kantuknya. Seketika bayangan Arumi melintas di dalam ingatan Dewa, saat istrinya selalu menyiapkan kopi kesukaannya dan selalu membantu memilihkan kemeja kantor hampir setiap hari membuat Dewa kehilangan moment hangat dan dia belum pernah mendapatkan semua itu dari Laura, membuat hatinya semakin merasa bersalah. "Jangan pernah mengharapkan cinta dalam pernikahan ini, karena semua ini hanya kesalahan pahaman saja!" Kata-kata dirinya pada Arumi membuat Dewa merasa kecewa dengan sikapnya yang tidak punya hati. Karena kesal pada diri sendiri, Dewa sampai mematikan filter rokok
Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments