Di malam ulang tahunnya, hidup Arumi Anggun berubah menjadi mimpi buruk—ia terbangun di sebuah kamar hotel, kehilangan kesuciannya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penderitaannya semakin lengkap ketika calon suaminya membatalkan pernikahan mereka demi saudara tirinya. Terjebak dalam keputusasaan yang nyaris merenggut nyawanya, secercah harapan muncul dalam wujud seorang pria misterius yang menawarkan pernikahan tanpa cinta. Namun, siapa pria itu sebenarnya, dan akankah Arumi berani melangkah ke dalam pernikahan yang dilandasi oleh kehancuran dan keraguan?
View MoreMarisa dan Rania tertawa meledek saat mendengar perkataan Arumi, mereka benar-benar tidak percaya sama sekali malah kedua wanita itu mengatakan jika Arumi terlalu banyak berkhayal. "Arumi, kami tahu kamu itu belum terima di putuskan oleh Daniel tapi plis jangan bicara omong kosong. Lama-lama ayah mu malah akan semakin sakit karena tingkah laku mu lebih baik kamu tidak usah menghadiri acara lamaran Rania saja akan membuat malu saja," Cibir Marisa seraya memutar kedua bola matanya. "Bukan hanya membuat malu mah, tapi yang ada nanti mas Daniel malah akan emosi jika melihat wajah Arumi." Sambung Rania dengan nada sombong. Arumi menatap nanar ibu dan saudari tirinya, dia sangat terkejut dengan perkataan mereka yang begitu menusuk hati padahal selama ini mereka selalu bersikap baik. Tapi hari ini Arumi seperti baru tahu bagaimana sikap asli keduanya. "Ibu, Rania. Kenapa kalian berpikir seperti itu aku datang ke sini ingin memastikan kondisi dan ada beberapa hal penting yang ingi
Keesokan harinya, cahaya matahari bersinar memasuki celah-celah jendela. Arumi yang baru saja bangun perlahan ia turun dari atas ranjang seraya menggeliatkan kedua tangan perlahan menarik nafas dalam-dalam merasakan udara sejuk yang menyempurnakan suasana pagi itu. Arumi mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kamar, terlihat sepi mengingat semalam Dewa yang tidak tidur di kamar membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya Dewa dan nyonya Rima bicarakan sampai larut malam. "Tumben sekali dia tidak ada? mungkin sudah pergi ke kantor," Arumi yang kemarin sudah meminta ijin untuk pulang ke rumah sang ayah. Membuat ia segera bersiap-siap mandi dan segera pergi ke rumah lama Rasa takut dan malu masih berkecamuk dalam hati, tapi rasa rindu dan cemas pada sang ayah mampu mengalahkan semua rasa bimbang dalam hati Arumi. Hingga membuatnya tetap pada pendiriannya. Satu jam kemudian, setelah Arumi berpenampilan rapih dan cantik. Perlahan menuruni tangga terlihat nyonya Rima tengah mem
Nyonya Rima sengaja meninggalkan Dewa dan Arumi, agar mereka berdua bisa dinner bersama berharap rencananya saat ini akan membuahkan hasil membuat mereka lebih dekat lagi. Dia juga tak lupa mengingatkan sang cucu agar membantunya untuk memperhatikan makanan Arumi sebelum berjalan menaiki tangga. Lelaki tampan itu pun hanya bisa patuh. Suasana di meja makan terasa hening dan canggung, Saat hanya ada mereka berdua yang di temani para pelayan yang berdiri sigap untuk melayani. Arumi terkejut saat melihat kue ulang tahun dan beberapa makanan tersaji di atas meja makan. Meskipun ragu gadis cantik itu mengungkap beberapa hal pada Dewa. "Aku tidak tahu kalau ternyata tuan Dewa hari ini ulang tahun, maaf kalau aku belum bisa memberikan sebuah kado," ucap Arumi memulai topik pembicaraan. Dewa menghela nafas panjang, rasanya dia sangat kecewa karena hari ulang tahunnya kali ini sangatlah berbeda dengan beberapa tahun ke belakang. "Tidak usah banyak berfikir sekarang cepat makan
Daniel terdiam, wajahnya memucat saat mendengar satu pertanyaan yang terlontar dari pak Harun. Dan yang membuatnya terkejut lagi saat melihat wajah Rania terlihat kesal padanya. "A-aku lupa pagi dengan cake kesukaan om, jadi ini beli yang ada saja tidak papa kan?" jelas Daniel yang berusaha menyanggah. Marisa yang baru saja datang membawa nampan yang berisi dua gelas kopi hitam, kini wanita paruh baya itu pun mempersilahkan Daniel untuk duduk. Daniel bernafas lega, dia merasa sangat di baju oleh calon ibu mertuanya. Tak ingin sampai perhatian suaminya teralihkan pada Arumi. Marisa tanpa sungkan mengingatkan tentang persiapan pernikahan putri kesayangannya Rania. "Ayah, Nak Daniel sengaja datang ke sini untuk membahas tentang tanggal pernikahan mereka. Arumi sudah mengkhianatinya jadi ayah lebih baik tidak usah membahas ke sana-ke sini dulu," tegur Marisa terlihat kesal. Pak Harun menghela nafas jengah, sebenarnya dia sangat tahu betul jika Arumi begitu mencintai Daniel da
Sesampainya di dalam mobil, Dewa menatap heran Arumi yang terlihat sangat kesal dan marah membuat lelaki tampan itu bertanya-tanya apa hubungan mereka sebenarnya. Yang jelas Dewa yakin jika mereka bukan hanya sekedar teman. Rasa marah dan kesal dalam hati Arumi berkecamuk menjadi satu, jelas-jelas Daniel membawa cake kesukaannya dan mungkin sengaja di bawakan untuk Rania. Membuat Arumi sedih dan sangat kecewa karena bagaimana bisa baru saja mereka putus belum lama tapi begitu mudahnya Daniel melupakan dirinya. "Apa yang sedang kamu pikirkan nona Arumi? Jangan sampai menggangu kehami-lan mu!" Peringat Dewangga dengan nada ketus. Arumi tersadar dari lamunannya lalu menjawab pertanyaan Dewa. "Aku tidak papa, tuan Dewa tidak perlu cemas. Tidak akan mengganggu kehamilan ku," balas Arumi. "Tentu saja karena itu harus!" tidak ingin banyak berdebat lagi, karena dia tahu bagaimana sikap pria yang ada di sampingnya sangat arogan dan keras kepala hingga lebih memilih untuk diam. Beberapa
"Arumi! Sedang apa kamu di sini?" Satu pertanyaan Daniel membuat Arumi membatu saat mereka tak sengaja berpapasan di toko kue yang sering mereka kunjungi saat dulu masih berpacaran. Melihat sosok Dewa yang ada di samping Arumi, membuat Daniel terkejut karena bagaimana bisa mantan kekasihnya itu bisa bersama dengan seorang pria yang terkenal sebagai pebisnis properti terbesar di seluruh kota. Arumi menatap nanar paper bag cake kesukaannya yang di pegang oleh Daniel bahkan beberapa pertanyaan pun mencuat dalam benaknya. "Untuk siapa cake itu? Aapa dia membelinya buat Karin?" Batin Arumi. "Kenapa tidak jawab, tidak di sangka putus dengan ku. Langsung cari target baru," Sindir Daniel menyeringai sinis. Darah Arumi mendidih saat mendengar kata-kata sinis Daniel yang membuatnya tidak nyaman. Lalu membalas. "Oh, mas Daniel pingin tahu aja ya kenapa aku bisa ada di sini, tapi sayang sekali ini bukan urusan mu, jadi lebih baik menyingkir dan beri aku jalan," balas Arumi kesal. Melihat A
Di kediaman rumah pak Hasan, Marisa terlihat sangat sibuk mempersiapkan pesta lamaran untuk Rania. Bahkan semua menu makanan sengaja dia pilihkan dengan menu khusus untuk calon besannya. Rania terlihat begitu bersemangat saat kedua orang tua Daniel akan datang untuk melamarnya. Rasanya dia sudah tidak sabar lagi. "Bu, semua makanan keluarga mas Daniel harus di siap dengan baik-baik karena aku tidak mau jika mereka berkunjung ke sini merasa tidak buas dengan jamuan kita," Rania mewanti-wanti ibunya. "Rania, tentu saja ibu akan menjamu dengan baik. Secara ini kan pesta lamaran putri kesayangannya ibu jadi jangan khawatir kamu fokus ambil hati ayah dan mertua mu. Agar mereka menyukai dan memberikan banyak saham sebagai kado pernikahan kalian," imbuh Marisa yang begitu bangga. Ketika kedua wanita itu tengah asik membahas persiapan sambutan buat besok, pak Hasan yang baru pulang kerja pria paruh baya itu pun sedikit terkejut saat melihat beberapa hadiah yang sedang di siapkan oleh is
Apa! Maksud mu? Siapa yang merepotkan?" Dewa menatap tajam pada Arumi, seketika Arumi terlihat salah tingkah karena takut bicara dan membuat pria di depannya marah. Sehingga membuat ia segera menyanggah dan mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka berdua. "Tidak, aku tidak bicara itu. Tuan mungkin salah dengar. Bisakah kita segera menyelesaikan perintah nenek," ungkap Arumi yang tak berani menatap wajah Dewa. Dewa berdecak kesal, saat melihat Arumi yang berusaha mengelak padahal jelas-jelas dia mendengar jika berjalan dengan hanya membuat repot. Tak ingin terlalu lama berada di luar lelaki tampan itu berusaha untuk tidak memperdebatkan lagi. Hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam sebuah butik , yang di hiasi ragam pakaian wanita yang sangat bagus dan kualitas termahal. Kedatangan mereka di sambut hangat oleh para pelayan bahkan sampai manager butik itu sendiri. "Selamat datang Tuan dan nyonya apa ada yang bisa kami bantu?" Ujar sang manager dengan
Jam mewah bernilai jutaan dolar itu melingkar sempurna di tangan besarnya, Dewa menatap datar dengan sikap dingin saat Arumi memasangkannya. "Sangat cocok, Arumi kamu sangat pintar dalam memilih. Dewa kamu sangat beruntung," imbuh Nyonya Rima, yang berusaha mendekatkan mereka berdua. Karena dia tahu diantara Dewa dan Arumi masih terlihat sama-sama asing. "Nenek, terlalu berlebihan. Aku hanya menyesuaikan sesuai profesi mas Dewa saja," cicit Arumi seketika wajahnya memerah padam. Dewa hanya tersenyum tipis, Nyonya Rima juga tak sungkan meminta cucunya agar membelikan beberapa stel dress yang cocok untuk wanita hamil mengingat di rumah belum menyediakan. Dewa yang sebenarnya sangat malas untuk menemani wanita berbelanja, demi membuat neneknya senang akhirnya ia terpaksa setuju. Setelah memilih satu jam tangan dan melakukan transaksi, nyonya Rima tidak lupa juga menegur kedua pelayan tadi melalui manager toko jam branded itu dan meminta mereka meminta maaf pada Arumi, ata
Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments