Share

Bab 5 Tidak Ada Pilihan

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-11-11 15:00:22

Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja.

Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya.

Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal.

Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya.

"Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

Ketika Dewa dan nyonya Rima sedang berbicara serius. Tiba-tiba saja seorang pengawal datang dan memberanikan diri untuk menghampiri.

"Tuan, nyonya maaf atas kelancangan saya." Sesal pengawal itu sembari membungkukkan badan.

"Katakan ada apa?" Dewa mendelik tidak senang.

Tanpa ragu lagi, pengawal itu mengatakan jika dia mendapatkan kabar dari seorang suster jika Arumi melepas semua alamat dan bersih keras ingin pergi.

Dewa terkejut, mengingat kemarin Arumi berbuat nekad dan tidak ingin nama baiknya terseret lagi. Dia segera bergegas dengan langkah lebarnya menuju ke ruang rawat.

Nyonya Rima yang masih mematung di rooftop bangunan beraroma obat-obatan itu hanya memancarkan senyum tipis, dia percaya jika cucunya bisa menyelesaikan masalah ini dengan sendiri.

Setelah selesai mengganti piayama pasien, Arumi meraih gagang pintu dan memutuskan untuk pergi. Tapi Dewa yang lebih dulu sampai dengan cepatnya ia membuka pintu. Sampai mereka berdua tak sengaja berpapasan.

Arumi tersontak kaget, saat melihat Dewa kembali lagi. Tatapan keduanya saling bertemu dan saling memandang suasana di dalam ruangan itu terasa hening dan canggung.

"Tolong beri aku jalan tuan Dewa," satu permintaan yang terlontar di bibir merah Arumi memecah keheningan di antara mereka.

Alih-alih memberikan jalan, Dewa malah menutup pintu dan membuat Arumi terheran seraya menggelengkan-gelengkan kepala.

"Ya ampun apa anda tuli? aku meminta anda memberikan jalan bukan menutup pintu, menyebalkan," umpat Arumi, yang menggeser lalu berjalan melewati Dewa.

Dewa berusaha meredam emosi saat mendengar kata-kata Arumi, lalu dia meraih dan mencengkram tangan, sampai membuat langkah Arumi terhenti.

"Aku tahu kata-kata ku tadi membuat mu tidak nyaman. Tapi seorang pria aku ingin bertanggung jawab, jadi menikahlah dengan ku nona Arumi," celetuk Dewa dengan permintaannya yang terdengar begitu enteng.

Kedua bola mata Arumi membulat, jantungnya bahkan seperti berhenti berdetak saat mendengar perkataan Dewa yang terdengar konyol.

"Menikah? Baru saja tadi kamu meledek bahkan menuduh ku wanita yang hanya ingin mencari uang dengan cara mendekati pria-pria kaya seperti mu, tidak aku ingin menikahi pria arogan dan sombong seperti mu," Arumi tersenyum getir dan menolak dengan tegas.

Kata-kata Arumi menjadi tamparan keras untuk Dewa, baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani menyinggung dan menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Tapi Dewa tidak punya pilihan lain lagi demi nama baik keluarga dan perusahaan besarnya, selain berusaha menahan diri agar tidak terpancing amarah.

"Siapa yang ingin menikah dengan orang yang tidak cintai? Nona Arumi pernikahan ini bukan pernikahan biasa."

"Maksud mu?" Arumi benar-benar tidak mengerti.

Dewa menghela nafas, lalu dia menjelaskan pernikahan yang dia tawarkan selain status mereka sebagai suami istri di atas kertas. Dia juga menegaskan tidak akan ada kontak fisik di antara mereka layaknya seperti pasangan suami istri pada umumnya, bahkan dia juga menawarkan sejumlah uang yang cukup besar sebagai kompensasi atas kerugian Arumi.

Tak hanya itu saja bahkan Dewa mengingatkan, jika saat ini Arumi menolak maka tidak ada untungnya juga karena orang-orang tetap akan memandang rendah dirinya setelah tidur bersama seorang pria tanpa sebuah ikatan resmi.

Arumi terdiam, kata-kata Dewa membuat hatinya dilema. Setelah kehilangan hal berharga dalam diri rasanya ia juga tidak mungkin lagi untuk kembali bersama dengan Daniel.

Begitu juga dengan ayahnya yang sangat marah dan merasa di permalukan. Membuat Arumi berpikir dengan matang, jika yang tersisa saat ini hanya mempertahankan nama baiknya untuk masa depan.

"Bagaimana apa kamu setuju nona Arumi? Pernikahan ini hanya untuk satu tahun saja, setelah semua skandal kita yang tersebar mereda. Kita bisa kembali lagi hidup masing-masing dan selama kamu menjadi istri ku semua fasilitas keluarga Wijaya bisa kamu pergunakan," tawar Dewangga dengan sikap dingin dan nada angkuh.

Arumi sebenar tidak ingin, tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain lagi hingga membuatnya terpaksa setuju. Dan ini semua juga demi menebus kesalahannya pada sang ayah.

"Ba-baiklah, aku setuju. Ku harap semua perkataan mu bisa di pegang tuan Dewa."

"Tentu saja."

Dewa memancarkan senyum smrik, setelah menemukan jalan keluar untuk masalahnya saat ini. Pernikahan ini juga sama-sama menguntungkan untuk mereka berdua. Setidaknya kelak tidak akan terjebak dalam belenggu pernikahan tanpa cinta untuk selamanya.

Beberapa hari kemudian, setelah Arumi menggoreskan tinta hitam di atas berkas kontrak pernikahannya dengan Dewa.

Gadis cantik itu menatap gambaran dirinya yang saat ini tengah duduk di depan meja rias dengan balutan gaun pengantin yang sangat indah. Ketiga Wanita tenaga MUA itu masih sibuk merias wajah dan rambutnya.

Sanjungan dari ketiga wanita itu tak membuat Arumi bahagia, meskipun dia terlihat sebagai mempelai calon pengantin wanita yang sangat cantik, tapi hatinya sangat terluka. Karena tepat di hari ini seharusnya menjadi hari pernikahannya dengan Daniel

Tapi entah itu takdir atau hanya kebetulan kebetulan semata saja. Pernikahan yang dia impikan malah sebentar lagi akan terwujud dengan seorang Dewa.

"Hari ini seharusnya aku menikah dengan Daniel, tapi kenapa sekarang aku malah menikah dengan pria lain? Takdir macam apa ini?" Tanya Arumi dalam hati seraya meremas ujung gaun pengantinnya dengan netra yang berkaca-kaca.

Di tengah-tengah renungan Arumi terlihat seorang pelayan menghampiri lalu menyampaikan sebuah pesan.

"Nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah, sudah waktunya anda turun dan menemuinya," kata sang pelayan.

Arumi tersadar, jantungnya berdegup sangat kencang. Helaan nafas berat mengiringi anggukan sebagai jawaban. Lalu dengan hati yang ragu ia beranjak dari tempat duduk di apit kedua wanita di samping berjalan dengan langkah yang berat menuju ke gedung pesta pernikahan.

"Apa keputusan ku sudah benar menikahi dia?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 6 Drama Di Malam Pertama

    Jantung Arumi berdegup sangat kencang, saat menginjakkan kedua kakinya di gedung pesta pernikahan. Wanita cantik itu terlihat menelan saliva-nya beberapa kali. Saat melihat sosok pria mengenakan Tuxedo hitamnya duduk menunggu dirinya untuk melangsungkan janji suci yang akan mereka langsungkan. Nyonya Rima menyambut hangat kedatangan Arumi, dia memperlakukan gadis itu dengan sangat baik sebagai cucu mantunya. "Arumi kau sangat cantik sekali, kemarilah Dewa sudah menunggu mu," sanjung nyonya Rima mengulurkan tangan. Arumi yang sempat ragu dalam hati. Tanpa banyak berpikir lagi perlahan ia mendekat dan duduk tepat di samping Dewa. Seketika Dewa melirik, penampilan Arumi saat ini memang sangat cantik dan anggun sebagai mempelai pengantin wanita. Tapi karena Arumi bukan wanita yang dia cintai membuat ekspresi wajahnya datar dan dingin. Arumi menghela nafas berat, saat acara pernikahannya di mulai yang hanya di hadiri oleh saudara serta kerabat dekat Dewangga saja. Sumpah dan janji

    Last Updated : 2024-11-26
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 7 Hanya Seorang Istri Diatas Kertas

    "Tentu saja tuan Dewa, anda tidak perlu khawatir, karena aku juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," Arumi tersenyum getir dengan bibir merahnya yang terlihat gemetar. Dewa menyunggingkan senyum smrik, setelah mendengar perkataan Arumi. Membuat ia bernafas lega, dia mengingatkan Arumi harus sadar diri dan tidak berpikir lebih tentang pernikahan mereka yang sampai kapan pun tidak akan pernah ada rasa cinta. Tanpa banyak bicara lagi Dewa beranjak dari atas tempat duduknya, lalu dia sengaja tidur di sofa karena tidak ingin tidur satu ranjang dengan Arumi. Arumi yang masih duduk termenung tak sengaja dia melihat akun media sosial mantan kekasihnya Daniel yang saat ini pamer kemesraan dengan adik tiri dengan gambar caption sebuah cicin couple. Hal itu membuat Arumi sedikit Heran, karena bagaimana bisa Daniel dan Rania bisa sedekat itu padahal mereka baru putus beberapa hari itu pun karena kesalahan satu malam bersama Dewa. Melihat Arumi yang masih duduk termenung, membu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 8 Berharap Hanya Mimpi

    "Dewa! Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tidak senang, apa ada perkataan nenek yang salah?" satu pertanyaan nyonya Rima memecah keheningan di meja makan yang hanya ada suara sendok dan garpu saling beradu dan berdenting. Dewa tersentak dalam pemikirannya, lalu dia menyanggah karena tidak ingin membuat sang nenek kecewa. "Tidak, apa pun yang nenek perintah itu pasti terbaik untuk Dewa." Mendengar jawaban yang membuat hatinya puas, nyonya Rima tersenyum bahagia lalu melirik ke arah Arumi. Yang sedang makan dengan tatapan mata kosong. "Bagus, Dewa. Nenek sangat bangga karena kamu sekarang sudah mulai berpikir dengan dewasa. Oh iya, Arumi semoga kamu betah dan bahagia tinggal di rumah ini sebagai istri Dewa jika ada hal yang kamu inginkan katakan saja pada para pelayan di sini," Nyonya Rima mengingatkan. Arumi yang masih belum terbiasa dengan lingkungan rumah keluarga Wijaya membuat hati dan pikirannya, seolah tidak ada di sana. Yang ada di dalam hatinya ia berharap ayahnya bis

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 9 Bukan Wanita Idaman

    Arumi menatap sedih penuh kekecewaan saat melihat sikap kasar ibu tirinya, yang seolah membatasi untuk bertemu dengan sang ayah, namun ia tidak menyerah begitu saja. "Bu, aku ini juga putri ayah, dan berhak tahu keadaannya sekarang," Tegas Arumi terkekeh lalu mencoba masuk ke dalam ruang rawat. Namun Marisa dengan kasar menghalangi bahkan mendorong putri sambung yang sangat dia benci sampai akhirnya terjatuh ke bawah lantai. BRUUUKKK! "Aakkkh sakit," Arumi merintih saat tubuhnya tersungkur ke bawah lantai. Seketika Rania menahan tawa dengan menutup mulutnya, saat melihat Arumi jatuh kesakitan membuat wanita bertubuh sintal itu mencoba untuk mengingatkan ibunya. "Ya ampun, ka Arumi. Maafkan ibu mungkin ibu sedang marah," celetuk Rania dengan sikap manipulatif-nya. Arumi mengelengkan kepala saat ia di perlakukan kasar, lalu berusaha untuk berdiri kembali. Entah itu cuma perasaannya saja atau memang ini adalah sikap asli ibu sambungnya. Padahal sejak awal ayahnya meni

    Last Updated : 2024-11-29
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 10 Lakukan Peranmu Dengan Baik

    Siang berganti malam, setelah supir pribadi keluarga Wijaya membukakan pintu mobil untuk Arumi. Arumi berjalan dengan langkah pelan tubuhnya terasa melayang dan tatapan matanya pun terlihat sangat kosong. Mengingat hari ini banyak orang membuatnya sangat kecewa. Tidak di ijinkan bertemu dengan sang ayah, dan di pecat secara mendadak oleh bosnya membuat Arumi sangat terpukul dan sedih. Nyonya Rima yang sedang menyulam di atas sofa, wanita tua itu beranjak dari tempat duduknya lalu segera menyapa Arumi yang baru saja pulang dengan langkah yang lesu. "Arumi! kamu sudah pulang nak? di mana Dewa?" Satu pertanyaan dari nyonya Rima seraya mengedarkan pandangannya ke belakang Arumi, Arumi terbuyar dari lamunannya lalu gadis cantik itu spontan menjawab seraya menyeka air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. "I-iya nek, maaf kalau aku pulang terlalu malam," sesal Arumi dengan nada tergagap. Melihat wajah Arumi yang sembab kening nyonya Rima berkerut, dia sangat penasaran a

    Last Updated : 2024-11-30
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 11 Rencana Seseorang

    "Ssstt! diam, nenek sedang melihat kita jadi kau lakukan peran mu sebagai istri yang baik!" Arumi menelan saliva, saat mendengar dan merasakan nafas hangat Dewa yang mendarat tepat di leher jenjangnya. Seketika tatapan mereka saling bertemu dan terkunci sesaat. "Aku tahu, tapi tidak usah memeluk seperti ini," Arumi mendorong dada bidang Dewa. Sampai membuat lelaki tampan itu kembali terbaring di atas ranjang. Nyonya Rima masuk ke dalam dia tak lupa mengingatkan Arumi, agar mau bersabar menghadapi cucunya yang terkadang selalu bersikap angkuh. Arumi tidak berani membangkang ia hanya mengangguk patuh, dan mengiyakan semua perintah nyonya Rima.Tak ingin berdebat pagi nyonya Rima memiliki sebuah cara untuk membuat mereka agar lebih dekat lagi. "Arumi, nenek pusing sekali. Dan ingin beristirahat dulu kamu sekarang adalah istri Dewa, jadi tolong bantu dia untuk memenuhi semua permintaannya." Imbuh nyonya Rima yang sengaja mewanti-wanti. Arumi hanya mengangguk patuh, setelah

    Last Updated : 2024-12-01
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 12 Kesempatan Emas

    Arumi menghentikan langkah kakinya, saat mendengar pertanyaan Dewa. Wanita cantik yang tengah memakai gaun tidur berbahan satin itu pun perlahan memutar badan. Tatapan mereka berdua saling bertemu, dengan suasana yang hening dan canggung. Lalu Arumi membalas perkataan Dewa. "Kenapa tuan baru berkata seperti itu sekarang? bukankah dulu anda berpikir jika aku yang menjebak mu? Sekarang semua itu sudah tidak ada artinya, karena tetap masa depan ku sudah hancur," Arumi meluapkan semua kekesalan dalam hati lalu dia pergi berjalan melewati Dewa. Dewa masih bergeming dengan kedua tangan terkepal, karena baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani mengabaikan perkataannya. "Ck, lihat saja nanti dia sendiri yang akan memohon bantuan ku," Geram Dewa. Arumi yang mengelengkan kepala, rasanya sangat lelah jika harus berbicara dengan pria seperti Dewa yang selalu merasa benar sendiri dan angkuh. "Dari pertama aku sudah bilang begitu, dia baru tahu." Baru saja Arumi akan masuk k

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 13 Harus Move On

    "Rania!" Arumi terkejut, saat melihat adik tiri yang sedang bersama dengan mantan kekasihnya dalam satu mobil yang sama. Bahkan ia juga tak sengaja melihat sebuah cincin berlian yang dulu pernah ia pilihan sendiri sebagai kado ulang tahunnya dari Daniel. Namun kado indah yang seharusnya Arumi terima, kini seolah Daniel melupakan itu semua membuat ia benar-benar sedih. "Aku tidak menyangka jika cincin itu mas Daniel berikan pada Rania," lirih Arumi dalam hati, dengan tatapan yang tak lepas pada jemari Rania. Melihat wajah dan kedua bola mata Arumi berkaca-kaca, membuat Rania menyeringai penuh kemenangan bahkan sengaja untuk memanasi-manasi. "Astaga! ka Arumi kamu ngapain berjalan di tempat macem seperti ini. Jadinya kan gak sengaja kena tumpahan air buangan ku," Cibir Rania seraya menatap ke arah Daniel. "Untuk apa kamu menyapa wanita murahan seperti dia Rania. Sungguh tidak penting sekali," sambung Daniel menatap penuh kebencian pada Arumi. Hati Arumi seperti tertusuk r

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 140 Obsesi Adrian

    Nyonya Retha menatap tajam Dewa, dia tidak pernah menyangka jika putranya begitu lancang melawan dirinya. Padahal selama ini selalu patuh dan selalu memprioritaskan dirinya. "Dewa! jangan membantah ibu, apa yang ibu pilihkan itu yang terbaik untuk mu," Bentaknya. Dewa yang saat ini tengah merasakan kekacauan di dalam hatinya, kini dia memilih untuk pergi keluar tanpa menghiraukan lagi perintah yang sudah membuatnya sangat muak. "Dewa! tunggu, ibu belum selesai berbicara," panggil nyonya Retha dengan nada tinggi dan menatap tajam pada putra sulungnya. Saat perkataan tidak di gubris. Nyonya Rima yang baru keluar dari kamarnya, wanita tua itu di dampingi kedua pelayan lalu menghampiri Margaretha dan menegurnya karena menurutnya sikapnya terlalu berlebihan. "Retha! lebih baik kamu jangan selalu menekan Dewa, bagaimana pun juga dia sudah dewasa dan tahu kebahagiaan untuk dirinya sendiri," Protes Nyonya Rima menatap kesal putrinya. Margaretha mendelik, dia merasa jika dirinya

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 139 Seribu Kali Lebih Baik

    Suster Rini mencoba untuk melihat sosok pria yang ada di dalam foto yang di pegang oleh Excel, terlihat sangat tampan dan gagah. "Pria ini kenapa terasa tidak asing ya?" gumam Suster Rini sembari memutar kedua bola matanya. Excel menatap suster Rini, lalu jagoan kecil itu bertanya karena penasaran. "Suster!" panggil Excel dengan nada gemasnya. Seketika suster Rini terbuyar dari lamunannya, lalu duduk dan jongkok. "Iya ada apa Excel?" sahut suster Rini sembari mengelus kepala jagoan kecil itu. "Suster kenal tidak sama om tampan ini? ko bisa ada di lemari mommy ya?" tanya Excel penasaran. Suster Rini tersenyum lalu dia menjawab, jika tidak mengenal pria itu akan tetapi wanita itu sedikit mulai menatap jelas foto sang pria dengan wajah Excel yang memiliki kemiripan. "Suster gak tahu anak manis, tapi nanti akan coba suster cari tahu ya, sekarang makan dulu biar cepat besar dan nanti bisa cari dady gimana?" bujuk suster Rini sembari menyodorkan makanan di atas sendok. Excel

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 138 Rasa Penasaran Excel

    "Cukup Laura! berhenti berteriak di depan ku!" Dewa menghardik Laura, di saat kekasih di masa kecilnya itu terus menuntut untuk menikah membuatnya semakin emosi sampai memegang kepala yang masih terasa sakit dan pusing karena pengaruh alkohol yang belum sepenuhnya hilang. Laura tergugu, baru kali ini dia melihat ekspresi Dewa yang sangat marah. Padahal selama mereka pacaran dulu tidak pernah membentak membuat wanita berprofesi sebagai model itu semakin tidak tenang. "Tidak bisa! jangan menyuruh aku untuk diam, kesabaran aku sudah habis mas. Aku kembali hanya untuk kami demi meneruskan impian masa depan kita," Ungkap Laura dengan keinginannya. Semakin di desak Dewa semakin emosi, apa lagi dia yang tidak suka di atur oleh seorang wanita membuatnya terpaksa mengucapkan peringatan untuk uang kedua kalinya di saat mereka berdua beradu argument. "Berhenti! atau aku tidak akan mengijinkan mu menemui ku di mana pun berada," Ancam Dewa terlihat serius. Seketika Laura terdiam dan

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 137 Rindu Yang Menyiksa

    Arumi tercengang, saat melihat dan mendengar pertanyaan cinta Adrian yang membuatnya tak habis pikir dan sulit untuk di percaya, karena selama ini sosok lelaki yang ada di depannya itu telah ia anggap sebagai Kaka senior tidak lebih dari itu. "Arumi! apa kamu mendengar ku?" Adrian memegang erat tangan Arumi, sembari menatap dalam tanpa berkedip sedikit pun. Keduanya saling menatap satu sama lain, terutama Adrian, seolah tak ingin melepaskan pandanganya walaupun sebentar saja. Berbeda hal dengan Arumi. Wanita cantik itu berusaha memalingkan wajah ke samping. Rasanya begitu berat untuk menjawab tapi ia memberanikan diri walaupun tidak tahu jawabannya akan di terima atau tidak oleh Adrian. Setelah menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan, Arumi memberikan sebuah jawaban. "Mas Adrian! kamu adalah pria baik, rasanya sangat cocok jika mencari seorang gadis di luar sana yang masih single, tidak seperti aku." Lirih Arumi yang merasa sangat insecure. Namun yang jelas dalam

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 136 Jadilah Pacar Ku

    Adrian tidak yakin saat mendengar perkataan Arumi, yang sudah tidak peduli lagi pada Dewa. Karena terdengar dari nada suaranya yang penuh dengan keterpaksaan. "Benarkah seperti itu? apa kamu tidak marah melihat berita skandal tentang mereka?" Adrian memastikan kembali. Arumi rasanya sangat sesak setiap kali ada orang yang membahas tentang Dewa, yang sudah pelan dia lupakan meskipun ada luka hati yang sangat sulit untuk dia sembuhkan. "Cukup tuan, tolong jangan bahas tentang mereka lagi," Pinta Arumi dengan nada sedikit tinggi. Untuk yang pertama kalinya, Adrian sangat terkejut saat melihat Arumi sampai marah dan terlihat sangat serius. "Baiklah, maafkan aku. Aku tidak akan membahas tentang dia lagi," Sesal Adrian. Arumi tidak banyak bicara lagi, satu panggilan dari baby sisternya membuat dia begitu antusias, karena pasti jagoan kecilnya yang ingin menelpon. Setelah menjaga jarak di saat mengangkat telepon dari Excel, Arumi terlihat sangat senang mengingat beberapa jam y

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 135 Aku Tidak Mau Peduli Lagi

    Dewa menghela nafas jengah, saat Laura terus menuntut agar segera menikahinya. Tak ingin banyak bicara lelaki tampan itu pun keluar dari kamar tanpa bicara lagi. "Mas Dewa! tunggu," Laura tidak terima di tinggal begitu saja. Dia berjalan mengikuti Dewangga. Hingga terlihat beberapa kelompok paparazi yang sudah sigap mencari bahan berita terutama seorang Dewa, selain di kenal sebagai CEO muda yang tengah jadi perbincangan hangat di khalayak umum. Terutama sejak berita sang istri pergi. Dewa terkejut, saat melihat para wartawan itu menghadang dirinya dengan beberapa bidik kamera, dan mereka juga melontarkan beberapa pertanyaan padanya. "Tuan Dewa! kenapa anda dan nona keluar dari ruangan kamar yang sama? jangan bilang kalian berdua sudah merajut tali kasih kembali?" celetuk salah satu wartawan tanpa ragu. "Iya benar, apa kalian sudah bersama lagi? lalu bagaimana dengan nona Arumi?" sambung karyawan lainnya. Dewa semakin kesal saat melihat dan mendengar pertanyaan para war

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 134 Tidak Semudah Itu

    Pertanyaan Adrian membuat Arumi sedikit tidak nyaman, karena bagi Arumi yang dia pikirkan saat ini hanyalah putra kesayangannya dengan karier. "Arumi! Apa kamu mendengar ku?" Adrian memastikan kembali sembari menatap wanita yang sudah dia idamkan dari samping. "Iya mas, aku mendengarnya untuk saat ini aku belum memikirkan hal itu. Selain mengejar karier, aku juga ingin membantu ayah merebut perusahaanya kembali dari Daniel," Jelas Arumi dengan nada santai dan terus berusaha menghindari tatapan Adrian yang terus membidik ke arahnya. Ekspresi wajah Adrian terlihat sangat kecewa tapi dia tidak ingin terlihat kesal oleh Arumi. Dan berusaha tetap menjadi orang yang bijak. "Tidak baik terlalu lama terlarut masa lalu, belajarlah membuka hati untuk pria lain, dan Arumi apakah kamu tahu jika aku .." Adrian belum tuntas mengungkapkan perasaannya. Dia terkejut saat mendapati Arumi sudah tertidur saja. Membuat Adrian menggelengkan kepala dan tak habis pikir. Entah harus sampai kapan dia bers

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 133 Memendam Rasa Cinta

    Suara music menusuk gendang telinga dan lampu disco terlihat kerlap-kerlip menyilaukan kedua pasang manik mata yang menatapnya. Suasana bar terlihat meriah. Para pria dan wanita kelas atas di sana terlihat begitu menikmati dugem seolah melampiaskan masalah yang ada dalan hati dan pikiran, termasuk Dewangga dia di paksa untuk ikut bergabung dengan mereka. Tomy dan Edgar yang membawa pasangan, sesekali meledek Dewa yang saat ini berbeda seperti dulu. "Hey! Tuan Dewa, mari kita bersenang-senang sekarang kekasih lama mu bukankah sudah kembali, ayo jangan sia-siakan kesempatan ini, dugem sampai pagi," seru kedua pria yang sesekali meneguk anggur merah. Dewa yang sudah mulai merasakan efek alkohol kepalanya terasa berat, pandangannya bahkan sudah mulai memburam. Bahkan kakinya tak sengaja menyandung meja yang ada di sana dan hampir terjatuh. BRUK!"Mas Dewa! Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Laura sembari memegang lengan Dewa. Laura tak ingin melewatkan kesempatan emas, untuk membuat Dew

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan Ā Ā Ā Bab 132 Hanya Sebatas Sahabat

    Keesokan harinya, cahaya matahari menyinari gordeng menembus celah-celah jendela. Arumi yang sudah bersiap pergi menemui Adrian mulai mengecek beberapa dokumen desainnya karena tidak mau jika sampai ketinggalan. Excel yang baru saja bangun yang surat rapih mengenakan seragam TK, jagoan kecil itu terlihat begitu antusias saat melihat mommy-nya sudah bersiap untuk pergi, membuatnya sedikit sedih. "Mommy! Mommy mau pelgi lagi?" Tanya Excel dengan nada lagi cadelnya. Arumi menjeda aktivitasnya sejenak, lalu ia meraih dan mendudukkan jagoan kecilnya lalu menjawab pertanyaan. "Iya sayang, mommy pergi kerja dulu ke luar kota, Excel di sini dengan suster Rini dan ingat tidak boleh nakal, okey?" Bujuk Arumi yang berusaha mengingatkan. Excel terdiam, bibir mungilnya mengerucut saat mendengar nasehat mommy yang sangat dia sayangi. Karena sering di tinggal jagoan kecil itu tidak seperti biasanya merengek minta ikut. "Momy, udah Janji mommy temui Excel sama dady jadi kapan?" Arumi ter

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status