Share

Bab 5 Tidak Ada Pilihan

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-11-25 17:13:49

Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja.

Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya.

Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal.

Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya.

"Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

Ketika Dewa dan nyonya Rima sedang berbicara serius. Tiba-tiba saja seorang pengawal datang dan memberanikan diri untuk menghampiri.

"Tuan, nyonya maaf atas kelancangan saya." Sesal pengawal itu sembari membungkukkan badan.

"Katakan ada apa?" Dewa mendelik tidak senang.

Tanpa ragu lagi, pengawal itu mengatakan jika dia mendapatkan kabar dari seorang suster jika Arumi melepas semua alamat dan bersih keras ingin pergi.

Dewa terkejut, mengingat kemarin Arumi berbuat nekad dan tidak ingin nama baiknya terseret lagi. Dia segera bergegas dengan langkah lebarnya menuju ke ruang rawat.

Nyonya Rima yang masih mematung di rooftop bangunan beraroma obat-obatan itu hanya memancarkan senyum tipis, dia percaya jika cucunya bisa menyelesaikan masalah ini dengan sendiri.

Setelah selesai mengganti piayama pasien, Arumi meraih gagang pintu dan memutuskan untuk pergi. Tapi Dewa yang lebih dulu sampai dengan cepatnya ia membuka pintu. Sampai mereka berdua tak sengaja berpapasan.

Arumi tersontak kaget, saat melihat Dewa kembali lagi. Tatapan keduanya saling bertemu dan saling memandang suasana di dalam ruangan itu terasa hening dan canggung.

"Tolong beri aku jalan tuan Dewa," satu permintaan yang terlontar di bibir merah Arumi memecah keheningan di antara mereka.

Alih-alih memberikan jalan, Dewa malah menutup pintu dan membuat Arumi terheran seraya menggelengkan-gelengkan kepala.

"Ya ampun apa anda tuli? aku meminta anda memberikan jalan bukan menutup pintu, menyebalkan," umpat Arumi, yang menggeser lalu berjalan melewati Dewa.

Dewa berusaha meredam emosi saat mendengar kata-kata Arumi, lalu dia meraih dan mencengkram tangan, sampai membuat langkah Arumi terhenti.

"Aku tahu kata-kata ku tadi membuat mu tidak nyaman. Tapi seorang pria aku ingin bertanggung jawab, jadi menikahlah dengan ku nona Arumi," celetuk Dewa dengan permintaannya yang terdengar begitu enteng.

Kedua bola mata Arumi membulat, jantungnya bahkan seperti berhenti berdetak saat mendengar perkataan Dewa yang terdengar konyol.

"Menikah? Baru saja tadi kamu meledek bahkan menuduh ku wanita yang hanya ingin mencari uang dengan cara mendekati pria-pria kaya seperti mu, tidak aku ingin menikahi pria arogan dan sombong seperti mu," Arumi tersenyum getir dan menolak dengan tegas.

Kata-kata Arumi menjadi tamparan keras untuk Dewa, baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani menyinggung dan menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Tapi Dewa tidak punya pilihan lain lagi demi nama baik keluarga dan perusahaan besarnya, selain berusaha menahan diri agar tidak terpancing amarah.

"Siapa yang ingin menikah dengan orang yang tidak cintai? Nona Arumi pernikahan ini bukan pernikahan biasa."

"Maksud mu?" Arumi benar-benar tidak mengerti.

Dewa menghela nafas, lalu dia menjelaskan pernikahan yang dia tawarkan selain status mereka sebagai suami istri di atas kertas. Dia juga menegaskan tidak akan ada kontak fisik di antara mereka layaknya seperti pasangan suami istri pada umumnya, bahkan dia juga menawarkan sejumlah uang yang cukup besar sebagai kompensasi atas kerugian Arumi.

Tak hanya itu saja bahkan Dewa mengingatkan, jika saat ini Arumi menolak maka tidak ada untungnya juga karena orang-orang tetap akan memandang rendah dirinya setelah tidur bersama seorang pria tanpa sebuah ikatan resmi.

Arumi terdiam, kata-kata Dewa membuat hatinya dilema. Setelah kehilangan hal berharga dalam diri rasanya ia juga tidak mungkin lagi untuk kembali bersama dengan Daniel.

Begitu juga dengan ayahnya yang sangat marah dan merasa di permalukan. Membuat Arumi berpikir dengan matang, jika yang tersisa saat ini hanya mempertahankan nama baiknya untuk masa depan.

"Bagaimana apa kamu setuju nona Arumi? Pernikahan ini hanya untuk satu tahun saja, setelah semua skandal kita yang tersebar mereda. Kita bisa kembali lagi hidup masing-masing dan selama kamu menjadi istri ku semua fasilitas keluarga Wijaya bisa kamu pergunakan," tawar Dewangga dengan sikap dingin dan nada angkuh.

Arumi sebenar tidak ingin, tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain lagi hingga membuatnya terpaksa setuju. Dan ini semua juga demi menebus kesalahannya pada sang ayah.

"Ba-baiklah, aku setuju. Ku harap semua perkataan mu bisa di pegang tuan Dewa."

"Tentu saja."

Dewa memancarkan senyum smrik, setelah menemukan jalan keluar untuk masalahnya saat ini. Pernikahan ini juga sama-sama menguntungkan untuk mereka berdua. Setidaknya kelak tidak akan terjebak dalam belenggu pernikahan tanpa cinta untuk selamanya.

Beberapa hari kemudian, setelah Arumi menggoreskan tinta hitam di atas berkas kontrak pernikahannya dengan Dewa.

Gadis cantik itu menatap gambaran dirinya yang saat ini tengah duduk di depan meja rias dengan balutan gaun pengantin yang sangat indah. Ketiga Wanita tenaga MUA itu masih sibuk merias wajah dan rambutnya.

Sanjungan dari ketiga wanita itu tak membuat Arumi bahagia, meskipun dia terlihat sebagai mempelai calon pengantin wanita yang sangat cantik, tapi hatinya sangat terluka. Karena tepat di hari ini seharusnya menjadi hari pernikahannya dengan Daniel

Tapi entah itu takdir atau hanya kebetulan kebetulan semata saja. Pernikahan yang dia impikan malah sebentar lagi akan terwujud dengan seorang Dewa.

"Hari ini seharusnya aku menikah dengan Daniel, tapi kenapa sekarang aku malah menikah dengan pria lain? Takdir macam apa ini?" Tanya Arumi dalam hati seraya meremas ujung gaun pengantinnya dengan netra yang berkaca-kaca.

Di tengah-tengah renungan Arumi terlihat seorang pelayan menghampiri lalu menyampaikan sebuah pesan.

"Nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah, sudah waktunya anda turun dan menemuinya," kata sang pelayan.

Arumi tersadar, jantungnya berdegup sangat kencang. Helaan nafas berat mengiringi anggukan sebagai jawaban. Lalu dengan hati yang berat ia beranjak dari tempat duduk di dampingi kedua wanita di samping berjalan dengan langkah yang berat menuju ke gedung pesta pernikahan.

"Apa keputusan ku sudah benar menikahi dia?"

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

    Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 2. Wanita Pengkhianat

    Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi. “Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya. Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali. “Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai. Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan. Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi. “Om, Tante kalian lihat se

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 3 Pria Menyebalkan

    Satu jam sudah Arumi berjalan tanpa arah tujuan di tengah hujan badai dan kilatan petir mengiringi, alam pun seolah ikut menangisi kesedihannya saat ini. Wanita cantik itu benar-benar sangat bingung ke mana harus dia pergi atau hanya sekedar berkeluh kesah, setelah sang kekasih dan ayah yang selalu ia sayangi tidak percaya dan tidak peduli atas penjelasannya. “Semuanya sudah hancur, aku benci dengan semua ini,” teriak Arumi menatap langit dengan wajah yang mendongak, seluruh tubuhnya basah kuyup. Melihat dari atas ke bawah trotoar jalan sana cukup tinggi membuat Arumi gelap pikiran dan mata. Mengakhiri hidup saat ini adalah jalan tepat menurutnya, kehilangan kesucian, kekasih yang tak percaya dan ayah yang tak peduli lagi membuat ia sudah tak punya alasan lagi untuk menata masa depan. “Mah, maafin Arumi,” Arumi memejam kedua mata seraya melentangkan kedua tangannya, selangkah demi selangkah ia berdiri di atas besi penyangga jalan. Terdengar suara seruan beberapa orang di bawah s

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 4 Sebuah Tawaran

    Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung. Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin. Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang. Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung. Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya. Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak. “Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi. Dewa menyeringai sembari menggelengkan

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 5 Tidak Ada Pilihan

    Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja. Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya. Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal. Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya."Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya. Ketika D

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 4 Sebuah Tawaran

    Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung. Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin. Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang. Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung. Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya. Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak. “Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi. Dewa menyeringai sembari menggelengkan

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 3 Pria Menyebalkan

    Satu jam sudah Arumi berjalan tanpa arah tujuan di tengah hujan badai dan kilatan petir mengiringi, alam pun seolah ikut menangisi kesedihannya saat ini. Wanita cantik itu benar-benar sangat bingung ke mana harus dia pergi atau hanya sekedar berkeluh kesah, setelah sang kekasih dan ayah yang selalu ia sayangi tidak percaya dan tidak peduli atas penjelasannya. “Semuanya sudah hancur, aku benci dengan semua ini,” teriak Arumi menatap langit dengan wajah yang mendongak, seluruh tubuhnya basah kuyup. Melihat dari atas ke bawah trotoar jalan sana cukup tinggi membuat Arumi gelap pikiran dan mata. Mengakhiri hidup saat ini adalah jalan tepat menurutnya, kehilangan kesucian, kekasih yang tak percaya dan ayah yang tak peduli lagi membuat ia sudah tak punya alasan lagi untuk menata masa depan. “Mah, maafin Arumi,” Arumi memejam kedua mata seraya melentangkan kedua tangannya, selangkah demi selangkah ia berdiri di atas besi penyangga jalan. Terdengar suara seruan beberapa orang di bawah s

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 2. Wanita Pengkhianat

    Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi. “Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya. Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali. “Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai. Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan. Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi. “Om, Tante kalian lihat se

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

    Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya. Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua

DMCA.com Protection Status