Share

Bab 5 Tidak Ada Pilihan

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2024-11-11 15:00:22

Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja.

Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya.

Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal.

Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya.

"Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

Ketika Dewa dan nyonya Rima sedang berbicara serius. Tiba-tiba saja seorang pengawal datang dan memberanikan diri untuk menghampiri.

"Tuan, nyonya maaf atas kelancangan saya." Sesal pengawal itu sembari membungkukkan badan.

"Katakan ada apa?" Dewa mendelik tidak senang.

Tanpa ragu lagi, pengawal itu mengatakan jika dia mendapatkan kabar dari seorang suster jika Arumi melepas semua alamat dan bersih keras ingin pergi.

Dewa terkejut, mengingat kemarin Arumi berbuat nekad dan tidak ingin nama baiknya terseret lagi. Dia segera bergegas dengan langkah lebarnya menuju ke ruang rawat.

Nyonya Rima yang masih mematung di rooftop bangunan beraroma obat-obatan itu hanya memancarkan senyum tipis, dia percaya jika cucunya bisa menyelesaikan masalah ini dengan sendiri.

Setelah selesai mengganti piayama pasien, Arumi meraih gagang pintu dan memutuskan untuk pergi. Tapi Dewa yang lebih dulu sampai dengan cepatnya ia membuka pintu. Sampai mereka berdua tak sengaja berpapasan.

Arumi tersontak kaget, saat melihat Dewa kembali lagi. Tatapan keduanya saling bertemu dan saling memandang suasana di dalam ruangan itu terasa hening dan canggung.

"Tolong beri aku jalan tuan Dewa," satu permintaan yang terlontar di bibir merah Arumi memecah keheningan di antara mereka.

Alih-alih memberikan jalan, Dewa malah menutup pintu dan membuat Arumi terheran seraya menggelengkan-gelengkan kepala.

"Ya ampun apa anda tuli? aku meminta anda memberikan jalan bukan menutup pintu, menyebalkan," umpat Arumi, yang menggeser lalu berjalan melewati Dewa.

Dewa berusaha meredam emosi saat mendengar kata-kata Arumi, lalu dia meraih dan mencengkram tangan, sampai membuat langkah Arumi terhenti.

"Aku tahu kata-kata ku tadi membuat mu tidak nyaman. Tapi seorang pria aku ingin bertanggung jawab, jadi menikahlah dengan ku nona Arumi," celetuk Dewa dengan permintaannya yang terdengar begitu enteng.

Kedua bola mata Arumi membulat, jantungnya bahkan seperti berhenti berdetak saat mendengar perkataan Dewa yang terdengar konyol.

"Menikah? Baru saja tadi kamu meledek bahkan menuduh ku wanita yang hanya ingin mencari uang dengan cara mendekati pria-pria kaya seperti mu, tidak aku ingin menikahi pria arogan dan sombong seperti mu," Arumi tersenyum getir dan menolak dengan tegas.

Kata-kata Arumi menjadi tamparan keras untuk Dewa, baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani menyinggung dan menginjak harga dirinya sebagai seorang pria.

Tapi Dewa tidak punya pilihan lain lagi demi nama baik keluarga dan perusahaan besarnya, selain berusaha menahan diri agar tidak terpancing amarah.

"Siapa yang ingin menikah dengan orang yang tidak cintai? Nona Arumi pernikahan ini bukan pernikahan biasa."

"Maksud mu?" Arumi benar-benar tidak mengerti.

Dewa menghela nafas, lalu dia menjelaskan pernikahan yang dia tawarkan selain status mereka sebagai suami istri di atas kertas. Dia juga menegaskan tidak akan ada kontak fisik di antara mereka layaknya seperti pasangan suami istri pada umumnya, bahkan dia juga menawarkan sejumlah uang yang cukup besar sebagai kompensasi atas kerugian Arumi.

Tak hanya itu saja bahkan Dewa mengingatkan, jika saat ini Arumi menolak maka tidak ada untungnya juga karena orang-orang tetap akan memandang rendah dirinya setelah tidur bersama seorang pria tanpa sebuah ikatan resmi.

Arumi terdiam, kata-kata Dewa membuat hatinya dilema. Setelah kehilangan hal berharga dalam diri rasanya ia juga tidak mungkin lagi untuk kembali bersama dengan Daniel.

Begitu juga dengan ayahnya yang sangat marah dan merasa di permalukan. Membuat Arumi berpikir dengan matang, jika yang tersisa saat ini hanya mempertahankan nama baiknya untuk masa depan.

"Bagaimana apa kamu setuju nona Arumi? Pernikahan ini hanya untuk satu tahun saja, setelah semua skandal kita yang tersebar mereda. Kita bisa kembali lagi hidup masing-masing dan selama kamu menjadi istri ku semua fasilitas keluarga Wijaya bisa kamu pergunakan," tawar Dewangga dengan sikap dingin dan nada angkuh.

Arumi sebenar tidak ingin, tapi sekarang dia tidak punya pilihan lain lagi hingga membuatnya terpaksa setuju. Dan ini semua juga demi menebus kesalahannya pada sang ayah.

"Ba-baiklah, aku setuju. Ku harap semua perkataan mu bisa di pegang tuan Dewa."

"Tentu saja."

Dewa memancarkan senyum smrik, setelah menemukan jalan keluar untuk masalahnya saat ini. Pernikahan ini juga sama-sama menguntungkan untuk mereka berdua. Setidaknya kelak tidak akan terjebak dalam belenggu pernikahan tanpa cinta untuk selamanya.

Beberapa hari kemudian, setelah Arumi menggoreskan tinta hitam di atas berkas kontrak pernikahannya dengan Dewa.

Gadis cantik itu menatap gambaran dirinya yang saat ini tengah duduk di depan meja rias dengan balutan gaun pengantin yang sangat indah. Ketiga Wanita tenaga MUA itu masih sibuk merias wajah dan rambutnya.

Sanjungan dari ketiga wanita itu tak membuat Arumi bahagia, meskipun dia terlihat sebagai mempelai calon pengantin wanita yang sangat cantik, tapi hatinya sangat terluka. Karena tepat di hari ini seharusnya menjadi hari pernikahannya dengan Daniel

Tapi entah itu takdir atau hanya kebetulan kebetulan semata saja. Pernikahan yang dia impikan malah sebentar lagi akan terwujud dengan seorang Dewa.

"Hari ini seharusnya aku menikah dengan Daniel, tapi kenapa sekarang aku malah menikah dengan pria lain? Takdir macam apa ini?" Tanya Arumi dalam hati seraya meremas ujung gaun pengantinnya dengan netra yang berkaca-kaca.

Di tengah-tengah renungan Arumi terlihat seorang pelayan menghampiri lalu menyampaikan sebuah pesan.

"Nyonya, tuan sudah menunggu anda di bawah, sudah waktunya anda turun dan menemuinya," kata sang pelayan.

Arumi tersadar, jantungnya berdegup sangat kencang. Helaan nafas berat mengiringi anggukan sebagai jawaban. Lalu dengan hati yang ragu ia beranjak dari tempat duduk di apit kedua wanita di samping berjalan dengan langkah yang berat menuju ke gedung pesta pernikahan.

"Apa keputusan ku sudah benar menikahi dia?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 6 Drama Di Malam Pertama

    Jantung Arumi berdegup sangat kencang, saat menginjakkan kedua kakinya di gedung pesta pernikahan. Wanita cantik itu terlihat menelan saliva-nya beberapa kali. Saat melihat sosok pria mengenakan Tuxedo hitamnya duduk menunggu dirinya untuk melangsungkan janji suci yang akan mereka langsungkan. Nyonya Rima menyambut hangat kedatangan Arumi, dia memperlakukan gadis itu dengan sangat baik sebagai cucu mantunya. "Arumi kau sangat cantik sekali, kemarilah Dewa sudah menunggu mu," sanjung nyonya Rima mengulurkan tangan. Arumi yang sempat ragu dalam hati. Tanpa banyak berpikir lagi perlahan ia mendekat dan duduk tepat di samping Dewa. Seketika Dewa melirik, penampilan Arumi saat ini memang sangat cantik dan anggun sebagai mempelai pengantin wanita. Tapi karena Arumi bukan wanita yang dia cintai membuat ekspresi wajahnya datar dan dingin. Arumi menghela nafas berat, saat acara pernikahannya di mulai yang hanya di hadiri oleh saudara serta kerabat dekat Dewangga saja. Sumpah dan janji

    Last Updated : 2024-11-26
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 7 Hanya Seorang Istri Diatas Kertas

    "Tentu saja tuan Dewa, anda tidak perlu khawatir, karena aku juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," Arumi tersenyum getir dengan bibir merahnya yang terlihat gemetar. Dewa menyunggingkan senyum smrik, setelah mendengar perkataan Arumi. Membuat ia bernafas lega, dia mengingatkan Arumi harus sadar diri dan tidak berpikir lebih tentang pernikahan mereka yang sampai kapan pun tidak akan pernah ada rasa cinta. Tanpa banyak bicara lagi Dewa beranjak dari atas tempat duduknya, lalu dia sengaja tidur di sofa karena tidak ingin tidur satu ranjang dengan Arumi. Arumi yang masih duduk termenung tak sengaja dia melihat akun media sosial mantan kekasihnya Daniel yang saat ini pamer kemesraan dengan adik tiri dengan gambar caption sebuah cicin couple. Hal itu membuat Arumi sedikit Heran, karena bagaimana bisa Daniel dan Rania bisa sedekat itu padahal mereka baru putus beberapa hari itu pun karena kesalahan satu malam bersama Dewa. Melihat Arumi yang masih duduk termenung, membu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 8 Berharap Hanya Mimpi

    "Dewa! Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tidak senang, apa ada perkataan nenek yang salah?" satu pertanyaan nyonya Rima memecah keheningan di meja makan yang hanya ada suara sendok dan garpu saling beradu dan berdenting. Dewa tersentak dalam pemikirannya, lalu dia menyanggah karena tidak ingin membuat sang nenek kecewa. "Tidak, apa pun yang nenek perintah itu pasti terbaik untuk Dewa." Mendengar jawaban yang membuat hatinya puas, nyonya Rima tersenyum bahagia lalu melirik ke arah Arumi. Yang sedang makan dengan tatapan mata kosong. "Bagus, Dewa. Nenek sangat bangga karena kamu sekarang sudah mulai berpikir dengan dewasa. Oh iya, Arumi semoga kamu betah dan bahagia tinggal di rumah ini sebagai istri Dewa jika ada hal yang kamu inginkan katakan saja pada para pelayan di sini," Nyonya Rima mengingatkan. Arumi yang masih belum terbiasa dengan lingkungan rumah keluarga Wijaya membuat hati dan pikirannya, seolah tidak ada di sana. Yang ada di dalam hatinya ia berharap ayahnya bis

    Last Updated : 2024-11-28
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 9 Bukan Wanita Idaman

    Arumi menatap sedih penuh kekecewaan saat melihat sikap kasar ibu tirinya, yang seolah membatasi untuk bertemu dengan sang ayah, namun ia tidak menyerah begitu saja. "Bu, aku ini juga putri ayah, dan berhak tahu keadaannya sekarang," Tegas Arumi terkekeh lalu mencoba masuk ke dalam ruang rawat. Namun Marisa dengan kasar menghalangi bahkan mendorong putri sambung yang sangat dia benci sampai akhirnya terjatuh ke bawah lantai. BRUUUKKK! "Aakkkh sakit," Arumi merintih saat tubuhnya tersungkur ke bawah lantai. Seketika Rania menahan tawa dengan menutup mulutnya, saat melihat Arumi jatuh kesakitan membuat wanita bertubuh sintal itu mencoba untuk mengingatkan ibunya. "Ya ampun, ka Arumi. Maafkan ibu mungkin ibu sedang marah," celetuk Rania dengan sikap manipulatif-nya. Arumi mengelengkan kepala saat ia di perlakukan kasar, lalu berusaha untuk berdiri kembali. Entah itu cuma perasaannya saja atau memang ini adalah sikap asli ibu sambungnya. Padahal sejak awal ayahnya meni

    Last Updated : 2024-11-29
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 10 Lakukan Peranmu Dengan Baik

    Siang berganti malam, setelah supir pribadi keluarga Wijaya membukakan pintu mobil untuk Arumi. Arumi berjalan dengan langkah pelan tubuhnya terasa melayang dan tatapan matanya pun terlihat sangat kosong. Mengingat hari ini banyak orang membuatnya sangat kecewa. Tidak di ijinkan bertemu dengan sang ayah, dan di pecat secara mendadak oleh bosnya membuat Arumi sangat terpukul dan sedih. Nyonya Rima yang sedang menyulam di atas sofa, wanita tua itu beranjak dari tempat duduknya lalu segera menyapa Arumi yang baru saja pulang dengan langkah yang lesu. "Arumi! kamu sudah pulang nak? di mana Dewa?" Satu pertanyaan dari nyonya Rima seraya mengedarkan pandangannya ke belakang Arumi, Arumi terbuyar dari lamunannya lalu gadis cantik itu spontan menjawab seraya menyeka air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. "I-iya nek, maaf kalau aku pulang terlalu malam," sesal Arumi dengan nada tergagap. Melihat wajah Arumi yang sembab kening nyonya Rima berkerut, dia sangat penasaran a

    Last Updated : 2024-11-30
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 11 Rencana Seseorang

    "Ssstt! diam, nenek sedang melihat kita jadi kau lakukan peran mu sebagai istri yang baik!" Arumi menelan saliva, saat mendengar dan merasakan nafas hangat Dewa yang mendarat tepat di leher jenjangnya. Seketika tatapan mereka saling bertemu dan terkunci sesaat. "Aku tahu, tapi tidak usah memeluk seperti ini," Arumi mendorong dada bidang Dewa. Sampai membuat lelaki tampan itu kembali terbaring di atas ranjang. Nyonya Rima masuk ke dalam dia tak lupa mengingatkan Arumi, agar mau bersabar menghadapi cucunya yang terkadang selalu bersikap angkuh. Arumi tidak berani membangkang ia hanya mengangguk patuh, dan mengiyakan semua perintah nyonya Rima.Tak ingin berdebat pagi nyonya Rima memiliki sebuah cara untuk membuat mereka agar lebih dekat lagi. "Arumi, nenek pusing sekali. Dan ingin beristirahat dulu kamu sekarang adalah istri Dewa, jadi tolong bantu dia untuk memenuhi semua permintaannya." Imbuh nyonya Rima yang sengaja mewanti-wanti. Arumi hanya mengangguk patuh, setelah

    Last Updated : 2024-12-01
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 12 Kesempatan Emas

    Arumi menghentikan langkah kakinya, saat mendengar pertanyaan Dewa. Wanita cantik yang tengah memakai gaun tidur berbahan satin itu pun perlahan memutar badan. Tatapan mereka berdua saling bertemu, dengan suasana yang hening dan canggung. Lalu Arumi membalas perkataan Dewa. "Kenapa tuan baru berkata seperti itu sekarang? bukankah dulu anda berpikir jika aku yang menjebak mu? Sekarang semua itu sudah tidak ada artinya, karena tetap masa depan ku sudah hancur," Arumi meluapkan semua kekesalan dalam hati lalu dia pergi berjalan melewati Dewa. Dewa masih bergeming dengan kedua tangan terkepal, karena baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani mengabaikan perkataannya. "Ck, lihat saja nanti dia sendiri yang akan memohon bantuan ku," Geram Dewa. Arumi yang mengelengkan kepala, rasanya sangat lelah jika harus berbicara dengan pria seperti Dewa yang selalu merasa benar sendiri dan angkuh. "Dari pertama aku sudah bilang begitu, dia baru tahu." Baru saja Arumi akan masuk k

    Last Updated : 2024-12-02
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 13 Harus Move On

    "Rania!" Arumi terkejut, saat melihat adik tiri yang sedang bersama dengan mantan kekasihnya dalam satu mobil yang sama. Bahkan ia juga tak sengaja melihat sebuah cincin berlian yang dulu pernah ia pilihan sendiri sebagai kado ulang tahunnya dari Daniel. Namun kado indah yang seharusnya Arumi terima, kini seolah Daniel melupakan itu semua membuat ia benar-benar sedih. "Aku tidak menyangka jika cincin itu mas Daniel berikan pada Rania," lirih Arumi dalam hati, dengan tatapan yang tak lepas pada jemari Rania. Melihat wajah dan kedua bola mata Arumi berkaca-kaca, membuat Rania menyeringai penuh kemenangan bahkan sengaja untuk memanasi-manasi. "Astaga! ka Arumi kamu ngapain berjalan di tempat macem seperti ini. Jadinya kan gak sengaja kena tumpahan air buangan ku," Cibir Rania seraya menatap ke arah Daniel. "Untuk apa kamu menyapa wanita murahan seperti dia Rania. Sungguh tidak penting sekali," sambung Daniel menatap penuh kebencian pada Arumi. Hati Arumi seperti tertusuk r

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 166 Aku Sangat Mencintai Mu Arumi

    Melihat cucunya begitu bersemangat, Oma Rima menatap penuh harap punggung Dewa yang perlahan semakin menjauh dari pandanganya. Dalam hatinya kembali ada secercah harapan jika rumahnya akan kembali hangat seperti dulu. "Semua Dewa berhasil meminta maaf dan membujuk Arumi, agar mau pulang lagi," gumam Oma Rima. Mendengar perkataan ibunya, Nyonya Margaretha datang menghampiri lalu dia mengatakan beberapa pendapatnya yang menohok. "Ck, ibu ini kenapa begitu yakin jika anak itu milik Dewa? sekaligus dia hamil pun Belum tentu darah daging Dewa. Siapa tahu Arumi selingkuh," Cibir Nyonya Retha sembari memutar kedua bola mata malasnya. Oma Rima mendelik, saat menerima celaan dari putrinya. Bahkan dia menegur agar putrinya itu menjaga ucapan dan yang penting dia meminta sebagai seorang ibu dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putranya. "Akh ibu ini aku bosen Mendengarnya, menurut ku tetap Laura yang terbaik untuk Dewa." Ucap Retha yang terkekeh dengan pendiriannya.

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 165 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan Lagi

    Arumi terlihat kebingungan, saat jagoan kecilnya terus menuntut jawaban tentang Dady kandungnya. "Astaga! apa yang harus aku katakan? jika Excel tahu jika mas Dewa tidak menginginkan aku dan dia pasti akan sangat sedih," Lirih Arumi dengan hati yang sangat dilema. Bahkan ia terlihat beberapa kali menghela nafas berat, sampai suster Rhini yang sudah mengikuti cukup lama begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Arumi dan ayahnya Excel, tapi sebagai pengasuh ia tidak berani dan tidak mau lancang untuk bertanya tentang masalah pribadi majikanya. "Momy! kenapa masih tidak menjawab? apa mommy tega melihat aku tidak punya Dady? jika momy dan Dady ada masalah cepat selesaikan, karena aku pingin ketemu Dady," Excel menangis, dia sengaja ingin mencari tahu informasi. Arumi benar-benar tidak tega, saat melihat Excel sangat ingin tahu, tapi baginya ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan dan dia sengaja berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mer

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 164 Paman Tampan

    "Ssttt! jangan bersuara dulu, aku melihat Dewa ada di sini?" Bisik Adrian sembari mendaratkan tangannya di bibir Arumi. Mendengar perkataan Adrian, tentu saja Arumi sangat kaget sampai hampir tak percaya, karena bagaimana bisa lelaki yang pernah dia cintai itu bisa ada di rumah sakit. "Mas Dewa! bagaimana bisa dia ada di sini? apa ada seseorang yang dia temui?" Arumi sangat penasaran saat melihat Dewa yang sudah pergi keluar dari pintu utama. Adrian yang tidak suka saat Arumi membahas tentang Dewa. Dia berusaha mencoba untuk mengalihkan perhatian untuk segera menemui Excel yang sudah ada di ruangan rawat VIP. Arumi yang begitu mencemaskan jagoan kecilnya, tanpa banyak berpikir lagi kini dia pun segera pergi ke ruangan di mana Excel berada. Berharap tidak ada hal yang serius terjadi. Setelah berjalan menyusuri lobi beberapa menit, Arumi akhirnya sampai ke ruangan yang di cari dia sedikit terkejut karena ruang rawat itu biasanya di khususkan untuk para orang kaya. Suster

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 163 Tak Ingin Kehilangan Lagi

    Suster Rini tersontak kaget, saat mendengar suara majikannya. Sampai nafasnya seolah tercekat di tenggorokannya karena saking bingung harus menjawab apa. "Suster Rini! apa kamu masih mendengar ku?" tanya Arumi yang kedua kalinya untuk memastikan. Suster Rini menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Baru saja wanita berseragam serba pink itu akan menjawab. Tiba -tiba saja tak sengaja Arumi mendengar suara khas pria yang begitu familiar di telinganya. "Sus! kenapa kamu tidak bilang kalau Excel ternyata punya alergi seafood?" Dewa melontarkan satu pertanyaan dengan nada tinggi. Kebetulan Arumi yang masih menunggu baby sister kepercayaannya dia sangat terkejut saat mendengar suara yang khas dan sangat familiar, membuatnya seketika mematung. Rhini menelan saliva beberapa kali, bibirnya seolah merasa terkunci saat pria yang ada di depannya menegur. "Ma-maaf tuan, saya juga sebagai pengasuh den Excel benar-benar baru tahu ternyata dia punya alergi dan nyonya tidak p

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 162 Sama-sama Alergi

    Oma Rima sangat terkejut, saat mendengar kabar jika ibu dari anak kecil yang begitu mirip dengan Dewa adalah putri dari cucu mantu yang sudah dia cari selama ini. "Rudi! kamu tidak berbohong kan? dari mana kamu dapat info itu?" Oma Rima memastikan karena dia tidak ingin jika sampai salah dengar. ¹ddfd Dan tentu saja Rudi tidak pernah memberikan informasi tanpa menemukan bukti lebih akurat dulu. "Nyonya, ini adalah data anak kecil tadi di dapat dari taman kanak-kanaknya," Jelas Rudi Sembari menyodorkan sebuah map yang berhasil dia dapatkan dari salah satu wali di sekolah bergensi itu. Oma Rima meraih dan membaca kembali isi laporan tentang indentitas Excel, jantungnya berdegup sangat kencang, perasaannya campur aduk antara terharu dan senang. "Jadi anak itu benar-benar putra Arumi? kemungkinan dia bisa jadi putra Dewa, Rudi cepat aku ingin info yang lebih akurat, ambil sampel DNA Excel," Titah Oma Rima dengan nada yang penuh penekanan. "Baik nyonya, saya akan segera menyu

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 161 Hampir Tak Percaya

    "Paman tampan ini bagus sekali, makasih hadiahnya Ikbal beluntung punya paman yang begitu baik," Celoteh Excel yang tanpa sungkan memuji, bahkan jagoan kecil itu pun terlihat begitu antusias saat membuka isi paper bag yang berisi mobil-mobilan. Dewa pun menatap Excel, entah kenapa dia merasa ikut senang juga saat jagoan kecil itu tersenyum. "Iya dong, siapa dulu paman Dewa selain banyak kaya lagi, oh iya paman Excel ingin meminta bantuan untuk mencali dady-nya di kota ini," bisik Ikbal yang sudah berjanji akan membantu teman baiknya. Dewa pun mengerutkan kedua alis tebalnya saat mendengar perkataan keponakannya. " Bantu cari Dady? Memangnya Dady-nya kenapa?" Tanya Dewa penasaran. Excel dan Ikbal pun saling menatap, jagoan kecil itu terlihat sangat bingung untuk menjelaskannya. Padahal yang di cari di Poto ada di depan mata. Oma Rima tak sengaja mendengar celotehan kedua anak kecil yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, saking penasarannya dia pun kembali bertanya. "Cari Dad

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 160 Mencari Tahu Identitas

    Arumi terlihat sangat gelisah, saat dia beberapa kali menghubungi menghubungi suster Rini. Padahal dia dan Adrian sudah sampai di lokasi tempat sekolah Excel berada. "Arumi! Ada apa?" Tanya Adrian menatap penuh keheranan. "Semua murid dan guru-guru di sekolah telah kembali ke Bandara, tapi Excel tidak ada dan suster Rini malah susah di hubungi, apa terjadi sesuatu pada mereka?" Jawab Arumi semakin panik, karena tidak seperti biasanya baby sister kepercayaannya lost konteks.Adrian berusaha menenangkan Arumi, dengan cara akan menyuruh beberapa orangnya untuk menemukan Excel dan juga baby sisternya. Arumi yang tidak bisa menolak niat baik Adrian, dia pun setuju saja dan tak lupa juga untuk berterima kasih karena selama ini Adrian sering membantunya. "Kamu tidak perlu sungkan pada ku Arumi, aku sangat tulus pada mu dan juga Excel. Aku harap kamu mau memikirkan lamaran ku agar ada yang melindungi kalian," Celetuk Adrian sembari meraih dan mengengam erat tangan Arumi. Sampai Arumi pun

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 159 Sangat Familiar

    Excel dan Ikbal saling menatap kedua jagoan kecil itu terheran, saat Oma Rima malah bengong. "Ikbal! nenek buyut mu kenapa? Ko diam saja aku sapa?" Tanya Excel berbisik. "Benal juga ya, bental aku tanya ya Excel," Ikbal melambaikan tangan mungilnya lalu memanggil nenek buyutnya. Hingga membuat Oma Rima seketika tersadar dari lamunannya. Lalu wanita tua itu tak lupa menyapa balik Excel, yang terlihat begitu menggemaskan. "Halo, kamu teman Ikbal kan? Siapa nama lengkap mu. Wajah mu imut sekali seperti..." Belum sempat Oma Rima menuntaskan perkatannya. Dewa yang baru saja datang, membuat Yura terlihat begitu senang begitu juga dengan Ikbal yang tak kalah bahagia saat bertemu lagi dengan pamannya. "Ka Dewa! Lama kita tidak bertemu," Yura memeluk erat tubuh Kaka angkatnya. Yang sudah menganggap dirinya sebagai adik kandung. "Kau baik-baik saja kan Yura? Ikbal mana?" Dewa memastikan. Yura perlahan melepaskan pelukannya lalu mengangguk dan membenarkan perkataan sang Kaka. Jika

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 158 Ikatan Batin

    Dewa benar-benar tidak habis pikir dengan sikap sang ibu yang malah membela Laura, dibandingkan mengerti perasaan putranya sendiri. "Cukup Bu! aku bukan lagi anak kecil yang bisa ibu jadikan tameng atau pun robot yang menjadi alat untuk mencapai dan memenuhi semua obsesi mu, aku menikah dan menghabiskan sisa hidupku dengan siapa itu sudah menjadi hak aku dan tidak ada yang bisa mengaturnya!" Dewa meluapkan semua kekesalan yang selama ini telah dia rasakan. Mengingat di masa kecil dia yang sudah kekurangan kasih sayang ibunya, yang hanya di besarkan oleh sang nenek. Membuat Dewa kali ini spontan memberontak. Nyonya Margaretha terkejut, saat melihat dan mendengar perkataan putranya yang tidak pernah dia bayangkan. "Dewa! sejak kamu berani memberontak pada ibu? ibu tidak pernah mengajarkan mu seperti itu. Apa yang ibu perintahkan dan ibu putuskan itu semua demi kebaikan dan kebahagian mu, jadi belajarlah menerima Laura, bukankah dulu kalian saling cinta seharusnya kamu senang a

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status