Share

Bab 13 Harus Move On

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 23:55:27
"Rania!"

Arumi terkejut, saat melihat adik tiri yang sedang bersama dengan mantan kekasihnya dalam satu mobil yang sama. Bahkan ia juga tak sengaja melihat sebuah cincin berlian yang dulu pernah ia pilihan sendiri sebagai kado ulang tahunnya dari Daniel.

Namun kado indah yang seharusnya Arumi terima, kini seolah Daniel melupakan itu semua membuat ia benar-benar sedih. "Aku tidak menyangka jika cincin itu mas Daniel berikan pada Rania," lirih Arumi dalam hati, dengan tatapan yang tak lepas pada jemari Rania.

Melihat wajah dan kedua bola mata Arumi berkaca-kaca, membuat Rania menyeringai penuh kemenangan bahkan sengaja untuk memanasi-manasi.

"Astaga! ka Arumi kamu ngapain berjalan di tempat macem seperti ini. Jadinya kan gak sengaja kena tumpahan air buangan ku," Cibir Rania seraya menatap ke arah Daniel.

"Untuk apa kamu menyapa wanita murahan seperti dia Rania. Sungguh tidak penting sekali," sambung Daniel menatap penuh kebencian pada Arumi.

Hati Arumi seperti tertusuk r
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 14 Karyawan VIP

    Pertanyaan yang di lontarkan Arumi membuat pak Anton, terdiam sejenak dia sedikit bingung harus menjawab apa. Karena sesuai perintah atasnya tidak boleh memberitahu alasan yang sebenarnya kenapa Arumi di terima tanpa mempertimbangkan wawancara atau dari hal apa pun. "Nona Arumi, sebenarnya nona butuh pekerjaan tidak, kalau tidak kesempatan ini akan saya berikan pada calon karyawan yang lain," Ujar Pak Anton yang sedikit mengancam. Arumi yang sudah terbiasa bekerja sendiri, membuat ia tidak ingin kehilangan kesempatan bagus yang ada di depan mata. "Tunggu pak, aku akan mengambil kesempatan ini," Arumi setuju. Pak Anton bernafas lega, karena akhirnya Arumi mau menerima tawarannya. Tanpa membuang waktu lagi dia menyuruh Arumi untuk mengikutinya ke ruangan untuk menjelaskan beberapa hal yang harus di lakukan oleh Arumi sebelum ia mulai bekerja. Arumi berjalan menyusuri lobi, melihat perusahaan yang besar dan megah membuat ia menatap takjub dan berharap suasana tempat kerja baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 15 Pujaan Para Wanita

    "Ck, untuk apa aku memikirkan hal itu dia juga salah karena berada di club, apa yang aku putuskan sudah tepat dan benar," tegas Dewangga dalam hati. Yang kembali menutup laptop. Di sepanjang jalan Dewangga berusaha menepis rasa bersalah dalam hati, yang terkadang terus datang karena dia yakin Arumi sama seperti wanita yang sering dia temui rela melakukan segala cara untuk mendekati pria seperti dia. Yang memiliki semuanya. Doni yang baru saja mendapatkan satu pesan dari rekannya, dia yang masih fokus menyetir berusaha memberanikan diri untuk menyampaikan hal penting pada sang bos. "Tu-tuan," ucap Doni ragu dengan nada terbata-bata. Seketika Dewa tersadar dari lamunannya, lalu menyuruh asisten pribadinya itu untuk mengatakan hal apa yang ingin di sampaikan. Doni pun mengatakan ada satu paket hadiah untuk bosnya pengiriman dari London, sontak raut wajah Dewa pun berubah menjadi muram dan kesal. Lalu dia memberikan perintah untuk menolak kiriman hadiah untuknya itu. "Tuan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 16 Membuat Penasaran

    Arumi sangat penasaran dengan sosok pemilik tempatnya bekerja, baru saja ia mengangkat sedikit wajahnya, tiba-tiba saja karyawan wanita yang di sebelah tak sengaja menginjak kakinya. Sampai membuatnya meringis kesakitan. "Aw sakit," Arumi mengigit bibir atasnya sampai spontan berjongkok memegang kakinya yang sedikit lebam karena terinjak heels karyawan wanita di sampingnya. Sampai Dewangga yang sedang berjalan melewatinya, tidak dia lihat sama sekali. Begitu juga dengan Dewa perhatiannya teralihkan saat pak Anton menjelaskan beberapa hal keadaan perusahaan dalam dua hari terakhir ini. Setelah Dewa memasuki lift yang terhubung di ruangan kebesaran, semua karyawan pun mulai bubar dan kembali bekerja ke ruangan masing-masing hanya tinggal Arumi yang masih berjongkok mengelus tumit kakinya yang masih terasa sakit. Sampai ada salah satu karyawan pria yang melihat dan menghampiri Arumi. Dan mencecarnya beberapa pertanyaan. "Hey, nona. Apa kau adalah karyawan baru?" tanya Pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 17 Aku Bukan Penguntit

    Mendengar satu pertanyaan yang di lontarkan di bibir Arumi, perlahan Dewa memutar kursi kebesarannya dan menatap ke arah sumber suara yang berada tepat di belakangnya lalu menyahut. "Iya, benar aku..." Belum sempat Dewa menuntaskan perkataannya lelaki berparas tampan itu terkejut. Begitu juga dengan Arumi yang tak kalah kaget, saat melihat jelas sosok bos barunya itu. "Ka-kamu!" pekik Arumi yang spontan berjalan mundur dengan bibir yang tertutup kedua tangannya. Pandangan mereka berdua bertemu, Dewangga benar-benar tidak menyangka bagaimana bisa Arumi di terima kerja di perusahaan tanpa persetujuannya. Membuat dia kembali berpikir negatif. "Ck, kamu sungguh hebat nona Arumi, setelah berhasil membuat nenek ku kasihan padamu, sekarang kamu sengaja menguntit ku sampai ke perusahaan, trik yang sangat luar bisa liciknya," Sindir Dewa dengan nada meledek sembari mengeleng-gelengkan kepala. Mendengar perkataan Dewangga yang membuat hati Arumi tersinggung dan sangat kesal, sampai sponta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 18 Hanya Sebuah Rahasia

    Arumi segera menepis tangan Dewa yang melingkar erat di pinggang rampingnya, bahkan dia segera menjaga jarak. Karena tidak mau di tuduh yang tidak-tidak lagi. "Maaf aku tidak sengaja," jelas Arumi yang segera merapihkan diri, lalu bertanya apakah dia sudah boleh kembali ke ruang kerjanya. Tentu saja Dewangga tidak membiarkan pergi begitu saja. Selain dia masih kesal dengan sikap Arumi yang seolah tidak berterima kasih karena sudah di tolong, dia juga ingin menilai bagaimana rasanya kopi yang sudah di buatkan untuknya. Dengan pelan, Dewa mulai meniup lalu meminum kopi buatan Arumi. Kedua bola matanya membulat seketika jantungnya seperti berhenti berdetak baru kali ini pria tampan itu merasakan kopi panas yang membuatnya sangat terkejut, karena tidak menyangka jika Arumi bisa membuatkan kopi yang sangat enak. "Tuan Dewa, bagaimana apakah tuan suka dengan kopinya?" tanya Arumi yang masih setia berdiri setia di samping Dewa. Dewa tersentak kaget saat satu pertanyaan Arumi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 19 Tidak Nyaman

    Siang berganti malam, Dewangga dan Arumi yang baru pulang ke rumah mereka di sambut hangat oleh nyonya Rima yang berharap banyak jika hari ini adalah awal yang baik untuk mereka lebih dekat lagi setelah semuanya yang telah dia rencanakan. "Dewa! Arumi. Akhirnya kalian pulang juga pasti pada cape ya. Kebetulan nenek sudah memasak untuk kalian, setelah kalian mandi cepatlah kemari kita makan bersama." Nyonya Rima menyambut hangat cucu dan menantunya. Melihat wajah Arumi yang terlihat pucat, membuat nyonya Rima mengerutkan kening dan merasa sangat cemas. "Arumi, kamu apa sakit nak? ko wajahnya pucat sekali?" cecar Nyonya Rima seraya membelai wajah Arumi dengan penuh kelembutan. Arumi tersentak, lalu menjawab jika ia baik-baik saja hanya saja tubuhnya sedikit lemas karena menurutnya hari ini pertama kali ia kembali bekerja. Mendengar hal itu nyonya Rima bernafas lega, dan terus menyemangati Arumi. "Syukurlah, kalau kamu baik-baik saja nak. Nenek sangat cemas jika kamu sampai sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 20 Membuat Semua Orang Iri

    Rania memancarkan ekspresi tidak senang, saat mendengar permintaan sang ayah. Membuatnya begitu kesal dan marah. Tapi dia berusaha menahan diri dan sengaja mencari alasan untuk menolak. "Ayah, aku ini tidak tahu kemana Arumi pergi, lagi pula nomer ponselnya juga tidak aktif sulit mencarinya," Rania beralasan. Pak Harun terdiam, sekilas dia mengingat pertengkarannya dengan Arumi. Yang membuatnya merasa sedikit menyesal. Karena bagaimana bisa putrinya bisa hidup sendiri di luaran sana. Padahal dari kecil Arumi selalu bersamanya. "Kamu benar Rania maafkan ayah, tidak seharusnya merepotkan mu untuk membujuk Arumi pulang," Pak Harun menghela nafas berat. Rania tersenyum lalu mencoba untuk menenangkan sang ayah dengan sikap manipulatifnya. "Ayah, jangan sedih. Sebenarnya Rania mau mencari Arumi tapi sayangnya ponselnya sudah tidak aktif lagi, jadi ayah yang sabar ya. Rania janji ketemu pasti Arumi aku ajak pulang," Rania yang berusaha meyakinkan seraya memutar kedua mata malas. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 21 Takdir Yang Tidak Adil (Kehamilan Yang Tak Diinginkan)

    Beberapa jam kemudian, Dewa yang baru saja sampai di sebuah rumah sakit pusat kota dia memangil semua para tenaga medis. Hingga terlihat ke tiga wanita berseragam serba putih yang datang menghampiri sembari membawa brankar ke arahnya. "Tuan apa yang terjadi pada nyonya? apa ada yang bisa kami bantu?" tanya para tenaga medis yang terlihat panik. "Cepat periksa dan beri tindakan medis yang terbaik!" Perintah Dewa yang perlahan membaringkan Arumi di atas brankar, lalu membantu para suster itu mendorong menyusuri lobi panjang rumah sakit terbesar itu hingga akhirnya sampai di sebuah ruangan UGD. Dengan berat hati, Para suster itu meminta Dewa cukup mengantar sampai pintu saja, dan hanya perlu menunggu di luar saja. Dewa yang tidak bisa melanggar prosedur pun hanya bisa mematuhi peraturan yang ada berharap tidak terjadi apa-apa pada Arumi, karena dia tidak ingin jika sampai neneknya marah dan menyalahkan dirinya. "Dia kenapa lagi, dulu hampir mau bvnuh diri, sekarang membuat ku r

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 78 Trik Licik Laura

    Clarisa sedikit cemas saat melihat ekspresi wajah Arumi, saat melihat Laura yang memeluk Dewa di depan banyak orang sebagai sesama wanita ia merasa tidak nyaman. Dewa yang tak sengaja melihat Arumi dia merasa sedikit khawatir, dengan apa yang di lakukan Laura di depan. "Laura! apa yang kamu lakukan? kita sedang berada di tempat umum tidak seharusnya kamu bersikap seperti ini," tegur Dewa yang perlahan melepaskan tangan kekasih lamanya itu. Mendengar perkataan Dewa, Laura sangat kecewa dan kesal. Karena baru kali ini lelaki yang selama ini selalu mencintai dan selalu memanjakannya seolah ingin menepis tentang kedekatan mereka. "Mas Dewa! kenapa kamu begitu dingin pada ku? kita sudah berpacaran sangat lama, kamu juga selalu senang jika aku selalu memberikan kejutan untuk mu," Protes Laura yang sangat kesal saat melihat Dewa yang malah pergi di depan semua orang. Dewa terpaksa meninggalkan pekerjaannya sejenak, dia tidak ingin jika sampai kondisi Arumi terganggu hanya karena ke

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 77 Antara Istri Dan Seorang Pacar

    Clarisa terdiam, saat mendengar pertanyaan Arumi yang sungkan untuk dia jawab. Bagaimana mungkin dia menceritakan tentang Dewa dan beberapa mantan kekasihnya. "Kenapa diam, dari tadi nona Clarisa begitu bersemangat membahas tentang mas Dewa," Arumi masih menanti. Seketika Clarisa merasa tidak enak hati, saat melihat Arumi yang masih menunggu jawaban. Clarisa pun berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan. "Aku hanya bercanda Arumi, sebenarnya Dewa adalah tipikal pria yang sulit untuk jatuh cinta, hanya wanita yang beruntung saja bisa dia cinta, dan termasuk kamu jadi istrinya," kata Clarisa berusaha menghibur Arumi. "Benarkah, aku sangat penasaran kira-kira wanita seperti apa yang jadi cinta pertama mas Dewa, aku sangat penasaran sekali," lirih Arumi. seraya diam-diam menatap Dewa yang saat ini tengah sibuk membahas beberapa keunggulan project barunya. Clarisa menatap Arumi yang merasa jika wanita yang ada di sampingnya, terasa sangat begitu tulus pada Dewa. Sebagai sahaba

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 76 Masa Lalu Seorang Dewa

    "Apa dia istri mu? ko wanitanya beda lagi Dewa? Pertanyaan wanita yang ada di depannya dengan Dewa, membuat kening Arumi berkerut penuh keheranan. Karena dia tidak mengerti maksudnya. Wajah Dewa memerah seperti udang rebus, saat Clarisa meledek dirinya tepat di depan Arumi. "Diam, kamu ini sudah datang terlambat bicara ngawur lagi," bentak Dewa menatap tajam, sepi memberi kode pada sahabat wanitanya itu agar tidak membahas tentang kisah asmaranya. Tapi bukan Clarisa jika tidak julid dengan sahabat kecilnya, bahkan dengan sengaja wanita bertubuh sek-si itu, sengaja melontarkan pertanyaan pada Arumi. "Hay! aku Clarisa, kamu pasti Arumi kan? bagaimana rasanya jadi istri Dewa? jengkel tidak dia banyak ngatur dan banyak bicara bukan?" tanya Clarisa meledek sembari menyeringai. "Clarisa! kamu bicara apa? jangan bicara sembarangan lihat tempat!" tegur Dewa dengan nada membentak. Arumi sama sekali tidak mengerti apa hubungan Dewa dan wanita itu, membuatnya malah ikut pusing d

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 75 Tidak senang

    "Aku sudah membelikan mu buah-buahan, ayo sekarang di makan dulu," Ajak Dewa yang sengaja merangkul bahu Arumi tepat di depan Adrian dengan sangat mesra. Namun sebelum Dewa pergi, dia juga tak lupa mengingatkan Adrian, Agar menunggunya bersama rekannya yang lain dengan tatapan dan nada sinis. Arumi merasa tidak enak hati dengan sikap Dewa yang terlihat jelas tidak suka pada Kaka seniornya dulu. Andrian hanya memancarkan senyum getir seraya menggelegkan kepala, saat melihat sikap Dewa yang seolah sedang mengajak perang dingin dengannya. Setelah sampai di tempat duduk yang ada di area pembangunan hotel itu, Dewa menyuruh Arumi untuk duduk dan makan buah-buahan yang dia beli. "Silahkan Nona Arumi, bukankah tadi kamu ingin makan ini? sekarang ayo makanlah yang banyak," Sindir Dewa kesal menatap tajam istri kontraknya itu. Sebagai seorang pria, entah kenapa setelah cape-cape mencari apa yang di inginkan oleh Arumi, ternyata setelah kembali malah tengah asik mengobrol dengan rek

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 74 Video Mesra

    "Kenapa hanya diam? apa yang aku katakan benarkan?" Dewa menghela nafas kasar, saat mendengar pertanyaan yang terus dilontarkan oleh Laura dengan nada penuh penekanan. Tak ingin berdebat di dalam telepon Dewa sengaja mencari waktu yang tepat untuk berbicara empat mata dengan pikiran yang jernih dan tenang. "Laura, aku masih ada pekerjaan penting setelah pekerjaan ini selesai lebih baik kita bertemu secara langsung," tegas Dewa mematikan sambungan telepon. Lalu kembali mengemudikan mobilnya ke arah Mini market. Laura semakin marah, saat Dewa semakin jauh darinya sampai mematikan panggilan telepon sebelum dia puas bertanya. "Aakkkh, mas Dewa keterlaluan, aku tidak terima jika dia benar punya akan dari ja-lang itu," Teriak Laura yang sedikit frustasi. Sebagai seorang wanita yang lebih dulu mengisi hari Dewa, Laura tidak ingin membiarkan Arumi menjadi seorang ibu dari anak lelaki yang sangat dia cintai. Seketika wanita itu mempunyai sebuah ide. Dengan penuh amarah, Laira pe

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 73 Keinginan Bumil

    Dewa benar-benar tak habis pikir dengan keinginan seorang wanita hamil, membuat ia tidak bisa di tolak apa lagi di depan pria yang pernah menjadi senior Arumi. Kalau Dewa menolak di kiranya bukan suami siaga, terlebih lagi di sana juga banyak para tetua yang spontan memberikan pendapat juga padanya agar keinginan istri sedang hamil tidak boleh di abaikan. "Tuan, istri kalau sedang hamil di turuti keinginannya. Takutnya nanti Bayi-nya ileran kalau kemauan ibunya tidak terpenuhi." "Iya benar tuan, ayo semangat beli buah-buahan untuk istrinya." Ujar beberapa rekan Dewa dengan selorohnya. Arumi yang awalnya hanya ingin mengalihkan perhatian sang suami, agar tidak berdebat dengan Adrian, tapi tanpa ia pikirkan akan menjadi pusat perhatian semua orang di sana. "Aduh! gawat, kenapa aku asal bicara ya? jadinya malah begitu," batin Arumi merutuki diri sendiri karena merasa sang bersalah. Dewa tidak ingin di bilang menjadi pria yang tidak perhatian pada sang istri, kini ia pun me

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 72 Tatapan Tidak Biasa

    Suara dering ponsel Dewa membuat Arumi yang sedang membereskan beberapa dokumen project baru merasa terganggu, karena dari tadi tidak berhenti-berhenti. Membuat wanita cantik itu memberanikan diri untuk mengingatkan. "Tuan, itu kenapa tidak di angkat teleponnya?" tanya Arumi terheran. Dewa menelan ludah setelah tadi mengintip nama id yang ada di ponselnya dari Laura, agar tidak membuat Arumi sedih Dewa berusaha mencari alasan yang tepat. "Ini dari teman ku, nanti saja tidak terlalu penting juga, sekarang apa kamu sudah siapkan semua kontrak kerja sama dengan Adrian?" jelas Dewa yang sengaja berbalik tanya. Dengan sikap disiplin dan penuh tangung jawab, Arumi pun mengatakan jika semuanya sudah beres, tinggal kedua belah pihak menandatanganinya. "Bagus, ternyata kamu juga lumayan berpengalaman pekerjaan." Sanjung Dewa, ia juga bertanya dari mana Arumi memiliki pengalaman kerja. Arumi terdiam, saat mendengar pertanyaan Dewa. Sekilas ia Dejavu saat bekerja dengan Daniel

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 71 Hanya Aku Yang Pantas

    Hera terkejut, saat melihat ada beberapa pria berjas hitam tengah berada ruang resepsionis, dia begitu penasaran hingga perlahan menghampiri. Baru saja akan bertanya, salah satu dari pria berjas hitam itu menghampirinya, lalu menjelaskan jika bos mereka telah membayar lunas semua biaya pengobatan. Membuatnya sangat kecewa karena tidak bisa mencurangi-nya. "Nyonya, biaya pengobatan pak Harun sudah di lunasi tuan Dewa berpesan agar anda tidak lagi menelpon dan mengirim pesan pada nona Arumi, jika ada hal lain lagi anda bisa menghubungi kami," peringat salah satu dari ke empat pengawal Dewa. Hera menggangguk dan mengiyakan semua perintah pria itu, bahkan dia juga mengucapkan terima kasihnya pada pria kepercayaan Dewa. Setelah perintah sang tuan di laksanakan, para pengawal itu pergi. Hera yang masih mematung terlihat sangat kecewa karena tidak bisa menyelipkan uang biaya rumah sakitnya. "Sial, kenapa tidak Arumi yang datang ke sini, setidaknya aku bisa berbohong dan meminta

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 70 Hanya Bisa Patuh

    Keesokan harinya, Hera sangat terkejut saat mendengar perkataan sang Dokter setelah mengetahui hasil medis yang lebih baru jika pak Harun terserang struk ringan juga membuat wanita paruh baya itu kecewa. "Dok! sampai kapan suami saya mengalami struk seperti ini?" Hera memastikan, karena ia sangat lelah saat membayangkan bagaimana mengurusnya juga. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien bisa sembuh total, dan sangat disarankan sekali harus sering cek up, dan di bantu dengan dukungan keluarga juga agar pasien memiliki semangat yang tinggi untuk membantu rasa ingin sembuhnya," imbuh sang Dokter. Hera mengerucutkan bibirnya, dia sangat kesal karena harus banyak menghabiskan banyak waktu dan banyak uang yang harus di keluarka Meskipun ragu, Hera memberanikan diri untuk bertanya apakah pak Harun sudah bisa di bawa pulang. Tentu saja Dokter tidak setuju dan perlu beberapa hari lagi untuk pak Harun di rawat. . "Baiklah Dokter, saya akan mendiskusikan dulu dengan anak-anak saya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status