Share

Bab 6 Drama Di Malam Pertama

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 11:31:17

Jantung Arumi berdegup sangat kencang, saat menginjakkan kedua kakinya di gedung pesta pernikahan. Wanita cantik itu terlihat menelan saliva-nya beberapa kali. Saat melihat sosok pria mengenakan Tuxedo hitamnya duduk menunggu dirinya untuk melangsungkan janji suci yang akan mereka langsungkan.

Nyonya Rima menyambut hangat kedatangan Arumi, dia memperlakukan gadis itu dengan sangat baik sebagai cucu mantunya.

"Arumi kau sangat cantik sekali, kemarilah Dewa sudah menunggu mu," sanjung nyonya Rima mengulurkan tangan. Arumi yang sempat ragu dalam hati. Tanpa banyak berpikir lagi perlahan ia mendekat dan duduk tepat di samping Dewa.

Seketika Dewa melirik, penampilan Arumi saat ini memang sangat cantik dan anggun sebagai mempelai pengantin wanita. Tapi karena Arumi bukan wanita yang dia cintai membuat ekspresi wajahnya datar dan dingin.

Arumi menghela nafas berat, saat acara pernikahannya di mulai yang hanya di hadiri oleh saudara serta kerabat dekat Dewangga saja. Sumpah dan janji suci sakral itu pun akhirnya terlontar dari bibir kedua insan itu.

Cincin berlian melingkar erat di jari manis Arumi, air matanya menetes. Mengingat dirinya kini telah resmi menikahi seorang Dewangga Aditya Wijaya seorang pria asing yang hanya terlibat skandal kesalahan satu malam saja dengannya.

Senyuman sumringah serta suara tepuk tangan para saksi dan tamu yang hadir menggema di gedung pesta sakral itu, meskipun nyonya Rima belum mengenal dekat Arumi. Tapi wanita tua itu yakin jika gadis yang baru saja resmi di nikahi oleh cucunya adalah wanita baik dan tepat untuk menjadi nyonya dan menantu keluarga Wijaya.

Ucapan selamat dan beberapa kado pernikahan mulai membanjiri Dewa dan Arumi dari beberapa kerabat dan rekan bisnisnya. Pesta pernikahan yang indah dan mewah yang di inginkan oleh Arumi kini seolah telah menjadi sebuah kenyataan namun dengan sosok pria yang berbeda. Bahkan tanpa di hadiri oleh sang ayah.

Waktu berlalu, akhirnya acara yang penuh kesakralan itu telah selesai. Malam pun mulai menyapa terlihat Arumi yang masih duduk di atas ranjang besar dan mewah berukuran king size dengan balutan gaun pengantin yang masih melekat di tubuh idealnya.

"Sekarang aku benar-benar menikahi dia," lirih Arumi masih menatap cincin pernikahan.

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat hati Arumi berdebar-debar, ia berusaha untuk tetap tenang. Karena malam ini adalah malam pertamanya sebagai seorang istri.

Dewa yang baru saja keluar setelah membersihkan diri, dengan penampilan yang hanya memakai handuk di bawah pinggangnya yang berdiri tepat di samping Arumi. Membuat Arumi merasa sangat canggung sampai terlihat salah tingkah.

"Air hangat sudah tersedia, sebaiknya bersihkan dulu dirimu," peringat Dewangga dengan nada datar dan sikap dingin, sembari mengibas rambutnya yang setengah basah.

"I-iya," sahut Arumi gugup, lalu perlahan ia beranjak dari atas ranjang, melihat Dewa yang bertelan-jang dada membuat ia segera menutup kedua pelupuk matanya.

Ketika Arumi berjalan tergesa dan menutup kedua matanya, tiba-tiba saja kakinya tak sengaja tersandung hingga membuat ia spontan terjatuh dan tak sengaja menarik handuk Dewa sampai...

"Aakkkh, maaf-maaf aku tidak sengaja," Arumi terlihat sangat panik dan cemas, bahkan ia merasa sangat konyol saat tak sengaja melihat tubuh bagian pribadi Dewangga.

Suasana di dalam kamar terasa hening dan penuh kecanggungan.

Dewangga yang masih berdiri mematung, seketika wajah tampannya memerah padam. Harga dirinya sebagai seorang pria terasa hilang karena sikap Arumi yang sangat ceroboh.

"Aku akan tidur di kamar ruangan tamu," kata Dewa mengalihkan pembicaraan dan memecahkan kecanggungan di antara mereka berdua, lalu segera mengambil kembali handuk yang terjatuh ke bawah lantai lalu bergegas keluar. Arumi hanya mengangguk patuh, tanpa berani menatap wajah Dewa.

Setelah Dewa pergi, Arumi menghela nafas panjang dan merutuki diri sendiri setelah insiden memalukan tadi. "Ya ampun, Arumi. Kamu benar-benar ceroboh dan memalukan!"

Baru saja Dewa menutup pintu langkahnya kembali terhenti mengingat dia yang lupa membawa bajunya di dalam. "Bodoh sekali aku, baju ku semua ada di dalam bagaimana ini?," Dewa mengusap wajahnya dengan kasar mustahil untuk dia kembali masuk ke dalam.

Beberapa jam kemudian, setelah Arumi mengganti gaun pengantin yang sudah di pakai seharian dan sangat melelahkan. Kedua insan yang baru resmi menjadi pasangan suami istri itu kini duduk saling berhadapan dengan suasana penuh kecanggungan.

Brak!

Dewa melempar pelan berkas perjanjian pernikahan mereka, yang baru selesai dia buat dengan beberapa peraturan yang sudah di tetapkan olehnya dan harus Arumi setujui.

"Baca dan tanda tangani, aku harap kamu tidak melanggar satu pun point yang ada di dalamnya," titah Dewa menatap tajam dan penuh penekanan.

Tangan Arumi gemetar, saat meraih dan mulai membaca kontrak pernikahan mereka berdua, yang tertulis jelas dengan beberapa aturan jika di antara mereka tidak akan pernah ada kontak fisik, dan Dewa menegaskan juga jika Arumi harus melakukan kewajiban sebagai sosok istri yang baik dan patuh di depan sang nenek beserta rekan-rekan bisnisnya kelak di masa depan.

Tak hanya itu saja, Dewa juga meminta Arumi agar tidak mencampuri urusan pribadinya, hal apa pun itu begitu juga dengan dia yang tidak akan mencampuri urusan pribadi Arumi, dan satu hal lagi yang Dewa tegaskan meskipun pernikahan mereka hanya sebatas perjanjian dalam satu tahun ini. Dewa meminta Arumi tidak mempermalukan statusnya sebagai cucu menantu keluarga Wijaya, dengan berkomunikasi bersama pria lain.

Melihat Arumi yang masih terdiam, membuat lelaki berparas maskulin itu melontarkan satu pertanyaan untuk memastikan. "Apakah ada yang tidak kamu pahami nona Arumi?"

Suara bariton Dewa membuyarkan fokus Arumi, lalu ia menatap lawan bicaranya dengan mode wajah serius. "Tentu saja, aku sudah paham semuanya," sahut Arumi dengan nada lirih.

"Bagus! sekarang tanda tangani karena aku tidak mau jika sampai nenek menyalahkan ku setelah perceraian kita nanti," Dewa menyunggingkan senyum smrik, dia merasa sedikit lega karena kelak tidak akan terjebak lama dalam ikatan pernikahan tanpa rasa cinta yang saat ini mulai dia arungi.

Tak hanya itu saja, Dewa juga berjanji setelah batas waktu pernikahan mereka selesai maka dia juga akan memberikan sejumlah uang yang cukup besar sebagai kompensasi bagi Arumi.

Tanpa ada keraguan lagi, Arumi mulai menggoreskan tinta hitam atas namanya, setelah mengingat semua impian yang telah Kandas serta orang-orang yang ia sayangi telah pergi dan sudah tidak bisa di harapkan untuk menjadi tempat sandaran lagi.

"Senang bisa bekerja sama dengan mu nona Arumi," Dewa mengulurkan tangan besarnya. Membuat Arumi terkejut.

Kehadiran sosok Dewa, membuat Arumi masih belum percaya atas mimpi buruk yang singgah dalam hidupnya. Tapi dia tak berdaya dan hanya bisa menerima serta menjalani sesuai kesepakatan mereka.

Arumi membalas uluran tangan Dewa di iringi sebuah deheman Kecil saja, meskipun perasaan dan hatinya terasa sangat pilu.

"Mulai besok, kamu harus memainkan peran mu sebagai istri dan menantu yang baik di depan semua orang, dan jangan pernah membicarakan perjanjian pernikahan kita termasuk pada nenek!"

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 7 Hanya Seorang Istri Diatas Kertas

    "Tentu saja tuan Dewa, anda tidak perlu khawatir, karena aku juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," Arumi tersenyum getir dengan bibir merahnya yang terlihat gemetar. Dewa menyunggingkan senyum smrik, setelah mendengar perkataan Arumi. Membuat ia bernafas lega, dia mengingatkan Arumi harus sadar diri dan tidak berpikir lebih tentang pernikahan mereka yang sampai kapan pun tidak akan pernah ada rasa cinta. Tanpa banyak bicara lagi Dewa beranjak dari atas tempat duduknya, lalu dia sengaja tidur di sofa karena tidak ingin tidur satu ranjang dengan Arumi. Arumi yang masih duduk termenung tak sengaja dia melihat akun media sosial mantan kekasihnya Daniel yang saat ini pamer kemesraan dengan adik tiri dengan gambar caption sebuah cicin couple. Hal itu membuat Arumi sedikit Heran, karena bagaimana bisa Daniel dan Rania bisa sedekat itu padahal mereka baru putus beberapa hari itu pun karena kesalahan satu malam bersama Dewa. Melihat Arumi yang masih duduk termenung, membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 8 Berharap Hanya Mimpi

    "Dewa! Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tidak senang, apa ada perkataan nenek yang salah?" satu pertanyaan nyonya Rima memecah keheningan di meja makan yang hanya ada suara sendok dan garpu saling beradu dan berdenting. Dewa tersentak dalam pemikirannya, lalu dia menyanggah karena tidak ingin membuat sang nenek kecewa. "Tidak, apa pun yang nenek perintah itu pasti terbaik untuk Dewa." Mendengar jawaban yang membuat hatinya puas, nyonya Rima tersenyum bahagia lalu melirik ke arah Arumi. Yang sedang makan dengan tatapan mata kosong. "Bagus, Dewa. Nenek sangat bangga karena kamu sekarang sudah mulai berpikir dengan dewasa. Oh iya, Arumi semoga kamu betah dan bahagia tinggal di rumah ini sebagai istri Dewa jika ada hal yang kamu inginkan katakan saja pada para pelayan di sini," Nyonya Rima mengingatkan. Arumi yang masih belum terbiasa dengan lingkungan rumah keluarga Wijaya membuat hati dan pikirannya, seolah tidak ada di sana. Yang ada di dalam hatinya ia berharap ayahnya bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 9 Bukan Wanita Idaman

    Arumi menatap sedih penuh kekecewaan saat melihat sikap kasar ibu tirinya, yang seolah membatasi untuk bertemu dengan sang ayah, namun ia tidak menyerah begitu saja. "Bu, aku ini juga putri ayah, dan berhak tahu keadaannya sekarang," Tegas Arumi terkekeh lalu mencoba masuk ke dalam ruang rawat. Namun Marisa dengan kasar menghalangi bahkan mendorong putri sambung yang sangat dia benci sampai akhirnya terjatuh ke bawah lantai. BRUUUKKK! "Aakkkh sakit," Arumi merintih saat tubuhnya tersungkur ke bawah lantai. Seketika Rania menahan tawa dengan menutup mulutnya, saat melihat Arumi jatuh kesakitan membuat wanita bertubuh sintal itu mencoba untuk mengingatkan ibunya. "Ya ampun, ka Arumi. Maafkan ibu mungkin ibu sedang marah," celetuk Rania dengan sikap manipulatif-nya. Arumi mengelengkan kepala saat ia di perlakukan kasar, lalu berusaha untuk berdiri kembali. Entah itu cuma perasaannya saja atau memang ini adalah sikap asli ibu sambungnya. Padahal sejak awal ayahnya meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 10 Lakukan Peranmu Dengan Baik

    Siang berganti malam, setelah supir pribadi keluarga Wijaya membukakan pintu mobil untuk Arumi. Arumi berjalan dengan langkah pelan tubuhnya terasa melayang dan tatapan matanya pun terlihat sangat kosong. Mengingat hari ini banyak orang membuatnya sangat kecewa. Tidak di ijinkan bertemu dengan sang ayah, dan di pecat secara mendadak oleh bosnya membuat Arumi sangat terpukul dan sedih. Nyonya Rima yang sedang menyulam di atas sofa, wanita tua itu beranjak dari tempat duduknya lalu segera menyapa Arumi yang baru saja pulang dengan langkah yang lesu. "Arumi! kamu sudah pulang nak? di mana Dewa?" Satu pertanyaan dari nyonya Rima seraya mengedarkan pandangannya ke belakang Arumi, Arumi terbuyar dari lamunannya lalu gadis cantik itu spontan menjawab seraya menyeka air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. "I-iya nek, maaf kalau aku pulang terlalu malam," sesal Arumi dengan nada tergagap. Melihat wajah Arumi yang sembab kening nyonya Rima berkerut, dia sangat penasaran a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 11 Rencana Seseorang

    "Ssstt! diam, nenek sedang melihat kita jadi kau lakukan peran mu sebagai istri yang baik!" Arumi menelan saliva, saat mendengar dan merasakan nafas hangat Dewa yang mendarat tepat di leher jenjangnya. Seketika tatapan mereka saling bertemu dan terkunci sesaat. "Aku tahu, tapi tidak usah memeluk seperti ini," Arumi mendorong dada bidang Dewa. Sampai membuat lelaki tampan itu kembali terbaring di atas ranjang. Nyonya Rima masuk ke dalam dia tak lupa mengingatkan Arumi, agar mau bersabar menghadapi cucunya yang terkadang selalu bersikap angkuh. Arumi tidak berani membangkang ia hanya mengangguk patuh, dan mengiyakan semua perintah nyonya Rima.Tak ingin berdebat pagi nyonya Rima memiliki sebuah cara untuk membuat mereka agar lebih dekat lagi. "Arumi, nenek pusing sekali. Dan ingin beristirahat dulu kamu sekarang adalah istri Dewa, jadi tolong bantu dia untuk memenuhi semua permintaannya." Imbuh nyonya Rima yang sengaja mewanti-wanti. Arumi hanya mengangguk patuh, setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 12 Kesempatan Emas

    Arumi menghentikan langkah kakinya, saat mendengar pertanyaan Dewa. Wanita cantik yang tengah memakai gaun tidur berbahan satin itu pun perlahan memutar badan. Tatapan mereka berdua saling bertemu, dengan suasana yang hening dan canggung. Lalu Arumi membalas perkataan Dewa. "Kenapa tuan baru berkata seperti itu sekarang? bukankah dulu anda berpikir jika aku yang menjebak mu? Sekarang semua itu sudah tidak ada artinya, karena tetap masa depan ku sudah hancur," Arumi meluapkan semua kekesalan dalam hati lalu dia pergi berjalan melewati Dewa. Dewa masih bergeming dengan kedua tangan terkepal, karena baru kali ini ada seorang wanita yang begitu berani mengabaikan perkataannya. "Ck, lihat saja nanti dia sendiri yang akan memohon bantuan ku," Geram Dewa. Arumi yang mengelengkan kepala, rasanya sangat lelah jika harus berbicara dengan pria seperti Dewa yang selalu merasa benar sendiri dan angkuh. "Dari pertama aku sudah bilang begitu, dia baru tahu." Baru saja Arumi akan masuk k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 13 Harus Move On

    "Rania!" Arumi terkejut, saat melihat adik tiri yang sedang bersama dengan mantan kekasihnya dalam satu mobil yang sama. Bahkan ia juga tak sengaja melihat sebuah cincin berlian yang dulu pernah ia pilihan sendiri sebagai kado ulang tahunnya dari Daniel. Namun kado indah yang seharusnya Arumi terima, kini seolah Daniel melupakan itu semua membuat ia benar-benar sedih. "Aku tidak menyangka jika cincin itu mas Daniel berikan pada Rania," lirih Arumi dalam hati, dengan tatapan yang tak lepas pada jemari Rania. Melihat wajah dan kedua bola mata Arumi berkaca-kaca, membuat Rania menyeringai penuh kemenangan bahkan sengaja untuk memanasi-manasi. "Astaga! ka Arumi kamu ngapain berjalan di tempat macem seperti ini. Jadinya kan gak sengaja kena tumpahan air buangan ku," Cibir Rania seraya menatap ke arah Daniel. "Untuk apa kamu menyapa wanita murahan seperti dia Rania. Sungguh tidak penting sekali," sambung Daniel menatap penuh kebencian pada Arumi. Hati Arumi seperti tertusuk r

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 14 Karyawan VIP

    Pertanyaan yang di lontarkan Arumi membuat pak Anton, terdiam sejenak dia sedikit bingung harus menjawab apa. Karena sesuai perintah atasnya tidak boleh memberitahu alasan yang sebenarnya kenapa Arumi di terima tanpa mempertimbangkan wawancara atau dari hal apa pun. "Nona Arumi, sebenarnya nona butuh pekerjaan tidak, kalau tidak kesempatan ini akan saya berikan pada calon karyawan yang lain," Ujar Pak Anton yang sedikit mengancam. Arumi yang sudah terbiasa bekerja sendiri, membuat ia tidak ingin kehilangan kesempatan bagus yang ada di depan mata. "Tunggu pak, aku akan mengambil kesempatan ini," Arumi setuju. Pak Anton bernafas lega, karena akhirnya Arumi mau menerima tawarannya. Tanpa membuang waktu lagi dia menyuruh Arumi untuk mengikutinya ke ruangan untuk menjelaskan beberapa hal yang harus di lakukan oleh Arumi sebelum ia mulai bekerja. Arumi berjalan menyusuri lobi, melihat perusahaan yang besar dan megah membuat ia menatap takjub dan berharap suasana tempat kerja baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 37 Sebuah Kejutan

    Perintah sang ayah yang penuh penekanan membuat Arumi terdiam, ia berjanji jika nanti setelah dia pulang ke rumah keluarga barunya apa yang di inginkan tadi akan dia penuhi. "Ingat Arumi, kamu sudah membuat ayah malu dan kecewa di depan Daniel. Jangan pernah kamu permalukan keluarga kita lagi dengan kamu menikahi seorang pria yang tidak jelas asal usulnya!' Pak Harun kembali menegaskan dengan emosi yang semakin membuncah. Ingin Arumi menjelaskan jika pria yang telah menikah dengannya bukankah pria sembarangan yang ayahnya pikirkan, tapi seandainya jelaskan Arumi tidak yakin ayahnya akan percaya. "Baiklah ayah, aku akan mengatakan semuanya pada mas Dewa," lirih Arumi menghela nafas panjang. Lalu dia keluar dari ruangan perpustakaan ayahnya. Pak Harun sebenarnya ingin segera tahu siapa pria yang begitu berani menikahi putrinya tanpa seijin dirinya. "Bagus memang itu yang harus di lakukan seorang pria!" Marisa dan Rania mengerutkan kedua alisnya, mereka terkejut saat meng

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 36 Terlalu Banyak Berkhayal

    Marisa dan Rania tertawa meledek saat mendengar perkataan Arumi, mereka benar-benar tidak percaya sama sekali malah kedua wanita itu mengatakan jika Arumi terlalu banyak berkhayal. "Arumi, kami tahu kamu itu belum terima di putuskan oleh Daniel tapi plis jangan bicara omong kosong. Lama-lama ayah mu malah akan semakin sakit karena tingkah laku mu lebih baik kamu tidak usah menghadiri acara lamaran Rania saja akan membuat malu saja," Cibir Marisa seraya memutar kedua bola matanya. "Bukan hanya membuat malu mah, tapi yang ada nanti mas Daniel malah akan emosi jika melihat wajah Arumi." Sambung Rania dengan nada sombong. Arumi menatap nanar ibu dan saudari tirinya, dia sangat terkejut dengan perkataan mereka yang begitu menusuk hati padahal selama ini mereka selalu bersikap baik. Tapi hari ini Arumi seperti baru tahu bagaimana sikap asli keduanya. "Ibu, Rania. Kenapa kalian berpikir seperti itu aku datang ke sini ingin memastikan kondisi dan ada beberapa hal penting yang ingi

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 35 Aku Sudah Menikah

    Keesokan harinya, cahaya matahari bersinar memasuki celah-celah jendela. Arumi yang baru saja bangun perlahan ia turun dari atas ranjang seraya menggeliatkan kedua tangan perlahan menarik nafas dalam-dalam merasakan udara sejuk yang menyempurnakan suasana pagi itu. Arumi mengedarkan pandangan ke seluruh ruang kamar, terlihat sepi mengingat semalam Dewa yang tidak tidur di kamar membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya Dewa dan nyonya Rima bicarakan sampai larut malam. "Tumben sekali dia tidak ada? mungkin sudah pergi ke kantor," Arumi yang kemarin sudah meminta ijin untuk pulang ke rumah sang ayah. Membuat ia segera bersiap-siap mandi dan segera pergi ke rumah lama Rasa takut dan malu masih berkecamuk dalam hati, tapi rasa rindu dan cemas pada sang ayah mampu mengalahkan semua rasa bimbang dalam hati Arumi. Hingga membuatnya tetap pada pendiriannya. Satu jam kemudian, setelah Arumi berpenampilan rapih dan cantik. Perlahan menuruni tangga terlihat nyonya Rima tengah mem

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 34 Bukan Demi Aku Tapi Demi Bayi-nya

    Nyonya Rima sengaja meninggalkan Dewa dan Arumi, agar mereka berdua bisa dinner bersama berharap rencananya saat ini akan membuahkan hasil membuat mereka lebih dekat lagi. Dia juga tak lupa mengingatkan sang cucu agar membantunya untuk memperhatikan makanan Arumi sebelum berjalan menaiki tangga. Lelaki tampan itu pun hanya bisa patuh. Suasana di meja makan terasa hening dan canggung, Saat hanya ada mereka berdua yang di temani para pelayan yang berdiri sigap untuk melayani. Arumi terkejut saat melihat kue ulang tahun dan beberapa makanan tersaji di atas meja makan. Meskipun ragu gadis cantik itu mengungkap beberapa hal pada Dewa. "Aku tidak tahu kalau ternyata tuan Dewa hari ini ulang tahun, maaf kalau aku belum bisa memberikan sebuah kado," ucap Arumi memulai topik pembicaraan. Dewa menghela nafas panjang, rasanya dia sangat kecewa karena hari ulang tahunnya kali ini sangatlah berbeda dengan beberapa tahun ke belakang. "Tidak usah banyak berfikir sekarang cepat makan

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 33 Memberi Kesempatan

    Daniel terdiam, wajahnya memucat saat mendengar satu pertanyaan yang terlontar dari pak Harun. Dan yang membuatnya terkejut lagi saat melihat wajah Rania terlihat kesal padanya. "A-aku lupa pagi dengan cake kesukaan om, jadi ini beli yang ada saja tidak papa kan?" jelas Daniel yang berusaha menyanggah. Marisa yang baru saja datang membawa nampan yang berisi dua gelas kopi hitam, kini wanita paruh baya itu pun mempersilahkan Daniel untuk duduk. Daniel bernafas lega, dia merasa sangat di baju oleh calon ibu mertuanya. Tak ingin sampai perhatian suaminya teralihkan pada Arumi. Marisa tanpa sungkan mengingatkan tentang persiapan pernikahan putri kesayangannya Rania. "Ayah, Nak Daniel sengaja datang ke sini untuk membahas tentang tanggal pernikahan mereka. Arumi sudah mengkhianatinya jadi ayah lebih baik tidak usah membahas ke sana-ke sini dulu," tegur Marisa terlihat kesal. Pak Harun menghela nafas jengah, sebenarnya dia sangat tahu betul jika Arumi begitu mencintai Daniel da

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 32 Ide Licik Rania

    Sesampainya di dalam mobil, Dewa menatap heran Arumi yang terlihat sangat kesal dan marah membuat lelaki tampan itu bertanya-tanya apa hubungan mereka sebenarnya. Yang jelas Dewa yakin jika mereka bukan hanya sekedar teman. Rasa marah dan kesal dalam hati Arumi berkecamuk menjadi satu, jelas-jelas Daniel membawa cake kesukaannya dan mungkin sengaja di bawakan untuk Rania. Membuat Arumi sedih dan sangat kecewa karena bagaimana bisa baru saja mereka putus belum lama tapi begitu mudahnya Daniel melupakan dirinya. "Apa yang sedang kamu pikirkan nona Arumi? Jangan sampai menggangu kehami-lan mu!" Peringat Dewangga dengan nada ketus. Arumi tersadar dari lamunannya lalu menjawab pertanyaan Dewa. "Aku tidak papa, tuan Dewa tidak perlu cemas. Tidak akan mengganggu kehamilan ku," balas Arumi. "Tentu saja karena itu harus!" tidak ingin banyak berdebat lagi, karena dia tahu bagaimana sikap pria yang ada di sampingnya sangat arogan dan keras kepala hingga lebih memilih untuk diam. Beberapa

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 31 Bukan Urusan Mu

    "Arumi! Sedang apa kamu di sini?" Satu pertanyaan Daniel membuat Arumi membatu saat mereka tak sengaja berpapasan di toko kue yang sering mereka kunjungi saat dulu masih berpacaran. Melihat sosok Dewa yang ada di samping Arumi, membuat Daniel terkejut karena bagaimana bisa mantan kekasihnya itu bisa bersama dengan seorang pria yang terkenal sebagai pebisnis properti terbesar di seluruh kota. Arumi menatap nanar paper bag cake kesukaannya yang di pegang oleh Daniel bahkan beberapa pertanyaan pun mencuat dalam benaknya. "Untuk siapa cake itu? Aapa dia membelinya buat Karin?" Batin Arumi. "Kenapa tidak jawab, tidak di sangka putus dengan ku. Langsung cari target baru," Sindir Daniel menyeringai sinis. Darah Arumi mendidih saat mendengar kata-kata sinis Daniel yang membuatnya tidak nyaman. Lalu membalas. "Oh, mas Daniel pingin tahu aja ya kenapa aku bisa ada di sini, tapi sayang sekali ini bukan urusan mu, jadi lebih baik menyingkir dan beri aku jalan," balas Arumi kesal. Melihat A

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 30 Bertemu Mantan

    Di kediaman rumah pak Hasan, Marisa terlihat sangat sibuk mempersiapkan pesta lamaran untuk Rania. Bahkan semua menu makanan sengaja dia pilihkan dengan menu khusus untuk calon besannya. Rania terlihat begitu bersemangat saat kedua orang tua Daniel akan datang untuk melamarnya. Rasanya dia sudah tidak sabar lagi. "Bu, semua makanan keluarga mas Daniel harus di siap dengan baik-baik karena aku tidak mau jika mereka berkunjung ke sini merasa tidak buas dengan jamuan kita," Rania mewanti-wanti ibunya. "Rania, tentu saja ibu akan menjamu dengan baik. Secara ini kan pesta lamaran putri kesayangannya ibu jadi jangan khawatir kamu fokus ambil hati ayah dan mertua mu. Agar mereka menyukai dan memberikan banyak saham sebagai kado pernikahan kalian," imbuh Marisa yang begitu bangga. Ketika kedua wanita itu tengah asik membahas persiapan sambutan buat besok, pak Hasan yang baru pulang kerja pria paruh baya itu pun sedikit terkejut saat melihat beberapa hadiah yang sedang di siapkan oleh is

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 29 Memberi Waktu Berdua

    Apa! Maksud mu? Siapa yang merepotkan?" Dewa menatap tajam pada Arumi, seketika Arumi terlihat salah tingkah karena takut bicara dan membuat pria di depannya marah. Sehingga membuat ia segera menyanggah dan mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mereka berdua. "Tidak, aku tidak bicara itu. Tuan mungkin salah dengar. Bisakah kita segera menyelesaikan perintah nenek," ungkap Arumi yang tak berani menatap wajah Dewa. Dewa berdecak kesal, saat melihat Arumi yang berusaha mengelak padahal jelas-jelas dia mendengar jika berjalan dengan hanya membuat repot. Tak ingin terlalu lama berada di luar lelaki tampan itu berusaha untuk tidak memperdebatkan lagi. Hingga akhirnya mereka berdua masuk ke dalam sebuah butik , yang di hiasi ragam pakaian wanita yang sangat bagus dan kualitas termahal. Kedatangan mereka di sambut hangat oleh para pelayan bahkan sampai manager butik itu sendiri. "Selamat datang Tuan dan nyonya apa ada yang bisa kami bantu?" Ujar sang manager dengan

DMCA.com Protection Status