Jerat Cinta Pria Pertama

Jerat Cinta Pria Pertama

last update최신 업데이트 : 2023-08-09
에:  Rosenorchid완성
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
45 평가. 45 리뷰
47챕터
8.7K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Mengandung konten 21+, usia di bawah umur tidak dianjurkan membaca karya ini, bijaklah dalam memilih bacaan. Sebagian menggunakan bahasa Melayu karena tokoh utama menikah dengan orang dari negeri seberang. Sakit hati karena mengetahui kabar perselingkuhan sang suami membuat Rania mengumpulkan sisa-sisa rasa percaya pada Harris, suaminya. Tapi kebodohannya yang mengizinkan Harris menikah lagi, umpama awal dari kehancuran hati. Suaminya bukan menikah karena terpaksa, ternyata wanita itu bekas tunangannya dulu. Kehadiran Alex Rayyan sekali lagi membuatnya memiliki rasa percaya pada sebuah cinta. Mampukah seorang Rania Hani bangkit dari keterpurukan, dan menemui apa yang dicari? Mampukah ia mengobati luka hati karena dikhianati?

더 보기

1화

Kejutan

(Assalamualaikum Nia, apa kabar? ini Hana, kamu di mana ni?) Rania kaget dengan panggilan yang diterimanya sore itu, tumben Suhana menghubunginya jam segini. Dia juga masih di kantor sedang menyiapkan laporan hasil meeting dengan manager bagian di perusahaan suaminya karena seminggu ini suaminya, Harris Iskandar harus pergi ke Kuala Lumpur untuk meeting dengan klien serta relasi bisnisnya, sekalian pulang kerumah keluarganya yang berada di kota itu.

"Waalaikumussalam Hana, Alhamdulillah aku sehat, ada di kantor, eh tumben call aku jam segini, kamu gimana kabarnya?" Rania menghentikan tarian jarinya di keyboard dan duduk bersandar fokus pada obrolannya dengan Suhana, sepupu Harris suaminya.

(Alhamdulillah i sehat, sengaja ingin tanya kabar mu, kenapa tak ikut Abang Is balik KL nih?)

"Mmmmm, banyak banget kerjaan di kantor, tahu sendirilah perusahaan IMF group tengah ada dipuncak kejayaan. Jadi kami bagi tugas, biar Abang Is yang meeting dan ketemu klien di sana, aku yang urus di sini."

(Baguslah kamu ni, btw tak ada plan datang sini ya? Tengah ramai tau kumpul di rumah Uncle Jamal, Nenda dan Atuk pun ada) 

Rania mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari, seingatnya sudah enam bulan dia belum pulang ke rumah mertuanya di Kuala Lumpur. Bisa juga rasanya kalau pulang kesana dalam beberapa hari. Memberi suaminya kejutan.

"Entahlah, nanti aku kabari ya kalau bisa pulang, tapi jangan kasih tau laki aku dong, aku mau buat surprise buat dia." Rania tersenyum sendiri membayangkan wajah kaget suaminya karena dia menyusul tiba-tiba.

(Oke, bawa oleh-oleh dari Jakarta buat ku tau)

"Beres itu. Aku masih ada kerja sedikit lagi, aku end call nggak apa kan?"

(Tidak masalahlah, oke see you soon Nia, assalamualaikum)

"Waalaikumussalam Hana." Panggilan diakhiri dan Rania meneruskan pekerjaan yang masih bejibun banyaknya.

Dia adalah PA dari suaminya tapi karena Harris harus pergi keluar negeri jadi dia yang merangkap memimpin perusahaan, mengagendakan dan memimpin meeting harian dan membuat laporannya, selalunya kalau ada meeting diluar kantor pasti dia akan ikut pergi, tapi sekarang tidak mungkin karena banyak urusan diperusahaan dalam minggu ini. 

Tiga tahun sudah Rania Hani berumah tangga dengan seorang pengusaha muda dan sukses dari negara Malaysia, Harris Iskandar anak dari pasangan Dato' Jamal dan Datin Maria yang tenyata masih ada darah bangsawan dari kesultanan Brunei.

Dia yang pernah terluka karena masa lalu akhirnya bisa menerima Harris sebagai pasangan hidupnya, karena kebaikan dan ketulusan Harris tentunya. Keluarga mertuanya yang memang kaya raya awalnya sangat baik dan menerima dia apa adanya, harta bukan ukuran, tapi akhir-akhir ini sikap sinis ditunjukkan lagi oleh pihak keluarga Harris, karena sebab dia belum bisa memberi waris buat mereka.

Tok tok tok

"Masuk."

"Wow, sibuk nampak." Muncul seorang lelaki muda berparas tampan, ada iras lelaki Arab kalau diperhatikan, dia adalah Zaidan sepupu Harris yang bekerja di perusahaan suaminya. 

"Zai, masuk lah."

"Aku datang mau minta tanda tangan Bu boss." 

Rania tertawa dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Zaidan itu, sepupu ipar merangkap teman seuniversitasnya itu memang pintar bercanda.

Zaidan duduk di depan Rania dan meletakkan fail di atas meja. Rania mengangkat wajah menatap sahabat merangkap sepupu iparnya.

“Abang Is ke KL berapa hari sih Nia, sibuk amat kulihat kau ini. Jangan lupa makan pula, entar pingsan tuh laki lihat bini dia kurus kering, hehehe.”

Rania berdecak kecil, memang diakui dia sering telat makan selama seminggu ini. Ucapan Zaidan tidak salah sama sekali.

“Katanya seminggu atau dua Minggu gitu, bagaimana audit internalnya berjalan lancarkan?” Rania duduk tegak dan membuat regangan ringan, terdengar tulang-tulang dipunggungnya berbunyi gemeretuk. 

“Semua oke, team auditornya gerak cepat tau, baguslah kamu pilih team yang solid gitu.”

“Ya jelaslah, aku nggak mau main-main soal perusahaan ini, apalagi laki kagak ada di sisi, aku malas buat kerja dua kali, buang waktu aja.”

“Semua sudah clear, produksi juga bagus bulan ini, banyak permintaan dari hotel-hotel yang baru naik daun, semua mau produk kita.” laporan dari Zaidan itu membuat wajah Rania terlihat puas, tidak sabar untuk mengabarkan ini pada suaminya.

“Kalau keadaan perusahaan sudah bisa di handle aku mau ke Kuala Lumpur besok malam, gimana menurutmu Zai?”

“Wah, ada yang lagi kangen nih. Cieee... ”

“Istri mana tak kangen suami, sebenarnya aku ada urus visa seminggu lalu, rencana ikut pulang kesana sekalian aja aku nengokin mertua,” Rania membuka fail yang dibawa oleh Zaidan, dia mulai membaca sebelum memberi tanda tangan.

“Tapi besok itu mendadak sangat buk,”

“Nggak mau tahu soal itu, tidak ada bantahan di sini, siapkan tiket ku aja, untuk visa sebenarnya aku sudah memohon setelah Harris membuatnya, kupikir aku mau ikut pergi tapi Harris melarang, katanya di sini banyak kerjaan, visaku sudah jadi dan ingat tiket harus dapat tau, hubungi temen mu yang kerja di agen tiket pasti dapat.”

“Hei, udah tertular galaknya Abang Is aja kau ni.”

“Kan bini dia, ya jelaslah. Hahaha.. ” 

“Iyalah, nanti aku carikan tiket. Aku balik keruanganku dulu, bye Bu boss, Jangan suka marah nanti cepat tua, keriput, jelek. Hahaha... ”  

“Kurang asam! ngatain orang keriput.” Rania menggumpal kertas dan melemparnya pada Zaidan yang masih tertawa sambil melangkah keluar. 

Malam itu Zaidan menghubungi Rania untuk memberikan tiketnya, dan Rania segera mengirim chat pada Suhana memberitahu kalau dia besok datang ke Kuala Lumpur, Suhana menawarkan diri untuk menjemputnya, seperti orang ngantuk disorong bantal Rania langsung setuju. Dengan syarat Suhana harus merahasiakan kedatangannya, Suhana setuju-setuju saja toh dia juga tidak repot banget untuk tutup mulut karena dia sekarang tinggal di apartemennya sendiri, hadiah dari ayah tirinya Dato' Azhari, paman dari Harris Iskandar. Lagian penerbangan Rania sore hari jadi dia pasti sudah pulang dari toko bunga miliknya. Bisa menjemput istri sepupunya itu di KLIA.

“Assalamualaikum, Pa,”

Rania langsung menghubungi papanya yang tinggal di Semarang, pak Heru Pradana. 

(Waalaikumussalam Nia, gimana kabarmu nduk?)

“Alhdulillah Nia sehat pa, Papa pa kabar?”

(Papa sehat, bahkan makin awet muda. Hehehe..)

“Alhamdulillah, Alexa dimana pa?”

(Tadi keluar mau dinner dengan Haikal dan Bara)

“Bara sekarang sudah bisa apa Pa? Kangen banget sama dia.”

(Bara sudah belajar jalan, Harris mana?)

“Begini pa, besok Nia mau ke Kuala Lumpur, suami Nia sudah seminggu disana, Nia call papa mau pamitan juga.”

(Jaga diri disana ya sayang, ingat kalau sedih dan ada masalah, buka mushaf dan mengaji, biar tenang)

“Iya pa, Papa jaga kesehatan ya, salam buat mama Gisel dan Lexa. Assalamualaikum, Pa.”

(Waalaikumussalam, kamu juga hati-hati di sana).

Rania mengakhiri panggilan dan menurunkan travel bag lalu memasukkan barang-barang yang mau dibawanya. 

********

Kuala Lumpur  22.00

“Is harus nikahi dia, papa dan mama tak ingin dengar alasan lagi,” Dato' Jamal berjalan mondar mandir di ruang tamu utama rumahnya, suaranya keras membahana membuat semua yang ada disana terdiam, dia marah karena putranya buat masalah sangat besar kali ini, Harris Iskandar berdecak dan duduk tegak disebelah Nenda. Wajahnya yang selalu tampan dan rapi, sekarang tampak lesu dan kusut.

“Is sudah ada istri Ma, Pa, jangan lupa itu.”

“Apa Is juga lupa, nama keluarga kita bisa rusak kalau sampai media tahu tentang semua ini,” Dato' Jamal semakin meninggikan suaranya.

“Apa kata keluarga Safina kalau Is tak mau bertanggung jawab? bisa hancur nama kedua keluarga, pikirkan juga tentang masa depan Safina, tentang kerjasama kedua keluarga. Berita tangkap khalwat(penggerebekan) ini cepat sangat tercium oleh awak media.” Nenda mulai ikut angkat bicara.

Sementara Harris cuma diam tertunduk, wajahnya kusut. Kejadian beberapa jam lalu kembali berputar di kepalanya, wajah istrinya yang ada di Jakarta terbayang, dia semakin merasa bersalah. Dia terlalu terbawa kenangan lalu hingga jatuh ke dalam pelukan Safina lagi, mantan tunangannya dulu. Menjebak dia dalam masalah besar seperti sekarang ini.

“Pa, kita boleh bayar denda kan? tak perlu ada pernikahan. Nanti Is bicara dengan Fina. Berunding tentang ini semua,”

“Mama mau Is kahwin dengan Safina, Is mampu kalau ada istri lebih dari satu, apa kata Tan Sri Ja'far kalau tahu tentang ini.” ucapan Datin Maria di sahut dengan anggukan kepala Nenda dan yang lain. Menyetujui pemikiran Datin Maria.

“Tapi ma, Is tak mau dan tak bisa sakiti hati istri Is,” Harris masih membela diri. Enggan menurut kata keluarganya.

“Lalu ditangkap oleh JAIS(Jabatan Agama Islam Selangor) dengan keadaan setengah bugil dan memalukan tadi apa tak menyakiti hati istri Is?” ucap Atuk penuh penekanan. Harris terdiam.

“Lagipun Nenda suka dengan Safina tu, kita dah lama tunggu Is ada waris dari istri Is, sudah lama pun Is berumah tangga, tiga tahun Is kahwin tapi tidak ada anak, entah-entah istri Is itu mandul agaknya. Tak boleh kasih keturunan.” 

Di luar, tepatnya di dekat pintu utama, airmata Rania tidak mampu ditahan lagi, banjir tiada henti, sudah lima belas menit dia berdiri kaku disana tidak bisa melangkah, setelah mendengarkan semua pertikaian orang-orang diruang tamu itu, pembicaraan itu mampu meluluhlantakkan hidup dan hatinya kini,  Suhana meremas tangan Rania memberi kekuatan pada gadis itu, dia kasihan melihat gadis disampingnya, niat hati datang untuk memberi kejutan pada suami, tapi sekarang dia pula yang dapat kejutan sebesar itu.

‘Sampai hati Abang, sampai hati buat Nia seperti ini.’ 

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

10
100%(45)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
45 평가 · 45 리뷰
리뷰 작성하기
user avatar
Herwin
mohon percepatan Binus ny
2023-06-08 21:44:20
1
user avatar
mix.tria
Halah..... ngambang nih cerita. authornya dah gak tau kemana. masa iya 1 thn gak di up lg babnya
2023-01-30 14:33:38
1
user avatar
Sugar
yuk ah di up lagi thor... please
2021-12-07 09:18:58
1
user avatar
Murninulis
blm ada lagi ya.. dah nungguin ni kak.
2021-10-05 16:58:56
1
user avatar
Kumara
wah mantappppp judulnya aja mengharukan kak ...
2021-09-29 11:48:07
2
user avatar
Angeleyes
Wah satu kisah pebinor lagi hiks... crazy up Thor
2021-08-25 11:38:15
1
user avatar
Pinnacullata
ish jgn mau rania
2021-08-21 21:27:19
1
user avatar
Oryza_Sativa
Jangan kemakan sama janji busuknya si Haris ya Ran.
2021-08-21 21:21:23
1
user avatar
athena_vivian
asekkkkk, udh up lagiiiiiiii, crazy up, thorrrr
2021-08-21 20:42:45
1
user avatar
Lovembers
Cari saja Abang yang baru, Rania!
2021-08-16 08:55:22
0
user avatar
athena_vivian
terusss, donk, Thorrr..awak tunggu lanjutannya, niiiii...............
2021-08-06 11:24:42
1
user avatar
Murninulis
Datang lagi, ketagihan sih ceritanya..tp blm up lagi
2021-07-15 20:26:47
0
user avatar
Lucy Ang
Waduhh galauuu. Keren kak. Semangat selalu yah
2021-07-15 19:57:09
0
user avatar
Dreamcatcher
Suka banget sama ceritanya 😭
2021-07-02 18:30:09
1
user avatar
lusy_gunadi
Ceritanya bagus kak, tentang konflik rumah tangga... Semangat terus buat Authornya😊
2021-07-01 22:31:12
1
  • 1
  • 2
  • 3
47 챕터
Kejutan
  (Assalamualaikum Nia, apa kabar? ini Hana, kamu di mana ni?) Rania kaget dengan panggilan yang diterimanya sore itu, tumben Suhana menghubunginya jam segini. Dia juga masih di kantor sedang menyiapkan laporan hasil meeting dengan manager bagian di perusahaan suaminya karena seminggu ini suaminya, Harris Iskandar harus pergi ke Kuala Lumpur untuk meeting dengan klien serta relasi bisnisnya, sekalian pulang kerumah keluarganya yang berada di kota itu.   "Waalaikumussalam Hana, Alhamdulillah aku sehat, ada di kantor, eh tumben call aku jam segini, kamu gimana kabarnya?" Rania menghentikan tarian jarinya di keyboard dan duduk bersandar fokus pada obrolannya dengan Suhana, sepupu Harris suaminya.   (Alhamdulillah i sehat, sengaja ingin tanya kabar mu, kenapa tak ikut Abang Is balik KL nih?)   "Mmmmm, banyak banget kerjaan di kantor, tahu sendirilah perusahaan IMF group tengah ada dipuncak kejayaan. Jadi kami ba
last update최신 업데이트 : 2021-06-13
더 보기
Luka tak berdarah
Suhana masih menggenggam erat tangan Rania, bahu gadis itu bergetar menahan tangis, hatinya pedih mendengar butir demi butir kalimat yang menyusup ke telinga, memang suara tangisnya tidak terdengar, dia mati-matian menahannya, tapi air mata tidak mampu lagi untuk disembunyikan, soal rasa kecewa jangan lagi ditanya, sakit jangan lagi dikira, pertikaian orang-orang itu membuat tulang-tulang Rania seakan lembek tanpa tenaga. 'Sampai hati kamu Abang, sampai hati.' rintih hatinya penuh luka.“Nia, sabar.” ucapan lirih dari Suhana membuat Rania semakin pilu, dia tidak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu kecuali Suhana sekarang ini. “Hana, bawa aku pergi dari sini.” Rania memohon pada Suhana. Ia tidak akan mampu untuk mendengar lebih jauh, rasa hatinya bagai diiris dengan sembilu.“Tidak, Nia, Abang Harris harus tahu kamu ada dekat sini, takkan kamu tak mau bicara dengan dia? Lebih baik minta penjelasan dengan dia secara langsung. Biar semua jelas dan clear.” Suhana memberi saran dan pertim
last update최신 업데이트 : 2021-06-17
더 보기
The Explanation
Harris menghubungi Suhana, dia yakin Rania sedang marah padanya sekarang, dan dia juga yakin Suhana tahu tentang keberadaan istrinya di mana.Setelah beberapa kali deringan, panggilan diangkat.(Assalamu'alaikum, iya Abang, ada apa?)“Waalikumussalam, Rania mana, istri aku mana?”(Wait Abang, itu 'kan istri Abang, kenapa tanya pada Su?)“Jangan berpura-pura tidak tahulah Su, malam tadi Su ada bawa Nia ke sini 'kan?”(Kata siapa Abang?)“Abang tak butuh bantahan, yang Abang inginkan adalah jawaban, di mana Rania sekarang!” Suhana tertawa kecil mendengar suara Harris yang meninggi.(Mana Su tahu? Nia 'kan istri Abang, call ponsel dia, ada nomor dia kan? Atau Abang yang terlalu asik enjoy dengan betina itu sampai Abang Is lupa bini sendiri di mana!) Suara Suhana semakin meninggi tidak mau kalah dengan Harris.“Jangan kurang ajar dengan Abang, Su! Ini last warning! Di-ma-na-is-te-ri-Abang?” Tut Tut Tut... Panggilan diakhiri, Harris melempar ponselnya di atas kasur, dia kusut saat ini, te
last update최신 업데이트 : 2021-06-23
더 보기
Kesepakatan Dua Keluarga
Harris pergi meninggalkan rumah Suhana, dia bingung karena tidak berhasil berbicara secara baik-baik dengan istrinya, malah berakhir dengan pengusiran oleh sang istri, di kediaman keluarganya pula sekarang dia sedang ditunggu oleh keluarga Safina, pasti penentuan hari pernikahan, kusut! pikiran Harris benar-benar kusut dan kacau saat ini, dia memukul setir mobilnya dan berteriak keras, urusannya makin runyam hanya karena kesalahan yang telah ia lakukan beberapa hari lalu. Dulu dia separuh mati mencintai Safina, mereka sempat bertunangan dan hampir menikah, tapi Safina mendapatkan tawaran kontrak modelling dengan sebuah Model Agency ternama di USA, Safina meninggalkannya tanpa berpikir panjang karena modelling adalah dunianya, ia bahkan merelakan Harris untuk menyerah tanpa memperjuangkan ikatan mereka, Harris frustrasi dia sempat terluka dan membawa diri ke Australia, hingga ayahnya, Dato' Jamal membuka cabang perusahaan di Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor da
last update최신 업데이트 : 2021-06-27
더 보기
Barbaik lagi
Harris menoleh mencari sumber suara yang baru saja didengarnya, suara istri tercinta.Dia berjalan menuju ke arah Rania yang sedang berdiri membelakanginya sambil melipat tangan di depan dada, Rania sedang memandang ke arah taman tempat bermain anak-anak di samping rumah Suhana. “Kenapa tidak mau jumpa Abang? Abang mau jumpa Nia, Nia istri Abang jadi Abang ada hak untuk jumpa Nia.” jangan panggil Harris kalau tidak suka bermain kata. Harris terus berjalan mendekati istrinya dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang, dia rindu dengan istri cantiknya. Rania tegang seketika, selama seminggu tubuh gagah dan hangat itu tidak menyentuhnya, dia juga rindu dengan suaminya, dia rindu bisikan manja dan menggoda tiap kali mereka bersama. Tapi tubuh ini juga baru saja memeluk wanita lain. Seketika itu Rania mencoba melepaskan lengan Harris yang erat memeluk perutnya. “Lepas, Abang!” air matanya jatuh, terasa pedih hatinya, membayangkan Harris bermesraan dengan Safina. Tapi tubuhnya lemah untuk
last update최신 업데이트 : 2021-06-30
더 보기
Dating Dengan Suami
Kediaman Dato' Jamal Datin Maria menyiapkan sarapan untuk semua penghuni rumah besar itu dibantu oleh asisten rumah tangganya, Nenda dan Atuk sedang mengambil udara segar di taman belakang yang luas dan asri. Sementara Dato' Jamal menikmati secawan kopi sambil membaca koran di teras depan. “Is tak kelihatan dari tadi, ada nampak Harris tak Santi?” Datin Maria bertanya pada Santi, asisten rumah tangganya. “Saya tidak tahu Datin, tapi mobil beliau tidak ada di depan.” Santi menjawab pertanyaan majikannya sambil sibuk mencuci piring dan mangkok di wastafel. Datin Maria memindahkan nasi goreng yang sudah masak ke dalam wadah saji, buah yang sudah selesai dipotong disusun di atas piring, air teh juga sudah terhidang di atas meja makan.“Tolong panggil Shofie di atas ya Ti, cakap sarapan sudah siap.” “Baik Datin.” Sepeninggal Santi, Datin Maria pergi ke teras depan untuk memanggil suaminya. “Is mana? tak makan sekali?” Nenda bertanya ketika melihat tidak ada Harris di meja makan. “Kel
last update최신 업데이트 : 2021-07-02
더 보기
Your Turn
Rania menatap ke arah suaminya, dalam hatinya berharap janganlah suaminya itu melihat Safina dan Suhaiza di sini. Atau sebaliknya dua wanita itu melihat Harris, bisa runyam dan gagal acara berduaan dengan sang suami. Rania menutup sebagian wajahnya dengan jilbab yang dipakai, hanya menampakkan matanya saja, dia bernapas lega saat dua wanita itu hanya melewatinya saja. Mereka leka dengan obrolan yang serius sehingga tidak memperhatikan sekelilingnya. “Hei, tengok apa tuh, Sayang?” Harris datang di depannya dengan dua buah gelas berisi air dan satu box kecil popcorn, sementara tangan satunya memegang tiket bioskop untuk dia dan sang istri. Harris meraih tangan Rania dan mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku kosong di sudut luar gedung bioskop itu. “Kita tunggu di sini sebentar ya, filmnya sepuluh menit lagi baru mulai.” Harris menggenggam tangan istrinya.“Masuk sekarang dong Bang, nanti nggak dapat tempat duduk di depan,” “Relax Sayang, percaya sama Abang.” Setelah menunggu lim
last update최신 업데이트 : 2021-07-05
더 보기
Empedu Di Balik Rindu
  Mature content Tubuh Rania meliuk-liuk menerima sentuhan sensual dan memabukkan dari tangan suaminya, serangan-serangan mematikan dari Harris membuatnya bergerak seperti cacing kepanasan, menginginkannya lagi dan lagi.  Sementara Harris yang memang sudah seminggu lebih tidak menyentuh istrinya seperti seorang pengembara di padang pasir yang baru saja bertemu dengan oase, menikmatinya dengan sepuas hati.    “Sayang, Abang rindu tau.” “Tak tau, hahaha, pelanlah Bang. Ngilu.” Karena geram dengan Rania yang sengaja meledeknya Harris bergerak lebih cepat dan menghujam lebih dalam. Mendayung dan menghentak sekuat tenaga. Rania meringis antara ngilu dan nikmat. “Rasain! suka banget kan bikin Abang geram. Auh ... Abang mau keluar, Sayang.” “Yes ... , sama, Nia juga, ... aaaah.” erangan dan suara-suara sensual dari mereka berdua menambah panas suasana dalam kamar itu.   Mereka b
last update최신 업데이트 : 2021-07-06
더 보기
SIM (Suamiku Izin Menikah)
Bagai disambar petir, hati Rania hancur, tulang belulangnya seakan lemas untuk menopang tubuh mendengar ucapan dari mulut Harris, Rania mengangkat wajah memandang suaminya dengan mata berkaca-kaca.  “Maksud Abang apa?” “Abang harus menikahi Safina.” “Harus? lalu Nia?” “Nia tetap akan jadi istri abang.” “Selfish! Abang selfish!” Rania sudah tidak mampu menahan lagi deras airmata yang mengalir.    Harris mengacak rambutnya frustasi. Dia kembali meraih tangan istrinya yang tadi sudah terlepas dari genggaman. “Tolong mengerti Abang.” “Abang yang harusnya mengerti perasaan Nia, maaf, Nia tidak sanggup kalau harus berbagi suami. Nia tidak mau hidup bermadu.” Rania menarik tangannya, tidak mau disentuh oleh Harris, hatinya sakit. Perlakuan manis Harris tadi malam rupanya hanya drama saja, dia menyangka masalah Harris dengan Safina sudah selesai dan mereka tidak jadi menikah, dipikirnya tadi malam adalah
last update최신 업데이트 : 2021-07-08
더 보기
Berkorban
 Semua mata tertuju pada sumber suara, tampak Rania sedang berdiri di sebelah ibu mertuanya yaitu Datin Maria. Harris yang merasa tidak percaya langsung menghampiri istrinya.  “Are you serious, Sayang?” tangan istrinya diraih dan dibawa duduk di sofa, di sana sudah ada keluarga yang lain. Rania tidak menjawab pertanyaan Harris tidak juga mau melihat wajah sumringah suaminya.    “Terima kasih sudah memudahkan semuanya Sayang.” tangan Rania diciumnya lama. Datin Maria tersenyum sinis, dia merasa sudah menang, akhirnya permintaan dan permohonannya pada Rania waktu di bilik Harris tadi ditunaikan oleh menantunya itu.    FLASHBACK   Rania segera keluar dari dalam kamar mandi setelah mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar, pintu kamar dibuka, tampak Datin Maria sedang berdiri sambil tersenyum padanya.  “Mama.” “Boleh Mama masuk?” “Eh, tentu boleh, sila masuk Ma, ada
last update최신 업데이트 : 2021-07-10
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status