Share

Jerat Cinta Pria Pertama
Jerat Cinta Pria Pertama
Author: Rosenorchid

Kejutan

Author: Rosenorchid
last update Last Updated: 2021-06-13 12:59:33

(Assalamualaikum Nia, apa kabar? ini Hana, kamu di mana ni?) Rania kaget dengan panggilan yang diterimanya sore itu, tumben Suhana menghubunginya jam segini. Dia juga masih di kantor sedang menyiapkan laporan hasil meeting dengan manager bagian di perusahaan suaminya karena seminggu ini suaminya, Harris Iskandar harus pergi ke Kuala Lumpur untuk meeting dengan klien serta relasi bisnisnya, sekalian pulang kerumah keluarganya yang berada di kota itu.

"Waalaikumussalam Hana, Alhamdulillah aku sehat, ada di kantor, eh tumben call aku jam segini, kamu gimana kabarnya?" Rania menghentikan tarian jarinya di keyboard dan duduk bersandar fokus pada obrolannya dengan Suhana, sepupu Harris suaminya.

(Alhamdulillah i sehat, sengaja ingin tanya kabar mu, kenapa tak ikut Abang Is balik KL nih?)

"Mmmmm, banyak banget kerjaan di kantor, tahu sendirilah perusahaan IMF group tengah ada dipuncak kejayaan. Jadi kami bagi tugas, biar Abang Is yang meeting dan ketemu klien di sana, aku yang urus di sini."

(Baguslah kamu ni, btw tak ada plan datang sini ya? Tengah ramai tau kumpul di rumah Uncle Jamal, Nenda dan Atuk pun ada) 

Rania mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari, seingatnya sudah enam bulan dia belum pulang ke rumah mertuanya di Kuala Lumpur. Bisa juga rasanya kalau pulang kesana dalam beberapa hari. Memberi suaminya kejutan.

"Entahlah, nanti aku kabari ya kalau bisa pulang, tapi jangan kasih tau laki aku dong, aku mau buat surprise buat dia." Rania tersenyum sendiri membayangkan wajah kaget suaminya karena dia menyusul tiba-tiba.

(Oke, bawa oleh-oleh dari Jakarta buat ku tau)

"Beres itu. Aku masih ada kerja sedikit lagi, aku end call nggak apa kan?"

(Tidak masalahlah, oke see you soon Nia, assalamualaikum)

"Waalaikumussalam Hana." Panggilan diakhiri dan Rania meneruskan pekerjaan yang masih bejibun banyaknya.

Dia adalah PA dari suaminya tapi karena Harris harus pergi keluar negeri jadi dia yang merangkap memimpin perusahaan, mengagendakan dan memimpin meeting harian dan membuat laporannya, selalunya kalau ada meeting diluar kantor pasti dia akan ikut pergi, tapi sekarang tidak mungkin karena banyak urusan diperusahaan dalam minggu ini. 

Tiga tahun sudah Rania Hani berumah tangga dengan seorang pengusaha muda dan sukses dari negara Malaysia, Harris Iskandar anak dari pasangan Dato' Jamal dan Datin Maria yang tenyata masih ada darah bangsawan dari kesultanan Brunei.

Dia yang pernah terluka karena masa lalu akhirnya bisa menerima Harris sebagai pasangan hidupnya, karena kebaikan dan ketulusan Harris tentunya. Keluarga mertuanya yang memang kaya raya awalnya sangat baik dan menerima dia apa adanya, harta bukan ukuran, tapi akhir-akhir ini sikap sinis ditunjukkan lagi oleh pihak keluarga Harris, karena sebab dia belum bisa memberi waris buat mereka.

Tok tok tok

"Masuk."

"Wow, sibuk nampak." Muncul seorang lelaki muda berparas tampan, ada iras lelaki Arab kalau diperhatikan, dia adalah Zaidan sepupu Harris yang bekerja di perusahaan suaminya. 

"Zai, masuk lah."

"Aku datang mau minta tanda tangan Bu boss." 

Rania tertawa dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Zaidan itu, sepupu ipar merangkap teman seuniversitasnya itu memang pintar bercanda.

Zaidan duduk di depan Rania dan meletakkan fail di atas meja. Rania mengangkat wajah menatap sahabat merangkap sepupu iparnya.

“Abang Is ke KL berapa hari sih Nia, sibuk amat kulihat kau ini. Jangan lupa makan pula, entar pingsan tuh laki lihat bini dia kurus kering, hehehe.”

Rania berdecak kecil, memang diakui dia sering telat makan selama seminggu ini. Ucapan Zaidan tidak salah sama sekali.

“Katanya seminggu atau dua Minggu gitu, bagaimana audit internalnya berjalan lancarkan?” Rania duduk tegak dan membuat regangan ringan, terdengar tulang-tulang dipunggungnya berbunyi gemeretuk. 

“Semua oke, team auditornya gerak cepat tau, baguslah kamu pilih team yang solid gitu.”

“Ya jelaslah, aku nggak mau main-main soal perusahaan ini, apalagi laki kagak ada di sisi, aku malas buat kerja dua kali, buang waktu aja.”

“Semua sudah clear, produksi juga bagus bulan ini, banyak permintaan dari hotel-hotel yang baru naik daun, semua mau produk kita.” laporan dari Zaidan itu membuat wajah Rania terlihat puas, tidak sabar untuk mengabarkan ini pada suaminya.

“Kalau keadaan perusahaan sudah bisa di handle aku mau ke Kuala Lumpur besok malam, gimana menurutmu Zai?”

“Wah, ada yang lagi kangen nih. Cieee... ”

“Istri mana tak kangen suami, sebenarnya aku ada urus visa seminggu lalu, rencana ikut pulang kesana sekalian aja aku nengokin mertua,” Rania membuka fail yang dibawa oleh Zaidan, dia mulai membaca sebelum memberi tanda tangan.

“Tapi besok itu mendadak sangat buk,”

“Nggak mau tahu soal itu, tidak ada bantahan di sini, siapkan tiket ku aja, untuk visa sebenarnya aku sudah memohon setelah Harris membuatnya, kupikir aku mau ikut pergi tapi Harris melarang, katanya di sini banyak kerjaan, visaku sudah jadi dan ingat tiket harus dapat tau, hubungi temen mu yang kerja di agen tiket pasti dapat.”

“Hei, udah tertular galaknya Abang Is aja kau ni.”

“Kan bini dia, ya jelaslah. Hahaha.. ” 

“Iyalah, nanti aku carikan tiket. Aku balik keruanganku dulu, bye Bu boss, Jangan suka marah nanti cepat tua, keriput, jelek. Hahaha... ”  

“Kurang asam! ngatain orang keriput.” Rania menggumpal kertas dan melemparnya pada Zaidan yang masih tertawa sambil melangkah keluar. 

Malam itu Zaidan menghubungi Rania untuk memberikan tiketnya, dan Rania segera mengirim chat pada Suhana memberitahu kalau dia besok datang ke Kuala Lumpur, Suhana menawarkan diri untuk menjemputnya, seperti orang ngantuk disorong bantal Rania langsung setuju. Dengan syarat Suhana harus merahasiakan kedatangannya, Suhana setuju-setuju saja toh dia juga tidak repot banget untuk tutup mulut karena dia sekarang tinggal di apartemennya sendiri, hadiah dari ayah tirinya Dato' Azhari, paman dari Harris Iskandar. Lagian penerbangan Rania sore hari jadi dia pasti sudah pulang dari toko bunga miliknya. Bisa menjemput istri sepupunya itu di KLIA.

“Assalamualaikum, Pa,”

Rania langsung menghubungi papanya yang tinggal di Semarang, pak Heru Pradana. 

(Waalaikumussalam Nia, gimana kabarmu nduk?)

“Alhdulillah Nia sehat pa, Papa pa kabar?”

(Papa sehat, bahkan makin awet muda. Hehehe..)

“Alhamdulillah, Alexa dimana pa?”

(Tadi keluar mau dinner dengan Haikal dan Bara)

“Bara sekarang sudah bisa apa Pa? Kangen banget sama dia.”

(Bara sudah belajar jalan, Harris mana?)

“Begini pa, besok Nia mau ke Kuala Lumpur, suami Nia sudah seminggu disana, Nia call papa mau pamitan juga.”

(Jaga diri disana ya sayang, ingat kalau sedih dan ada masalah, buka mushaf dan mengaji, biar tenang)

“Iya pa, Papa jaga kesehatan ya, salam buat mama Gisel dan Lexa. Assalamualaikum, Pa.”

(Waalaikumussalam, kamu juga hati-hati di sana).

Rania mengakhiri panggilan dan menurunkan travel bag lalu memasukkan barang-barang yang mau dibawanya. 

********

Kuala Lumpur  22.00

“Is harus nikahi dia, papa dan mama tak ingin dengar alasan lagi,” Dato' Jamal berjalan mondar mandir di ruang tamu utama rumahnya, suaranya keras membahana membuat semua yang ada disana terdiam, dia marah karena putranya buat masalah sangat besar kali ini, Harris Iskandar berdecak dan duduk tegak disebelah Nenda. Wajahnya yang selalu tampan dan rapi, sekarang tampak lesu dan kusut.

“Is sudah ada istri Ma, Pa, jangan lupa itu.”

“Apa Is juga lupa, nama keluarga kita bisa rusak kalau sampai media tahu tentang semua ini,” Dato' Jamal semakin meninggikan suaranya.

“Apa kata keluarga Safina kalau Is tak mau bertanggung jawab? bisa hancur nama kedua keluarga, pikirkan juga tentang masa depan Safina, tentang kerjasama kedua keluarga. Berita tangkap khalwat(penggerebekan) ini cepat sangat tercium oleh awak media.” Nenda mulai ikut angkat bicara.

Sementara Harris cuma diam tertunduk, wajahnya kusut. Kejadian beberapa jam lalu kembali berputar di kepalanya, wajah istrinya yang ada di Jakarta terbayang, dia semakin merasa bersalah. Dia terlalu terbawa kenangan lalu hingga jatuh ke dalam pelukan Safina lagi, mantan tunangannya dulu. Menjebak dia dalam masalah besar seperti sekarang ini.

“Pa, kita boleh bayar denda kan? tak perlu ada pernikahan. Nanti Is bicara dengan Fina. Berunding tentang ini semua,”

“Mama mau Is kahwin dengan Safina, Is mampu kalau ada istri lebih dari satu, apa kata Tan Sri Ja'far kalau tahu tentang ini.” ucapan Datin Maria di sahut dengan anggukan kepala Nenda dan yang lain. Menyetujui pemikiran Datin Maria.

“Tapi ma, Is tak mau dan tak bisa sakiti hati istri Is,” Harris masih membela diri. Enggan menurut kata keluarganya.

“Lalu ditangkap oleh JAIS(Jabatan Agama Islam Selangor) dengan keadaan setengah bugil dan memalukan tadi apa tak menyakiti hati istri Is?” ucap Atuk penuh penekanan. Harris terdiam.

“Lagipun Nenda suka dengan Safina tu, kita dah lama tunggu Is ada waris dari istri Is, sudah lama pun Is berumah tangga, tiga tahun Is kahwin tapi tidak ada anak, entah-entah istri Is itu mandul agaknya. Tak boleh kasih keturunan.” 

Di luar, tepatnya di dekat pintu utama, airmata Rania tidak mampu ditahan lagi, banjir tiada henti, sudah lima belas menit dia berdiri kaku disana tidak bisa melangkah, setelah mendengarkan semua pertikaian orang-orang diruang tamu itu, pembicaraan itu mampu meluluhlantakkan hidup dan hatinya kini,  Suhana meremas tangan Rania memberi kekuatan pada gadis itu, dia kasihan melihat gadis disampingnya, niat hati datang untuk memberi kejutan pada suami, tapi sekarang dia pula yang dapat kejutan sebesar itu.

‘Sampai hati Abang, sampai hati buat Nia seperti ini.’ 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Sedihhh hatiku
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Luka tak berdarah

    Suhana masih menggenggam erat tangan Rania, bahu gadis itu bergetar menahan tangis, hatinya pedih mendengar butir demi butir kalimat yang menyusup ke telinga, memang suara tangisnya tidak terdengar, dia mati-matian menahannya, tapi air mata tidak mampu lagi untuk disembunyikan, soal rasa kecewa jangan lagi ditanya, sakit jangan lagi dikira, pertikaian orang-orang itu membuat tulang-tulang Rania seakan lembek tanpa tenaga. 'Sampai hati kamu Abang, sampai hati.' rintih hatinya penuh luka.“Nia, sabar.” ucapan lirih dari Suhana membuat Rania semakin pilu, dia tidak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu kecuali Suhana sekarang ini. “Hana, bawa aku pergi dari sini.” Rania memohon pada Suhana. Ia tidak akan mampu untuk mendengar lebih jauh, rasa hatinya bagai diiris dengan sembilu.“Tidak, Nia, Abang Harris harus tahu kamu ada dekat sini, takkan kamu tak mau bicara dengan dia? Lebih baik minta penjelasan dengan dia secara langsung. Biar semua jelas dan clear.” Suhana memberi saran dan pertim

    Last Updated : 2021-06-17
  • Jerat Cinta Pria Pertama   The Explanation

    Harris menghubungi Suhana, dia yakin Rania sedang marah padanya sekarang, dan dia juga yakin Suhana tahu tentang keberadaan istrinya di mana.Setelah beberapa kali deringan, panggilan diangkat.(Assalamu'alaikum, iya Abang, ada apa?)“Waalikumussalam, Rania mana, istri aku mana?”(Wait Abang, itu 'kan istri Abang, kenapa tanya pada Su?)“Jangan berpura-pura tidak tahulah Su, malam tadi Su ada bawa Nia ke sini 'kan?”(Kata siapa Abang?)“Abang tak butuh bantahan, yang Abang inginkan adalah jawaban, di mana Rania sekarang!” Suhana tertawa kecil mendengar suara Harris yang meninggi.(Mana Su tahu? Nia 'kan istri Abang, call ponsel dia, ada nomor dia kan? Atau Abang yang terlalu asik enjoy dengan betina itu sampai Abang Is lupa bini sendiri di mana!) Suara Suhana semakin meninggi tidak mau kalah dengan Harris.“Jangan kurang ajar dengan Abang, Su! Ini last warning! Di-ma-na-is-te-ri-Abang?” Tut Tut Tut... Panggilan diakhiri, Harris melempar ponselnya di atas kasur, dia kusut saat ini, te

    Last Updated : 2021-06-23
  • Jerat Cinta Pria Pertama   Kesepakatan Dua Keluarga

    Harris pergi meninggalkan rumah Suhana, dia bingung karena tidak berhasil berbicara secara baik-baik dengan istrinya, malah berakhir dengan pengusiran oleh sang istri, di kediaman keluarganya pula sekarang dia sedang ditunggu oleh keluarga Safina, pasti penentuan hari pernikahan, kusut! pikiran Harris benar-benar kusut dan kacau saat ini, dia memukul setir mobilnya dan berteriak keras, urusannya makin runyam hanya karena kesalahan yang telah ia lakukan beberapa hari lalu. Dulu dia separuh mati mencintai Safina, mereka sempat bertunangan dan hampir menikah, tapi Safina mendapatkan tawaran kontrak modelling dengan sebuah Model Agency ternama di USA, Safina meninggalkannya tanpa berpikir panjang karena modelling adalah dunianya, ia bahkan merelakan Harris untuk menyerah tanpa memperjuangkan ikatan mereka, Harris frustrasi dia sempat terluka dan membawa diri ke Australia, hingga ayahnya, Dato' Jamal membuka cabang perusahaan di Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor da

    Last Updated : 2021-06-27
  • Jerat Cinta Pria Pertama   Barbaik lagi

    Harris menoleh mencari sumber suara yang baru saja didengarnya, suara istri tercinta.Dia berjalan menuju ke arah Rania yang sedang berdiri membelakanginya sambil melipat tangan di depan dada, Rania sedang memandang ke arah taman tempat bermain anak-anak di samping rumah Suhana. “Kenapa tidak mau jumpa Abang? Abang mau jumpa Nia, Nia istri Abang jadi Abang ada hak untuk jumpa Nia.” jangan panggil Harris kalau tidak suka bermain kata. Harris terus berjalan mendekati istrinya dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang, dia rindu dengan istri cantiknya. Rania tegang seketika, selama seminggu tubuh gagah dan hangat itu tidak menyentuhnya, dia juga rindu dengan suaminya, dia rindu bisikan manja dan menggoda tiap kali mereka bersama. Tapi tubuh ini juga baru saja memeluk wanita lain. Seketika itu Rania mencoba melepaskan lengan Harris yang erat memeluk perutnya. “Lepas, Abang!” air matanya jatuh, terasa pedih hatinya, membayangkan Harris bermesraan dengan Safina. Tapi tubuhnya lemah untuk

    Last Updated : 2021-06-30
  • Jerat Cinta Pria Pertama   Dating Dengan Suami

    Kediaman Dato' Jamal Datin Maria menyiapkan sarapan untuk semua penghuni rumah besar itu dibantu oleh asisten rumah tangganya, Nenda dan Atuk sedang mengambil udara segar di taman belakang yang luas dan asri. Sementara Dato' Jamal menikmati secawan kopi sambil membaca koran di teras depan. “Is tak kelihatan dari tadi, ada nampak Harris tak Santi?” Datin Maria bertanya pada Santi, asisten rumah tangganya. “Saya tidak tahu Datin, tapi mobil beliau tidak ada di depan.” Santi menjawab pertanyaan majikannya sambil sibuk mencuci piring dan mangkok di wastafel. Datin Maria memindahkan nasi goreng yang sudah masak ke dalam wadah saji, buah yang sudah selesai dipotong disusun di atas piring, air teh juga sudah terhidang di atas meja makan.“Tolong panggil Shofie di atas ya Ti, cakap sarapan sudah siap.” “Baik Datin.” Sepeninggal Santi, Datin Maria pergi ke teras depan untuk memanggil suaminya. “Is mana? tak makan sekali?” Nenda bertanya ketika melihat tidak ada Harris di meja makan. “Kel

    Last Updated : 2021-07-02
  • Jerat Cinta Pria Pertama   Your Turn

    Rania menatap ke arah suaminya, dalam hatinya berharap janganlah suaminya itu melihat Safina dan Suhaiza di sini. Atau sebaliknya dua wanita itu melihat Harris, bisa runyam dan gagal acara berduaan dengan sang suami. Rania menutup sebagian wajahnya dengan jilbab yang dipakai, hanya menampakkan matanya saja, dia bernapas lega saat dua wanita itu hanya melewatinya saja. Mereka leka dengan obrolan yang serius sehingga tidak memperhatikan sekelilingnya. “Hei, tengok apa tuh, Sayang?” Harris datang di depannya dengan dua buah gelas berisi air dan satu box kecil popcorn, sementara tangan satunya memegang tiket bioskop untuk dia dan sang istri. Harris meraih tangan Rania dan mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku kosong di sudut luar gedung bioskop itu. “Kita tunggu di sini sebentar ya, filmnya sepuluh menit lagi baru mulai.” Harris menggenggam tangan istrinya.“Masuk sekarang dong Bang, nanti nggak dapat tempat duduk di depan,” “Relax Sayang, percaya sama Abang.” Setelah menunggu lim

    Last Updated : 2021-07-05
  • Jerat Cinta Pria Pertama   Empedu Di Balik Rindu

    Mature content Tubuh Rania meliuk-liuk menerima sentuhan sensual dan memabukkan dari tangan suaminya, serangan-serangan mematikan dari Harris membuatnya bergerak seperti cacing kepanasan, menginginkannya lagi dan lagi. Sementara Harris yang memang sudah seminggu lebih tidak menyentuh istrinya seperti seorang pengembara di padang pasir yang baru saja bertemu dengan oase, menikmatinya dengan sepuas hati. “Sayang, Abang rindu tau.” “Tak tau, hahaha, pelanlah Bang. Ngilu.” Karena geram dengan Rania yang sengaja meledeknya Harris bergerak lebih cepat dan menghujam lebih dalam. Mendayung dan menghentak sekuat tenaga. Rania meringis antara ngilu dan nikmat. “Rasain! suka banget kan bikin Abang geram. Auh ... Abang mau keluar, Sayang.” “Yes ... , sama, Nia juga, ... aaaah.” erangan dan suara-suara sensual dari mereka berdua menambah panas suasana dalam kamar itu. Mereka b

    Last Updated : 2021-07-06
  • Jerat Cinta Pria Pertama   SIM (Suamiku Izin Menikah)

    Bagai disambar petir, hati Rania hancur, tulang belulangnya seakan lemas untuk menopang tubuh mendengar ucapan dari mulut Harris, Rania mengangkat wajah memandang suaminya dengan mata berkaca-kaca. “Maksud Abang apa?” “Abang harus menikahi Safina.” “Harus? lalu Nia?” “Nia tetap akan jadi istri abang.” “Selfish! Abang selfish!” Rania sudah tidak mampu menahan lagi deras airmata yang mengalir. Harris mengacak rambutnya frustasi. Dia kembali meraih tangan istrinya yang tadi sudah terlepas dari genggaman. “Tolong mengerti Abang.” “Abang yang harusnya mengerti perasaan Nia, maaf, Nia tidak sanggup kalau harus berbagi suami. Nia tidak mau hidup bermadu.” Rania menarik tangannya, tidak mau disentuh oleh Harris, hatinya sakit. Perlakuan manis Harris tadi malam rupanya hanya drama saja, dia menyangka masalah Harris dengan Safina sudah selesai dan mereka tidak jadi menikah, dipikirnya tadi malam adalah

    Last Updated : 2021-07-08

Latest chapter

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Air Mata Dalam Tidur Rania

    Rania tertegun, ia tidak akan memikirkan soal rumah tangga lagi. Soal cinta juga soal lelaki. Ia tidak mau terluka dan kecewa untuk kali ke tiga. “Nia tidak memikirkan hal itu, Pa,” ujar Rania dengan hati-hati, tidak mau sampai membuat hati sang ayah terluka dengan penolakan yang frontal. ‘Maaf, Papa tidak bermaksud untuk membuat kamu bingung dan memaksa, kamu benar. Memang sebaiknya sekarang kamu fokus pada kesembuhan kamu,' suara sang ayah bergetar.“Pa, Nia serahkan soal urusan panggilan pengadilan agama itu pada Papa,” Rania pasrah. Ia lelah dengan semua yang berkaitan dengan Harris juga Safina. Di depan keluarga mertua, ia seolah tiada harga.‘Jangan khawatir, Papa akan urus semuanya, Harris tidak boleh menghina dan menyepelekan keluarga kita lagi, apa dipikir kita tidak akan bisa hidup tanpa dia?’Suara Pak Heru terdengar penuh emosi, pasti ia teringat dengan semua perlakuan Harris pada putrinya. Putri yang ia cintai dan amanahkan pada Harris untuk dibahagiakan ternyata s

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Dia Mau Nia Kembali

    Reno menatap pada Alex Rayyan, masih belum percaya dengan apa yang baru saja ia dengar langsung dari mulut pria berpenampilan rapi di depannya.“Apalagi yang masih kamu pikirkan, Reno? Kamu butuh uang ‘kan? Untuk terus setia dengan dua wanita jahat itu tidak akan menjamin masa depanmu,” ujar Alex Rayyan pada Reno, pria itu sepertinya masih berpikir panjang untuk menerima tawaran yang diberikan.“Pekerjaan apa yang mau Anda berikan pada saya?”“Yang penting bukan kejahatan seperti yang sudah kamu lakukan beberapa waktu lalu,” sindir Alex Rayyan. Reno langsung menunduk, merasa menyesal karena sudah menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh Datin Maria dan juga Safina.“Sepertinya saya akan coba untuk menerima tawaran yang Anda berikan,” ujar Reno setelah berpikir beberapa saat.“Good choice! Hanya itu yang mau aku dengar, selamat bergabung dengan kami,” Alex Rayyan mengulurkan tangan dan disambut oleh Reno. Mereka berjabat tangan.“Terima kasih, Pak,”“Sama-sama. Boy, Ady! Antar Reno pula

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Titik Terang

    “Pa, Ray ada urusan setelah ini,” Alex Rayyan kembali ke meja yang ditempati oleh sang ayah dan Harris. “Sebentar! Papa bertemu dengan kamu hanya mau memberitahu kalau sebaiknya kamu segera urus perpisahan kamu dan Rania, Papa tidak mau kamu sampai datang bertemu dengannya lagi suatu saat nanti,” ujar Pak Heru tegas memberi peringatan kepada Harris. “Apa sekarang Rania ada bersama Papa?” “Tidak perlu kamu tahu semua itu, yang perlu kamu lakukan hanya segera urus perceraian kalian, putri Papa layak bahagia,” “Apa Rania mau menikah dengan selingkuhannya sampai dia mengutus Papa untuk meminta cerai? Sudah terlalu gatal dan tidak tahan mau tidur dengan pria itu? Dasar murahan!” “Jaga mulutmu, bangsat!!” Alex Rayyan yang dari tadi belum duduk segera meraih kerah baju Harris dan mengacukan tinju di depan wajah pria itu. “Stop Ray!” Pak Heru menahan putranya dari memukul Harris, wajah Alex Rayyan merah padam mendengar nama Rania dengan kalimat kotor Harris. “Itu bukan urusanmu! Jadi ja

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Bertemu Harris

    Rania kaget, ia bahkan belum bercerita pada siapa pun tentang masalah dan nasib yang harus ia hadapi sekarang. Ia menatap pada sang ayah.“Apa maksud Papa?” “Jangan sembunyikan air mata dan luka hatimu lagi, Nak. Sudah cukup lama kamu menderita, jangan buat Papa semakin merasa bersalah dengan sikap acuh dan pura-pura kuat begini, Papa tahu kamu sangat hancur sekarang. Papa tahu kamu butuh tempat untuk bersandar, ada Papa, ada Alexa yang bisa kamu tuju. Kenapa kamu memilih diam begini?” tangis Pak Heru semakin menjadi-jadi, ia tidak tega melihat sang putri yang mencoba tersenyum sementara dalam hatinya hancur tanpa tersisa. “Nia baik-baik saja,” air mata tanpa isak bergulir jatuh membasahi bantal putih, ia masih bersyukur sang ayah ada di sini bersamanya. Tapi melihat sedihnya wajah sang ayah membuat hati Rania seperti luka yang ditaburi garam, pedih. “Papa bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi, jangan membuat Papa menjadi orang tua yang tiada guna begini! Papa merasa sangat b

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Tangisan Seorang Ayah

    Bahu Pak Heru jatuh mendengar berita yang disampaikan oleh sang putra. Sekali lagi Rania harus menelan pil pahit dalam pernikahan keduanya. Ia harus mencari tahu kenapa Harris sampai melakukan tindakan kejam pada putrinya. “Bagaimana Harris bisa melakukan itu, Ray? Dia sangat mencintai Rania sebelum ini, mereka juga baik-baik saja tanpa ada masalah,” Pak Heru tidak habis pikir. Apa yang menyebabkan perceraian dalam pernikahan Rania dan Harris. Mendengar kalimat sang ayah, Alex Rayyan tersenyum samar. Ini pasti karena Rania yang terlalu menutup diri dari keluarga dan orang-orang yang menyayangi dia. Sejak kecil sudah hidup mandiri tanpa orang tua membuat gadisnya menjadi orang yang cukup kuat dalam memendam masalah. Rania tidak mudah untuk mengadu dan bercerita kecuali dengan orang yang benar-benar ia percaya. “Semua ini adalah fitnah seseorang, Pa,” ujar Alex Rayyan dengan yakin. “Ray, kalau hanya spekulasi kamu dan tanpa bukti nanti jatuhnya fitnah,” tehlgas Pak Heru. Ia tidak ma

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Suara Tidak Asing

    Hening.‘Papa tidak mengerti, coba cerita dulu, kenapa kamu yang harus menjaganya? Lalu ke mana suami dia?’ Giliran Alex Rayyan yang terdiam sekarang.Ia berpikir sejenak, apa yang dialami Rania sekarang sangat tidak enak untuk diceritakan, bagaimana sang papa bisa tenang di sana jika tahu nasib buruk apa yang sudah diterima sang putri. Ia yakin Pak Heru sebagai ayah kandung Rania pasti akan sedih dan marah. Putrinya mengalami kecelakaan setelah diceraikan oleh sang suami. Rania umpama jatuh tertimpa tangga.‘Ray, kamu masih di sana?’“I-iya, Pa,”‘Apa sebenarnya yang terjadi? Tadi malam Papa memimpikan Rania sedang hamil besar, apa dia sedang hamil sekarang? Kenapa tidak mengabarkan itu pada kami? Terakhir dia menghubungi Papa saat ia akan melakukan perjalanan ke luar kota, sekarang Papa tidak bisa menghubungi nomornya,’ Pak Heru bercerita tentang mimpinya mengenai Rania pada Alex Rayyan. Inilah firasat seorang ayah, mimpi hamil besar bukanlah karena hamil sungguhan, maknanya a

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Menemukanmu

    Boy menerobos kerumunan setelah ia membuka helm dan meletakkannya di atas motor, taksi yang tadi membawa Rania hancur di bagian kanan, pengemudi meninggal di tempat kejadian. Boy mendekat ke arah petugas medis dari rumah sakit yang membawa tubuh korban lainnya, terlihat yang dibawa oleh para petugas adalah seorang perempuan dan Boy bisa mengenal baju yang di gunakan, “Pak, bagaimana kejadiannya tadi?” Boy bertanya pada saksi mata yang mungkin melihat kejadian waktu kecelakaan itu berlangsung.“Kami kurang tahu pasti, Mas. Yang jelas ada suara sangat keras seperti benturan dua benda dan setelah kami berlari ke arah sumber suara, rupanya mobil itu sudah menabrak pembatas di sisi kanan jalan. Penumpang yang tadi dibawa oleh pihak rumah sakit terlempar jauh di tengah jalan raya, untung saja tidak ada mobil lain yang melintas dan menggilasnya,” jawab warga yang ditanya oleh Boy. “Iya, Mas. Untungnya penumpang tadi masih bernafas, tapi mungkin mengalami luka dalam karena benturan.” Sahut

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Diusir Tanpa Perasaan

    “Tidak Abang! Jangan! Ini tidak adil buat Nia! Nia tidak pernah melakukan kesalahan itu, itu fitnah belaka!” Rania membela diri, ia mencoba untuk kuat berdiri di atas kedua kaki dan lutut yang bergetar, ia ikhlas jika akhirnya nanti Harris meninggalkan dia dan lebih memilih Safina, tapi bukan begini caranya. Bukan dengan difitnah dengan perbuatan yang menjijikkan seperti ini. Lembar demi lembar fotonya yang dalam keadaan mengaibkan bersama Reno ditatap dengan hidung kembang kempis menahan isak tangis.Harris tidak bergerak, ia bergeming melihat air mata Rania yang terus menganak sungai. Rasa benci yang menguasai hati tidak akan mampu melunak lagi. Ia merasa sudah dikhianati. Rania sudah berubah menurutnya, mungkin juga karena sebab pria lain ia ditolak untuk meminta haknya sebagai seorang suami.“Aku mengerti sekarang, kenapa waktu itu kamu seolah tidak mau melayani aku sebagai suami, aku meminta hakku dan kamu menolakku, rupanya ada pria lain yang sedang kamu cintai! Dasar istri du

  • Jerat Cinta Pria Pertama   Lafaz Cerai

    Tanpa ada jawaban yang keluar dari bibir Harris, tapi dari raut mukanya bisa dilihat kalau pria itu sedang menahan amarah yang meledak-ledak. Bagaikan bom waktu yang siap untuk membumihanguskan apa saja. “Kenapa kalian masih belum tidur? Harusnya kamu banyak beristirahat Fina, ingat kalau kamu itu sedang pregnant!” Datin Maria tiba-tiba muncul di ruang keluarga. Ia langsung menghampiri menantu yang paling ia sayang.“Mama perlu tahu hal ini,” bisik Safina. Matanya tak lepas dari satu titik, wajah Harris.“Ma, ada sesuatu..” kalimat Safina terpotong karena Harris menahannya.“No! Biar i yang akan beritahukan ini kepada beliau!” tegas sang suami. Safina terdiam serta Merta.“Ada apa?” tanya Datin Maria, menatap anak dan menantunya dengan mengerutkan dahi.“Tak ada apa, Ma.” Jawab Harris masih belum bisa berbicara.“Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting, ada apa Fina? Harris tidak akan bicara. Beritahu Mama ada apa?” Datin Maria tidak mau jika ada sesuatu yang harusnya ia k

DMCA.com Protection Status