Beranda / Romansa / Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan / Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

Share

Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan
Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan
Penulis: Zia Ivy

Bab 1. Satu Malam Penuh Gairah

Penulis: Zia Ivy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 14:37:02

Suara lengguhan terlontar dari bibir merah Arumi, saat ia merasakan sentuhan hangat dari seorang pria, yang terlihat samar di kedua manik mata bening coklatnya.

Kedua jemari lentik sang gadis yang baru genap berusia dua puluh satu tahunan itu, spontan menahan dada bidang menjeda aktifitas sang pria yang tidak bisa dia hindari lagi.

“Hentikan!” Arumi memohon dengan suara serak parau dan netra berkabut saat kesadaran dirinya perlahan mulai menghilang berharap sang pria mengabulkan permintaannya.

Namun nihil bukannya berhenti, pria itu malah semakin menuntaskan hasrat yang menyelimuti dirinya saat ini.

Buliran air mata membasahi wajah Arumi. Saat merasakan hal yang sangat berharga dalam dirinya telah hilang di tengah-tengah ketidakberdayaannya.

Beberapa kali Arumi berusaha meronta, namun tenaganya tak sebanding dengan sang pria. Hingga membuat pandangannya yang jelas perlahan menjadi buram dan..

Suara desahan dan erangan memenuhi kamar hotel dalam suasana pencahayaan temaram saat kedua insan itu tengah sama-sama di kuasai pengaruh alkohol yang di iringi derit ranjang berukuran king size semakin terdengar nyaring, seolah menjadi saksi bisu insiden satu malam penuh gelora.

Sampai keduanya merasakan getaran surga dunia yang tak bisa terlukiskan oleh perasaan dan tak bisa di ungkapkan dengan sebuah kata-kata, peluh bercucuran menyelimuti hingga mereka tertidur lelap dalam satu ranjang yang sama.

Malam berganti pagi, cahaya matahari menyinari gordeng masuk ke dalam celah-celah jendela. Suara burung berkicau seolah memperjelas suasana dingin pagi itu.

Arumi yang masih terjaga, perlahan mulai membuka kedua pelupuk mata lalu mengucek dengan kedua tangan, netranya yang buram perlahan menjadi jelas. Melihat langit-langit kamar yang terasa asing, membuat ia terperanjat kaget lalu menggeserkan tubuh dan bersandar di ujung ranjang.

“Akh, kepala ku sakit sekali, di mana ini?” Arumi mendesis, seraya mengedarkan pandangan, saat seluruh tubuhnya terasa sakit dan remuk seperti telah tertindih sesuatu yang berat.

Nafas Arumi seolah tercekat di tenggorokan, saat mendapati seorang pria asing terbaring di bawah selimut yang sama dengannya. Beberapa pertanyaan mulai menyeruak dalam benaknya dengan apa yang sudah terjadi.

“Dia siapa? Da-dan apa yang sudah terjadi?” Arumi tercengang, wajah cantik seketika memucat saat melihat jelas ternyata pria di sampingnya bukan Daniel sang kekasih hati.

Tangan Arumi gemetar, ia mengumpulkan keberanian untuk menyingkap selimut sampai keringat dingin pun membasahi seluruh tubuhnya.

Kedua bola mata sipit Arumi membulat, jantungnya seperti berhenti berdetak saat melihat tubuh polos-nya tanpa sehelai benang pun serta jejak-jejak tanda-tanda merah menghiasi leher dan beberapa bagian tubuh lain membuat ia semakin syok dan panik, hatinya hancur berkeping-keping setelah kehilangan mahkota suci yang selama ini dia jaga, demi pria yang sangat ia cintai kini seolah telah pupus sudah.

Sungguh ia tidak mengerti bagaimana bisa dirinya tidur bersama pria asing yang tidak ia kenal, padahal semalam jelas-jelas merayakan birthday party bersama teman-teman dan sang kekasih.

Kesucian yang telah di jaga bertahun-tahun seharusnya di berikan pada calon suaminya Daniel, tapi tadi malam malah terenggut begitu saja.

“Tidak! Kenapa bisa jadi seperti ini?” Arumi bertanya-tanya dengan suara isak tangis seraya merutuki diri sendiri dan menjambak rambut dengan kedua tangan, beberapa kali wanita cantik itu berusaha mengingat insiden semalam, namun nihil bayangannya gelap tidak ingat sama sekali.

Mendengar suara tangisan Arumi terdengar jelas di gendang telinga, membuat pria berparas tampan itu perlahan membuka kedua pelupuk mata seraya berdecak kesal.”Ck, berisik!”

Arumi terkejut saat sorot mata elang pria itu membidik ke arahnya. Kesal, marah berkecambuk dalam hati sampai ia memberanikan diri melontarkan beberapa pertanyaan.

“Kamu siapa? Kenapa bisa berada di kamar ini dan berani sekali mengambil kesempatan dari ku, dasar pria brengsek!” Maki Arumi terlihat sangat kesal.

Senyuman smrik tersungging di bibir merah pria itu, saat mendengar pertanyaan Arumi yang membuatnya tak habis pikir. “Kau bertanya seperti itu padaku? Seharusnya pertanyaan itu untukmu sendiri, ini adalah kamar ku lihat itu.” Tunjuk sang pria tepat ke arah pintu yang bertuliskan VIP enam.

Seketika wajah Arumi memucat dan merasa kikuk, bagaimana bisa dia sampai salah masuk kamar. Padahal jelas-jelas semalam masuk kamar yang benar.

“Benar-benar trik licik dan murahan, kau sendiri yang sengaja masuk ke dalam kamar ku kan? Katakan berapa harga yang harus aku bayar?!”

Kata-kata pria itu membuat Arumi tersulut emosi, lalu dia membalas. “Tuan, jaga ucapanmu kamu pikir aku jual diri apa? Aku tidak butuh uang mu,” tolak Arumi lalu segera beranjak dan memunguti pakaiannya yang berserakan di bawah lantai.

Tak ingin sampai ada orang yang tahu, atas apa yang telah terjadi, Arumi berjalan ke arah kamar mandi untuk merapihkan diri, lalu setelah beberapa menit setelah memakai kembali pakaian lengkap ia segera pergi tanpa menghiraukan pria asing yang tak dia kenal sama sekali.

“Ck, sok jual mahal,” decih sang pria sembari memijat kening. Namun melihat bercak noda darah di sprei membuatnya terkejut. Dan tidak menyangka jika tadi malam adalah pertama kali untuk Arumi.

Di sepanjang jalan Arumi terus merenung, bagaimana nanti dia bisa menghadapi Daniel setelah mengalami insiden satu malam yang tidak pernah dia bayangkan bersama pria lain.

“Arumi tenanglah,” Arumi terus meyakinkan diri, dengan kedua tangan yang meremas ujung dress.

Satu jam berlalu, setibanya di rumah Arumi terkejut saat Daniel, Rania dan kedua orang tuanya sudah duduk menunggu dari tadi.

“Arumi! Dari mana saja kamu? Semalam aku dan Rania mencari mu, sekarang kau baru pulang?!” Daniel mencecar beberapa pertanyaan pada Arumi dengan rahang yang mengeras dan menatap penuh selidik.

“Iya Arumi, aku sangat mengkhawatirkan mu,” sambung Rania, tersenyum penuh arti.

Wajah Arumi memucat, tubuhnya gemetar ketakutan. Bibirnya seolah terkunci saat akan menjawab pertanyaan sang kekasih.

“Maafkan aku mas Daniel, semalam aku..” belum sempat Arumi menjawab. Rania sengaja memotong perkataan sang Kaka. Bahkan Rania sengaja bertanya saat melihat banyak tanda kiss mark di leher Arumi, membuat semua orang tercengang terutama Daniel.

“Astaga! Arumi anak gadis macam apa kamu pagi-pagi begini baru pulang? Penampilan mu juga sangat kusut, memalukan sekali apa kamu tidak tahu Daniel dan adikmu mencarimu semalaman?” cibir Marisa yang sengaja memprovokasi.

Seketika Daniel naik pitam, kedua bola matanya berapi-api, lalu menghampiri dan mencengkram erat leher Arumi sampai tercekik.

“Keterlaluan! Dasar wanita tidak tahu diri, berani sekali kau mengkhianati ku. Katakan padaku Arumi, pria liar mana yang telah menyentuh dan bermain gila denganmu?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Siti Fatimah
Arumi sebenarnya di bw oleh siapa?
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Sepertinya seru dengan tidak sengaja mabuk berakibat
goodnovel comment avatar
July Elly
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 2. Wanita Pengkhianat

    Tatapan Nanar Arumi tertuju pada Daniel, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan menusuk hati. Mustahil juga ia menjawab jujur atas apa yang telah terjadi semalam tadi. “Sa-sakit mas, tolong lepaskan aku,” pinta Arumi memekik kesakitan dalam tangisnya. Daniel melepaskan cengkraman tangan sampai Arumi terjatuh dan tersungkur ke bawah lantai. Tapi gadis cantik itu berusaha untuk bangun dan menjelaskan kembali. “Mas, ini tidak seperti yang kamu pikirkan, aku bisa menjelaskan jika aku..” Belum sempat Arumi menuntaskan perkataan dan memohon di bawah kaki calon suami yang sangat ia cintai. Namun alih-alih Daniel mau mendengar dia seolah tidak ingin menggubris. Yang ada dia sangat jijik saat melihat tanda-tanda merah serta penampilan Arumi yang terlihat sangat berantakan. Daniel menatap dan memasang wajah sedih penuh kecewa pada pak Harun, jika dirinya tidak bisa melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Arumi dengan alasan Arumi yang tidak suci lagi. “Om, Tante kalian lihat se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 3 Pria Menyebalkan

    Satu jam sudah Arumi berjalan tanpa arah tujuan di tengah hujan badai dan kilatan petir mengiringi, alam pun seolah ikut menangisi kesedihannya saat ini. Wanita cantik itu benar-benar sangat bingung ke mana harus dia pergi atau hanya sekedar berkeluh kesah, setelah sang kekasih dan ayah yang selalu ia sayangi tidak percaya dan tidak peduli atas penjelasannya. “Semuanya sudah hancur, aku benci dengan semua ini,” teriak Arumi menatap langit dengan wajah yang mendongak, seluruh tubuhnya basah kuyup. Melihat dari atas ke bawah trotoar jalan sana cukup tinggi membuat Arumi gelap pikiran dan mata. Mengakhiri hidup saat ini adalah jalan tepat menurutnya, kehilangan kesucian, kekasih yang tak percaya dan ayah yang tak peduli lagi membuat ia sudah tak punya alasan lagi untuk menata masa depan. “Mah, maafin Arumi,” Arumi memejam kedua mata seraya melentangkan kedua tangannya, selangkah demi selangkah ia berdiri di atas besi penyangga jalan. Terdengar suara seruan beberapa orang di bawah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 4 Sebuah Tawaran

    Batas kesabaran Arumi sudah habis, saat ia di tuduh dan di pandang rendah oleh pria di depannya. Sampai melepas infus yang menempel di tangan lalu beranjak dari atas brankar dan berjalan dengan langkah terhuyung. Dewa terkejut, apa lagi saat Arumi hampir terjatuh karena masih merasa pusing dan lemas karena demam terkena hujan kemarin. Beruntung Dewangga spontan meraih dan menahan pinggang ramping Arumi, tatapan mereka berdua tak sengaja bertemu dan saling memandang, sampai merasakan nafas hangat satu sama lain tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang. Suasana di ruangan itu hening dan sangat canggung. Jantung Arumi berdegup sangat kencang, beberapa kali ia menelan Saliva saat melihat dekat dan lebih jelas lagi wajah pria yang telah mengambil hal berharga dalam dirinya. Mengingat tuduhan dan kata-kata menyakitkan tadi, membuat Arumi segera melepaskan lengan Dewa dan segera menjaga jarak. “Jangan menyentuh ku!” Bentak Arumi. Dewa menyeringai sembari menggelengkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 5 Tidak Ada Pilihan

    Arumi masih duduk termenung, dia terlihat bingung kemana lagi dia harus pergi. Melihat ada telepon di meja samping membuat ia meraih dan mencobanya untuk menelpon ke rumah. Berharap sang ayah hanya marah dan emosi sesaat saja. Namun setelah sambungan telepon terhubung tidak ada jawaban, membuat air mata Arumi kembali menetes. "Sepertinya ayah benar-benar marah pada ku," lirihnya. Setelah beberapa menit Dewa berpikir, dengan berat hati lelaki tampan itu akhirnya mengambil keputusan dan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan mendidiknya sampai saat ini. "Nenek, aku setuju dengan mu, aku akan menikahinya." Ungkap Dewa dengan kedua tangan yang terkepal. Senyuman bahagia terpancar di wajah nyonya Rima, saat mendengar jawaban cucu kesayangannya. "Keputusan yang tepat Dewa, selain untuk meredam skandal mu. Nenek juga tidak ingin jika sampai kedua pamanmu menatap posisi mu. Sekarang bicarakan dengannya baik-baik, sisanya biar nenek yang mengatur pernikahan kalian," imbuhnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 6 Drama Di Malam Pertama

    Jantung Arumi berdegup sangat kencang, saat menginjakkan kedua kakinya di gedung pesta pernikahan. Wanita cantik itu terlihat menelan saliva-nya beberapa kali. Saat melihat sosok pria mengenakan Tuxedo hitamnya duduk menunggu dirinya untuk melangsungkan janji suci yang akan mereka langsungkan. Nyonya Rima menyambut hangat kedatangan Arumi, dia memperlakukan gadis itu dengan sangat baik sebagai cucu mantunya. "Arumi kau sangat cantik sekali, kemarilah Dewa sudah menunggu mu," sanjung nyonya Rima mengulurkan tangan. Arumi yang sempat ragu dalam hati. Tanpa banyak berpikir lagi perlahan ia mendekat dan duduk tepat di samping Dewa. Seketika Dewa melirik, penampilan Arumi saat ini memang sangat cantik dan anggun sebagai mempelai pengantin wanita. Tapi karena Arumi bukan wanita yang dia cintai membuat ekspresi wajahnya datar dan dingin. Arumi menghela nafas berat, saat acara pernikahannya di mulai yang hanya di hadiri oleh saudara serta kerabat dekat Dewangga saja. Sumpah dan janji

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 7 Hanya Seorang Istri Diatas Kertas

    "Tentu saja tuan Dewa, anda tidak perlu khawatir, karena aku juga sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," Arumi tersenyum getir dengan bibir merahnya yang terlihat gemetar. Dewa menyunggingkan senyum smrik, setelah mendengar perkataan Arumi. Membuat ia bernafas lega, dia mengingatkan Arumi harus sadar diri dan tidak berpikir lebih tentang pernikahan mereka yang sampai kapan pun tidak akan pernah ada rasa cinta. Tanpa banyak bicara lagi Dewa beranjak dari atas tempat duduknya, lalu dia sengaja tidur di sofa karena tidak ingin tidur satu ranjang dengan Arumi. Arumi yang masih duduk termenung tak sengaja dia melihat akun media sosial mantan kekasihnya Daniel yang saat ini pamer kemesraan dengan adik tiri dengan gambar caption sebuah cicin couple. Hal itu membuat Arumi sedikit Heran, karena bagaimana bisa Daniel dan Rania bisa sedekat itu padahal mereka baru putus beberapa hari itu pun karena kesalahan satu malam bersama Dewa. Melihat Arumi yang masih duduk termenung, membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 8 Berharap Hanya Mimpi

    "Dewa! Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat tidak senang, apa ada perkataan nenek yang salah?" satu pertanyaan nyonya Rima memecah keheningan di meja makan yang hanya ada suara sendok dan garpu saling beradu dan berdenting. Dewa tersentak dalam pemikirannya, lalu dia menyanggah karena tidak ingin membuat sang nenek kecewa. "Tidak, apa pun yang nenek perintah itu pasti terbaik untuk Dewa." Mendengar jawaban yang membuat hatinya puas, nyonya Rima tersenyum bahagia lalu melirik ke arah Arumi. Yang sedang makan dengan tatapan mata kosong. "Bagus, Dewa. Nenek sangat bangga karena kamu sekarang sudah mulai berpikir dengan dewasa. Oh iya, Arumi semoga kamu betah dan bahagia tinggal di rumah ini sebagai istri Dewa jika ada hal yang kamu inginkan katakan saja pada para pelayan di sini," Nyonya Rima mengingatkan. Arumi yang masih belum terbiasa dengan lingkungan rumah keluarga Wijaya membuat hati dan pikirannya, seolah tidak ada di sana. Yang ada di dalam hatinya ia berharap ayahnya bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 9 Bukan Wanita Idaman

    Arumi menatap sedih penuh kekecewaan saat melihat sikap kasar ibu tirinya, yang seolah membatasi untuk bertemu dengan sang ayah, namun ia tidak menyerah begitu saja. "Bu, aku ini juga putri ayah, dan berhak tahu keadaannya sekarang," Tegas Arumi terkekeh lalu mencoba masuk ke dalam ruang rawat. Namun Marisa dengan kasar menghalangi bahkan mendorong putri sambung yang sangat dia benci sampai akhirnya terjatuh ke bawah lantai. BRUUUKKK! "Aakkkh sakit," Arumi merintih saat tubuhnya tersungkur ke bawah lantai. Seketika Rania menahan tawa dengan menutup mulutnya, saat melihat Arumi jatuh kesakitan membuat wanita bertubuh sintal itu mencoba untuk mengingatkan ibunya. "Ya ampun, ka Arumi. Maafkan ibu mungkin ibu sedang marah," celetuk Rania dengan sikap manipulatif-nya. Arumi mengelengkan kepala saat ia di perlakukan kasar, lalu berusaha untuk berdiri kembali. Entah itu cuma perasaannya saja atau memang ini adalah sikap asli ibu sambungnya. Padahal sejak awal ayahnya meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 166 Aku Sangat Mencintai Mu Arumi

    Melihat cucunya begitu bersemangat, Oma Rima menatap penuh harap punggung Dewa yang perlahan semakin menjauh dari pandanganya. Dalam hatinya kembali ada secercah harapan jika rumahnya akan kembali hangat seperti dulu. "Semua Dewa berhasil meminta maaf dan membujuk Arumi, agar mau pulang lagi," gumam Oma Rima. Mendengar perkataan ibunya, Nyonya Margaretha datang menghampiri lalu dia mengatakan beberapa pendapatnya yang menohok. "Ck, ibu ini kenapa begitu yakin jika anak itu milik Dewa? sekaligus dia hamil pun Belum tentu darah daging Dewa. Siapa tahu Arumi selingkuh," Cibir Nyonya Retha sembari memutar kedua bola mata malasnya. Oma Rima mendelik, saat menerima celaan dari putrinya. Bahkan dia menegur agar putrinya itu menjaga ucapan dan yang penting dia meminta sebagai seorang ibu dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan putranya. "Akh ibu ini aku bosen Mendengarnya, menurut ku tetap Laura yang terbaik untuk Dewa." Ucap Retha yang terkekeh dengan pendiriannya.

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 165 Tidak Ingin Kehilangan Kesempatan Lagi

    Arumi terlihat kebingungan, saat jagoan kecilnya terus menuntut jawaban tentang Dady kandungnya. "Astaga! apa yang harus aku katakan? jika Excel tahu jika mas Dewa tidak menginginkan aku dan dia pasti akan sangat sedih," Lirih Arumi dengan hati yang sangat dilema. Bahkan ia terlihat beberapa kali menghela nafas berat, sampai suster Rhini yang sudah mengikuti cukup lama begitu penasaran dengan sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Arumi dan ayahnya Excel, tapi sebagai pengasuh ia tidak berani dan tidak mau lancang untuk bertanya tentang masalah pribadi majikanya. "Momy! kenapa masih tidak menjawab? apa mommy tega melihat aku tidak punya Dady? jika momy dan Dady ada masalah cepat selesaikan, karena aku pingin ketemu Dady," Excel menangis, dia sengaja ingin mencari tahu informasi. Arumi benar-benar tidak tega, saat melihat Excel sangat ingin tahu, tapi baginya ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan dan dia sengaja berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan di antara mer

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 164 Paman Tampan

    "Ssttt! jangan bersuara dulu, aku melihat Dewa ada di sini?" Bisik Adrian sembari mendaratkan tangannya di bibir Arumi. Mendengar perkataan Adrian, tentu saja Arumi sangat kaget sampai hampir tak percaya, karena bagaimana bisa lelaki yang pernah dia cintai itu bisa ada di rumah sakit. "Mas Dewa! bagaimana bisa dia ada di sini? apa ada seseorang yang dia temui?" Arumi sangat penasaran saat melihat Dewa yang sudah pergi keluar dari pintu utama. Adrian yang tidak suka saat Arumi membahas tentang Dewa. Dia berusaha mencoba untuk mengalihkan perhatian untuk segera menemui Excel yang sudah ada di ruangan rawat VIP. Arumi yang begitu mencemaskan jagoan kecilnya, tanpa banyak berpikir lagi kini dia pun segera pergi ke ruangan di mana Excel berada. Berharap tidak ada hal yang serius terjadi. Setelah berjalan menyusuri lobi beberapa menit, Arumi akhirnya sampai ke ruangan yang di cari dia sedikit terkejut karena ruang rawat itu biasanya di khususkan untuk para orang kaya. Suster

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 163 Tak Ingin Kehilangan Lagi

    Suster Rini tersontak kaget, saat mendengar suara majikannya. Sampai nafasnya seolah tercekat di tenggorokannya karena saking bingung harus menjawab apa. "Suster Rini! apa kamu masih mendengar ku?" tanya Arumi yang kedua kalinya untuk memastikan. Suster Rini menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Baru saja wanita berseragam serba pink itu akan menjawab. Tiba -tiba saja tak sengaja Arumi mendengar suara khas pria yang begitu familiar di telinganya. "Sus! kenapa kamu tidak bilang kalau Excel ternyata punya alergi seafood?" Dewa melontarkan satu pertanyaan dengan nada tinggi. Kebetulan Arumi yang masih menunggu baby sister kepercayaannya dia sangat terkejut saat mendengar suara yang khas dan sangat familiar, membuatnya seketika mematung. Rhini menelan saliva beberapa kali, bibirnya seolah merasa terkunci saat pria yang ada di depannya menegur. "Ma-maaf tuan, saya juga sebagai pengasuh den Excel benar-benar baru tahu ternyata dia punya alergi dan nyonya tidak p

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 162 Sama-sama Alergi

    Oma Rima sangat terkejut, saat mendengar kabar jika ibu dari anak kecil yang begitu mirip dengan Dewa adalah putri dari cucu mantu yang sudah dia cari selama ini. "Rudi! kamu tidak berbohong kan? dari mana kamu dapat info itu?" Oma Rima memastikan karena dia tidak ingin jika sampai salah dengar. ¹ddfd Dan tentu saja Rudi tidak pernah memberikan informasi tanpa menemukan bukti lebih akurat dulu. "Nyonya, ini adalah data anak kecil tadi di dapat dari taman kanak-kanaknya," Jelas Rudi Sembari menyodorkan sebuah map yang berhasil dia dapatkan dari salah satu wali di sekolah bergensi itu. Oma Rima meraih dan membaca kembali isi laporan tentang indentitas Excel, jantungnya berdegup sangat kencang, perasaannya campur aduk antara terharu dan senang. "Jadi anak itu benar-benar putra Arumi? kemungkinan dia bisa jadi putra Dewa, Rudi cepat aku ingin info yang lebih akurat, ambil sampel DNA Excel," Titah Oma Rima dengan nada yang penuh penekanan. "Baik nyonya, saya akan segera menyu

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 161 Hampir Tak Percaya

    "Paman tampan ini bagus sekali, makasih hadiahnya Ikbal beluntung punya paman yang begitu baik," Celoteh Excel yang tanpa sungkan memuji, bahkan jagoan kecil itu pun terlihat begitu antusias saat membuka isi paper bag yang berisi mobil-mobilan. Dewa pun menatap Excel, entah kenapa dia merasa ikut senang juga saat jagoan kecil itu tersenyum. "Iya dong, siapa dulu paman Dewa selain banyak kaya lagi, oh iya paman Excel ingin meminta bantuan untuk mencali dady-nya di kota ini," bisik Ikbal yang sudah berjanji akan membantu teman baiknya. Dewa pun mengerutkan kedua alis tebalnya saat mendengar perkataan keponakannya. " Bantu cari Dady? Memangnya Dady-nya kenapa?" Tanya Dewa penasaran. Excel dan Ikbal pun saling menatap, jagoan kecil itu terlihat sangat bingung untuk menjelaskannya. Padahal yang di cari di Poto ada di depan mata. Oma Rima tak sengaja mendengar celotehan kedua anak kecil yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, saking penasarannya dia pun kembali bertanya. "Cari Dad

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 160 Mencari Tahu Identitas

    Arumi terlihat sangat gelisah, saat dia beberapa kali menghubungi menghubungi suster Rini. Padahal dia dan Adrian sudah sampai di lokasi tempat sekolah Excel berada. "Arumi! Ada apa?" Tanya Adrian menatap penuh keheranan. "Semua murid dan guru-guru di sekolah telah kembali ke Bandara, tapi Excel tidak ada dan suster Rini malah susah di hubungi, apa terjadi sesuatu pada mereka?" Jawab Arumi semakin panik, karena tidak seperti biasanya baby sister kepercayaannya lost konteks.Adrian berusaha menenangkan Arumi, dengan cara akan menyuruh beberapa orangnya untuk menemukan Excel dan juga baby sisternya. Arumi yang tidak bisa menolak niat baik Adrian, dia pun setuju saja dan tak lupa juga untuk berterima kasih karena selama ini Adrian sering membantunya. "Kamu tidak perlu sungkan pada ku Arumi, aku sangat tulus pada mu dan juga Excel. Aku harap kamu mau memikirkan lamaran ku agar ada yang melindungi kalian," Celetuk Adrian sembari meraih dan mengengam erat tangan Arumi. Sampai Arumi pun

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 159 Sangat Familiar

    Excel dan Ikbal saling menatap kedua jagoan kecil itu terheran, saat Oma Rima malah bengong. "Ikbal! nenek buyut mu kenapa? Ko diam saja aku sapa?" Tanya Excel berbisik. "Benal juga ya, bental aku tanya ya Excel," Ikbal melambaikan tangan mungilnya lalu memanggil nenek buyutnya. Hingga membuat Oma Rima seketika tersadar dari lamunannya. Lalu wanita tua itu tak lupa menyapa balik Excel, yang terlihat begitu menggemaskan. "Halo, kamu teman Ikbal kan? Siapa nama lengkap mu. Wajah mu imut sekali seperti..." Belum sempat Oma Rima menuntaskan perkatannya. Dewa yang baru saja datang, membuat Yura terlihat begitu senang begitu juga dengan Ikbal yang tak kalah bahagia saat bertemu lagi dengan pamannya. "Ka Dewa! Lama kita tidak bertemu," Yura memeluk erat tubuh Kaka angkatnya. Yang sudah menganggap dirinya sebagai adik kandung. "Kau baik-baik saja kan Yura? Ikbal mana?" Dewa memastikan. Yura perlahan melepaskan pelukannya lalu mengangguk dan membenarkan perkataan sang Kaka. Jika

  • Istri Kontrak CEO: Malam Tak Terlupakan    Bab 158 Ikatan Batin

    Dewa benar-benar tidak habis pikir dengan sikap sang ibu yang malah membela Laura, dibandingkan mengerti perasaan putranya sendiri. "Cukup Bu! aku bukan lagi anak kecil yang bisa ibu jadikan tameng atau pun robot yang menjadi alat untuk mencapai dan memenuhi semua obsesi mu, aku menikah dan menghabiskan sisa hidupku dengan siapa itu sudah menjadi hak aku dan tidak ada yang bisa mengaturnya!" Dewa meluapkan semua kekesalan yang selama ini telah dia rasakan. Mengingat di masa kecil dia yang sudah kekurangan kasih sayang ibunya, yang hanya di besarkan oleh sang nenek. Membuat Dewa kali ini spontan memberontak. Nyonya Margaretha terkejut, saat melihat dan mendengar perkataan putranya yang tidak pernah dia bayangkan. "Dewa! sejak kamu berani memberontak pada ibu? ibu tidak pernah mengajarkan mu seperti itu. Apa yang ibu perintahkan dan ibu putuskan itu semua demi kebaikan dan kebahagian mu, jadi belajarlah menerima Laura, bukankah dulu kalian saling cinta seharusnya kamu senang a

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status