Home / Romansa / Jodoh di Tangan Kakek / 8. Tentang Waktu yang Hilang

Share

8. Tentang Waktu yang Hilang

Author: Reyn
last update Last Updated: 2024-11-26 21:57:06

Selepas kepergian kakek, Alea memilih untuk tinggal di rumah Rafif sementara waktu.

Alea berusaha beradaptasi kembali dengan keluarga barunya. Meskipun Alea telah mengenal mereka sejak kecil, Alea tetap merasa asing karena perpisahan sepuluh tahun lalu membuat Alea sedikit lupa tentang mereka.

Berbeda dengan di rumahnya, pagi ini Alea bangun lebih cepat. Dia membantu Ibu mertuanya menyiapkan sarapan.

“Selamat pagi bunda,” sapa Alea.

“Selamat pagi Alea, apa kamu tidur nyenyak?” tanya bunda.

“Iya, nyenyak sekali sampai tidak sadar kalau sudah pagi,” jawab Alea di iringi tawa kecil.

“Syukurlah, bunda khawatir kamu tidak nyaman. Kamu sudah lihat sendiri kalau kamar Rafif jauh dari kata hangat untuk ditinggali,” ucap bunda.

Alea hanya tersenyum menanggapi.

“Bunda lagi masak apa? Boleh aku bantu?” Alea menawarkan diri.

“Tidak usah, kamu temani saja bunda mengobrol. Sudah lama sekali bunda tidak mendengar ocehanmu. Padahal dulu setiap pagi kamu selalu ribut saat datang untuk menemui Rafif,” ucap bunda.

“Haha! Itu kan sudah lama bunda,” jawab Alea.

“Apa kamu masih ingat makanan kesukaan Rafif setiap sarapan?” tanya bunda.

“Tentu saja, dia hanya ingin nasi goreng buatan bunda atau roti panggang mentega sama telur mata sapi, kalau tidak ada keduanya dia lebih memilih untuk tidak sarapan,” jawab Alea sambil mengingat tentang Rafif di masa lalu.

“Ternyata kamu masih mengingatnya dengan baik. Bunda senang, kamulah yang menjadi istri Rafif. Karena hanya kamu yang selalu bisa memahami Rafif sepenuhnya,” ucap bunda penuh rasa Syukur.

“Aku masih mencoba mengenalnya dengan lebih baik bunda. Terpisah selama sepuluh tahun, mungkin saja banyak yang sudah berubah. Tapi aku akan tetap mengusahakan yang terbaik,” jawab Alea dengan semangat membuat bunda menanggapinya dengan tertawa.

 Obrolan mereka terus berlanjut, sampai makanan untuk sarapan siap.

“Alea, panggilkan Rafif untuk sarapan ya!” pinta bunda.

“Iya bunda,” jawab Alea kemudian beranjak.

Sesampainya di kamar, Alea melihat Rafif masih tertidur pulas.

“Kak, bangun! Ini udah siang,” ucap Alea sambil menepuk pundak Rafif.

“Hmmm,” Rafif hanya bergumam.

“Kak! Ayo bangun, kita sarapan!” Alea berusaha membangunkan Rafif lagi.

“Kaaak!” teriak Alea kali ini.

Mendengar Alea berteriak Rafif membuka matanya, dia mendapati wajah kesal Alea. Lalu menarik tangan Alea sampai Alea terjatuh tepat dipelukannya.

“Aaaaa!” teriak Alea kaget.

“Ssstt, berisik. Ini masih pagi tau,” bisik Rafif.

 Alea yang belum terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu terpaku.

“Biarkan aku seperti ini sebentar saja,” ucap Rafif sambil memeluk dan menciumi puncak kepala Alea. 

Menurut Rafif, Alea masih sangat sulit di jangkau. Setiap malam Alea selalu tertidur dengan mudah, membuat Rafif kebingungan dengan dirinya sendiri.

Dia tahu Alea adalah istrinya yang berhak dia sentuh kapan saja. Tetapi mengingat pernikahan mereka yang terjadi begitu cepat, membuat Rafif harus sedikit lebih bersabar sampai Alea bisa membuka hati sepenuhnya untuknya.

***

Karena masih berduka atas kepergian kakek, Rafif dan Alea memilih untuk cuti dari pekerjaan mereka. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Dengan sesekali membicarakan tentang masa lalu.

“Kak, selama sepuluh tahun kamu ngapain aja?” tanya Alea.

“Hmm, hanya kuliah, bekerja. Itu saja,” jawab Rafif singkat.

“Kenapa tidak pernah menemuiku?” Alea mencoba menanyakan hal yang selama ini tersimpan dalam hatinya.

“Atau kalau menemuiku terlalu sulit, kenapa tidak pernah menghubungiku sekalipun?” tanya Alea lagi.

Rafif terdiam, memikirkan jawaban yang sekiranya tidak akan membuat Alea kembali marah.

“Maafkan aku Alea, saat itu keadaan kami terlalu sulit. Aku sudah berusaha berkali-kali untuk menemuimu, tetapi ada saja hal yang menghalangi,” jawab Rafif hati-hati.

'Alasan!' ucap Alea dalam hati.

Merasa tidak puas dengan jawaban Rafif, Alea memilih pergi ke kamarnya. Meninggalkan Rafif begitu saja di taman belakang rumah.

Rafif yang merasakannya langsung tahu kalau Alea marah. Dia akhirnya menyusul Alea untuk kembali meminta maaf.

Sesampainya dikamar, Rafif mendekati Alea dengan hati-hati.

“Al, aku tahu kamu masih sangat marah tentang kepergianku sepuluh tahun lalu. Tentang aku yang pergi tanpa berpamitan dan tentang aku yang tidak pernah menemuimu,” Rafif meraih kedua tangan Alea berusaha agar Alea tetap tenang mendengarkan.

“Saat itu keadaan keluarga kami benar-benar buruk, bisnis yang dikelola kakek mengalami krisis besar dengan kerugian yang tidak pernah diperkirakan. Bersamaan dengan itu, aku diterima di kampus impianku di luar negeri yang telah aku perjuangkan beberapa tahun. Kamu tahu itu kan?”

“Sebelum berangkat ke luar negeri aku sempat akan kembali untuk menemuimu, tapi tiba-tiba saja keberangkatanku dipercepat. Jika aku tidak berangkat saat itu juga, kemungkinan aku tidak bisa melanjutkan studyku disana. Sehingga aku tidak punya pilihan lain,”

“Aku kembali empat tahun lalu. Dan kamu tahu? Aku berusaha langsung menemuimu. Kebetulan aku juga tahu kalau keluargamu sudah pindah ke Jakarta, yang artinya aku akan bertemu denganmu lebih cepat.”

“Dan benar saja, aku dapat menemukanmu dengan mudah. Tetapi, saat itu aku melihatmu sedang bercengkrama dengan seorang pria yang tidak aku kenal. Kamu terlihat sangat akrab dengannya dan sepertinya kamu bahagia, sampai-sampai aku tidak berani mendekatimu.”

“Sejak saat itu aku berpikir bahwa kamu sudah melupakanku, dan aku putuskan untuk berhenti menemuimu.”

“Sampai akhirnya kakek memintaku untuk menikahimu, barulah aku mengumpulkan keberanian untuk menemuimu kembali, Alea. Percayalah, aku tidak benar-benar meninggalkanmu,” jelas Rafif.

Mendengar jawaban Rafif, Alea merasakan amarahnya tidak dapat dia bendung lagi.

“Kamu tahu? Apa yang kamu lakukan padaku itu jahat!” ucap Alea yang mulai menangis.

“Seharusnya kamu tetap menemuiku dalam situasi apapun, bahkan jika aku bersama dengan seorang pria, memangnya kenapa?! Jika kamu datang saat itu mungkin aku akan lebih mudah mengerti!” ucap Alea sambil terus menangis.

“Kamu harus tahu, betapa menderitanya aku saat kamu pergi! Bahkan sakitnya masih bisa aku rasakan sampai saat ini,” suara Alea semakin melemah.

Rafif merasa sangat bersalah pada Alea. Dia kemudian menarik Alea ke dalam pelukannya.

“Maafkan aku, Alea. Maafkan aku.”

“Kamu boleh meluapkan segala amarahmu padaku dengan cara apapun. Kamu juga boleh memukulku, jika itu bisa melegakan hatimu. Aku bersedia menerima semuanya, Alea,” sambungnya lagi.

Mendengar itu Alea terus menangis di pelukan Rafif, meluapkan segala emosi.

Setelah beberapa saat akhirnya Alea kembali tenang. Alea kemudian melepas pelukan Rafif dan menatap Rafif tepat pada matanya.

“Aku benci kamu.”

“Tapi aku merindukanmu. Sangat rindu.”

Ucapan terakhir Alea membuat dada Rafif kembali bergemuruh hebat. Rafif tersadar, dia dan Alea sudah sangat terikat sejak kecil. Dia telah salah, selama ini tidak berani menemui Alea karena takut akan melukainya, tanpa menyadari tindakannya telah membuat luka di hati Alea tumbuh semakin dalam.

Dengan segenap perasaannya, Rafif menarik wajah Alea tanpa ragu dan mencium Alea tepat di bibirnya.

"Aku juga merindukanmu," batin Rafif.

Alea yang menerima serangan dadakan tidak kuasa menghindar. Dengan segala gemuruh di hatinya, dia membiarkan Rafif menciumnya, semakin dalam. Membuat luka di hatinya perlahan menguap.

Related chapters

  • Jodoh di Tangan Kakek   9. Jatuh ke Dasar Hati

    Jantung Alea berdetak kencang, disaat Rafif tiba-tiba menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Dengan perlahan Rafif semakin mendekatkan wajah mereka, kemudian mengecup bibir Alea pelan.Rafif melepaskannya sebentar, menatap mata Alea dengan tatapan penuh kerinduan. Dengan tanpa keraguan sedikitpun, akhirnya Rafif mendekatkan lagi wajahnya dan mencium bibir Alea lembut.Alea yang terpaku hanya mampu memejamkan mata, menahan segala perasaan yang tiba-tiba bergejolak di dalam hatinya.Rafif terus menciuminya semakin lama, semakin dalam.Merasa kehabisan nafas, Alea lalu menarik dirinya perlahan.“Aku...,” ucap Alea pelan.“Sudah larut, tidurlah,” sahut Rafif sambil mengelus pipi Alea yang memerah. Ada perasaan yang tidak dapat Rafif jelaskan, namun satu hal yang pasti malam itu Rafif bahagia. Karena berhasil membuka satu kunci hati Alea.“Kak,” panggil Alea sambil memegang tangan Rafif.“Iya?” tanya Rafif.“Aku...,” jawab Alea ragu-ragu.“Kenapa?” desak Rafif.“Aku belum siap untuk itu

    Last Updated : 2024-11-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   10. Sayang

    Rafif tersenyum, lalu melakukan ciuman itu sekali lagi, semakin lama, semakin dalam. Dia kemudian menggendong Alea ke tempat tidur dan membaringkan Alea disana tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Alea mengalungkan tangannya di leher Rafif, membuat Rafif semakin leluasa melancarkan aksinya.“Ah!” desahan kecil keluar dari mulut Alea. Membuat Rafif semakin membara.Mereka terhanyut dalam ciuman panas itu, seolah telah saling menemukan dunia mereka.Rafif melepaskan Alea sebentar untuk mengambil nafas. Kemudian dia mengecup kening Alea lama, lalu berpindah ke pipinya. Rafif menatap mata Alea lagi, setelah itu dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alea, menciumnya perlahan, Alea meremang.Rafif terus menciumi leher Alea, sambil tangannya berusaha membuka kancing baju Alea. Setelah berhasil membuka kancingnya, dia menyibakkan baju Alea sehingga bahu Alea terekspos, dan mata Rafif terpana saat dia melihat ke bagian dada Alea yang masih tertutup kain. Dia seperti telah menemukan harta

    Last Updated : 2024-11-27
  • Jodoh di Tangan Kakek   11. Pertemuan Tak Terduga

    Sesuai dengan yang di bicarakan Alea, hari ini dia berencana untuk meeting dengan para kepala toko offline store-nya untuk membahas evaluasi kerja dan performa tokonya selama satu bulan kebelakang. Ini merupakan agenda rutin yang di adakan Alea setiap akhir bulan. Alea lebih suka mengadakan pertemuan di luar daripada di kantornya sendiri, sebab dia bisa sekalian hangout untuk menghilangkan kejenuhannya. Kali ini dia memilih sebuah restoran chinese food yang berlokasi di sebuah mall tempat salah satu toko Alea beroprasi. “Dengan hasil bulan ini, saya tidak puas. Karena hanya 70% dari toko kita yang berhasil mencapai target bulanan, sementara 30%-nya mengalami penurunan,” kata Alea setelah mendengarkan presentasi Oki, kepala tim penjualan yang biasa menerima dan mengelola laporan dari seluruh toko. “Begini saja, saya minta untuk setiap toko agar bisa menaikan omset sebesar 10% dari target bulanan kita satu bulan kedepan dan jangan sampai ada penurunan di bulan berikutnya. Jika semua

    Last Updated : 2024-11-28
  • Jodoh di Tangan Kakek   12. Merajuk

    “Aleaaa,” panggil Rafif pelan. Alea tidak bergeming.“Sayang,” panggil Rafif lagi.Kali ini Alea tersenyum kecil sambil menyembunyikan wajahnya.‘Deg’ dadanya berdegup lagi. Tapi dia tidak menoleh ke arah Rafif.Rafif kemudian melepas sabuk pengamannya dan mendekati Alea, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Alea. Refleks, Alea menutup matanya. Rafif tersenyum gemas.Kemudian Rafif hanya melewatinya, mengambil sabuk pengaman di samping kiri Alea lalu dipasangnya di dekat kemudi.“Sabuknya belum kamu pasang, sayang.”Alea melirik Rafif sekilas kemudian memalingkan kembali wajahnya ke arah lain. Dia kesal dan terlalu malu.Melihat Alea yang tidak bereaksi membuat Rafif semakin gemas. Rafif sadar ini adalah salah satu gelombang emosi Alea yang terjadi dalam siklus bulanannya.Rafif melajukan kendaraannya, kemudian dia mengambil sesuatu di cup holder pintu mobilnya.“Minum dulu Al,” dia menyodorkan satu cup coklat panas pada Alea yang dibelinya dari cafe sebelah restoran steak.Alea masih

    Last Updated : 2024-11-28
  • Jodoh di Tangan Kakek   13. Rumor

    Hadiwinata Grup, perusahaan yang dikelola Rafif merupakan induk dari beberapa cabang yang bergerak di bidang e-commerce dan teknologi industri. Mereka telah beroperasi di beberapa negara di dunia.Semua yang di usahakan kakek dan ayahnya benar-benar dikelola dengan baik oleh Rafif sehingga perusahaan yang awalnya kecil telah berubah menjadi perusahaan raksasa yang dikenal banyak orang.Atas prestasinya yang gemilang, nama Rafif sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat.“CEO muda berusia 28th, memiliki tampang yang rupawan, dan kekayaan yang luar biasa.” Begitulah Rafif dikenal dengan segala citra baiknya.Alea tentu saja mengetahui siapa suaminya, tetapi dia tidak pernah menganggap Rafif sebagai orang yang berbeda dari sepuluh tahun yang lalu. Dia juga tidak pernah berencana untuk memanfaatkan Rafif agar namanya ikut naik agar bisnisnya semakin berkembang.Bagi Alea kehidupan rumah tangganya harus berjalan biasa saja dan tidak mencampur antara kehidupan pribadi dan pekerjaannya.

    Last Updated : 2024-11-30
  • Jodoh di Tangan Kakek   14. Hanya Teman

    Rumor tentang Rafif dan Yesi tentu saja terdengar di telinga keluarga Rafif dan Alea. semua orang berusaha menghubungi Alea dan memintanya untuk tetap tenang.Sepanjang hari itu Alea merasa risau, bukan karena dia tidak mempercayai Rafif, tetapi dia merasa orang yang paling ingin dia habisi saat ini adalah Yesi. Tetapi Alea sadar kalau dia tidak boleh gegabah, karena jika salah langkah keadaan akan semakin kacau.Yesika Marlin, saat ini dia sedang tersenyum senang melihat segala kegaduhan di dunia maya. Dia dan pikiran liciknya merasa puas karena orang-orang percaya kalau Rafif dan dirinya adalah pasangan.“Gue pengen tahu, reaksi cewek lo gimana fif!” gumamnya.“Sayang banget gue gak tahu siapa dia. Tapi gue yakin kalo cewek lo sekarang lagi kepanasan sama pandangan orang tentang kita berdua,” tambahnya.Yesi adalah teman Rafif sejak awal kuliah di luar negeri, ketika Rafif mengambil jurusan bisnis, Yesi masuk ke sekolah model disana.Yang membuat mereka dekat adalah ayah Rafif merupa

    Last Updated : 2024-11-30
  • Jodoh di Tangan Kakek   15. Mengungkap Kebenaran

    Hari itu Rafif bertekad akan segera menyelesaikan masalah yang terjadi. Rafif tahu cara agar dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan satu langkah.Dalam perjalanan menuju kantor, Rafif mampir ke rumah ayahnya untuk meminta bantuan.“Yah, Rafif butuh bantuan,” ucap Rafif pada ayahnya.“Apa yang bisa ayah lakukan?” tanya ayah.“Tolong ayah hubungi ayahnya Yesi, agar dia bisa mencegah Yesi bertindak lebih jauh,”“Aku sudah memintanya berhenti secara baik-baik kemarin, tetapi sampai pagi ini keadaan semakin panas karena tindakan yang dia lakukan semakin memperburuk keadaan.”“Aku harus segera menghentikan rumor yang beredar, selain demi Alea, keadaan perusahaan saat ini kacau, harga saham mengalami penurunan. Ini juga pasti menimbulkan keresahaan bagi para direksi.”“Untuk itu aku juga minta pada ayah agar bisa membantu mengendalikan mereka di perusahaan. Rencananya, hari ini aku akan menggelar rapat paripurna untuk mengungkap kebenaran dari berita yang beredar dan aku akan mempublikasi

    Last Updated : 2024-12-01
  • Jodoh di Tangan Kakek   16. Azalea Ellena Haris

    Azalea Ellena Haris, menjadi nama yang paling banyak dicari di kolom pencarian setelah artikel bertajuk ‘Bukan Yesika Marlin! perempuan yang bersama Rafif Hadiwinata adalah Azalea Ellena Haris’ resmi dirilis hanya beberapa saat setelah juru bicara Rafif menyampaikan pada para reporter.Artikel lain tentang Alea juga bermunculan, tentang siapa Alea, bagaimana pernikahan mereka terjadi dan beberapa foto kedekatannya dengan Rafif juga turut dipublikasikan, tentu saja atas seizin Rafif dan Alea.Banyak orang yang mengatakan pernikahan Alea dan Rafif yang terkesan mendadak seolah-olah karena telah terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, sehingga mengharuskan Rafif untuk menikahinya dengan segera.Namun kabar itu segera dibantah oleh berita-berita yang mengatakan tentang pernikahan mereka telah direncanakan sejak mereka masih kecil. Sehingga kabar kurang mengenakan itu tenggelam dengan sendirinya.Selain respon yang positif, citra dari Alea perlahan naik. Orang-orang bilang, paras Alea ju

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

  • Jodoh di Tangan Kakek   100. Bandung Lautan Cinta

    Setelah acara kisah sukses alumni selesai, Alea bersama dengan Rafif, diikuti oleh Azfar bergegas turun dari panggung.Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan ngobrol santai sesama alumni sambil mencicipi makanan yang telah disediakan.Alea hendak pergi meninggalkan Rafif untuk kembali menemui teman-temannya yang belum sempat dia sapa.“Mau kemana?” tanya Rafif menarik tangan Alea yang hendak menjauhinya.“Mau nyapa teman-temanku mas!” jawab Alea.“Ikut aku dulu!” ajak Rafif.Alea tidak membantah, dia mengikuti kemana Rafif pergi dengan tangannya yang digenggam erat oleh Rafif.Ternyata, Rafif mengajaknya menemui teman-teman Rafif dan Azfar semasa bersekolah. Semua orang tampak ramah dan menyambut baik kedatangan Alea.Tidak sedikit yang memuji tentang penampilan dan keserasian mereka, tidak lupa kisah sukses mereka yang menginspirasi membuat teman-teman mereka kagum.Meskipun banyak juga tatapan iri yang menghampiri mereka.Setelah menyapa beberapa teman Rafif, berganti Alea yang me

  • Jodoh di Tangan Kakek   99. Reuni 2

    “Alea..?!”“Kamu datang sendirian?” tanya pria yang sangat tidak ingin ditemui Alea disini, sekarang.Alea mengangguk sambil tersenyum tipis.“Hai Elang!” Desi langsung merapat pada Elang dan mengalungkan tangannya disana.Elang menepis tangan Desi dan menghampiri Alea. Ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Alea, paling tidak dia bisa mencoba untuk mengakrabkan dirinya kembali.“Ih Elang!” pekik Desi lalu kembali mengikuti langkah Elang.“Kalian selesaikan dulu urusan kalian! Aku mau menyapa yang lain,” ujar Alea sambil tertawa ringan.Alea lalu beranjak meninggalkan mereka bersama Manda dan Lusi.“Ih ganggu aja kamu tuh!” keluh Elang pada Desi.“Elang, ngapain masih cari Alea sih? Orang kampungan itu! Padahal aku lebih segalanya dari dia,” ujar Desi.“Asal kamu tahu Des! Pakaian Alea dari atas sampai bawah kalo di uangkan bisa beli mobil! Aku butuh salah satunya aja biar bisa hidup!” bentak Elang marah karena Desi menghilangkan kesempatannya untuk mendekati Alea.“Hah? Masa s

  • Jodoh di Tangan Kakek   98. Reuni 1

    “Mas, besok kita ke Bandung ya!” ajak Alea sembari merapikan kamar tidurnya.“Acara reuniku lusa, aku pengen nginep di rumah nenek dulu semalam. Sekalian bawa Zayn,” jawab Alea.“Tapi besok aku harus ke Lampung, buat meninjau bisnis disana,” ujar Rafif.“Yah! Kan kita udah sepakat dari bulan lalu kalau besok kita ke Bandung,” ujar Alea kecewa.“Kamu ajak mama aja, mau gak?” usul Rafif.Dia ingat kalau dia sudah janji akan mengantar Alea ke Bandung untuk mengikuti acara reuni SMA, tetapi mendadak dia harus ke luar kota untuk urusan bisnisnya.“Emang boleh?” tanya Alea ragu.“Boleh sayang, nanti kalau sempat aku susul kalian ke Bandung, tapi kalau enggak kamu bisa kan pergi ke acara reuni sendiri?” tanya Rafif.“Kamu gak apa-apa kalau aku pergi sendiri?” tanya Alea lagi, mengingat Rafif begitu pencemburu.“Yaa, gak apa-apa. Tapi kamu gak boleh macam-macam disana!” ujar Rafif.“Aku? Mana berani!” sahut Alea.***Keesokan paginya Rafif mengantar Alea, Zayn dan mama ke stasiun kereta. Mere

  • Jodoh di Tangan Kakek   97. Bertemu Teman Lama

    “Mama!” suara Zayn terdengar memasuki kamar mereka.Rafif buru-buru melepaskan tautan diri mereka dan mempersilakan Alea untuk membasuh tubuhnya lebih dulu.“Ma!” panggil Zayn lagi.“Mama mandi sayang, sebentar ya!” sahut Alea dari dalam kamar mandi.Klek! Terdengar Zayn berusaha membuka pintu kamar mandi.Alea dan Rafif saling pandang, mereka lupa apakah tadi sudah menguncinya atau belum.Buru-buru Rafif berlari ke arah pintu dan menahan pintunya dari dalam. dia bersandar di pintu dengan gemuruh di dadanya, takut sekali perbuatannya di ketahui oleh putra sulungnya.“Ma, cepat!” teriak Zayn dari luar pintu sambil terus menggedor-gedornya.“Iya sayang! Zayn tunggu dikamar ya, sebentar lagi mama keluar,” jawab Alea sambil berteriak.Zayn menurut lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Alea.“Fiuh!” Alea dan Rafif kembali bernapas lega.“Kamu sih! Aku bilang juga apa, Zayn masih bangun, dia pasti nyari aku!” ujar Alea.“Hehe, habisnya kamu menggoda!” jawab Rafif mendekat dan kembali merai

  • Jodoh di Tangan Kakek   96. Surat Undangan

    Suatu siang, Rafif tengah datang ke kantor Alee’s.co, yang mana itu merupakan perusahaan Alea yang saat ini berada dibawah naungan Rafif.“Permisi pak,” ujar Nadia, resepsionis di kator Alea.“Ya,” jawab Rafif.“Ini ada surat yang ditujukan untuk bu Alea,” ujar Nadia.“Oke. Terima kasih,” sahut Rafif.Setelah Nadia pamit, Rafif buru-buru melihat surat itu.Ternyata surat itu berlogokan sekolah lama Alea di Bandung. Karena terlalu penasaran, Rafif buru-buru membukanya.“Reuni? Jadi apa yang di ucapkan Elang tempo hari bukan sebuah alasan?” gumam Rafif.Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, Rafif segera pulang ke rumah untuk memberitahukan pada Alea perihal undangan reuni yang diterima.“Sayang, ada surat buat kamu!” teriak Rafif dari ruang keluarga. Sementara Alea masih berada di lantai dua rumahnya.“Surat apa?” tanya Alea dari atas, dia hanya menunjukan kepalanya saja.“Sini turun!” ujar Rafif.Alea lalu bergegas menuruni tangga dengan setengah berlari.“Gak usah lari! Ka

  • Jodoh di Tangan Kakek   95. Api Cemburu

    Alea kembali ke rumah setelah sebelumnya mengantar mama pulang. Zayn telah tidur dengan nyaman di jok belakang.Sesampainya di rumah, Alea menggendong Zayn dan membawanya ke kamar tidur milik Zayn. Lalu setelahnya dia bergegas membersihkan diri di kamarnya.Hari sudah mulai sore, setelah selesai mandi Alea langsung masuk ke dalam walk in closet dan berpakaian.Saat keluar, Rafif telah menunggunya di kamar dengan raut muka marah. Keadaannya masih sama berantakannya seperti sebelumnya.Alea berjalan menuju meja rias tanpa menghiraukan keberadaan Rafif.“Kan aku sudah bilang, kamu tidak boleh bertemu dengannya kecuali kamu bersamaku!” Rafif mulai bicara dengan nada dingin.“Kenapa tadi malah dia yang antar kalian ke rumah sakit? Apa tidak cukup aku memberi peringatan?” tanya Rafif.Alea masih terpaku menatap dirinya di cermin, dia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“Alea, aku sedang bicara!” bentak Rafif saat merasa di abaikan oleh istrinya.Alea menaruh sisirnya kembali di mej

  • Jodoh di Tangan Kakek   94. Duri

    “Sial-an! Kalo bukan bos gue udah gue habisi itu Rafif!”Elang mengumpat di tempatnya tatkala Rafif menutup panggilan secara sepihak.“Gimana caranya gue bisa deketin Alea lagi?” gumamnya.Ya, Elang memang berniat mendekati Alea. Selain karena alasan Alea adalah mantan kekasihnya di masa SMA dulu, Elang juga melihat jika Alea kini telah sukses dengan kekayaan yang luar biasa.Makanya, dia berniat untuk mencoba memanfaatkan Alea.Sementara itu disisi Rafif, dia telah merasa jika Elang memiliki niat buruk untuk istrinya, makanya sejak awal Rafif tidak menyukai Alea yang begitu akrab dengan Elang meskipun bisa dibilang hubungan mereka sudah berakhir sangat lama.Sedangkan Alea merasa kehadiran Elang kembali dihidupnya bukanlah hal yang mengganggunya, sebab Alea sama sekali tidak berniat untuk kembali akrab dengan Elang, apalagi dia melihat Rafif yang begitu cemburu.“Aku berangkat dulu, awas kalau kamu sembunyiin sesuatu dariku lagi!” ancam Rafif.“Iya sayang, gak akan,” jawab Alea lalu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status