Terikat Kontrak

Terikat Kontrak

Oleh:  X ChaLvin  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
69Bab
11.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menikah bersama pria tampan dan kaya raya adalah impian semua wanita. Namun, bagaimana jika pernikahan itu tanpa didasari cinta? Indah Maharani terpaksa menikah dengan Dhananjaya Abraham yang dikenal pria tidak normal. Pernikahan terjadi atas kesepakatan yang tertulis di sebuah kontrak. Dhananjaya bersedia membiayai pengobatan ayah Indah di rumah sakit yang memerlukan biaya tidak sedikit, sedangkan Indah diharuskan melahirkan keturunan Abraham. Sungkan, hanya itu yang Indah rasakan terhadap suaminya sendiri. Saking tidak percayanya memiliki suami sehebat Dhananjaya, Indah menganggap pria itu adalah majikannya dan bukan suami. Tipikal wanita yang sangat pemalu dan sungkan, Indahlah orangnya. Terlebih lagi keluarga Abraham memperlakukannya dengan tidak hormat karena Indah berasal dari pedesaan dan dibesarkan di keluarga tak mampu. Namun, siapa sangka Dhananjaya yang akan melindungi Indah dari keluarganya sendiri suatu hari nanti?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Me Nana
ceritanya seru . ngak nyesel baca. syukur jay ama indah bertemu kembali dan bersama selamanya .
2023-11-20 00:13:10
0
user avatar
deni ariyanti
ceritanya sangat bagus...
2023-08-17 20:58:35
0
user avatar
Tiara Tiara
cerita pak Jay n Indah seru banget
2023-08-17 18:19:06
0
user avatar
Tiara Tiara
ketemu Indah'disini , keren
2023-02-09 14:32:51
0
user avatar
Devi Pratiwi
novel yg judul nya Hai, bapa muda knp gx d post dsni,
2022-12-16 21:47:06
1
69 Bab

Sebuah Rencana

“Pak, saya sudah melaksanakan apa yang Anda perintahkan.” Hendra menyampaikan pesan kepada majikannya. Pria berwujud setengah dewa itu bergeming beberapa saat. Mata elangnya tetap tertuju pada layar laptop di hadapannya seolah tidak mendengar ucapan Hendra. Wajah datar andalannya tak pernah berubah di berbagai situasi, tetap menakutkan sekalipun pria itu tidak dalam keadaan marah. Dhananjaya Abraham, si pemilik aura mematikan bagi siapa pun meski hanya mendengar namanya saja. “Siapkan keperluan akad untuk lusa.” Dhananjaya memberikan perintah baru. “Lusa, Pak?” Hendra ingin memastikan pendengarannya. Sepertinya ia sedang bermimpi, bagaimana bisa menyiapkan pernikahan dalam waktu secepat itu. “Ya.” Dhananjaya mengangguk singkat. “Tanpa resepsi?” Hendra tampak tak percaya, melongo seperti orang bodoh. Dhananjaya mengangkat wajahnya, menatap orang kepercayaannya yang sedang memasang wajah konyol. “Apa gunanya resepsi? Aku hanya butuh bayi, bukan istri!” “Ya, tapi—” “Di mana dia?”
Baca selengkapnya

Keputusan Dhananjaya

“Ayah, Ibu, aku ingin mengumumkan sesuatu malam ini.” Dhananjaya menatap kedua orang tuanya silih berganti. “Lusa, aku akan menikah,” ucapnya santai. “Apa? Jay, sejak kapan kamu bercanda seperti ini? Tidak lucu!” Basuki jelas tak percaya, menggelengkan kepalanya dengan kesal. “Aku tidak bercanda. Calon istriku sudah ada di rumah ini,” sanggah Dhananjaya tegas, nadanya terdengar menantang untuk membuktikan ucapannya. “Apa? Siapa dia?” Maria tercengang, menoleh ke sembarang arah seolah mencari sosok wanita yang putranya maksud. “Aku umumkan, aku tidak mau mendengar penolakan dari Ayah dan Ibu perihal perempuan yang akan aku nikahi. Siapa pun dia, keluarganya, kastanya, aku tidak peduli dan aku mau kalian setuju dengan keputusanku.” Suara Dhananjaya begitu menggema bagi telinga siapa pun. Namun, orang tuanya tahu bagaimana sikap Dhananjaya terhadap wanita. Tak mungkin pria itu ingin menikah secara tiba-tiba seperti ini. Jika memang itu yang diinginkan Dhananjaya, permasalahannya kini
Baca selengkapnya

Kehidupan Baru

Duduk tepat di hadapan seorang penghulu, Dhananjaya mengucapkan sumpah pernikahan dengan tegas tanpa adanya keraguan. Indah ada di sampingnya, berpakaian serba putih yang sederhana namun cantik. Kepalanya menunduk sejak kehadirannya, tak berani bertatap muka dengan siapa pun, termasuk dengan Dhananjaya yang kini sudah menjadi suaminya secara agama. Semua keluarga yang hadir tampak biasa saja, tidak ada raut senang atas pernikahan yang terjadi. Bahkan, mengucapkan kata 'sah' saja terdengar sangat pelan dan terpaksa. Namun, Sanjaya yang juga hadir dan melihat sendiri proses ijab qabul yang dilakukan oleh cucu tersayangnya, tidak merasa keberatan dengan siapa cucunya itu menikah. Pernikahan Dhananjaya dan Indah tidak dilakukan di sebuah masjid apalagi hotel mewah, melainkan di rumah Basuki Abraham. Hanya keluarga besar yang hadir, tidak ada satu pun orang luar kecuali penghulu dan satu rekannya. Ya, sesederhana itu pernikahan seorang pebisnis besar dari keluarga Abraham. “Maria, apa ka
Baca selengkapnya

Pertemuan Pertama dan Terakhir

“Heh! Siapa yang mengizinkanmu turun? Dasar tak tahu malu! Berani-beraninya memperlihatkan wajahmu yang menjijikkan itu!” Seorang wanita berteriak nyaring saat Indah menginjakkan kakinya di lantai dasar. Ketika Indah memutar tubuhnya guna mengetahui siapa wanita yang meneriakinya, wanita itu langsung memalingkan wajah ke arah lain, tak ingin melihat wajah Indah. Ia pun meraung sangat keras, “Alda!” Alda yang dipanggil, langsung berlari menghampirinya. “Nyonya Maria memanggilku?” tanyanya sopan. “Beritahu dia, jangan pernah memperlihatkan wajahnya di depanku!” bentak wanita itu, Maria, menjentikkan ibu jarinya ke arah Indah. “Baik, Nyonya.” Alda mengangguk cepat. Indah yang masih berdiri di tempatnya, tentu dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Maria. Tanpa menunggu Alda menghampirinya, ia sudah sadar diri. Ia pun melangkah pelan menuju anak tangga, berniat kembali ke lantai tiga. “Indah.” Alda mengikuti Indah. Namun, wanita itu tak meresponsnya dan terus melangkah. “Ap
Baca selengkapnya

Hamil

“Indah, Pak Jay baru saja pulang. Beliau memanggilmu.” Alda menggoyahkan lengan Indah cukup kasar, membangunkan wanita itu yang sudah terlelap di jam satu malam. Indah terbangun. Tidurnya memang tidak nyenyak sehingga ia dapat sedikit mendengar apa yang dikatakan Alda. Namun, ia masih tidak percaya Dhananjaya akan memanggilnya selarut itu. “Tolong, aku sedang tidak enak badan.” Indah berkata sangat lirih, bahkan hampir tidak terdengar. “Aku tidak peduli. Apa kamu yakin ingin melihat Pak Jay menghukummu?” ancam Alda tanpa sungkan. “Tidak.” Indah menggeleng pelan, tak ingin mendapatkan amukan dari suaminya yang tidak berperasaan itu. Namun, rasa-rasanya Indah juga tidak dapat memaksakan diri. Saat ini, ia hanya ingin menjerit, menangis meminta pengertian dari siapa pun bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melakukan apa yang diinginkan sang suami. “Bersiap-siaplah,” titah Alda, lalu berbalik untuk pergi. “Aku benar-benar tidak bisa. Kepalaku sangat pusing.” Indah memohon, terdengar
Baca selengkapnya

Tidak Berubah

Benar dugaan dokter pribadi Abraham, kandungan Indah sangat lemah. Bahkan, dokter rumah sakit yang menangani Indah tidak yakin janinnya akan bertahan. Semua itu tergantung dengan Indah-nya. Banyak sekali aktivitas yang tidak diperbolehkan, makanan yang harus dikonsumsi dengan sangat teliti, juga lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang dimaksud dokter adalah lingkungan keluarga. Indah tidak boleh merasa tertekan. Artinya, baik Dhananjaya selaku suaminya ataupun orang lain yang berada di rumah, harus ikut menjaga kandungannya. Kebanyakan wanita akan mudah sensitif di saat mengandung. Bukan hanya itu, untuk berhubungan suami istri, dokter juga memberi pesan agar melakukannya dengan sangat hati-hati. “Jay?” Seseorang memanggil Dhananjaya saat hendak keluar dari rumah sakit. Sontak, Dhananjaya dan Indah menghentikan langkahnya, menoleh ke asal suara yang menampilkan seorang pria berpakaian dokter. Pria itu tersenyum ramah sambil menghampiri, jauh berbeda dari wajah Dhananjaya yang tet
Baca selengkapnya

Hilang?

Indah merasa sangat jenuh berada di dalam kamarnya tanpa melakukan apa pun. Alda sering kali memperingatinya agar tidak keluar dari kamar. Namun, hari ini ia memberanikan diri untuk keluar dari sarangnya. Suasana sepi, menandakan Dhananjaya yang menguasai lantai tiga sedang tidak ada di rumah. Indah lega, tidak akan takut ketahuan salah satu pengawal pribadi suaminya. Langkahnya yang tanpa tujuan, menyusuri satu lorong yang tampak sangat sepi. Di ujung lorong tersebut, ada satu pintu berukuran sangat besar yang terbuat dari kayu jati. Menerka-nerka luas bangunan, Indah takut akan tersesat. Demi apa pun, ia tidak pernah membayangkan rumah itu akan seluas yang sedang ditelusurinya saat ini. Tepat di depan pintu berwarna coklat, Indah menyentuh knop pintu, lalu sedikit mendorongnya hingga ia dapat mengintip ke dalam. Matanya terbelalak dengan sempurna saat melihat buku-buku besar, berjejer sangat rapi di atas rak. Indah yang memang suka membaca, sangat tertarik untuk membaca buku-buku
Baca selengkapnya

Masalah Kecil Yang Menjadi Besar

“Alda! Bantu cari buku yang kemarin ketinggalan di perpustakaan!” Jasmin berdiri tak jauh dari kamar Indah, berteriak ke arah lantai dasar. Suara Jasmin begitu menggema hingga dapat terdengar oleh siapa pun. Beberapa pelayan yang sedang berkumpul di lantai dasar, saling menatap satu sama lain. Namun, hanya Alda yang berani menemui anggota keluarga. Untuk itu, ia bergegas pergi ke lantai atas. “Nona, apa yang bisa kubantu?” tanya Alda ketika kakinya terus mengejar langkah Jasmin. “Bantu cari bukuku yang ketinggalan di perpustakaan,” titah Jasmin tanpa menatap lawan bicaranya. “Baik, Nona.” Alda mengangguk sopan walau Jasmin tidak melihatnya. Indah berdiri di balik pintu kamarnya, mendengar suara Jasmin yang begitu tidak sabaran untuk menemukan bukunya. Sepertinya wanita itu sedang membutuhkan buku itu secepatnya. Judul bukunya memang tidak disebutkan, tapi Indah yakin, yang dicarinya pasti buku yang sedang ia baca. Ingin mengembalikan buku itu, tapi ia pun takut akan makian Alda a
Baca selengkapnya

Perubahan Kecil

Sudah satu minggu Indah kembali ke rumah Abraham. Suasananya begitu canggung, lebih-lebih saat pertama kali menginjakkan kakinya di sana. Tidak ada keberanian sedikit pun untuk keluar dari kamar, ia selalu mengurung diri seperti kebiasaannya. Tidak ada yang menemani, kesepian melanda hatinya. Dhananjaya tak pernah menemuinya entah itu menjenguk, ataupun memintanya untuk menghadap.Entah apa yang direncanakan takdir untuknya, Indah merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi. Mendiami sebuah rumah tanpa berinteraksi dengan sesama manusia, siapa yang akan tahan akan hal itu? Namun, lagi-lagi Indah hanya bisa pasrah. Dalam keterpurukannya, ia tak pernah meninggalkan kewajibannya untuk bersembahyang.Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Indah menatap ke asal suara secara spontan. Aneh, biasanya para pelayan akan langsung masuk dengan tidak sopannya, tanpa permisi apalagi sekadar mengetuk pintu. Siapa yang ingin bertemu dengannya? Merasa penasaran, Indah berjalan ke arah pintu untuk membuk
Baca selengkapnya

Panggilan Tuan Besar

Sudah hampir satu bulan Dhananjaya tidak menemui Indah di kamarnya ataupun meminta wanita itu untuk menghadap. Terakhir bertemu yaitu saat di rumah sakit, saat sang istri mengalami keguguran. Padahal, Indah sangat ingin bertemu dengan pria kaku itu. Salahkah jika Indah merindukan suaminya sendiri? Ia selalu berdiri di dekat pintu, membuka pintu kamarnya hingga memberikan celah agar dapat melihat Dhananjaya dari kejauhan saat pria itu akan pergi atau pulang. Sosok tampan yang terlihat sangat perkasa itu mampu membuat hati Indah berseri-seri. Bagaimana tidak? Indah tidak pernah bermimpi sedikit pun untuk memiliki suami setampan dan sekaya Dhananjaya. Sekarang, pria yang digilai banyak wanita itu telah menjadi suaminya secara resmi. Namun, Indah selalu merasa dirinya sangat kecil, ia tak menganggap Dhananjaya sebagaimana sebagai suami melainkan majikannya. Tidak perlu dijelaskan, ia merasa sangat sungkan pada suaminya sendiri. “Indah, bersiaplah. Pak Jay memintamu untuk ke rumah Tuan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status