Sisil adalah seorang perempuan yang selalu di remehkan oleh keluarga besar nya, mereka mengira Sisil bekerja di kota sebagai pembantu, padahal Sisil di kota sudah menjadi orang sukses
Lihat lebih banyak"Mama, ngapain mama disini? Ayo kerumahku!" Tiba-tiba saja susi datang ter pogoh-pogoh dan mengajak calon ibu mertuanya, Entah dari mana Susi mengetahui bahwa calon ibu mertuanya datang. "Gak, saya ke sini cuma mau ngasih peringatan saja kepadamu, jangan pernah mendekati anak saya lagi, putuskan saja hubungan mu dengan Raka, Bu, tolong jaga anak ibu jangan sampai kegatelan sama Raka! jadi perempuan Kok tukang nyamperin laki-laki sih," ucap ibunya kakak sambil menatap Bibi Santi dan juga Susi dengan tatapan merendahkan. "heh bu, jadi orang punya mulut itu sedikit di rem, mana ada anak saya kegatelan pada anak kamu, yang ada anak Kamu yang nyamperin susi kesini, anak saya itu cantik dan bisa mendapatkan yang lebih dari anak kamu," jawab Bibi Santi dengan ucapan yang tak kalah tajam, bahkan tatapan mereka berdua sama-sama seperti ingin menerkam. "halah, Meskipun begitu tetap saja derajat ekonomi keluarga kami jauh lebih rendah dibanding ekonomi keluarga kami, jadi orang miskin seperti
Saat orang itu membuka kaca mobil, ternyata itu Susi. "Hahah emang siapa yang lagi lomba sama kamu?" Terlihat juga ada seorang pria cukup tampan di kursi kemudi, pria itu terlihat begitu sombong terlihat dari mimik wajahnya. "halah, Bilang aja kalau kamu panas aku punya pacar tampan dan juga kaya raya, nggak kayak kamu di umur segini masih aja jomblo," setelah mengucapkan hal itu , Susi pun langsung melirikku dengan sinis lalu menyuruh pria itu untuk melajukan mobil nya.aku hanya menghela nafas melihat kelakuan Susi, ngakunya gaya perkotaan tapi perilakunya seperti orang kampung yang baru naik mobil. "Sil, kenapa kamu beli barang elektronik sekarang? Padahal nanti saja kalau misalkan renovasi sudah selesai, sayang nanti banyak kena debu bangunan," betul apa yang diucapkan oleh bapak, Aku sama sekali tidak terpikir ke hal itu."Iya pak maaf, Sisil ga kefikiran, terus gimana dong?" Tanyaku."Gimana kalau barang-barang elektronik kita, dititipkan saja ke rumah teh Jeni atau Adit? uja
Tapi sebelum kita berbicara tentang hal ini, Mak mau minta oleh-oleh dong yang kamu bawa dari Jakarta heheh, gaada oleh-oleh gaada gosip pokonya!" pinta nya padaku, aku pun menghela nafas panjang dan mengangguk. "Iya-iya Mak, nanti mak aku kasih oleh-oleh!" aku pun setuju dengan permintaan Mak Romlah."Suami si Sintya, pergi dari sini, dia lebih memilih tinggal bersama istri keduanya dibanding dengan si Sintya!" ujar mak romlah dengan bibir maju beberapa senti ke depan, aku pun cukup kaget dengan gosip yang beredar. "Apa yang emak bicarakan ini benar?" selidiku pada Mak Romlah."Bener lah sil suer, kan saat suaminya si Sintya pergi, drama sekali, si Sintya nangis-nangis gamau di tinggalin, bahkan Sintya sudah di talak loh!" aku kaget melongo mendengar gosip Mak Romlah, padahal kan Sintya sedang hamil kok bisa-bisanya dia malah ditolak oleh suaminya. "Kasian si Sintya ya Mak, lagi hamil malah di talak!" jawabku jujur, karena aku sesama wanita, tentu aku bisa merasakan jika hal itu me
Brakkkkk"Kamu jangan bikin malu aku ya Jeni, apa kamu ga mikir hah? Kamu sedang minta-minta pada siapa? Apa kamu nggak salah minta sama keluarga miskin? kita itu keluarga terpandang, kamu jangan menurunkan harga diri suami!" Wak Komar datang memarahi istrinya, bahkan dia menggenggam erat dagu wak Jeni hingga is meringis kesakitan. "Bang, aku cuma memina oleh-oleh saja, apa salah meminta oleh-oleh pada saudara sendiri? lagian aku ga mohon mohon." jawab Wak Jeni dengan nada takut, bahkan aku bisa melihat bahwa tubuhnya bergetar. "Sudahlah, kenapa kalian jadi berantem di sini? Kalau teteh mau mengambil oleh-oleh, bawa secukupnya, jangan seenaknya saja, bener apa kata suami teteh, apa nggak malu minta minta pada keluarga miskin?" jawab bapak emosi, bapak terlihat tidak Terima di hina seperti itu oleh wak Komar. "Sudah ayo pulang sekarang, jangan kamu ambil apapun dari keluarga miskin ini, bukannya kita sudah sepakat bahwa kita tidak akan menganggap adikmu ini sebagai keluarga? Apa kam
(Apa bibi masih ingat ketika bibi kurban domba, bibi berusaha untuk selfie dengan domba, tapi malah kena seruduk, kampungan mana bibi dengan aku? Hahahah 🤣) balasku pada bibi Santi, aku ingat betul dengan kejadian itu, karena setelah itu bibi Santi memanggik emak untuk minta pijit gratis, tanpa bayaran sama sekali. Setelah itu aku mematikan data seluler ku, karena aku yakin mereka pasti akan tidak terima dengan balasanku, dan aku juga tidak ingin merusak mood karena meladeni orang gi-la seperti mereka. Acara makan malam pun selesai, akhirnya aku pulang ke rumah bersama dengan keluargaku, alhamdulillah hari ini aku bisa sedikit membahagiakan keluarga ku, 30 menit pun berlalu akhirnya kamipun sampai di rumah. "Kak, Lisa mau tidur sendiri ya!" ucap Lisa antusias, wajar saja adikku seperti itu karena di garut, ia tidak punya kamar sendiri. "Ya Lisa, banyak kamar kosong kok, mau tidur sama kakak juga nggak papa!" balasku seraya tersenyum. "Ngga ah bosen, kali-kali pengen tidur sendir
"Hahh mak, itu bukan seorang wanita, melainkan Septian, kebayang kalau Komar tau!" aku dan emak sama-sama terperanjat kaget melihat penampilan Septian sekarang, apalagi ditambah dia dengan seorang pria paruh baya, dan parah nya lagi mereka sedang bermesraan layaknya seorang kekasih."Emak nggak nyangka Septian separah itu, emak hanya penampilannya saja yang feminim, ternyata kelakuannya juga menyimpang!" ujar emak sembari terus menatap Septian dan pria paruh baya itu, tapi aku berbeda dengan emak, Aku sama sekali tidak kaget dengan perilaku Septian yang ternyata menyimpang, karena menurutku sebelum-sebelumnya juga sudah kelihatan bahwa dia menyimpang.Aku pun memikirkan hal yang sama dengan emak, kebayang kalau misalkan sampai bapaknya tahu Septian sudah separah itu, pasti Wak komar tidak akan segan-segan untuk menghabisi Septian."Emak sama Sisil liatin apa, bukanya dimakan malah liatin yang gajelas!" Bapak menegur kami yang saling berbincang sambil menatap Septian."Itu pak lihat, bu
teriak nya lantang, dasar manusia tidak punya adab, bisa-bisanya dia berbuat onar di tempat milik orang lain."Sebelum kamu mengatakan hal-hal yang jelek terhadapku, tolong kamu perhatikan kakakmu sendiri yang sekarang sedang mengandung sebelum menikah, ditambah lagi sekarang kan kakakmu akan mempunyai adik madu? Dan daripada kamu terlalu mengurusi hidupku, alangkah baiknya kamu juga berkaca daripada nantinya akan mengikuti jejak kakakmu!" ejeku pada Susi, sekali-kali aku harus menyadarkan anak ini agar tidak terlalu menilai kesalahan orang lain."Tidak usah membawa orang-orang yang tidak ada di sini!" teriak Susi lepas kendali, suaranya menggelegar ke mana-mana.Aku hanya tersenyum mencibir Mirna, lalu bergegas aku masuk kembali ke dalam gudang tanpa menghiraukan ucapannya sama sekali."Sus, Lo dari mana aja?" tanya rekan Susi."Dari kamar mandi, udah belum ayo cepetan!" protes Susi pada teman nya, sepertinya dia sudah tidak kuat berada di sini."Mbak sil ini, tolong hitung ya!" tern
Aku dan Susi sama-sama terkejut karena bertemu di sini, entah Susi yang akan menjadi reseller ku entah memang mereka join atau mungkin bisa jadi hanya salah satu temannya saja yang berniat join denganku."Kalian saling kenal?" tanya salah satu teman Susi, Aku tidak ingin bicara bahwa Susi ini adalah saudaraku."kami hanya mengenal sepintas saja, tidak terlalu kenal!" Jawabku acuh, terlihat Susi tidak menyangka dengan jawabanku, pantas saja semalam Septian datang ke rumahku minta tolong, ternyata kembarannya sedang ada di Jakarta toh."Kita mau ketemu owner nya bukan ketemu karyawan nya!" cibir Susi pongah."Saya owner nya, ada yang bisa saya bantu?" skak Matt, mulut Susi refleks menganga ketika mengetahui bahwa aku adalah owner di sini."Oh iyaa, saya Rena, sebenarnya yang ingin membuka usaha itu saya, kedua teman saya hanya mengantar saja!" oh pantesan, orang pemalas kayak Susi mana mau merintis usaha seperti ini, aku sangat tahu tabiat Susi yang pemalas.Lalu aku pun menjelaskan sec
Subuh-subuh terdengar suara bapak sedang melantunkan adzan di masjid yang tidak jauh dari rumah kami, aku, ibu dan Lisa pun segera menunaikan ibadah sholat subuh.Setelah itu ibu membuat sarapan untuk kami, karena kami akan segera pergi ke Jakarta."Pak, bapak enggak usah lagi kerja ke kebun ya, biarkan saja kebun bapak digarap oleh orang lain, hasilnya kan bisa dibagi 2," usulku pada bapak, Tak tega aku rasanya melihat bapak masih menggarap kebun."Kalau bapak nggak kerja, kasihan kamu sil, masa kamu mencari uang sendirian sedangkan bapak masih mampu," jawab bapak."Sisil sudah punya rencana pak, Sisil mau buatin bapak warung kelontong cukup besar di sini, sayang kan, lagian halaman rumah bapak kan luas, bisa kita manfaatkan," jawabku."Apa kamu punya modalnya Sil? Kalau misalkan memang tidak ada, jangan maksain," ahhh bapak."Ada kok pak, tenang aja sisil sudah mempersiapkan semuanya!" Setelah kami sarapan, ternyata mobil yang aku rental beserta sopirnya sudah berada di depan rumah
(Kita kayanya ga usah undang keluarga miskin ya, palingan juga kasih amplop sepuluh ribu tapi yang datang sekeluarga, belum lagi makan nya pada rakus karena dirumah nya biasa makan nasi garam hahaha) tiba-tiba Susi membuka percakapan di grup WhatsApp keluarga, Minggu depan kakak nya Susi, bernama Sintya menikah.(Lagi ngomongin siapa sih?) tanya Septian anak dari uwak Jeni, kakak nya bapak.(Ya siapa lagi kalo bukan keluarga miskin yang anak sulung nya pergi rantau tapi ga kaya-kaya) jawab Susi, dia adalah anak dari paman Adit.(Ohahahah, iya mending jangan di undang aja, malah jadi beban, belum lagi nanti mereka pasti bungkus banyak makanan) balas lagi Septian.Aku geram membaca grup WhatsApp keluarga besar, aku tau mereka sedang menyindir keluarga bapaku, mereka dengan santainya menggunjing keluargaku, sedangkan ada aku dan ke-2 adiku di grup itu, tapi mereka sama sekali tidak peduli.TingTing"Halo kak? Apa kakak sudah baca wa grup? Mereka menyindir kita kak!" adiku mengadu padaku...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen