Share

192. Gawat

Napas Qizha yang tersengal sudah tidak terdengar lagi. Dia mulai terlihat tenang. Wajahnya yang berpaling, kini menatap ke arah Qasam di atasnya.

“Qansha memang masih hidup, tapi bukan semata- mata karena keinginanku menyembunyikannya dari mama dan papa, mengertilah! Toh Qansha sekarang hidupnya dalam keadaan terjamin, dia baik-baik saja dan aku terus menjaganya,” ucap Qasam.

Prang!

Sebuah gelas terjatuh, pecah. Suara gaduh itu membuat Qasam dan Qizha sontak menoleh ke sumber suara.

Qasam menyingkir dari atas paha Qizha, sedangkan Qizha bangkit duduk.

Tampak Habiba berdiri di ambang pintu. Dia baru saja membawa segelas monuman sehat yang sengaja dibikin dengan tangannya sendiri, berniat akan menyerahkannya kepada Qizha. Namun, tanpa sengaja ia malah mendengar pembicaraan barusan.

“Apa katamu? Qansha masih hidup?” Habiba nyaris terlihat seperti patung dnegan membeku di tempat. Wajahnya memucat. Tubuhnya lemas.

“Mama?” Qasam tak bisa berkata- kata.

Lama Habiba terdiam, sampai akhi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
qizha kenapa bengong begitu sih? bukannya ikut pergi bersama qasam
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuuh.. kasian banget qasam.harus terusir dari rumah itu tanpa membawa apapun
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
la qizha gk ikut.. harusnya kemanapun suami pergi ya ikut dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status