Share

200. Untuk Qasam

“Fahri, katkan dimana Qasam?” desak Qizha tak sabar.

Fahri di sberang malah diam.

“Fahri, kenapa kamu diam? Ayo katakan dimana Qasam?” ulang Qizha makin tak sabar.

“Aku sebenarnya kesulitan mengatakan ini kepadamu melalui via telepon begini, itulah sebabnya aku minta supaya kamu menemuiku. Aku sendiri pun tidak punya banyak waktu untuk menggerakkan kendaraanku menuju ke tempatmu saat ini. klien sudah menungguku di kafe sekarang,” sebut Fahri.

“Sudahlah, tidak masalah bagiku kita bicara via telepon. Kamu hanya tinggal jelaskan saja kepadaku dimana dia,” desak Qizha lagi.

“Tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang berjalan di pingir jalan, dia berkaos putih, celana jeans dan rambut tanpa minyak. Lukanya tidak begitu parah, lututnya berdarah karena terantuk aspal. Tapi dia jadi pincang. Dialah Qasam,” jelas Fahri membuat hati Qizha nyeri.

“Lalu?” tanya Qizha lirih, snagat penasaran.

“Aku mengajak Qasam ke dokter, namun dia menolak. Dia mengatakan kalau dia baik- baik saja. Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
Fahri suka banget menggoda qizha
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
semoga alamat yang diberikan oleh fahri benar-benar tempat qasam berada
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
dulu pura2 jd preman sekarang bukan preman tp tmpilannya mirip seorang preman beneran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status