Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier

Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-22
Oleh:  Yuli Sutarni  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
231Bab
135.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Vinda adalah seorang wanita yang harus merasakan kepahitan diceraikan sang suami dengan alasan dirinya bukan wanita karier. Dia diceraikan setelah memiliki tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Tak ada pilihan lain, dia harus berjuang untuk ketiga anaknya yang tak memperoleh nafkah dari ayahnya yang langsung menikah lagi dengan wanita selingkuhannya. Di saat Vinda sudah mulai merasakan kebahagiaan dengan ketiga anaknya, muncul kembali keluarga mantan suami yang menginginkan salah satu anaknya karena ternyata istri baru mantan suaminya tidak bisa memberikan anak. Beruntung dia tak berjuang sendirian saat mempertahankan anaknya. Dia bertemu dengan laki-laki yang sangat pengertian dan menyayangi anak-anaknya yang bernama Rafli. Ternyata ujian tak berhenti disitu, wanita dari masa lalu suaminya mulai mengusik kehidupan bahagia Vinda dan Rafli. Bagaimana Vinda dan Rafli melewati semua ujian dalam kehidupan rumah tangga mereka? Baca selengkapnya kisah Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier ini.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

Kedatangan Keluarga Mantan Aku duduk menghadap suami istri yang duduk berdampingan. Sang suami menegakkan tubuhnya di atas sofa ruang tamuku. Matanya berkali-kali mengalihkan pandangannya denganku saat kami bertatapan tanpa sengaja. Tangan sang istri bergelayut di lengan suaminya, menegaskan dengan kuat posisinya saat ini. Wanita itu dengan begitu jelas menampakkan wajah tak sukanya padaku. Matanya melirik dengan pandangan sinis sekaligus merendahkanku. Beberapa kali dia mengeratkan jemari lentikknya pada lengan Sang suami. Aku tertawa dalam hati melihat tingkahnya yang seperti ketakutan kehilangan laki-laki di sampingnya. Sedangkan dua orang lagi, sepasang suami istri lanjut usia masing-masing duduk di kursi single di kanan dan kiriku. Sama dengan pasangan sebelumnya, tak ada raut ramah sama sekali dari air mukanya. Aneh, padahal merekalah yang datang sendiri kemari tanpa kuundanh. Bahkan jika aku mau, sudah kuusir kedua pasang manusia yang sudah menorehkan luka begitu dalam di da

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ziean Zabìan Zanaya
ini yg aku cari2 akhir ea ketemu juga .........
2023-07-14 15:36:29
0
user avatar
Hanif Fikar
basmi pelakor..
2022-12-02 10:23:33
1
user avatar
Mblee Duos
salam kenal dari aku yang pemula kak...... semangat nulisnya ya kak... saling support juga yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI......
2022-11-24 17:10:33
0
user avatar
Kom Komala
Hantam si Soraya......
2022-09-24 16:41:57
1
user avatar
Wiwit Sunarti
gak rugi koin abis yg penting cerita nya seru, jgn lama2 up nya ya thor di tunggu lanjutannya
2022-09-14 16:28:20
1
user avatar
Amy Widiastuti
keren,tapiharus menunggu gratisan ...
2022-09-13 11:01:21
1
user avatar
Asda Witah busrin
lanjuuuut, semangat
2022-09-10 11:53:59
1
user avatar
miss calla
Semangat thor, ditunggu upnya
2022-09-06 17:48:02
1
231 Bab

Bab 1

Kedatangan Keluarga Mantan Aku duduk menghadap suami istri yang duduk berdampingan. Sang suami menegakkan tubuhnya di atas sofa ruang tamuku. Matanya berkali-kali mengalihkan pandangannya denganku saat kami bertatapan tanpa sengaja. Tangan sang istri bergelayut di lengan suaminya, menegaskan dengan kuat posisinya saat ini. Wanita itu dengan begitu jelas menampakkan wajah tak sukanya padaku. Matanya melirik dengan pandangan sinis sekaligus merendahkanku. Beberapa kali dia mengeratkan jemari lentikknya pada lengan Sang suami. Aku tertawa dalam hati melihat tingkahnya yang seperti ketakutan kehilangan laki-laki di sampingnya. Sedangkan dua orang lagi, sepasang suami istri lanjut usia masing-masing duduk di kursi single di kanan dan kiriku. Sama dengan pasangan sebelumnya, tak ada raut ramah sama sekali dari air mukanya. Aneh, padahal merekalah yang datang sendiri kemari tanpa kuundanh. Bahkan jika aku mau, sudah kuusir kedua pasang manusia yang sudah menorehkan luka begitu dalam di da
Baca selengkapnya

Bab 2

FlashbackTolong, Mas. Jangan lakukan ini. Kumohon. Ingat anak kita masih kecil-kecil, tolong Mas! Dan Zoya kau lihat, dia anak perempuan yang kita tunggu-tunggu kehadirannya." Berkali-kali aku hampir terjungkal saat tangan kekar Mas Galih mendorong tubuhku di depan rumah. Tak ada kelembutan sama sekali yang tersisa dari laki-laki itu. Zayn dan Ziyan memegang bajuku begitu erat. Hanya tangisan tertahan satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan. Anak kembarku ketakutan melihat ayahnya berbuat sekasar itu padaku. Selama kurang lebih enam tahun pernikahan kami, Mas Galih tidak pernah berkata kasar sedikit pun. Apalagi main tangan seperti ini. Entah iblis apa yang merasukinya hingga sekarang dia tega berbuat sekasar itu padaku. Bahkan dia lupa fisikku masih lemah setelah berhari-hari didera mastitis hebat. Beruntung tak ada tindakan pembedahan seperti kasus mastitis yang sering kudengar. " Sudah kubilang, Vinda. Kita sudah tidak cocok. Aku bosan sekali berumah tangga denganmu. Orang tua
Baca selengkapnya

Bab 3

Surat dari Pengadilan Empat bulan pasca kepulanganku ke rumah kedua orang tuaku aku menerima sebuah surat dari pengadilan. Bisa ditebak, isinya adalah surat cerai yang menjadi keinginan Mas Galih dan keluarganya. Kuremas surat bersampul coklat itu. Hatiku mendidih membayangkan betapa puasnya mantan suamiku beserta kedua orang tuanya. Rasa sakit menjalar hatiku saat kubayangkan manusia-manusia itu pasti tengah bersorak merayakan kemenangan mereka. Belum sah putusan dari pengadilan saja sudah membuat laki-laki itu abai dengan kewajibannya. Bahkan selama empat bulan ini Mas Galih tidak memberi uang sepeser pun untuk biaya hidup kami. Padahal dia sangat tahu kebutuhan apa yang rutin dikeluarkan untuk anak-anak kami. Selalu saja ada alasan saat aku terang-terangan meminta uang susu dan diapers untuk anaknya. Beruntung ayah dan ibuku mengetahui kesulitanku hingga mereka dengan senang hati membiayai seluruh kebutuhan kami berempat. Jangan tanya dimana rasa malu kusembunyikan. Aku benar-b
Baca selengkapnya

Bab 4

Penjualan RumahBohong sekali jika aku bisa langsung kuat dan tegar menghadapi perceraian ini. Kehilangan separuh jiwa tentu bukan perkara mudah. Apalagi satu-satunya kesalahanku hanya karena tak memiliki karir. Setidaknya itulah yang selama ini mereka dengung-dengungkan. Tentu saja ada alasan lain yang sengaja mereka buat demi secepatnya mendepakku dari kehidupan mereka. Yang jelas kini aku tak punya tempat untuk berbagi rasa. Entah pada siapa aku menggantungkan hidup nantinya. Apalagi setiap melihat ketiga anakku terlelap tidur aku tak mampu membendung air mataku. Aku sangat khawatir dengan kelangsungan hidup mereka selanjutnya. Bagaimana hidup kami berempat tanpa adanya penghasilan?Bahkan Mas Galih sengaja abai dengan kewajibannya. Belum juga kami resmi berpisah, Mas Galih sudah tak pernah memberi nafkah untuk anak-anaknya.Bukan tidak pernah aku mengingatkan kewajibannya baik melalui pesan whatsapp maupun mendatangi langsung rumah tempat kami pernah menjadi keluarga bahagia. Aku
Baca selengkapnya

Bab 5

Langkah Baru VindaUsahaku untuk berdamai dengan keadaan bukan tanpa halangan. Sering sekali aku merasa putus asa dan kembali menyalahkan keadaan. Berkali-kali pula kusalahkan diri sendiri yang terlalu bodoh tidak mempersiapkan kemungkinan terburuk dalam berumah tangga. Tak jarang aku merutuki diri yang terlalu sibuk mengabdikan diri pada suami, mengurus segala keperluannya, belum lagi segala urusanku dengan anak-anak yang tidak ada habisnya. Mungkin aku terlalu sibuk dengan peranku sebagai ibu rumah tangga hingga tak bisa mencegah dari awal perselingkuhan suamiku dan Soraya. Aku terlalu percaya padanya yang tak akan mungkin berhianat melihat dari sikapnya selama ini. Apalagi mengingat perjuangan kami hingga menikah sangat tak mudah. Aku terlalu santai dan berpikir terlalu polos suamiku selamanya akan menjadi milikku seorang. Tetapi kini tak ada yang perlu disesali. Semuanya sudah menjadi jalan hidupku. Aku hanya menyalahkan diriku yang tak mempersiapkan finansialku dengan baik seh
Baca selengkapnya

BAB 6

Bab 6Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 6 )Memulai Perjuangan Rencanaku mendapat restu dari ibu. Tanpa banyak tanya Ibu langsung menyanggupi untuk meminjamiku modal. Aku benar-benar berniat meminjam, akan kukembalikan setelah usahaku memperoleh keuntungan. Tadinya dia bersikeras untuk memberikan cuma-cuma modal yang kuminta dan tentu saja kutolak. Tak banyak mendebat karena Ibu tahu bagaimana watak anaknya ini. "Kamu sekarang hanya punya keluarga dan anak-anak saja. Jadi mulai detik ini apapun yang kamu rasakan maka bagilah dengan kami."Kalimat ibu membuatku bungkam. Ada rasa sesal mengapa di usia senjanya justru harus kerepotan dengan masalah yang kuhadapi. Tetapi aku tak punya pilihan lain. Aku benar-benar harus merepotkannya kali ini. "Maaf, Bu. Tak seharusnya Ibu direpotkan oleh urusanku lagi. Seharusnya aku membahagiakan Ibu di usia yang senja ini. Vinda janji setelah ini tak akan merepotkan Ibu lagi," ucapku dengan menunduk. Pandanganku tertuju pada tangan keriput ibuku
Baca selengkapnya

BAB 7

Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier BAB 7Kuputuskan untuk mengabaikan pesan darinya. Tak ada waktu untukku mengurusi keluarga itu lagi. Kutata paper box di depanku ke dalam box plastik besar agar mudah membawanya menggunakan motorku. Aku juga memastikan semuanya aman agar bungkus maupun isi makanan yang kubawa tak akan bermasalah nantinya. Aku mencoba mengalihkan rasa kesalku dengan berpikir fokus pada pekerjaan di depanku. Tak boleh ada kesalahan atau kekurangan apalagi jika karena pengaruh wanita tak tahu diri itu. Biarlah. Aku ingin hidupku tenang dan tidak mudah terpancing dengannya. Masih ada anak-anak yang harus kuurusi. Dan tentunya itu lebih penting. Jangan sampai energiku yang pas-pasan ini justru terbuang sia-sia untuk Soraya. Ponselku berbunyi lagi. Kulirik sekilas. Sebuah inbox masuk lagi di aplikasi facebook. Masih dari Soraya. Kutarik napas perlahan. Bersiap aku membaca sesuatu yang pastinya membuatku sakit hati. [ Lihatlah. Bahkan saat kamu kesulitan memperoleh
Baca selengkapnya

BAB 8

Bab 8Diceraikan Karena Bukan wanita Karir ( 7 ) Bertemu Mantan Saat ini aku sudah tidak mau sibuk memikirkan hak atas penjualan rumah itu. Bahkan Mas Galih pun tidak bisa menunaikan keputusan pengadilan mengenai nafkah tiga juta untuk ketiga anaknya. Entah memang dilarang oleh Soraya, atau memang Mas Galih yang sudah tak peduli lagi dengan darah dagingnya. Setelah proses perceraian kami, dia hanya memberi uang lima ratus ribu. Itu pun karena adikku Tania memberikan ancaman akan memviralkan soal nafkah ini. Mas Galih terpaksa memberi uang pada Tania saat tak sengaja bertemu di restoran dekat kantor Tania. Gadis itu memang sangat pandai menekan orang lain. Apalagi Tania sudah tahu persis dengan permasalahan yang membelitku. Dia yang sangat sayang dengan ketiga keponakannya tak terima melihat ayah mereka melenggang menikmati kehidupan barunya dengan Soraya tanpa memikirkan anak-anak sama sekali. Aku bisa membayangkan bagaimana Tania mempermalukan pasangan itu di depan banyak orang.
Baca selengkapnya

BAB 9

BAB 9 Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier Bertemu Mantan (2)Aku mendorong troli dan melewati display susu di sebuah swalayan. Kuambil dua karton susu UHT untuk si kembar. Kualihkan langkah ke arah makanan bayi untuk Zoya. Beberapa dus pasta khusus untuk bayi kupindahkan ke troli di depanku. Aneka puff juga kuambil, mengingat gigi Zoya yang mulai tumbuh membuatnya sedang aktif-aktifnya menggigit sesuatu. Langkahku terhenti saat melihat sejoli mantan pasangan selingkuh itu tengah asyik bercanda sambil memilih snack ringan. Hatiku berdesir saat melihat barang belanjaan mereka yang kebanyakan bukan bahan makanan pokok. Hanya makanan-makanan ringan yang tentunya kalah penting dengan kebutuhan anak-anak. Kutegakkan tubuhku agar tak terlihat menyedihkan. Tak ada lagi duka yang harus diingat. Aku hanya butuh mental yang kuat agar tak terpancing emosi melihat ketidakadilan di sini. Aku berjalan dan pura-pura tak melihat mereka disini. "Wah… bisa belanja banyak juga ya?!" tanya Soraya d
Baca selengkapnya

BAB 10

Bab 10Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 8 )Mantan Ibu Mertua "Bagaimana mungkin kamu berani mempermalukan menantuku?" Mantan ibu mertuaku duduk di ruang tamu dengan pongah. Kakinya disilangkan dengan dagu diangkat cukup tinggi. Pandangannya yang menghakimi sama sekali tak menyurutkan mentalku. "Silahkan diminum tehnya, Bu." Aku mengalihkan pembicaraan dengan menawari teh yang sudah dibuat Mbak Mi. Bau teh yang wangi memenuhi ruang di rongga hidungku. Seharusnya wangi teh ini membuat rileks pikiran seseorang. Tetapi sepertinya sosok di depanku terlalu angkuh hingga tak mau menyentuhnya sama sekali. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Vinda! Aku peringatkan, jangan pernah mengusik kehidupan Soraya dan Galih. Seharusnya kamu menerima keadaan ini. Jangan bertingkah bar-bar. Aku tahu kalangan seperti kalian memang tak mendapatkan pelajaran unggah-ungguh dari keluarga. Tetapi bukan berarti kau bebas melakukan apapun. Jangan sampai yang kamu lalukan merugikan anak dan menantuku. Merek
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status